Sehun-Hayoung๐Ÿ’ž [Oneshoot]

By rubyrubeckia

56.8K 2.3K 373

kumpulan one shoot/two shoot fanfic seyoung More

Timeline Part 2 (1/2)
Timeline Part 2 (2/2 End)
Sequel
Blossom Tears
What Is Love
I Love You
Feeling
Dream
Accident Married
Our Promise
First Love End
All For You
Hate But Love
To. Us

Timeline Part 1

6.8K 226 39
By rubyrubeckia

cerita ini aku tulis karena aku terinspirasi dari film thailand yang judulnya 'Timeline' semoga kalian menikmatinya ya☺️☺️

---


"Sehun-ah cepat bangun nanti kau terlambat!" Suara teriakan seorang wanita memenuhi seisi ruangan saat matahari mulai manampakan wujudnya, aku membuka mataku perlahan dan melihat ibuku sedang berdiri menatapku. "Eomma... Aku mengantuk." Rengekku dan kembali menutup diriku dengan selimut, sebentar lagi ibuku pasti akan menggendongku ke arah kamar mandi. Tapi nyatanya ibuku hanya diam mematung sambil menatapku dengan lembut dan duduk dipinggiran tempat tidur lalu mengelus pucuk kepalaku. "Sehun-ah, cepatlah bangun dan pergi kesekolah. Hari ini hari peringatan kematian ke 12 tahun appa." Suara lembut itu terdengar ditelingaku membuatku membuka selimut yang menutupiku dan duduk menatap ibuku, jika berbicara tentang ayahku ibuku pasti akan bersuara lembut dan wajahnya terlihat sangat tenang. Sejak aku di lahirkan kedunia ini aku tidak pernah melihat ayahku, karena ia telah pergi sebelum aku di lahirkan. Aku pernah bertanya sekali kepada ibuku mengapa ayahku meninggalkan aku dan ibuku, wajah ibuku seketika berubah menjadi sedih membuatku tidak tega. Sejak saat itu aku berjanji padanya bahwa aku tidak akan membuatnya sedih sampai akhir hidupku. "Chanyeol-samcheon akan mengantarmu nanti, jadi cepatlah sebelum dia datang." Park Chanyeol adalah seorang pria yang sudah mengenal ibuku cukup lama, ia selalu ada di sisi ibuku saat ibuku butuh seseorang. Aku sudah menganggap Park Chanyeol adalah ayahku sendiri. "Eomma, bagaimana jika namaku menjadi Park Sehun?" Tanyaku polos saat aku hendak berjalan menuju kamar mandi, tidak ada jawaban dari ibuku membuatku berbalik menatapnya. Terlihat tatapannya begitu tenang. "Sehun-ah, namamu adalah Oh Sehun. Dan jika kau ingin menggantinya gantilah dengan namaku." Aku tertunduk sambil berfikir tentang perkataan ibuku. "Jung Sehun?" Ibuku mengangguk sambil tersenyum kecil mendengar perkataanku, nama ibuku adalah Jung Eunji maka dari itu jika aku menggantinya harus dengan nama Jung didepannya. "Namaku adalah Oh Sehun dan Jung Sehun." Ucapku sambil tersenyum dan memeluk ibuku.

"Anyeong samcheon..." "Anyeong Sehun-ah, apakah kau sudah siap untuk berangkat?" Aku mengangguk dan bergegas menghampiri Chanyeol yang sudah berada di depan pagar rumahku dengan sepeda miliknya. "Eomma, aku berangkat!" "Hati-hati dijalan." Udara di sekitar sini sangatlah sejuk dan menenangkan hati karena tempat tinggalku jauh dari keramaian kota, aku tinggal di pinggiran Busan dan itu membuat suasana disini tampak alami. "Sehun-ah, jangan tertidur lagi di kelas. Nanti aku akan menjemputmu, anyeong." Ucap Chanyeol setelah aku turun dari sepeda miliknya, aku mengangguk dan berjalan memasuki gedung sekolahku. Sebenarnya aku tidak berniat untuk bersekolah apalagi belajar, karena menurutku hal yang menarik hanyalah melukis. Aku pernah mengatakan pada ibuku bahwa aku tidak ingin sekolah, dan saat itu juga ibuku menangis karena perkataanku. Aku merasa sangat bersalah karena mengatakan hal itu, dan akhirnya demi membuat ibuku bahagia aku melanjutkan sekolahku meskipun terkadang aku diam-diam membolos dan bermain di kebun milik orang lain sambil melukis pemandangan disekitar sana. "Sehun-ah, apa kau mendengarku?" Aku tersadar dari lamunan panjanganku dan segera melirik keasal suara itu yang tak lain berasal dari temanku satu-satunya yang kupunya di sekolah ini. "W-Wae Ilhoon-ah?" "Aigo Hun-ah, kau benar-benar menyebalkan." Aku tersenyum kecil sambil menggaruk tengkukku yang tidak terasa gatal, tidak ada niat darikku untuk mengetahui hal apa yang Ilhoon katakan tadi. Ilhoon mempunyai marga yang sama seperti ibuku, maka dari itu aku sangat dekat dengannya meskipun terkadang aku lebih memilih menyendiri ketimbang bermain dengannya.

