Cintaku Berawal dari Spa

By ghivanchristine

57.6K 284 9

Kayla, gadis pencinta spa menemukan kejutan tak terduga di sebuah spa. Ternyatan kejutan itu hanyalah awal da... More

Cintaku Berawal dari Spa
Spa Penuh Kejutan
Hari Baru Penuh Kejutan
Part 4
Untitled Part 6

Aku Jatuh Cinta ?

3.9K 52 5
By ghivanchristine


Hola hola, author lagi semangat nih. Makanya part 5 langsung dikebut. Tapi, alurnya agak aneh tidak ya? Maklum, author masih pemula. Baru belajar. Tidak panjang lebar lagi, enjoy part 5 and don't forget your inputs and comments.

Sudah beberapa menit, Andro berdiri di depan meja Kayla. Sementara si empunya meja, tampak larut dengan pekerjaannya, menghitung, mengetik sambil sesekali membolak balik setumpuk berkas di atas mejanya. Tangan Kayla dengan lincahnya menari-nari di atas kalkulator dan keyboard komputer. Tak sedetik pun, matanya lepas dari angka-angka yang tersusun rapi dalam tabel yang terpampang di layar komputernya.

Andro melirik 'Tag Heuer' di pergelangan tangan kirinya. Sudah lima menit dia berdiri di hadapan Kayla, dan tak sedetik pun, gadis itu menyadari kehadirannya. Melihat kesibukannya, Andro enggan menganggunya. Terlebih selama beberapa minggu terkahir ini, dirinya sudah cukup merepotkan Kayla. Sebagai pendatang baru di perusahaan ini, banyak hal yang harus dipelajari Andro. Mulai dari struktur organisasi, strategi pemasaran hingga seluk beluk keuangan, harus bisa dipahaminya. Yang paling ingin dipahami Andro adalah strategi pemasaran dan kondisi keuangan. Untuk itulah, sang supervisor bagian keuangan mendapat pekerjaan tambahan, memberikan kursus singkat pada direktur baru. Pak Dicky memang telah mendelegasikan tugas tersebut pada Kayla, karena beliau menangani hal-hal lain yang lebih penting.

Lima menit lagi dan telah berlalu dan tidak ada tanda-tanda, Kayla akan mengurangi kesibukannya. Kalau begini terus, Andri bisa berdiri terus seperti anak SD yang distrap.

"Ehem..." dehaman Andro tidak cukup menarik perhatian Kayla.
"Ehem, ehem." Sedikit keras, Andro berdehem lagi, tetap saja tidak ada tanda-tanda, Kayla akan mengalihkan tatapannya dari layar komputer di hadapannya.

Andro memutuskan melangkah mendekati meja Kayla dan berhenti persis di belakang kursi Kayla.
"Kayla..." panggilnya.
Ajaib, panggilan pelannya membuat Kayla terlompat dari kursinya. Ekspresi terkejut terlihat jelas di wajahnya.

"Sorry...aku tak bermaksud mengejutkamu." Andro merasa bersalah. Tangan Andro lekas meraih segelas air di atas meja Kayla dan menyodorkannya pada Kayla, "Ini, minumlah dulu, biar hilang rasa terkejutmu."
Kayla menarik pelan-pelan, mengambil gelas di hadapannya dan meneguknya perlahan.
"Sudah lebih baik? Maaf, aku benar-benar tidak bermaksud mengejutkanmu."
Kayla menggeleng, "Maaf, Pak. Bukan salah bapak."

Melihat wajah Kayla sudah lebih membaik, Andro menghela napas lega.
"Pak Andro, ada apa mencari saya?"
"Ada yang perlu saya tanyakan berkaitan dengan pengeluaran besar yang dilakukan perusahaan di beberapa bulan yang lalu." Andro mengulurkan berkas di tangannya. "Sudah saya tandai bagian yang ingin saya tanyakan."

Kayla memeriksa berkas tersebut, "Saya akan siapkan catatannya. Nanti saya akan antar ke ruangan bapak."

