My Marriage

By ayesthethic

60K 2.8K 240

(PG17+) Pernikahan merupakan hal terindah dan yang diimpikan oleh seluruh pasangan didunia ini. Tapi apa jadi... More

Bet between Us
You Lose!
Iam The Winner
A Mistake
What this Feel?
Choice
My Answer
(baca ajaa)
attention!

His Back?

5.2K 296 17
By ayesthethic


Kedua insan itu masih terlelap dengan kondisi sang namja masih terus memeluk tubuh yeoja yang membelakanginya. Matahari pun mulai menyapa ruangan mereka, hingga yeoja itu mulai memperlihatkan pergerakannya.

Yeoja itu membuka perlahan matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang mulai menelusuri disekitar kamar. Matanya melihat lengan kokoh itu masih terdiam dipinggangnya, dirinya pun kini sudah menggunakan kemeja putih kebesaran yang ia tau pasti ini milik suaminya.

"Jong ireona!!" Seru Seulgi sambil memukul lengan itu

"Sebentar lagi seul" Jong In malah menenggelamkan wajahnya pada surai hitam Seulgi

"Kau tau? Kita sudah terlambat! Dan ini semua salahmu!" Kesal Seulgi saat ia melihat jam dimeja nakasnya

"Kalau begitu kita lewatkan saja, kelas pertama"

"Pemalas! Cepat bangun!" Seulgi dengan paksa melepas dekapan Jong In dan langsung duduk ditepi ranjang mereka. Ia sedikit meringis merasakan rasa nyeri dibagian bawahnya. Ah Kim Jong In sialan!

Menyadari ada yang dirasakan Istri nya ia pun segera mendekatinya dan kembali memeluk pundaknya sembari melirik kearahnya dari belakang dengan masih bertelanjang dada.

"Waeyo nona?" Tanya Jong In

"Ini karna ulahmu bodoh! Badanku sakit semua!"

Sedangkan namja itu hanya terkikik lalu ia pun melepas pelukannya dan beralih berdiri didepan Seulgi.

"Mau apa kau?" Tanya Seulgi bingung. Tanpa mengidahkan pertanyaan yeoja dihadapannya, Jong In malah mengulas senyum dan sekilas langsung menggendong Seulgi menuju kamar mandi

"Ya! Ya! Apa yang kau lakukan bodoh?"

"Membantumu. Kau tak bisa berjalan kan? Jika lebih baik kita mandi bersama"

"Ya!!"

Teriakan itu teredam karna keduanya telah masuk kedalam kamar mandi.

.

.

.


Kedua orang itu kini telah sampai dikampus mereka. Keduanya masih berjalan beriringan dihalaman kampus mereka, dengan sang yeoja yang menggunakan sweater pink dipadukan dengan rok yang mengembang hingga menutupi setengah bagian paha miliknya. Sedangkan sang lelaki yang juga memakai sweater pink nya dengan bawahan jeans yang hanya sebatas atas lututnya.

"Masih sakit nona?" Goda Jong In sembari mengeluarkan smirknya

"Kau kira kenapa aku memakai rok hari ini huh?" Sungut Seulgi. Ya, memakai rok memang bukanlah style milik seorang Kang Seulgi tapi ia harus memakainya karna hari ini ia tak bisa berjalan dengan baik dan akan memalukkan jika ia harus menggunakan jeans seperti biasanya.

"Kau lebih manis jika berpenampilan begini"

"Rasanya aku ingin sekali mencekikmu, kau tau?"

CUP. Jong In lebih memilih mencium kilas pipi kanan Seulgi yang mengembung karna jengkel itu daripada harus membalas kejengkelan Istrinya.