Sepanjang hari begitu membosankan untukku, hanya pelajaran-pelajaran yang membuatku mengantuk yang diajarkan sepanjang hari. Sudah 6 tahun aku bersekolah di sekolah dasar ini namun aku sama sekali tidak tertarik dengan seorang wanita, berbeda dengan temanku Ilhoon ia sudah berganti pacar selama beberapa kali dalam kurun waktu 1 bulan. Padahal umurnya sama denganku masih berusia 12 tahun, namun pengetahuannya tentang cinta benar-benar menakjubkan. Aku menarik nafasku kasar dan melirik keluar jendela yang menampilkan langit Busan, tak ada niat bagiku untuk memalingkan wajahku padahal Kang-Songsaenim memanggil-manggil namaku. "Sehun-ah, jika kau tidak menatapku sekarang aku tidak akan memberikanmu nilai yang bagus meskipun kau pintar di sekolah ini." Ujar Kang-Sonsaengnim yang tiada henti-hentinya mengoceh, namun aku tetap tidak perduli padanya. Bukan karena aku anak yang nakal, tapi karena ia selalu menyuruhku melakukan hal-hal yang tidak aku sukai padahal aku sudah mengatakan tidak. "Sehun-ah..." "Songsaengnim, bisakah kau tidak menyuruhku melakukan hal-hal yang kau sendiri bisa melakukannya? Aku akan bilang pada Eomma bahwa kau terus saja memaksaku." Ucapku datar, sebenarnya ia hanya menyuruhku untuk tidak terlalu sering menggambar dan memperhatikanpelajaran. Bahkan terkadang aku mengotori mejaku dengan gambar-gambar buatan tanganku, ini memang bisa dibilang nakal tapi itulah hal yang kusuka. "Arraseo mianhae, sepertinya pamanmu sudah menjemputmu." Aku segera meninggalkan Kang-Songsaengnim yang entah aku tidak tau ia masih menatapku atau tidak.


6 years later.

"Omo Sehun-ah kau pintar sekali bisa mendapatkan peringkat pertama disekolahmu! Aku sungguh bangga padamu.." Pujian demi pujian terus saja di lontarkan dari ibuku dan juga Chanyeol, tentu aku senang mendapat pujian itu dari mereka berdua. Karena akhirnya aku bisa membuat ibuku bangga walaupun belum sepenuhnya, setelah 12 tahun aku bersekolah akhirnya aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan menurutku. Setelah perayaan kelulusan bersama ibu dan juga Chanyeol, aku beranjak dari ruang tamu menuju kamarku untuk berganti baju. Karena sedari tadi aku masih memakai seragam sekolah, dan sekarang rasanya sudah tidak nyaman karena sudah dipenuhi keringat.


Ponselku berdering saat aku ingin melangkahkan kakiku keluar kamarku, tertera nama Jung Ilhoon disana. Aku dan Ilhoon sudah saling tidak bertemu sejak kami lulus dari sekolah dasar itu karena keluarganya pindah ke Seoul karena ayah Ilhoon di pindah kerjakan disana.

