Beautiful Girl

By Kausaliazhr

205K 11K 142

(#1 dalam Sad Story 29/06/2018) (#275 dalam Teen Fiction 31/03/2017) Alexia adalah gadis gemuk buruk rupa yan... More

Second
Third
Fourth
Fifth
Sixth
Seventh
Eighth
Ninth
Tenth (Change)
Eleventh
Twelfth
Thirteenth
Fourteenth
Fifteenth
Sixteenth
Seventeenth
Eighteenth
Nineteenth
Twentieth
Twenty First
Twenty Second
Twenty Third
Twenty Fourth
Twenty Sixth
Twenty Fifth
Twenty Seventh
Twenty Eighth
Twenty Ninth
Thirtieth
Thirty First
Thirty Second

First

17.1K 606 6
By Kausaliazhr

Seorang gadis cantik berjalan memasuki sebuah aula nan megah dan besar. Ia berjalan menaiki panggung yang dapat melihat dengan jelas seluruh penonton yang datang.

Gadis itu menghela napas panjang lalu untuk mengawali acara tersebut.

"Hai..." sapa gadis itu sembari menunjukan senyum termanisnya. Aku akan menceritakan sebuah kisah, kisah tentang masa laluku yang dipenuhi banyak lika-liku" ucap gadis itu mengawali acaranya.

Tepukan tangan menggema di aula nan megah tersebut.

****

Alexia POV

"Kring...."

Jam istirahat berbunyi, kebanyakan siswa dan siswi di kelasku berhamburan ke luar kelas. Sementara aku kehadiran teman yang kini sedang berdiri bertiga di depan mejaku. Mereka adalah, Nichole, Jessca, dan Melona. Mereka hadir bukan untuk mengajakku ke kantin atau apapun itu, mereka hadir untuk merusuhi dan melakukan bully padaku.

"Woi gendut!" seru Nichole sambil mengacak-acak rambutku dengan kasar.

"Mati aja deh sana!" seru Jessca diiringi tawa Nichole dan Melona.

"Tampang jelek, dandanan jelek, aduh nasib buruk bener..." gumam Melona.

Ini adalah perlakuan yang sering kudapat di jam istirahat. Dan aku... membenci jam istirahat.

"Chole!" terdengar seruan tidak asing di telingaku.

Aku mendongakan kepalaku, terlihat sosok Alexanto berdiri di ambang pintu kelas bersama dua orang temannya yang bernama Fiko dan Samuel.

"Xanto..." gumamku tidak percaya. "Alexanto..." lanjutku.

"Alexanto?" gumam Nichole terkejut, ia terlihat salah tingkah dan ketakutan.

Alexanto adalah pemain basket terkenal SMU kami. Tubuhnya tinggi atletis, wajahnya tampan menawan, sikapnya dikenal baik serta penyayang. Prestasi akademiknya juga tidak pernah mengecewakan.

"Ada apa? Apa dia punya masalah kepadamu?" tanya Alexanto pada Nichole. "Apa salahnya?!" Seru Alexanto dengan nada tinggi.

Nichole terlihat gugup serta gelagapan tidak mampu menjawabnya.

"Kamu nggak papa kan, Xia?" tanya Alexanto padaku.

Aku menggeleng.

Apa kamu nggak tahu, aku sudah sering diperlakuin kayak gini...

****

Lalu saat pelajaran dimulai, Bu Feyda memasuki kelas.

"Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai kelainan sistem ekskresi yang ada pada manusia, buka halaman 122" ucap Bu Feyda membuat beberapa orang anak mengeluh. Memang, saat Bu Feyda masuk kelas, tiada kata 'santai'. Kalau tidak membaca, ya mengerjakan ratusan soal yang membuat seluruh murid ingin menjerit.

Setelah selesai membaca, Bu Feyda mulai memberikan penjelasan kepada anak didiknya.

"Anak-anak, saya membutuhkan buku refrensi di perpustakaan. Alexanto, karena kamu wakil ketua kelas, tolong ambilkan buku di perpustakaan" perintah Bu Feyda.

Alexanto mengangguk mengerti.

Saat Alexanto sudah pergi, dan murid lain hanya duduk di bangku mereka masing-masing.

Tiba-tiba telpon Bu Feyda berdering, Bu Feyda segera mengangkat telponnya di luar kelas.

Nichole menyadari ada waktu yang pas untuk kembali membalaskan dendamnya padaku karena tadi aku berhasil dibela oleh sesosok Alexanto.

Nichole menarik tanganku keluar kelas, diikuti teman-temannya. Mereka melewati Bu Feyda yang sedang asyik menelpon.

Hingga kami sampai di kebun belakang sekolah yang memang jarang sekali dikunjungi.

Nichole melemparkan tubuhku dengan keras ke tanah yang permukaannya tidak rata sehingga membuatku terlempar dengan beberapa luka kecil.

Aku hanya meringis kesakitan.

"Kau!" seru Nichole sambil menamparku.

"Aw!" seruku sambil memegangi pipiku yang terasa panas dan sakit.

"Enak banget, ya?!" seru Nichole.

Aku hanya menunduk terdiam.

"Enak banget dibela Alexanto kita!" seru teman-teman Nichole.

"Aku... Aku tidak tahu apa-apa" gumamku pelan.

"Bohong!" seru yang lainnya sambil menjambak rambutku dengan kasar.

"Aw, sakit!" seruku.

"Guys, mana tepung telurnya?" tanya Nichole pada teman-temannya, ia menyunggingkan senyum jahatnya.