"Aiss namja ini benar benar" ujar Seulgi

"Good Morning Kim Couple" panggil Wendy dengan logat kebarat baratannya yang kini tengah menghampiri kedua orang itu tentu bersama dengan Sehun yang merangkul pundaknya

"Wah Seulgi-ah tumben sekali kau pakai rok" tambah Sehun sembari mengeluarkan senyum jailnya memperhatikan Seulgi

"Wae? Apa aku terlalu cantik memakai rok?" Tanya Seulgi asal

"Heih, sejak kapan kau sepercaya diri itu nona Kim?" Sungut Wendy

"Hanya memastikan" jawab Seulgi sekenanya

"Ohya Jong In-ah, kau sudah sehat?" Tanya Wendy lagi

"Eoh. Aku sudah baik baik saja wendy-ah" jawab namja itu

"Syukurlah. Kukira sahabatku akan mati hanya karna yeoja tak punya hati" sahut Sehun

"Nona Son bisakah kau menghilangkan  makhluk disampingmu itu? Sebelum aku yang menghilangkannya dari dunia ini" ujar Seulgi bengis

" Oh ya tuhan, kejam sekali yeoja ini. Honey, kau jangan berteman dengannya lagi atau kau akan tertular kejam sepertinya" ujar Sehun sambil berakting berbisik pada Wendy tapi dengan suara yang masih bisa didengar Seulgi

"Aku akan membunuhmu lain kali, kajja Seungwan-ah" sahut Seugi sambil berusaha menarik Wendy dari rangkulan Sehun

"Ya! Kau selalu saja merebutnya! Dia itu yeoja Chinguku!" Sungut Sehun karna hampir keseluruhan moment nya dengan Wendy pasti akan selalu diganggu Seulgi

"Tanyakan pada yeojachingumu, dia itu mencintaiku" balas Seulgi

"Ya! Wendy-ah! Kau akan memilihku kan?" Tanya Sehun

"Ya Son Seungwan! Aku sudah mengenalmu lebih dari setengah umurmu" Seulgi tak mau kalah

Wendy yang dilema hanya memandang ke arah Seulgi dan Sehun bergantian.

"Aku mencintai Sehun tapi aku akan memilihmu" balas Wendy sambil menunjuk Sehun- Seulgi berurutan

"Secara tak langsung aku menang. Uri kanda" Seulgi langsung menarik Wendy untuk melenggang dari hadapan kedua namja itu tapi dengan cepat pinggulnya ditarik dari belakang

"Ya!" Pekik Seulgi. Siapa lagi pelakunya jika bukan Suaminya kan?

"Nona Kim kau mengabaikan ku sejak tadi dan sekarang mau pergi begitu saja?" Seringai Jong In kembali tercetak sempurna dibibirnya. Oh tuhan, Seulgi benci seringai itu.

"Keureom mwo?" Pandang sengit Seulgi

"Mana ucapan selamat pagi untukku?"

"Selam..."

Dan ucapan Seulgi tertahan karna Jong In telah kembali meraup bibir milik yeoja didepannya ini, sedikit menyesapnya cukup lama dan kemudian melepaskannya.

Setelah agak sadar dengan keadaan, Seulgi langsung menginjak kaki Jong In dan kembali melenggang dengan mengait Wendy yang tadinya hanya bengong melihat mereka - Jong In dan Seulgi-. Sama halnya seperti Sehun. Menghiraukan Jong In yang mengaduh kesakitan.

"Selamat pagi tuan Kim" kata Seulgi yang sudah hampir jauh dari posisi Jong In dan Sehun, tapi masih bisa terdengar oleh Jong In

"Selamat pagi juga nona Kim" balas Jong In namun dengan nada pelan sambil melihat punggung kedua yeoja disana yang mulai menghilang ditelan lorong Kampus.

"Cukup terpesonanya Kai. Kajja" sahut Sehun menarik kerah Jong In yang masih sibuk memperhatikan Seulgi

.

.

.

***

"Ada apa itu?" Tanya Wendy yang kini sekitar 1 meter didepan mereka terdapat banyak kerumunan yang didominasi oleh yeoja yeoja

"Molla" jawab Seulgi tak peduli

"Heih, kita harus bertanya Seulgi-ah"

"Apa pedulinya Son Seungwan? Tak ada hubungannya dengan kita"

"Aiss kau selalu saja begini, biar aku sajalah yang bertanya"

"Hey jinri-ah~" panggil Wendy pada yeoja yang ikut bergelumung disana. Lalu Jinri pun menghampiri wendy yang tadi memanggilnya

"Waeyo?" Tanya Jinri

"Ada apa ini? Kenapa banyak kerumunan disana?"

