Awareness: Is (not) The Ending

By Ciciliaa03

17.6K 1.1K 79

-[COMPLETED] -[TAHAP REVISI] - BEBERAPA PART DI PRIVATE (TERMASUK ENDING, EPILOG, EXTRA PART MENGHINDARI CO... More

Prolog
1. New Class
2.Poetry
3. Doubtful
4. Do you love me?
5. Sympathy, Empathy or Love?
6.Consensus
7. It's the answer?
8. Darkness(1)
9. Darkness(2)
10. New Boyfriend
11. Give and Take
12. Jealous
13. Distance
14. bestfriEND?
15. Where Are you?
16. It's happiness?
17. bestfriEND, again?
18. Langit Jingga
19. Seleksi
20.Selingkuh?
21. OMG! My First Kiss!
22.Accident
23. Menyesal
25. Reality
26. Pemilik Hati
27. Goodbye
Epilog
EXTRA PART #1
EXTRA PART #2
About Sequel
XXX

24. The Car?

301 27 7
By Ciciliaa03

Hari ini Stevi bisa kembali melakukan aktivitasnya disekolah setelah satu pekan dia absen karena dirawat di rumah sakit selama empat hari dan tiga harinya ia habiskan untuk beristirahat di rumah. Dia rindu suasana kelas yang selalu ramai, rindu klub, rindu Ghina, dia juga rindu Seza. Seza tidak pernah menjenguknya, dia hanya selalu mengirimi sms atau chat di Line. Selebihnya, tidak ada.

Katanya ingin selalu ada buat dia? Tetapi giliran Stevi terpuruk pria itu seakan-akan menjauh dan sibuk dengan dunianya sendiri.

"Welcome back in class Stev!!" Peluk Ghina. Gadis ini sudah dua kali menjenguknya.

"Gue sedih banget masa!!! Uhh kalian bener-bener kayak ditakdirkan buat sehidup semati." Cerocosnya setelah melepas pelukan (persahabatan) itu.

Stevi terkekeh kecil, dia duduk dikursinya.

"Tapi sampai sekarang Nata belum sadar.." Kata Stevi lesu.

Operasinya memang lancar, tapi selama lima hari ini tidak ada perubahan dalam kondisi Nata, apakah itu perubahan membaik ataupun memburuk.

Ghina kembali memeluk Stevi dari samping, dia turut prihatin. Apalagi saat dia diceritakan proses kecelakaannya itu, mungkin jika dia diposisi Stevi, bunuh diri adalah jalan satu-satu nya agar terhindar dari depresi berat.

"Eh, omong-omong. Olimpiade kapan?" Tanya Ghina, pasalnya dia merasa olimpiade sangat dekat dan kondisi sahabatnya? Seperti ini.

"TIGA HARI LAGI MASA?! " Pekik Stevi tak percaya, dia baru tersadar.

Ghina pun sama tak percayanya, dia menggebrak meja dengan keras membuat seisi kelas hampir menatapnya.

"Eee..Eh sorry guys. Lanjutin aja aktivitas kalian."  Ghina tersenyum lebar, mereka mengangkat bahu dan kembali pada aktivitasnya sendiri. Stevi terkekeh melihat Ghina, dia pun malah tertawa lebih keras daripadanya.

"Stevi.." Panggil salah seorang,

"Menjauh dari gue." Balas Stevi dingin, ekspresi wajahnya pun dibuat sedatar mungkin. Bahkan dia tidak menatap lawan bicaranya.

"Maaf, gue salah." Ucapnya berharap bahwa Stevi memaafkan.

"Ya, lo emang salah. Sekarang menjauh dari kehidupan gue."  Jawab Stevi, dia tidak ingin memperpanjang obrolan dengan orang yang nggak penting.

"Maaf.." Permintaan maafnya kembali. Dia merasa keluh untuk mengatakan apapun selain maaf.

Stevi mendelik kesal kearah orang itu, "Maaf diterima. Silahkan pergi, Kenzo!" Ucapnya dengan penekanan disetiap kata.

Kenzo mengangguk, dia melangkahkan kaki berjalan ke tempat duduknya. Ghina melirik kearah Stevi.

"Apa?" Stevi bertanya dengan ketus.

"Dih kenapa jadi sensi?" Ghina bertanya balik karena sikap Stevi yang mendadak sensitif.