On the phone

"Hey bro!" -Ilhoon
"Anyeong!" -Sehun
"Selamat atas kelulusanmu itu! Dan selamat karena nilaimu yang sangat memuaskan, aku tau itu dari ibumu." -Ilhoon
"Sudah kuduga, gomawo Ilhoon-ah. Tumben sekali kau menelfonku, apakah ada yang ingin kau bicaraka?" -Sehun
"Untunglah kau cepat tanggap, Sehun-ah berkuliahlah disini! Aku sungguh mengharapkanmu berada disini dan kita bisa berkuliah bersama." -Ilhoon
"Hm... Sepertinya itu ide yang bagus, dimana rencananya kau akan mengambil universitas?" -Sehun
"Aku berencana berkuliah di Universitas Korea, aku mohon padamu berkuliahlah disini. Saat kita berkuliah disana kita bisa tinggal di sebuah apartement, karena sudah pasti aku tidak akan tinggal dengan orang tuaku. Bagaimana?" -Ilhoon
"Tapi... Aku tidak mau meninggalkan ibuku." -Sehun
"Kau itu laki-laki dan kau butuh pengalaman hidup." -Ilhoon
"Baiklah, aku akan bicarakan itu dengan ibuku. Nanti aku akan mengirimmu pesan." -Sehun
"Geurae anyeong..." -Ilhoon

End call

Aku meletakkan kembali ponselku ke atas meja dan menarik nafas perlahan untuk meredam rasa gugup, ucapan Ilhoon ada benarnya juga setelah aku fikir-fikir dan keputusanku sudah bulat untuk berkuliah disana. Hanya satu masalah yang harus kuhadapi saat ini, yaitu meminta izin kepada ibuku. Sejujurnya aku tidak tega untuk meninggalkan ibuku tapi aku ini laki-laki dan butuh pengalaman hidup untuk menjadi mandiri kedepannya. Ku buka perlahan pintu kamarku dan berjalan menuju ruang tamu tempat ibuku berada, di samping ibuku sudah pasti ada Chanyeol yang menemaninya. Setelah melihat Chanyeol aku tidak lagi begitu khawatir karena aku tau pasti ia akan menjaga ibuku karena ia menyukainya. "Eomma..." Ucapku perlahan, ibuku mengangkat wajahnya dan menatapku penuh tanya. Dadaku berdebar karena rasa gugup yang terus saja hinggap, tapi inilah keputusanku. "Eomma, aku ingin berkuliah di Seoul..." Tidak ada jawaban yang di keluarkan oleh ibuku, ia hanya diam sambil menatapku. Tapi tidak dengan Chanyeol, ia menatap ibuku dengan tatapan sendu dan itu membuatku sangat bingung apa maksut dari ekspresi mereka berdua. "Baiklah..." Jawaban singkat namun jelas akhirnya keluar dari mulut ibuku, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku dan meluapkannya dengan cara memeluk dan mencium ibuku. Aku benar-benar senang atas izin yang diberikan ibuku. "Tapi... Kau tidak boleh melupakan Eomma, ingat selalu pada tuhan dan Appa. Kau akan tinggal bersama Ilhoon bukan?" Aku mengangguk penuh semangat atas jawaban dari pertanyaan ibuku, aku benar-benar sangat senang dan sulit untuk menyembunyikan itu.


One weeks later.

Disinilah aku saat ini, duduk disebuah kursi yang ada didalam bus. Hari ini aku akan meninggalkan Busan dan pergi ke Seoul untuk melanjutkan pendidikanku. Aku menatap sendu ibuku yang berdiri di luar jendela bus bersama Chanyeol, ibuku tersenyum hangat padaku membuat hatiku terasa tenang. 5 menit kemudian bus mulai bergerak perlahan, aku melambaikan tangan kearah ibuku dan juga Chanyeol. Aku sangat bersyukur ada Chanyeol yang menemani ibuku selama aku pergi, meskipun aku kasihan padanya karena ibuku tidak tau perasaannya itu. Sebelum aku berangkat menuju Seoul, Chanyeol memberikan sepedah satu-satunya untukku agar aku bisa pergi ke semua tempat menggunakan sepedah itu. Itu yang membuatku menganggap Chanyeol sebagai ayahku.

Rasa haus mulai melanda tenggorokkanku setelah 2 jam lamanya aku berada di dalam bus, kubuka tasku perlahan untuk mencari air untuk ku minum. Aku menemukan air dan juga sebuah amplop di dalam tasku, kubuka perlahan amplop itu dan terlihat didalamnya ada uang yang nominalnya cukup banyak. Terselip foto dan juga surat disela-sela uang itu, aku mengeluarkan foto itu dan juga membaca suratnya perlahan-lahan.

Oh Jongin (Sehun Appa)

'Sehun-ah, selama kau di Seoul jangan pernah lupakan Eomma. Sering-seringlah menelfon, dan jika kau sedang libur pulanglah kerumah. Jangan lupakan tuhan dan Appa, selalu berdoa kemanapun kau pergi. Aku akan merindukanmu anakku. -Jung Eunji Sehun Eomma.'