"Ah itu, ada mahasiswa pindahan baru Wendy-ah. Dan dia sangat sangat tampan" jelas Jinri sambil sesekali melirik kekerumunan itu

"Pindahan? Dari mana?" Kini Seulgi yang bertanya

"Jika tak salah, dari Prancis Seulgi-ah" jawab Jinri

"Ahh geureyo. Gomawoyo Jinri-ah" balas Wendy sambil mengulas senyumnya

"Eoh" Jinri pun kembali bergabung disana

"Sampai kapan yeoja yeoja itu akan melakukan hal yang tak penting seperti ini?" Tanya Seulgi sambil memandang datar kerumunan orang disana

"Ya! Wajar saja kan! Kita yeoja Seulgi-ah jika memang namja itu benar benar tampan, pasti kita akan mengaguminya"

"Tak logis"

"Kau tau? Aku mulai ragu kau sudah tidak doyan namja!" Sungut Wendy

"Ya! Son Seungwan! Jika aku tak doyan namja, untuk apa aku sering melayani namja byuntae seperti Kim Jong In huh?"

"Ohh? Tunggu sebentar... itu berarti... kau mulai menyukai Jong In kan???" Tanya Wendy dengan nada yang sangat senang

"Lihat? Kau mulai lagi kan?"

"Ya! Dari cara bicaramu itu menunjukkan begitu kok"

Seulgi terdiam sejenak. Apa benar dia sudah mulai menyukai atau mulai menerima Jong In? Memang terkadang Seulgi merasa nyaman dan bahagia didekat suaminya itu. Tapi benarkah ia sudah mulai menyukainya? Ia sendiri pun masih ragu untuk menjawabnya

"Kang Seulgi" panggil Wendy sambil tersenyum pada Seulgi

"Mwo?"

"Kau pasti akan mencintainya. Aku yakin! Kim Jong In pasti bisa membuatmu melupakan laki laki sialan yang telah meninggalkanmu itu"

"Kuharap begitu. Oh ya jika namja yang dikatakan tampan itu ternyata lebih tampan dari Sehun-mu dan tertarik padamu. Bagaimana? Kau akan memilih siapa?"

"Y,y,ya! Tentu saja Sehun kan!"

"Wae? Namja itu kan lebih tampan dari Sehun"

"Aku tak butuh namja tampan, tapi aku butuh namja yang penuh pengorbanan dan perjuangan untuk mendapatkan ku! Dan itu ada di Oh Sehun!" Jawab Wendy yakin

Seulgi sedikit terperangah mendengar jawaban dari sahabatnya itu. Entah mengapa otaknya mulai agak gila karna menyambungkan namja penuh pengorbanan dan perjuangan seperti yang dikatakan Wendy adalah seorang Kim Jong In. Oh tidak! Kang Seulgi kau mulai melantur!!

"Bagaimana denganmu?" Tanya Wendy kali ini

"Mwo?"

"Jika namja itu lebih tampan dari Jong In dan tertarik padamu. Siapa yang akan kau pilih?"

"Lelaki itu tentu saja" jawab asal Seulgi yang langsung dihadiahi pukulan di lengannya

"Ya!" Pekik Seulgi tak terima

"Jika kau berani meninggalkan Kim Jong In dan membuatnya hampir mati lagi, aku benar benar akan membunuhmu nona tak punya hati!!" Sungut Wendy

"Arra arra, aku tak akan melakukannya ahjummanie" jawab Seulgi jengkel

"It sounds Good"

"Kajja" Seulgi kembali berjalan yang diikuti oleh Wendy dibelakang.

