Eye of Heart [COMPLETED]

By NinaMusIn

43.3K 3.2K 282

Buku Pertama dari Trilogi Heart Series Book I - Eye of Heart [Completed] Book II - Pieces of Heart [Complete... More

Part 1 : Kematian Ibu
Part 2 : Pemakamam
Part 3 : Sunset di Kala Itu
Bukan Update
Part 4 : Janji
Part 5 : Gadis Lolipop
Part 6 : Tersesat
Part 7 : Hal tak terduga
Part 8 : Pesta Dansa (1)
Part 9 : Pesta Dansa (2)
Part 10 : Pesta Dansa (3)
Part 11 : Ancaman Isaiah
Part 12 : Salah Paham
Part 13 : Hampir
Part 14 : Ingat Tujuan Kita
Part 15 : Tawaran dari Iblis Bermata Biru
Part 16 : Surat Wasiat
Part 17 : Cheon Kikka
Part 18 : Perpisahan
Part 19 : Isaiah Hotaru
Part 20 : Pertengkaran
Part 21 : Apakah Lampu Hijau Untuknya?
Part 22 : Ryu Kembali
Part 24 : Jawaban Freya
Part 25 : Tolong Kikka
Part 26 : Bertemu Isaiah Hotaru
Part 27 : Kenyataan Pahit yang Harus Dihadapi
Part 28 : Serangan Alin
Part 29 : Jangan Kira Badai Sudah Berlalu
Part 30 : Ini Baru Permulaan
Part 31 : The Next Steps
Penting Wajib, Kudu Dibaca dan Respon!!!!!
Part 32 : Kegoyahan, Teman Lama, dan Tekad
Part 33 : Bisakah Debaran Ini Berhenti?
Part 34 : Kedatangan Sang Pemilik Ornamen Lotus
Part 35 : Tidak Ada Jalan Lain
Part 36 : Kemarahan Alin Atas Rahasia Ayahnya
Part 37 : Peringatan
Part 38 : Pernikahan dan Perpisahan
Part 39 : Tolong Katakan Inilah Kenyataannya
Part 40 : Monster [END]
Epilog

Part 23 : Harus Bagaimana?

755 66 0
By NinaMusIn

Ryu terdiam. Memandang dengan saksama Freya yang kini menunggu jawabannya. Ia tak tahu harus menjawab apa. Secara teknis Freya adalah tunangannya tapi ia tahu Freya tidak memiliki perasaan apapun padanya. Jadi ia harus bagaimana? Tapi disisi lain, Ryu sangat mencintai Freya, lebih dari yang akan gadis itu kira. Alasannya? Cinta tidak butuh alasan.

Ryu menegak kembali minuman yang tadi ia pesan. Setelah selesai ia memejamkan matanya sejenak.

Ryu menatap Freya lekat-lekat. "Jujur aku tak tahu harus menjawab apa."

"Kau hanya perlu memikirkannya lebih lama dan serius lagi," balas Freya sambil mengerutkan keningnya.

Ryu menggeleng. "Tidak, memikirkannya hanya akan membuat kepalaku sakit."

"Kenapa?"Freya menaikkan sebelah alisnya.

"Karena aku mencintaimu, Freya Leonara," jawabnya dengan memandang Freya lurus seakan ia berbicara langsung dengan hati Freya, dari nada bicaranya Ryu tampak frustasi. "Mengetahui fakta bahwa kau menyukai orang lain, bahkan jika itu sahabatku sendiri aku tidak rela Freya."

Freya melongo, lalu dengan cepat tersadar kembali. "Cinta? Kau berbicara tentang cinta? Apakah aku tidak salah dengar? Seorang Isaiah berbicara cinta."

Ryu menggeleng melihat ekspresi Freya. "Aku juga manusia biasa Freya, walaupun aku seorang Isaiah sekalipun. Tidakkah kau memandang diriku terlalu rendah? Apa yang menyebabkan kau sebegitunya benci terhadap keluargaku?"