Andro melirik tumpukan berkas di meja. "Kamu sedang mengerjakan apa?"
"Membuat laporan keuangan dan neraca bulanan."
Ah, sudah mendekati akhir bulan, tentu saja bagian keuangan akan super sibuk. "Kalau begitu, kerjakan saja dulu laporanmu. Kalau sudah selesai baru siapkan catatan untuk saya. Take your time."
"Terima kasih, Pak. Saya usahakan secepatnya."

***************************
Pagi ini, suasana kantor "PT Gema Nusa" terlihat santai. Terutama para staff akunting yang sudah berwajah ceria, tidak lagi suntuk dan sembab karena sibuk memelototi angka, menghitung dan memasukkannya dalam tabel tabel hingga menjadi suatu laporan terperinci. Kemarin, kesibukan akhir bulan berakhir.

Andro berjalan mendekati cubicle Kayla. Dengan selesainya laporan keuangan, mungkin dia bisa menanyakan apakah data yang dimintanya bisa segera disiapkan. Cubicle Kayla kosong. Andro melangkah memasuki cubicle tersebut, melihat apakah ada tas di atas meja, blazer atau jaket yang disampirkan di kursi. Tidak ada. Ruangan itu kosong. Tidak ada tanda keberadaan penghuninya. Apakah Kayla belum datang. Andro melirik jam weker kecil berwarna merah  di meja Kayla. Jam 9.20. Dua puluh menit berlalu dari jam masuk kantor. Tidak mungkin, Kayla terlambat. Dia tidak pernah terlambat. Apa dia ada meeting dengan Pak Dicky ? Ah tidak, sepengetahuannya,  hari ini Pak Dicky dan ayahnya akan bertemu dengan seseorang, berkaitan dengan urusan kantor. Tadi sebelum berangkat ke kantor, Andro bertemu Pak Dicky di rumah. Tampaknya ada hal penting yang akan dibahas mereka berdua. Apakah Kayla sakit ?

"Pak Andro?"
Suara wanita yang memanggil namanya,membuat Andro berbalik menghadap arah suara tersebut. Alih-alih mendapati pemilik cubicle, dia melihat Meili, staff akunting, yang berdiri di depan cubicle.

"Data yang Bapak minta, sudah disiapkan. Mbak Kayla meminta saya menyerahkannya pada Bapak."

Beberapa map berwarna biru terlihat dalam dekapan Meili.
"Ya, terima kasih,Meili. Boleh dibawa ke ruangan saya?"
"Baik, Pak"

"Jadi ini semua data yang saya minta?"
"Ya, Pak. Ini semuanya. Kalau ada yang ingin diperjelas, Bapak bisa menanyakan pada saya."
"Baiklah. Saya akan periksa dulu. Terima kasih, Meili."
"Sama-sama, Pak."

"Meili !" Suara Andro menahan langkah Meili yang baru saja hendak melangkah keluar.
"Ya, Pak."
"Apakah kamu tahu di mana Kayla hari ini?"
"Mbak Kayla cuti, Pak."
"Cuti?"
"Ya, Pak. Cuti lima hari, dimulai dari hari ini."
Dahi Andro berkerut, "Cuti." gumamnya pelan. "Cuti untuk apa?"
"Maaf,saya tidak tahu, Pak."
"Kayla tidak memberitahu kamu?"
"Tidak, Pak. Saya hanya tahu, Mbak Kayla cuti lima hari."
"Terima kasih, Meili."