Saat mereka hampir melewati kerumunan para yeoja yeoja itu, tiba tiba sebuah suara mengintrupsi telinga Seulgi untuk menoleh

"Kang Seulgi"

Betapa terkejutnya Seulgi melihat namja yang tengah dikerumuni para yeoja yeoja itu kini memanggilnya. Dan yang lebih parahnya, jantung Seulgi tiba tiba berdetak tak sesuai dengan iramanya. Sialan!

"Park... Chanyeol" lirih Seulgi menyebutkan nama itu

.

.

.

Yeoja itu masih memperhatikan seorang yeoja dan namja yang masih terus berbincang dimeja makan 2 meter didepan dari posisinya kini. Sang yeoja terkadang tersenyum kecil namun wajah datarnya masih terus mendominasi wajahnya. Sedangkan ia tak bisa melihat ekspresi wajah sang namja karna posisinya yang membelakanginya, ia hanya bisa melihat punggung tegap milik namja itu.

"Bagaimana bisa? Oh tuhan!! Cobaan apalagi yang akan menimpa rumah tangga mereka huh??" Tanya Wendy sambil menatap khawatir pemandangan tadi

Mungkin terlalu fokus pada dua objek disana, ia terkaget menyadari ada tangan yang menutupi matanya. Sesaat ia gelagapan -karna ketidaksiapannya - namun langsung sadar bahwa tangan ini adalah tangan orang yang sangat ia kenal.

"S,S,Sehun?" Tebaknya terbata

"Majja" jawab Sehun sambil mengecup ubun kepala Wendy dan langsung melepaskan tangkupan tangannya lalu beringsut duduk disamping kanan yeoja itu

Sesaat kemudian Jong In telah ikut duduk disamping kiri Wendy namun mata terus mencari keberadaan Seulgi

"Kau membuatku kaget hun" ujar Wendy

"Mian, lagipula ada apa denganmu? Biasanya kau bisa langsung menebakku. Aneh"

"Ahh, igo. Sedang ada sesuatu yang kufikirkan" jawab lesu Wendy

"Wen, Seulgi eoddiya?" tanya Jong In

"Disana" jawab Wendy sembari menunjuk kedepan tepat dimana yang sedari tadi menjadi objek pemikiran Wendy

Sehun dan Jong In otomatis mengikuti arah tunjukan Wendy yang terlihat Seulgi tengah bicara dengan namja. Namun tak dapat melihat wajah namja itu, karna posisinya yang membelakangi mereka berbeda dengan posisi Seulgi.

Alis Jong In spontan mengerut melihat Istri nya tengah berbicara pada seorang namja. Yang tak seperti biasanya adalah Seulgi yang memilih memisahkan diri, biasanya Seulgi akan membiarkan lawan bicaranya untuk bergabung dengan mereka.

"Geu namjaga, nuguya?" Tanya Sehun yang masih memperhatikan Seulgi

"Wendy-ah, namja itu siapa?" Tanya Jong In kali ini sambil beralih memandang Wendy

"Kai.. I have a bad news for you" bukannya menjawab pertanyaan Jong In, Wendy malah membuka topik baru

"Mwo?" Tanya Jong In

"His back"

"His back?"

.

.

.

TBC

***

Pendek yaa?? Author nya lagi pusing nih wkwk. Pokoknya mohon comment/like nya readers!^^♥


Continue Reading

You'll Also Like

26.6K 2.1K 20
"Entah" adalah jawaban yang tepat jika menanyakan bagaimana hubungan kedua orang itu kedepannya
24.2K 3K 64
SEKUEL KETIGA "SECOND LOVE". ADA BAIKNYA BACA "SEPARUH NYAWA" DAN "THE LAST MESSAGE" TERLEBIH DAHULU. "Jadi semua yang dikatakan Felly itu benar? Fi...
39.8K 4.8K 32
Ku tulis semuanya di sini . . . Mulai : 26 November 2017 Selesai : 23 Desember 2017 Catatan : Tanggal di bagian cerita bukan tanggal publikasi, tapi...
956 219 10
Seulgi yang terjebak dalam kisah Taeyong dan Seungwan.