Eye of Heart [COMPLETED]

By NinaMusIn

43.3K 3.2K 282

Buku Pertama dari Trilogi Heart Series Book I - Eye of Heart [Completed] Book II - Pieces of Heart [Complete... More

Part 1 : Kematian Ibu
Part 2 : Pemakamam
Part 3 : Sunset di Kala Itu
Bukan Update
Part 4 : Janji
Part 5 : Gadis Lolipop
Part 6 : Tersesat
Part 7 : Hal tak terduga
Part 8 : Pesta Dansa (1)
Part 9 : Pesta Dansa (2)
Part 10 : Pesta Dansa (3)
Part 11 : Ancaman Isaiah
Part 12 : Salah Paham
Part 13 : Hampir
Part 14 : Ingat Tujuan Kita
Part 15 : Tawaran dari Iblis Bermata Biru
Part 16 : Surat Wasiat
Part 17 : Cheon Kikka
Part 18 : Perpisahan
Part 19 : Isaiah Hotaru
Part 21 : Apakah Lampu Hijau Untuknya?
Part 22 : Ryu Kembali
Part 23 : Harus Bagaimana?
Part 24 : Jawaban Freya
Part 25 : Tolong Kikka
Part 26 : Bertemu Isaiah Hotaru
Part 27 : Kenyataan Pahit yang Harus Dihadapi
Part 28 : Serangan Alin
Part 29 : Jangan Kira Badai Sudah Berlalu
Part 30 : Ini Baru Permulaan
Part 31 : The Next Steps
Penting Wajib, Kudu Dibaca dan Respon!!!!!
Part 32 : Kegoyahan, Teman Lama, dan Tekad
Part 33 : Bisakah Debaran Ini Berhenti?
Part 34 : Kedatangan Sang Pemilik Ornamen Lotus
Part 35 : Tidak Ada Jalan Lain
Part 36 : Kemarahan Alin Atas Rahasia Ayahnya
Part 37 : Peringatan
Part 38 : Pernikahan dan Perpisahan
Part 39 : Tolong Katakan Inilah Kenyataannya
Part 40 : Monster [END]
Epilog

Part 20 : Pertengkaran

809 68 5
By NinaMusIn

Begitu banyak pasang mata mengamati tontonan yang tidak biasa. Memang terkadang hal-hal ini terjadi, tapi tetap saja.

Salah satu gadis menyunggingkan senyum jahatnya. Ia menatap puas hasil kerjanya bersama teman-temannya. Ia meraih gelas berukuran sedang miliknya yang berisi jus jeruk yang ia pesan dari tadi. Untuk menambah kesempurnaan hasil karyanya. Ia bangkit dari tempat duduknya dan dengan sengaja menumpahkan isi gelas yang ia pegang. Kedua temannya tertawa kecil melihatnya.

Air jus itu turun perlahan. Dari rambut merah jahe gadis yang tengah terduduk di lantai putih. Makanan yang gadis itu bawa berserakan di lantai. Sekarang air jus jeruk itu turun di seragamnya yang putih yang menyebabkan warnanya berubah menjadi kuning.

"Upss..." kata gadis itu seolah tidak sengaja menumpahkan jus yang kini mengalir di sekitar Freya. Ia tersenyum licik.

Freya mengepalkan tangannya. Ia mengatur emosinya dan mencoba untuk tenang. Bukankah ia sudah siap jika sewaktu-waktu hal seperti ini terjadi padanya? Bagaimana bisa ia mengharapkan hal muluk dari sekolah yang isinya mayoritas adalah kaum elit.

Gadis-gadis rubah ini tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka ingin menindas dirinya? Mimpi. Freya bangkit dan bersikap tenang. Ia meraih gelas berisi air yang cukup penuh di meja di dekat dirinya. Lalu menumpahkannya di hadapan gadis yang dengan sengaja membuatnya terjatuh dan menyiram jus jeruk yang kini membasahi dirinya dan seragam putihnya.

"Ah tanganku tergelincir. Jus jeruk ini membuat tanganku menjadi licin," kata Freya datar. Kedua gadis yang berada di belakang Teresa terkejut dengan serangan balik Freya. Mereka menoleh ke arah Teresa.

Sekarang gadis berambut hitam itu juga ikut basah seperti Freya. Teresa mengertakkan giginya. Tampaknya ia sangat murka dengan apa yang dilakukan Freya. Ia menatap Freya dengan penuh kebencian. Tangannya gatal ingin menampar gadis udik sombong di depannya ini.