Cuti, cuti. Ada apa gerangan. Kenapa Kayla minta cuti? Apakah dia kesal sering kali.harus membagi menu makan siangnya dengan Andro. Jengkel setiap kali, Andro dengan bebasnya mengambil satu atau dua perkedel atau bakwan buatannya. Tentu saja, Kayla tidak bisa protes. Andro atasannya. Memprotes Andro berarti menyalakan lampu hijau pemecatan dirinya. Ah, tapi Andro juga keterlaluan. Masa atasan memalak bawahan. Benar-benar tak bermoral. Tapi, mengambil sedikit lauk kan tidak akan membuatnya kelaparan. Lagipula tidak setiap hari. Kadang-kadang, Andro juga membawa buah atau memesan kopi untuk mood booster mereka di sore hari. Tapi, kenapa Kayla tidak memberitahunya? Apakah dia marah? Jengkel? Atau jangan-jangan dia mau resign.

Seharian itu, pikiran Andro terasa berat. Bukan karena pekerjaannya, lebih tepatnya memikirkan Kayla. Seharian ini ada banyak sekali urusan kantor yang menantinya. Untunglah menjelang sore, selesai semua pekerjaannya. Andro ingin relax sejenak, ditemani segelas teh hangat.
Pantry dipenuhi beberapa karyawan wanita yang sedang menyeduh kopi atau teh sambil bergosip. Melihat sosok Andro di depan pintu, suasana langsung senyap.
"Sedang istirahat ?" Andro menyapa para karyawannya.
"Ngopi bentar, Pak. Biar otak segar,gak butek." Cericip si ceriwis Friska.
Andro mengangguk sambil menuangkan air dari kran ke dalam panci kecil.
"Pak Andro, mau buat apa? Biar saya buatkan." demi melihat Andro menjerang air, Vosa, si centil menawarkan diri.
"Tidak perlu. Saya buat teh. Saya biasa mengerjakannya sendiri."
"Oh ya, Pak Andro kan lama hidup di luar ya. Jadi apa-apa serba sendiri."
Andro hanya tersenyum saja menanggapi celoteh Vosa.
"Gorengan gorengan. Ada tahu, risol, pisang, bala-bala. Ayo dipilih!" suara bariton Gatot membahana ke dalam pantry. Gatot membawa sepiring besar berisi gorengan ,"Ayo jangan malu-malu..." suaranya terhenti melihat sosok jangkung Andro di dalam pantry.
"Eh, Pak Andro." Gatot tersenyum salah tingkah.
"Silakan, Pak. Mau gorengannya?" Menutupi salah tingkahnya, Gatot menawarkan gorengan kepada Andro.

"Mana mau Pak Andro makan gorengan, Tot." Elna berkomentar.
"Gorengan kan makanan khas Indonesia. Jadi siapa tahu, Pak Andro mau mencicip." Gatot membela diri.
"Kalian ambil dulu saja, biar nanti saya ambil sisanya." Andro menengahi. Tidak enak juga kalau tidak diambil, nanti dianggap sombong.
"Eh, Kayla tidak ada ya?"
"Mbak Kayla cuti, Mas Gatot." Meili menjawab pertanyaan Gatot.
"Oh, saya lupa. Ini padahal sudah beli risol dan bala-bala, kesukaannya Kayla."
Ucapan Gatot langsung disambut riuh para karyawan wanita.
"Duh, segitu perhatiannya sama Kayla."
"Bukan begitu,Vos. Kira-kira minggu lalu, Kayla bilang kalau saya beli gorengan di Jalan Kedung, dia titip risol dan bala-bala. Kebetulan hari ini, sepulang dari meeting dengan PT Kahula, saya lewat Jalan Kedung. "
"Ah, pura-pura kamu, Tot. Kamu naksir dia kan."
"Aduh,Vosa. Kamu ini kalau gak bergosip sehari, ada yang kurang kali ya." Gatot mengeluh kesal.
Andro melambatkan kegiatannya menyeduh teh, agar bisa mendengar gosip para karyawannya. Gatot dan Kayla? Apakah Gatot naksir Kayla?
"Suka pura-pura kamu,Tot. Dari dulu kan kamu ngejar Kayla."
Wajah Gatot berubah merah.
"Nah benar kan."
Elna menyentuh lengan Vosa, matanya menuju ke arah Andro yang berdiri membelakangi mereka, dengan kuping terpasang mendengar percakapan karyawannya.
"Maaf, Pak Andro. Hanya berita picisan." Elna berusaha menghentikan Vosa, tapi usahanya sia-sia. Vosa malah tambah seru menggumbar cerita. Mulutnya beradu antara mengunyah gorengan dengan berceloteh.
"Benar kan. Dari dulu Gatot selalu ingin mendekati Kayla. Tapi belum berhasil. Gimana sudah berhasil sekarang ? Atau ada saingan baru?" Vosa terus menyerocos.
"Cepatan digebet Kaylanya, Tot. Bisa kalah saingan kamu kalau kasihnya cuma gorengan. Kasih dong starbuck, pizza."
Gatot semakin salah tingkah mendengar ocehan Vosa.
Melihat Vossa sudah membuka mulut lagi, Elna mencubit lengannya.
"Mbak Elna...apa apaan sih?" Vossa mendelik. Tidak mau kalah, Elna juga melotot menatap Vosa jengkel.
"Saya akan menikah awal tahun depan."
Vosa tampak terkejut dengan penjelasan Gatot ,"Hah, benaran, Tot? Lu mau nikah tahun depan? Sudah merasa kalah bersaing ya?"
"Ya, saya sudah punya calon."
"Terus, kenapa kamu masih dekat dengan Kayla? Oh... sebelum nikah, mau happy happy ya."
"Vosa !" Elna sudah tidak bisa menahan diri lagi. Vossa sudah melampaui batas.
"Calon saya adalah sepupu Kayla."