Air mataku mengalir tanpa aku sadari, aku segera menghapusnya karena aku takut ada seseorang yang akan melihatku menangis. Aku menatap langit dari luar jendela dan tersenyum pada langit itu, aku menutup mataku dan berdoa didalam hati. 'Appa, Eomma, Chanyeol-Samcheon.. Aku tidak akan mengecewakan kalian, dan aku akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk menjadi dokter yang hebat nantinya.'

Tanpa terasa saat ini aku sudah tiba di Seoul dengan selamat tanpa luka sedikitpun, aku memutuskan menggunakan busway untuk menuju ke apartement tempat Ilhoon dan aku akan tinggal. Ada 2 orang lagi yang akan tinggal bersamaku dan Ilhoon tapi aku belum mengetahui siapa mereka, kami memutuskan tinggal berempat karena itu akan membuat pembayaran apartement lebih murah meskipun aku dan Ilhoon mampu membayarnya jika hanya tinggal berdua dengannya. Tapi aku tidak ingin membuat ibuku sulit, biaya kuliahku sudah cukup mahal dan aku tidak ingin menambah beban padanya. Malam ini adalah malam pertamaku di Seoul, dan besok masa orientasi akan di adakan pagi hari jadi aku harus bergegas agar nantinya aku tidak terlambat karena kurang tidur. Setelah beberapa menit berada di dalam busway akhirnya tempat tujuanku pun sudah terlihat didepan mata, aku segera turun sambil membawa koper dan juga sepeda milikku dan berjalan memasuki apartement sambil menikmati pemandangan sekitar.

"Ilhoon-ah cepat buka pintunya." Akhirnya aku tiba didepan pintu apartement, aku terus saja menekan bel yang berada disamping pintu dan menunggu Ilhoon membukakan pintu. Terlihat seorang lelaki berambut hitam membukakan pintu untukku, dia terlihat lebih pendek dariku namun ia memiliki wajah yang tampan. Aku membungkuk padanya begitu pula ia membungkuk padaku, ia kemudian mempersilahkan aku masuk dan membantuku membawa barang-barangku. "Sehun-ah!!!" Teriak Ilhoon dari balik pintu kamar lalu segera memelukku. "Sudah lama kita tidak bertemu..." Lanjutnya lagi, aku hanya mengangguk sambil tertawa melihat wajahnya kini telah berubah menjadi tampan namun lebih tampan diriku. "Ah Sehun-ah, perkenalkanlah dirimu pada mereka. Dan kalian perkenalkan juga diri kalian." Perintah Ilhoon sambil menepuk pundakku. "Anyeonghaseyo Oh Sehun imnida, aku berasal dari Busan dan aku adalah teman Ilhoon saat masih di sekolah dasar." Ucapku sambil membungkuk sopan ke arah dua orang laki-laki didepanku, mereka berdua membungkuk lalu tersenyum padaku. "Anyeonghaseyo Kim Junmyeon imnida, aku dan Ilhoon adalah teman sejak SMA." "Anyeonghaseyo Byun Baekhyun imnida, aku Junmyeon dan Ilhoon berteman sejak SMA." Aku mengangguk mengerti dan mulai membuka percakapan pada mereka berdua, Junmyeon dan Baekhyun benar-benar orang yang menyenangkan. Dan kurasa sepertinya setiap hari akan selalu menjadi hari yang menyenangkan.

"Bagaimana jika kita pergi ke club? Untuk merayakan pertemuan sekaligus kelulusan kita." Usul Ilhoon, aku hanya diam tidak mengerti dengan apa yang Ilhoon maksut namun aku menyetujui keputusannya itu. Setibanya di club aku sangat terkejut ada banyak wanita berpakaian tidak sepantasnya, bahkan di pojok ruangan banyak sekali orang yang berciuman sambil melakukan aktivitas lain. Ini hal baru bagiku, selama di Busan aku tidak pernah melihat atau bahkan pergi ketempat seperti ini. Di Busan aku hanya sibuk belajar dan membantu ibuku. "Sehun-ah, minumlah." Baekhyun memberikanku sebuah gelas berisi minuman berwarna hitam yang aku tidak tau apa itu, aku mengambil gelas itu dan menciumnya terlebih dahulu. Aromanya benar-benar tidak enak menurutku, namun belum tentu rasanya juga tidak enak bukan? Lalu setelah itu ku teguk minuman itu, rasa yang belum pernah ku rasakan mengalir membasahi tenggorokanku. Rasa aneh yang membuatku pusing dan ingin muntah. "Uekkk, minuman apa ini? Kenapa rasanya sangat pahit?" Protesku sambil terus menetralisir lidahku dengan air. Ilhoon, Baekhyun dan juga Junmyeon hanya tertawa melihat tingkahku. "Minumlah perlahan dan lebih banyak, awalnya memang seperti itu namun lama lama kau akan terbiasa." Ucap Junmyeon dan Ilhoon sambil memberikanku minuman itu lagi, tanpa aku sadar berapa banyak yang aku minum tiba-tiba penglihatanku sudah menjadi gelap dan setelah itu aku tidak sadarkan lagi.