Sayang sekali Freya dapat menghentikan tangan gadis yang sangat murka itu. Ia menatap gadis itu balik. Tatapan yang mampu membuat gadis itu terdiam.

"Sepertinya kau berhutang kata maaf untukku."

"Aku? Minta maaf? Kepadamu? Lelucon macam apa itu. Kau yang harus meminta maaf gadis udik!" kata Teresa dengan nada meninggi "Kau yang sengaja menyiram diriku dengan air itu."

"Kau pantas menerimanya. Apakah daya ingatmu sudah tumpul? Kau yang dengan sengaja menyenggolku dengan kaki busukmu itu tadi," tukas Freya dengan tenang dan penuh tekanan.

Pertengkaran kedua gadis itu disaksikan siswa-siswi yang berada di kantin. Mereka menerka-nerka, siapa yang akan menang. Kalau kejadian-kejadian sebelumnya pasti Teresa yang akan menang. Tapi murid biasa yang satu ini jelas berbeda dengan murid biasa yang sebelumnya. Lihat saja ia mampu membuat dua teman Teresa diam seperti itu. Bahkan seorang Teresa Shan tampak terintimidasi dengan gadis itu. Mereka menyaksikan dengan saksama tontonan menarik yang sedang berlangsung.

"Oh aku kira aku menyenggol sampah tadi. Aku sempat merinding membayangkan sampah sepertimu mengenai kakiku ini."

Freya menarik napas panjang, "Percuma aku berbicara dengan dirimu. Rupanya nona kaya seperti dirimu tidak pernah diajari cara bersikap yang sopan dan santun. Sungguh disayangkan."

Freya membalikkan badannya, ia tidak ingin mengeluarkan tenaganya dengan percuma untuk menghadapi gadis rubah ini. Sepertinya ia juga tidak akan menyesali tindakannya. Lebih baik ia mengganti bajunya dan segera makan, waktu istirahat akan segera selesai.

Tapi Teresa berpikiran lain. Ia tidak terima dirinya diceramahi oleh gadis udik seperti Freya. Ia bersiap melayangkan tamparan kedua. Sebagai bonus ia akan menggunakan seluruh tenaganya untuk memberi pelajaran kepada gadis itu.

Sebelum sempat mengenai Freya tangannya dihentikan kembali. Sebuah tangan besar mencegat gadis itu agar tidak dapat bergerak sedikitpun. Pemilik tangan itu menatapnya dengan mata birunya yang berapi-api.

Oh tidak, batin Teresa.

"Cukup Teresa, kau sungguh memalukan. Bagaimana bisa putri keluarga Shan melakukan hal seperti ini?" tanyanya dengan nada menahan amarah

"App.. Apa? Ini tidak seperti yang kau pikirkan Miki. Dia yang memulainya!" kilah Teresa

"Benarkah? Aku menyaksikan bagaimana itu terjadi Teresa. Dari awal," balas Miki dengan menekankan kata terakhir yang ia ucapkan.

Freya tidak mempedulikan bagaimana adegan itu akan berakhir, ia yakin sampai akhir gadis rubah itu akan pernah menyesali perbuatannya. Ia mengambil napas panjang dan berjalan melewati kerumunan siswa yang memperhatikannya, berusaha mengacuhkan tatapan ingin tahu orang-orang itu dan segera pergi keluar dari kantin ini.

Menyadari Freya yang pergi Miki melepaskan tangannya yang menahan tangan Teresa dengan kasar hingga membuat gadis itu terdorong ke belakang. Kedua teman gadis itu bersiap menangkap Teresa yang kehilangan keseimbangan. Miki mengacuhkannya dan kemudian mengejar Freya yang semakin menjauh.

Sambil memperhatikan kepergian Miki, Teresa menatapnya dengan penuh kebencian, "Beraninya ia berbuat seperti ini kepadaku.. Freya..!!! Jangan kira ini sudah selesai!!!"

Miki mempercepat langkah kakinya menyusul gadis yang berada jauh di depannya. Ia tersenyum kagum. Gadis yang ia kejar berjalan dengan tegak dan yakin melewati orang-orang yang selalu menatap dirinya dengan pandangan aneh.

"Kau mau kemana Freya?" tanya Miki saat berhasil menyusul Freya.