Sebelum Vosa meluncurkan serangannya, Elna sebagai yang tertua di sana, berinisiatif menyudahi gosip remeh tersebut.
"Ayo, pada kerja lagi. Cepat balik ke tempat masing-masing."
Dia mendorong Vosa keluar dari pantry.

"Maaf, Pak. Mereka suka lupa diri." Elna akhirnya berhasil mengusir semua karyawan dari pantry.
"Tidak apa,Elna. Mungkin untuk menghilangkan stress pekerjaan."
"Masih ada sisa sedikit gorengan buat Pak Andro."
"Terima kasih, Elna."

Sepeninggalan Elna, Andro menatap sisa gorengan,yang entah mengapa tersisa risol dan bala-bala,yang tadi didengarnya merupakan kesukaan Kayla. Andro menyesap teh hangatnya, meletakkan gelas tehnya di atas piring gorengan dan membawanya menuju taman di belakang kantor. Di sini, tempat pemalakan bakwan, perkedel dan lauk pauk terjadi. Andro menggigit sepotong risol, mmmhh, boleh juga untuk teman nge-teh.

Selesai menghabiskan gorengan, Andro memutuskan menelpon Kayla. Kembali suara operator terdengar, menandakan telepon tidak aktif. Andro memeriksa WA nya. Kayla belum membaca pesannya. Ada apa dengan Kayla ? Sekali lagi, dia menelpon Kayla, hasil yang sama.

Apa, aku ke rumahnya ? Eh, di mana rumahnya. Idiot, dasar kau Andro idiot. Belum sekalipun kamu menanyakan di mana rumahnya. Antar pulang dong sekali-kali, masa bisanya cuma memalak. Andro, kamu itu idiot!

Andro memaki kebodohannya. Pria mana yang bisa begitu bodoh. Jatuh cinta. Pria yang sedang jatuh cinta bisa jadi pria idiot.