Ryu bangkit dari tempat duduknya, ia memandang Freya dengan ekspresi begitu terluka, "Lebih baik kita sudahi pembicaraan ini, aku tidak sanggup lagi melanjutkannya. Jika kau ingin memulai hubungan dengan Miki aku mempersilahkannya. Jangan pedulikan apa pendapatku, kau bahkan sesungguhnya tidak perlu melakukannya. Sekarang aku sudah paham apa maksudmu."

Ia meraih rambut Freya, memegangnya seolah itu adalah penompangnya untuk berbicara kepada Freya, "Tapi aku ingin kau mengingat, aku mencintaimu. Dan aku berjanji tidak akan membiarkan apapun melukaimu lagi."

Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Ryu pergi menghampiri kasir sebentar. Ia mengantar Freya ke kamarnya dalam keheningan.

---**---

Freya terbaring di kasur miliknya. Sesekali ia memijit-mijit keningnya yang terasa pening. Ia memutar kembali lagi ingatan-ingatan selama berada di Akademi Frisuki.

Lalu ia sampai di peristiwa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Saat Ryu menyatakan perasaannya. Ada sesuatu yang mengganjal pada kata-kata Ryu, tapi Freya tidak tahu itu apa. Ia berpikir keras, mencoba menganalisa dan mendapatkan jawaban tapi ia tidak mendapatkannya.

Ia malah mendapati hatinya terasa sakit mengingat ekspresi Ryu. Bagaimana bisa dirinya bersikap seperti itu hingga membuat orang lain terluka karena dirinya. Ini semua menjadi begitu rumit. Bagaimana bisa ia terjebak dengan seorang Isaiah sementara dirinya menyukai orang lain.

Apa yang harus dilakukannya? Menerima perasaan Miki dan memulai hubungan dengannya sementara ia masih bertunangan dengan Ryu. Ia juga tidak mungkin membatalkan pertunangannya dengan Ryu begitu saja. Apa yang terjadi jika Ryu kehilangan kendali dan nanti ia akan dihukum berat karena dirinya. Ryu juga sudah menemui ibunya dan menjelaskan pertunangannya dengan dirinya. Pertunangan itu telah diumumkan secara resmi, jika Freya membatalkannya begitu saja tentu itu akan memalukan bagi Ryu dan keluarganya, begitu juga dengan Freya.

Seandainya malam itu Freya mendengarkan perkataan Lee dan tidak bertemu Tio saat itu tentu hal ini tidak akan terjadi. Freya sadar, semua ini adalah salahnya. Ia yang memulai semua kejadian ini.

Freya bangkit dari ranjangnya. Ia menatap ke depan dengan pandangan menerawang. Ia akan menyelesaikan masalah ini besok. Menyampaikan perasaannya terhadap Miki tanpa menyakiti Ryu.

Freya berjalan ke arah meja belajarnya, ia membuka laci dari meja itu dan mengambil sesuatu. Sebuah ornamen. Ornamen yang diberikan anak laki-laki misterius tiga tahun yang lalu. Freya tersenyum simpul, ia bahkan tidak mengingat bagaimana wajah anak laki-laki itu, yang masih melekat di ingatannya yaitu mata biru cemerlang miliknya yang menatap Freya dengan begitu hangat.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Freya. Dengan cepat Freya memasukkan kembali ornamen tadi dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya.

Saat membuka pintu kamarnya Freya mendapati sesosok pria dengan wajah muram. Rambut coklat terangnya tampak berantakan, sedangkan matanya yang juga coklat terang terlihat menampakkan sinar kesedihan.

"Ada apa Raka?" tanya Freya khawatir.

Pemuda yang dihadapan Freya masih membisu. Ia terdiam dan tidak menggubris pertanyaan Freya sama sekali. Merasa tidak enak dengan kehadiran Raka di depan kamarnya, Freya mengajak ke lobi asrama.

Ia menuntun Raka yang terlihat seperti orang bingung. Sesampainya di sana Freya mendudukkan Raka di sofa yang ada di lobi. Kemudian Freya duduk dihadapan Raka.

"Raka, cepat ceritakan padaku. Ada apa?" tanya Freya dengan nada tidak sabar.

"Ayahku.." Kemudian Raka terdiam kembali.

"Kenapa dengan paman?"