Seorang teman Nichole memberikan seplastik putih berisi tepung serta telur busuk pada Nichole.

Nichole menumpahkan seplastik tepung di atas kepalaku.

Lalu teman-temannya melemparkan satu-persatu telur busuk padaku.

Aku hanya terdiam tertunduk, ia tak menangis ataupun berekspresi di depan mereka. Apabila aku menangis, mereka justru akan senang dan melakukan hal yang lebih buruk dari ini.

Nichole menyunggingkan senyum penuh kepuasannya.

"Kring...." bel istirahat kedua kembali berbunyi.

"Wah udah istirahat guys, ke kantin yuk!" ajak Nichole pada teman-temannya.

"Ayok Nichole, bye Alexia!" pamit teman-teman Nichole dengan nada menghina.

Aku berjongkok seorang diri di tempat yang tak lain adalah kebun belakang sekolah. Penampilanku acak-acakan jauh dari kata rapih.

Aku mulai menangis sejadi-jadinya, hatiku benar-benar sakit menerima semua ini.

"Di mana dia berada?!" terdengar seruan panik seseorang dari jarak yang cukup jauh, namun karena keheningan kebun belakang sekolah, aku masih bisa mendengarnya.

Namun sayup-sayup terdengar suara langkah kaki mendekat serta hembusan napas tidak teratur atau terengah-engah.

"Alexia!" seru Alexanto sambil berlarian mendekatiku.

Ia nampak terkejut dengan kondisiku sekarang yang sangat menyedihkan.

"Ayo, kau harus dibawa ke UKS. Aku akan melaporkan semuanya pada wali kelas, guru BK, ataupun kepala sekolah" ucap Alexanto sambil berusaha membantuku bangkit.

Ia membawaku ke UKS lalu petugas yang bertugas membantu membersihkan tubuhku serta membershikan dan mengobati beberapa luka yang dibuat oleh Nichole.

"Kau mau teh atau apa Alexia?" tanya petugas yang bertugas dengan halus.

"Teh saja" jawabku sambil tersenyum.

"Okey" ucap petugas itu sambil berjalan menuju dapur dan membuatkanku teh.

Aku berbaring di atas kasur UKS sambil berusaha menenangkan pikiranku.

Alexanto datang membawakan satu piring nasi goreng yang masih panas.

"Kamu makan dulu saja" ucapnya sambil duduk di pojok kasur UKS dan menyodorkan sepiring nasi goreng.

Aku jelas menerimanya, aku lalu memakan dengan perlahan-lahan karena sudut bibirku terkena luka kecil akibat perbuatan Nichole tadi.

Petugas UKS yang melihat itu sempat tersenyum melihat kepedulian Alexanto padaku.

Ia lalu menaruh teh hangat di meja dekat pintu lalu membiarkan kami berduaan.

****

Sepulang sekolah, aku mendapati kakak laki-lakiku sedang ditampar oleh ayahku di ruang keluarga kami.

"Astaga, kenapa ayah?" tanyaku sambil mendekati ayah. "Ada apa?" Tanyaku lagi khawatir.

"Alpha! Dia benar-benar keterlaluan" jawab ayah sambil menunjuk-nunjuk kakakku yang bernama Alpha.

Kakakku tertawa sinis.

"Kakak mabuk lagi?" tanyaku pelan.

"Dia bahkan menghabiskan uang bulan ini untuk judi!" jawab ayah dengan penuh emosi.

"Hei pak tua, memang kau tidak boros uang?! Kau menyewa banyak wanita, kan?!" gertak kakakku.

"Kakak" gumamku bermaksud menghentikan ucapannya yang sedikit keterlaluan.

Ayahku semakin emosi, ia bahkan pergi ke dapur. Biasanya ia akan mengambil pisau dapur dan berniat...

"IBU!" seruku memanggil ibu, aku memang tidak bisa apa-apa lagi sekarang.

Ibu datang dan melerai ayah kakakku, akhirnya mereka berhasil terpisahkan.

****

Kini aku membantu ibu menjaga toko kami, sebuah toko kecil di dekat pasar.

"Mereka sungguh merepotkan... " gumam ibu sambil menangis terisak.

Kebetulan toko sedang sepi, sehingga kami bisa mengobrol sekedarnya.

Aku tertunduk, ayahku adalah seorang pria yang sudah menghamlili banyak sekali wanita, sementara kakakku adalah pemabuk dan penjudi di kampung ini. Lalu kakak perempuanku, sebenarnya ia adalah anak pintar kebanggaan keluarga, namun sudah tiga tahun ia tidak pernah kembali dari Paris karena biaya transport yang mahal.

Aku menghela napas panjang memikirkan semuanya.

Seperti inilah masalah yang kualami...

"Tapi sekarang ibu dengar Aline sudah bekerja di sebuah tempat fitness, Xia" ucap ibuku, kali ini nadanya sedikit bahagia.

"Tempat fitness?" tanyaku sambil mengerutkan kening.

"Iya, namanya T-fitness" jawab ibuku.

"Kakak memang hebat" gumamku.

Ibuku tersenyum, namun senyumnya tidak begitu bahagia, ia terlihat masih menyimpan kesedihan.

****

Hai, gimana ceritanya? 😀😀😀 Kalo ada yang kurang-kurang maaf, ya. Jujur ini pertama kalinya aku nulis di wattpad, selama ini aku selalu nulis di laptop jadi ngetiknya nggak terbiasa gitu 😂😂.

Continue Reading

You'll Also Like

8.9M 948K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.9M 284K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
263K 10.8K 30
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
452K 23.5K 72
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...