Aku jatuh cinta ? Impossible.
Andro menggeleng kuat-kuat. Gak mungkin jatuh cinta. Khawatir dengan Kayla ? Wajar-lah. Sebagai atasan dan anak buahnya. Kayla itu karyawan yang berpotensi, dia tidak ingin Kayla pindah ke perusahaan lain. Lalu, tadi mendengar gosip Gatot mengejar Kayla, kenapa jadi tegang? Jatuh cinta itu namanya. Andro kembali menggeleng. No no no. Cuma memastikan aja kalau pria yang naksir Kayla itu pria baik-baik.
Suara tawa menggema dalam otak Andro.
Apa urusannya pria yang naksir Kayla itu pria baik-baik atau bukan?
Andro menangkupkan kedua tangannya, menutupi wajahnya.
Sudah akui kalau kamu jatuh cinta. Suara hatinya kembali mengusik.
"Aaaah !" Andro berteriak kesal. Untung saja tidak ada orang di sekitarnya.
Langit terlihat memerah, senja mulai turun. Dering telepon genggam mengejutkannya. Nama Alinda tertera di layar ponselnya.
"Ya, Kak."
"Kau ada di mana? Tidak ada di kantor? Papa ada di kantor. Dia mencarimu, tapi kau tidak ada di ruangan. Dan seluruh karyawan tidak ada yang tahu kau ada di mana. Telepon dan WA papa tidak kau jawab."
"Aku masih di kantor, Kak."
"Eh, tapi kata papa..."
"Aku di kantor tapi tidak di ruangan." Andro memotong perkataan Alinda
"Lalu kau ada di mana ?"
"Kebun belakang kantor. Sekarang juga aku akan balik ke ruanganku dan menemui papa. Sudah ya, Kak."

***************************
Andro tidak bernafsu menghadapi makan malamnya. Dari tadi, Adrian dan papa sibuk bercakap-cakap. Entah apa yang dibicarakan, kedengarannya seru. Mama saja sampai tertawa mendengar percakapan mereka. Andro hanya menangkap percakapan mereka bagai dengungan saja. Sebelum makan malam, dia baru saja mengecek pesan WAnya kepada Kayla. Masih belum terbaca. Dicobanya menelepon Kayla, yang hasilnya masih dijawab oleh operator.
Andro beraih kertas bertuliskan alamat di mejanya. Alamat Kayla. Dia berhasil mendapatkannya dari bagian HRD. Sebelum pulang, dia sempat mendatangi HRD dan meminta alamat Kayla.