"Dia mengatakan aku tidak boleh mengikuti tes menjadi Helper nanti. Begitu lulus dari sini aku harus kuliah ke luar negeri kemudian mengelola usaha miliknya."

Freya menaikkan sebelah alisnya, "Lalu kenapa?"

Sekarang sinar mata Raka berubah menjadi marah, "Kau bertanya kenapa? Aku tidak bisa melakukannya Freya, aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja! Kau lihat apa yang terjadi saat aku tidak bersamamu? Kau hampir mengalami kejadian mengerikan karenanya. Tidak, aku tidak akan melakukannya."

Raka menyilangkan tangannya di dada bidangnya. Sekarang ia terlihat marah, tidak muram seperti sebelumnya. Freya menghela napas panjang. Tidak Miki, Ryu, bahkan orang yang ia anggap seperti keluarganya sendiri yaitu Raka, mengapa laki-laki di dekatnya senang sekali membuatnya pusing dengan tingkah mereka.

Freya memegangi bagian kepalanya yang terasa sakit. "Raka aku bisa menjaga diriku sendiri, lagipula aku sudah bertunangan."

Raka melongo, ia mengerutkan keningnya. "Kau apa?"

"Aku sudah bertunangan Raka," jawab Freya dengan mantap.

"Jadi kabar itu benar?" Raka tidak percaya.

"Kau sudah tahu?" tanya Freya balik.

"Astaga Freya, kau benar-benar bertunangan dengan Ryu Isaiah? Bagaimana bisa?" Raka menyandarkan dirinya ke sofa, kemudian bangkit kembali. "Dia tidak melakukan sesuatu yang kurang ajar kepadamu kan? Jika ia akan kucincang dia karena berani menyentuhmu."

Freya bergidik melihat ekspresi Raka mengenai Ryu. "Tidak Raka," jawab Freya bohong. Syukurlah Raka sepertinya tidak menyadarinya.

Raka menghela napas panjang. "Bagaimana bisa itu terjadi Freya?"

"Ceritanya rumit. Tapi Ryu mengatakan akan menjagaku Raka, jadi kau tidak perlu khawatir."

Raka tidak puas dengan jawaban Freya, ia menatap Freya dengan wajah tidak percaya. "Kau yakin ia tidak berbuat sesuatu padamu? Ia tidak mengancam atau memaksamu kan Freya?"

"Tidak Raka, percayalah. Sungguh, kau tidak perlu lagi memusingkan mengenai diriku. Kau sudah menjagaku selama ini, sejak aku menginjakkan kaki di rumahmu. Melindungiku, menjagaku, dan menemaniku serta memperlakukanku dengan begitu baik selama ini. Aku bahkan tidak dapat membalas kebaikanmu ataupun paman kepadaku. Karena itu Raka, turutilah apa mau paman kali ini. Aku baik-baik saja."

Freya terlihat mantap dengan jawabannya, Raka yang melihatnya menarik napas dalam kemudian mengelus kepala gadis itu.

"Baiklah jika itu maumu Freya, ingatlah jangan sungkan memberitahuku jika ada yang mengganggu pikiranmu. Aku sudah menganggapmu seperti mendiang adikku, Saphira. Dan aku tidak akan membiarkan hal buruk menimpamu seperti yang terjadi pada adikku Freya."

Freya tersenyum. "Baik Raka."

---**---

Begitu memasuki ruang kelas Freya terkejut. Bagaimana bisa situasi saat ini terlihat begitu mendukungnya. Memang semalam ia sudah meng-sms Miki untuk datang lebih awal karena ada yang mau ia bicarakan. Tapi ia tidak menyangka jika tidak ada seorangpun disini.

Perlahan Freya mendekati Miki yang duduk di bangkunya seperti biasa. Ia menghadap ke arah Freya, tersenyum menawan ke arah gadis itu.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku Freya?"

Freya meletakkan tasnya, kemudian menghadap Miki. "Aku juga menyukaimu Miki. Itu jawabanku."

---**---

To be Continued

Thanks for reading and your voment 😊

Continue Reading

You'll Also Like

6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1M 153K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...