Kring... Kring... Kring...

Aku membuka mataku perlahan karena merasakan getaran di dalam saku celanaku, ku ambil ponselku dan tertera nama Ilhoon disana. "Hm?" "Cepatlah ke kampus bodoh!" Teriak Ilhoon dari sebrang telfon, aku membulatkan mataku dan segera melihat ke arah jam. Aku segera bangkit dan bersiap dengan kekuatan penuh berganti baju, kulewatkan mandi karena aku sudah sangat terlambat saat ini. Namun tidak lupa aku menyemprotkan parfume agar aroma tubuhku tidak terlalu bau. Ku kayuh sepedah ku dengan cepat menuju ke arah kampus, aku tidak peduli dengan omongan orang yang memarahiku karena aku menabrak atau melakukan sesuatu padq mereka. "Aish sial!" Gerutuku. Kuparkirkan sepedahku dan segera berlari menuju lobby kampus dengan sangat gugup, terlihat sudah banyak orang disana sedang melakukan aktivitas.

"M-Maaf aku terlambat..." Ucapku dengan kepala tertunduk. "Aigo, sepertinya kita harus memberikan hukuman pada orang ini." Ucap salah satu senior laki-laki bertubuh gemuk. "Tunggu, ada satu orang lagi yang terlambat." Ucap senior lain. Aku membalikkan tubuhku dan menatap seorang perempuan berdiri disampingku dengan rambut yang di kuncir dua, wajahnya sungguh cantik dan juga sangat polos. Senior laki-laki itu lalu menarik tanganku dan tangan perempuan yang berdiri disampingku lalu mengikatkan tali diantara tangan kami. "Perkenalkan diri kalian." Ucap seorang senior perempuan.

"Namaku adalah Oh Sehun." Aku membungkuk ke orang-orang yang ada didepanku. "Namaku Oh Hayoung." Ucap perempuan disampingku sambil membungkuk mengikutiku, aku menatapnya dan dia juga menatapku sambil tersenyum. Senyumnya benar-benar sangat manis dan indah menurutku.

"Kita memiliki marga yang sama Hayoung-ssi."




















hallo semua.... sebenernya aku buat ff ini udah lama tapi baru aku post, dan ff ini cuma 2shoot. gimana menurut kalian? kasih kritik dan saran ya untuk ff iniiiiii☺️ jangan lupa di voment, gomawoyo chinguya😬😬😬

Continue Reading

You'll Also Like

503K 18K 97
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ’œ my first fanfic...
345K 15K 39
เชœโ€โžดแกฃ๐ญฉ hidden, various hazbin hotel characters x female reader เชœโ€โžดแกฃ๐ญฉ ๐‘ฐ๐’ ๐’˜๐’‰๐’Š๐’„๐’‰ we follow an angel named y/n, who had her bes...
665K 14.8K 42
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
123K 7K 43
โ•ฐโ”ˆโžค *โ‹†โ ๐ฒ๐จ๐ฎ ๐ญ๐ก๐ข๐ง๐ค ๐ข'๐ ๐ฉ๐š๐ฌ๐ฌ ๐ฎ๐ฉ ๐š ๐Ÿ๐ซ๐ž๐ž ๐ญ๐ซ๐ข๐ฉ ๐ญ๐จ ๐ข๐ญ๐š๐ฅ๐ฒ? ๐ข ๐ฅ๐ข๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ฅ๐ฅ๐ฒ ๐ค๐ž๐ž๐ฉ ๐ฆ๐ฒ ๐ฉ๐š๐ฌ๐ฌ๐ฉ๐จ๐ซ๐ญ ๐ข๐ง ๐ฆ๐ฒ ๏ฟฝ...