"Earth to Kak Andro, earth to Kak Andro !" Teriakan Adrian menyentakkan lamunan Andro. Dengan malas dia menatap adiknya, pasti mau jahil lagi,"Berisik !"
"Dipanggil mama tuh dari tadi. Badannya ada di sini. Jiwanya lagi jalan-jalan ke Neptunus."
Andro tidak menanggapi ledekan Adrian.
"Kamu tidak lapar ya?"
"Kenapa,Ma?" Alih-alih menjawab, Andro malah balik bertanya.
"Dari tadi, mama liat kamu hampir tidak menyentuh makananmu."
Andro menatap piringnya. Benar juga. Nasi, potongan sapi lada hitam dan sayur toge masih terhampar rapi di sana.
"Masih agak kenyang, Ma."
"Makanlah sedikit. Mama sudah masakkan ini khusus buatmu."
Tidak ingin mengecewakan ibunya, Andro menyuapkan sesendok ke dalam mulutnya. "Mmhh, enaknya sapi lada hitam masakan mama." Pujian Andro membuat sumringah wajah ibunya.
"Ada masalah di kantor ?"
Andro menggeleng, mulutnya masih sibuk mengunyah potongan sapi lada hitam.
"Pa, apakah ada di masalah di kantor? Kau tadi kan ke sana."
"Semua aman saja, Ma."
Mama tampak menarik napas lega,"Syukurlah. Mama khawatir ada masalah dengan perusahaan baru kita."
"Semua lancar,Ma." Andro menyakinkan mamanya.
"Lalu,mengapa kau terlihat tak bersemangat?"
Andro tersentak, apakah terlihat jelas kalau dia tidak bersemangat? Ini karena Kayla pergi tiba-tiba. Lebih parah lagi, dia tidak bisa dihubungi. Andro akan mendatangi rumahnya sepulang kerja esok.
"Hanya lelah saja, Ma. Tidak perlu khawatir."
"Ambillah cuti satu atau dua hari. Istirahat, sebelum kita memulai proyek baru bulan depan."
"Proyek baru?"
"Ya, papa baru saja membahas ini dengan Pak Dicky. Perusahaan setuju untuk menerbitkan buku anak-anak dengan illustrasi khas anak-anak."
"Buku anak-anak?" Andro mengulang perkataan papanya.
"Ya. Kita sudah punya beberapa naskahnya. Dan untuk ilustrasinya, kita akan ambil pemenang dari lomba illustrasi pemula yang diadakan di Singapura"
"Naskah, buku, ilustrasi. Wait. Wait. Let me figure it out." Andro memunculkan jari kelingkingnya, "Pertama, perusahaan kita akan menerbitkan buku anak-anak."
Pak Aswin Sarlito mengangguk. Andro kembali melanjutkan,"Kedua, untuk itu, kita harus mempunyai naskahnya. Kita harus mencari penulisnya." Andro berhenti sebentar,melihat reaksi papanya. Pak Aswin kembali mengangguk.
"Ketiga, kita perlu illustrator."
Pak Aswin sekali mengangguk, "Tidak ada masalah dengan itu semua kan? Perusahaan kita bergerak di bidang iklan dan percetakan. Jadi, papa pikir tidak salahnya,kita menerbitkan buku."
"Memang tidak ada salahnya, Pa. Tapi kita harus pikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk penulis naskah, illustrator. Belum lagi perizinan untuk penerbitan buku. Kita ini hanya perusahaan percetakan, bukan penerbit buku."
"Kita bisa berekspansi." Pak Aswin menjawab dengan santai.
"Ya, bisa. Tapi perlu waktu, Pa. Tadi papa bilang, proyek baru ini akan dimulai bulan depan."
"Ya, lebih cepat lebih baik."
"Lalu naskahnya ? Illustratornya?"
"Siap naik cetak."
"Sudah ada?"
Papanya mengangguk. "Perizinan untuk menerbitkan buku sudah diurus. Untuk pemasarannya, Pak Dicky sudah bernegosiasi dengan beberapa toko buku ternama. Penulis naskah dan illustratornya adalah pemenang dari lomba ajang menulis buku anak-anak untuk amatir, yang diadakan di Singapura."
"Mereka setuju menyerahkan hal cipta untuk kita?"
"Tentu saja. Mereka tidak mungkin menolak. Malahan, ide ini muncul dari si penulis."
"Kenapa aku sama sekali tidak tahu tentang hal ini?"
"Papa lihat kau sibuk mempelajari seluk beluk perusahaan kita. Lagipula ini proyek Pak Dicky dan papa. Kami sudah membahas ini, lama sebelum kau kembali. Proyek ini sebenarnya sudah setengah jalan. Tetapi memang proyek ini masih dirahasiakan dari para karyawan. Untuk sementara hanya Pak Dicky dan Kayla yang tahu."

Tunggu. Kayla. Papa menyebut nama Kayla. Apa hubungan Kayla dengan proyek ini? Otak Andro berputar cepat.
"Kayla ?" Meluncur juga pertanyaan itu dari mulutnya. "Apa hubungan Kayla dengan proyek ini? Bukankah ini proyek rahasia papa dan Pak Dicky."

Pak Aswin terkekeh,"Bukan rahasia. Tapi masih dirahasiakan. Tidak lama lagi, kami akan mengumumkannya. Segera setelah pameran dari para pemenang lomba penulis cerita anak yang diadakan di Singapura selesai."