"Ah, udah!" Stevi mengusap wajahnya kasar, mencoba menenangkan suasana hatinya. Jika bertemu Kenzo dia mengingat kejadian mengerikan yang menimpa dirinya dengan Nata.

••

Stevi bersenandung kecil berjalan di koridor rumah sakit, sepulang klub dia akan menjenguk Nata. Kebetulan jam besuk sore pukul empat sore sampai pukul enam.

"Good Afternoon, Nata de coco.." Sapanya sembari menutup pelan pintu ruangan. Tidak ada balasan dari Nata, yang ada hanya suara teratur yang dikeluarkan oleh monitor EKG.

Ditariknya kursi samping kiri ranjang, "hfft. Kamu tahu? Bentar lagi olimpiade, kamu nggak mau bangun? Jahat banget ya, aku disini belajar mulu sedangkan kamu malah enak-enakan tidur." Keluhnya pada Nata yang mungkin tak dapat mendengar keluhan gadis itu.

"Kalo kamu belum mau bangun juga, doain aku ya semoga aku bisa nembus tingkat provinsi." Lanjutnya.

Digenggamnya tangan dingin milik Nata, "aku akan terus nunggu kamu bangun. Inget Nat masih banyak janji kamu yang belum terlaksana. Aku nggak suka orang yang ingkar janji." Ancam Stevi, dia menengok ke wajah tenang Nata yang bagian atasnya terbalut perban, serta oksigen yang menempel di hidungnya. Mata itu terus terpejam, tidak akan pernah tahu bahwa semua orang merindukannya.

Tanpa terasa, pintu terbuka dua orang masuk dan berdiri disamping Stevi.

"Gimana keadaan Nata?" Tanyanya pada Stevi.

Stevi melepaskan kembali genggamannya pada tangan dingin itu.

"Yah, masih sama." Jawab Stevi.

"Gue salut sama donat satu ini."

Stevi menyeritkan dahinya, menatap Vero meminta jawaban dari pernyataannya tadi.

"Sekenal kenalnya gue sama dia. Selama naik motor, dia nggak pernah lepas dari helmnya." Vero berkata demikian karena mereka sering bersama dan dia tidak pernah melihat Nata berkendara tidak memakai helm. Setidaknya jika Nata memakai helm kondisinya mungkin tidak separah ini.

Hati Stevi tersentak, dia merasa kalimat itu memojokkan dirinya. Secara tidak langsung, Vero mengatakan bahwa dirinya lah penyebab Nata masih terbaring disini. Jika saja Dia yang tidak memakai helm, mungkin Nata sekarang sudah sehat walafiat dan dirinya lah menggantikan posisi Nata terbaring di ranjang rumah sakit.

"Bego! Kenapa bilang gitu. Stevi jadi nangis tuh!" Ucap pria disebelahnya dengan memakai jersey yang sama.

"Sorry Stev, gue nggak bermaksud." Ucap Vero merasa bersalah lantaran dia tidak tahu mengapa Nata sampai tidak memakai helmnya.

Stevi menggeleng, dia mengusap air matanya dan menampakkan senyum.

Vero berbisik pada pria disebelahnya, kemudian mereka mengangguk bersama.

"Nata ngebut?" Tanya Dino, pria yang berada disebelah Vero.

"Nggak," jawab Stevi. Seingatnya pria itu tidak pernah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi selama dengan dirinya apalagi dalam kondisi hujan lebat.

"Kok bisa tiba-tiba nabrak mobil, apa kalian ditabrak? Jalan depan kompleks kalian kan sepi, apalagi hujan." Vero mencecar pernyataan-pernyataan yang terasa mengganjal di otaknya.

"Mobil itu mobil siapa? Kompleks lo ada cctv kan? Kenapa nggak lo periksa?" Vero berlanjut. Dia cocok jadi detektif.

Memang sejauh ini keluarga Nata dan Stevi tidak memikirkan pelakunya, yang terpenting Nata dan Stevi selamat dulu.

Stevi menghela napas, menatap Vero dengan tatapan sendunya. "Apa gue harus nginget kejadian itu lagi? Apa gue nggak boleh buat ngelupain kejadian itu?"

Vero langsung bungkam, dia berkata tidak pernah mengerti situasi dan kondisi.

Dino berbisik pada Vero, kemudian pria itu mengangguk angguk.