"Ke ruang ganti. Seingatku aku menyimpan baju olahraga disana." jawabnya tanpa memandang Miki

"Kau belum makan kan? Waktu istirahat hampir selesai. Bagaimana jika aku memberikanmu beberapa sandwich."

"Kedengarannya bagus."

"Baiklah.. Aku akan membelikanmu beberapa sandwich kemudian aku akan menunggumu di depan ruang ganti."

Freya menghentikan langkahnya dan menatap Miki. "Terima kasih Miki."

---**---

Begitu membuka pintu Freya mendapati Miki yang tengah menunggunya dengan membawa beberapa sandwich. Freya tersenyum dan mengambil sandwich yang ditawarkan oleh Miki.

"Sungguh, terima kasih Miki. Kau mau mengorbankan waktu istirahatnya demi aku."

"Anggap saja permintaan maafku karena tadi meninggalkanmu untuk makan siang duluan. Seharusnya aku tidak mengikuti ajakan Minho tadi," sesalnya.

"Itu bukan salahmu Miki.. Kau tahu sendiri saat itu Pak guru menyuruhku membantunya.. Tidak mungkin aku membiarkanmu menungguku mengingat tadi pagi kau juga belum makan."

"Tetap saja, itu tugasku menjagamu saat Raka dan Lin tidak ada disini. Kau pasti sudah tahu dengan jelas.. Murid biasa yang masuk ke sekolah ini 'terkadang' menjadi incaran penindasan."

Freya menarik napas panjang dan membuangnya. "Hahh.. Baiklah. Terserah kau saja."

"Dimana pula Ryu saat ini, walau bagaimana pun kau juga adalah tunangannya. Seharusnya ia menjagamu dengan baik," kata Miki dengan kesal.

"Bukankah sudah kuberi tahu bagaimana kami bisa bertunangan?"

Mereka berdua terdiam. Sudah beberapa hari berlalu sejak Miki menyatakan perasaan, dan sejak saat itu Ryu pergi entah kemana. Sampai sekarang Freya belum mengatakan jawaban atas perasaan Miki. Ia hanya menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dengan Ryu. Tentu beberapa bagian tidak diceritakan. Freya meminta Miki memberi waktu untuknya berpikir.

Freya mengakui saat berada di sekitar Miki membuatnya nyaman. Ia baru pertama kali ini merasakan hal seperti itu. Senyum Miki juga selalu membuat hatinya tenang. Tapi ia butuh waktu untuk berpikir, bagaimana jika Ryu hilang kendali saat melihat dirinya dengan laki-laki lain? Ia tidak bisa sembarangan mengambil keputusan jika itu menyangkut Isaiah.

Miki menghentikan langkah Freya, ia menggenggam lengan gadis itu. "Tolong pikirkan masak-masak jawabanmu Freya, aku akan menunggu. Berikanlah jawaban sesuai kata hatimu. Jika kau memilihku aku akan segera merebutmu dari Ryu dengan segala cara."

---**---

Ryu tergesa-gesa menuruni anak tangga yang jumlahnya sangat banyak. Ia mencari sosok pemuda besar berambut pirang. Ia melihat setiap lantai yang ia lewati. Menyelurusi setiap ruangan yang ada. Tapi sosok pemuda yang ia cari tidak juga kelihatan.

"Ke mana lagi Bam di saat-saat seperti ini!"

Di lantai terakhir ia juga tidak dapat menemukannya. Akhirnya ia memilih bersandar di sofa yang terlihat saat empuk. Membuatnya tergiur untuk istirahat. Setelah beberapa lama pintu tempat itu terbuka. Terlihat seorang pemuda sedang menggendong kucing belang-belang.

Ia melihat Ryu sedang tertidur pulas. Bam menatap Ryu aneh. Bukankah seharusnya Ryu tidak ada disini? Ia mengguncang-guncang tubuh Ryu.

"Ryu bangun."

Tak berapa lama pemuda itu memberikan tanda ia akan terbangun. Perlahan ia membuka mata biru langitnya.

"Akhirnya kau pulang juga. Aku mencarimu dari tadi," kata Ryu sambil sesekali menguap.

"Bukankah seharusnya kau sedang bersama kakekmu mengunjungi kaisar?"

"Oh aku pulang lebih awal."

"Mengapa?"

"Kita harus segera kembali ke Akademi Frisuki Bam."

---**---

To be Continued

Thanks for reading and your voment 😊

Continue Reading

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
30.4M 1.7M 65
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
951K 88.1K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...