"Lalu, Kayla?"
"Ah. Kayla pemain utamanya."
Andro terbelalak, "Pemain utama?"
"Ya, dia sedang menghadiri pameran untuk pemenang lomba tersebut."
"Pameran pemenang lomba. Maksud papa, dia ada di Singapura sekarang."
Pak Aswin mengangguk santai.
"Tapi, buat apa dia ke sana? Dia kan sedang cuti."
"Dia harus ke sana, karena dia pemenangnya."
Andro menatap wajah papanya dengan keheranan.
"Pemenang lomba cerita anak itu adalah Kayla dan temannya, yang menjadi illustrator. Mereka berhasil menjadi juara kedua. Juara pertama adalah peserta dari Singapura. Pak Dicky mendapatkan ide ini, saat mengetahui Kayla menjadi peserta lomba. Kayla sempat meminta izin, untuk mempresentasikan karyanya di depan juri lomba. Pak Dicky melihat karya Kayla yang dinilai cukup bagus. Illustrasinya pun menarik. Kayla bekerja sama dengan adik sepupunya yang hobby menggambar. Berdua mereka menghasilkan karya yang luar biasa. "
"Jadi, Kayla ada di Singapura?"
"Ya, sebagai peserta pameran. Pameran berlangsung dua hari. Tapi, Kayla meminta izin untuk sekalian mengajak orang tuanya berlibur ke Singapura."
Andro menghembuskan napas lega. Kayla ada di Singapura. Sekarang, dia bisa tenang. Keberadaan Kayla sudah diketahuinya.

"Kak,kok senyum sendiri sih? Aneh. Jangan jangan konslet nih otaknya."
Andro memberikan pelototan kepada Adrian.
"Lah, kakak memang senyum senyum sendiri. Ma, kak Andro kayak orang ..." Adrian tidak melanjutkan kalimatnya. Dia malah tertawa.
"Kamu itu yang seperti orang gila. Tahu-tahu tertawa sendiri." Andro dengan jengkel memarahi Andrian.
"Bukan orang gila, tapi orang lagi jatuh cinta." Lagi-lagi tawa Adrian meledak.
"Ngaco !"
"Benar juga boleh keles." Adrian makin menggila.
"Mama pasti senang kalau kakak jatuh cinta. Ya kan, Ma."
Mama tersenyum,"Kalau benar, diperkenalkan dengan kita semua dong."
Andro makin jengkel dengan percakapan yang tidak ada ujung pangkalnya ini.
"Ma, aku permisi dulu. Aku sudah kenyang."
Adrian makin terbahak bahak, "Tuh,benar kan, Kak Andro jatuh cinta."
Andro hanya mengibaskan tangan, menanggapi celoteh Adrian.

Kenapa sampai Adrian bilang aku jatuh cinta. Aku tidak pernah bercerita apa pun kepadanya. Ah, ini pasti Kak Alinda. Pasti, kakak tercintanya tak bisa menahan bibirnya untuk menyebar gosip tentang dirinya. Andro jatuh cinta. Memangnya aneh kalau Andro jatuh cinta. Eh, tunggu, apa kubilang tadi, Andro jatuh cinta? Aku jatuh cinta? Pada Kayla? Benarkah? Ah, sudahlah. Benar atau tidak, aku tak peduli. Yang penting, aku sudah tahu dia ada di Singapura.

Hari yang melelahkan buat Andro sudah berakhir. Dia bisa tidur dengan tenang tanpa perlu mengkhawatirkan Kayla.

Nah, geregetan gak dengan Andro? Jatuh cinta tapi gak sadar. Tidak sadar atau menyangkal. Kira-kira, Andro ini kapan sadarnya kalau dia jatuh cinta pada Kayla ? :) Stay tune to "Cintaku Berawal di Spa"



Continue Reading

You'll Also Like

94.3K 1.8K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
205K 13.8K 57
Tiada yang rela mengurus Pasha setelah bapak meninggal. Gadis itu terpaksa ikut dengan Winda ke ibu kota. Putus sekolah, mencari pekerjaan dan harus...
47.5K 4.8K 27
DOSA TANGGUNG SENDIRI!!! CERITA INI HANYA FIKTIF TIDAK ADA SANGKUT PAUT NYA DENGAN CERITA ASLI. Area B×B & G×G & B×G!!! Berbijaklah dalam memilih bac...
120K 571 7
📌 AREA DEWASA📌