"Sorry tentang tadi Stev. Kita pulang dulu ya? Sorry nih bikin lo sedih." Ucap Vero pada akhirnya.

Stevi mengangguk, Dino dan Vero berjalan sambil kembali berbisik sampai keduanya tertelan daun pintu.

Seza cuyung : Nanti malem ada acara?

Itulah pop up Line yang diterima Stevi, dengan cepat Stevi mengetik balasannya.

Steviani F : Kosong

Seza cuyung : aku main kerumah kamu boleh?

Steviani F : boleh dong

Seza cuyung : oke see you

Stevi tak membalas, dia menyimpan handphonenya kembali. Yang dia rasakan sekarang adalah hubungan Seza dengannya semakin hambar, tidak ada rasa, bahkan terlalu kaku. Semuanya berawal dari Seza tidak menjenguknya, Seza yang tidak menjemputnya serta Seza yang terkesan menjaga jarak darinya.

"Aku pulang dulu Nat, cepat bangun." Ucap Stevi, dia mengecup ringan pelipis Nata, walaupun terdapat sedikit bekas luka tersisa disana.

••

Setibanya dirumah, Stevi segera bergegas untuk membersihkan diri. Seperti biasa rumahnya kosong, Fina yang sudah mulai sibuk di butiknya dan Tomi masih berada di Jogja. Stevi kecelakaan pun, dia tidak kembali.

Malam hari, sambil menunggu Seza datang. Stevi berjalan menuju balkon kamarnya, rumah Nata nampak ramai. Sepertinya, kerabat jauh datang untuk menjenguk pria itu.

Tak berapa lama sebuah mobil tak asing bagi Stevi berhenti didepan pagar rumahnya, dengan segera Stevi menuruni anak tangga untuk membukakan pagar rumahnya.

"Hallo babe.." Seza mengecup kening Stevi, mereka berjalan menuju sofa.

"Aku bawa film baru," Ucap Seza, dia menenteng ke angkasa plastik putih berisi macam-macam kaset film.

"Ah ya!! Aku akan bawa makanan ringan dulu.." Stevi berkata dengan antusias, dia berlari menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil beberapa snack, sesudah tangannya terpenuhi oleh makanan ringan dia berjalan menuju ruang tengah yang berada di samping ruang tamu, menyimpan semua makanan itu ke meja.

Seza berjalan menuju TV, memasukkan kasetnya kedalam DVD. Selagi loading, Seza berjalan duduk di samping Stevi.

"Suka?" Tanya Seza tersenyum.

"Sangat, karena aku suka nonton film!" Seru Stevi.

Seza mengangguk, dia merangkul bahu Stevi dengan tangan kirinya. Film mulai mereka play, adegan demi adegan terputar dilayar. Stevi sudah menguap beberapa kali, bahkan snack yang dimeja hanya tersisa bungkusnya saja.

"Akhirnyaa!!" Ucap Stevi, dia kembali menguap.

"Sebaiknya kamu tidur. Aku akan pulang." Pamit Seza.

"Kasetnya?" Stevi bertanya, melirik beberapa kaset yang masih tergeletak dimeja tidak di tempatnya.

"Disimpen aja disini." jawab Seza. Dia malas membawa pulang kasetnya karena sejujurnya dia tidak menyukai film, karena Stevi suka mau tak mau dia harus ikut menyukainya. Sekalian menghibur Stevi. Lama dia tidak bertemu dengan gadisnya itu.

Sesudah itu, Stevi mengantar pacarnya sampai depan pagar, Setelah berpamit Seza melesat bersama mobilnya. Pikiran Stevi ada yang ganjil mengenai Seza, namun dia tepis hal itu jauh-jauh. Dia tahu, Seza pasti tulus padanya. Dia sangat yakin itu karena selama ini Seza sangat baik padanya.

°°
Publish, 18 Mei 2016

Continue Reading

You'll Also Like

603 331 32
Sang berkharisma itu terlalu indah nan terang layaknya--rembulan dan matahari. Punggung itu terlalu jauh lagi sulit untuk Lana gapai, mata itu terlal...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
115K 4.8K 7
Gadis cantik bernama NK (nama panjang kamu) sedang menonton channel TV yang dibintangi oleh CJR!, kalian pasti tahu siapa CJR itu, yap. Boyband yang...
589K 27.8K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...