My Bad Girl (Melvin D. Frankl...

By Sitinuratika07

1.6M 68.9K 3.1K

Series #4 Fantasi [Sequel Mine - Melvin D.Franklin] Hai namaku Melvin. Anak kedua yang lahir dari perut Mama... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11 - Chit Chat
My Bad Girl New Cover
ORDER KELUARGA FRANKLIN
Ebook My Bad Girl

Bab 5

98.3K 6.4K 169
By Sitinuratika07

Vote sebelum baca dan comments setelah baca ya guys :) thanks and happy reading^^ Penampilan mulmed itu melvin lagi hangout vs melvin lagi berangkat ke kantor haha

****

Author's POV

Gerald Barclays berjalan mondar-mandir di ruangan kerjanya dengan wajah khawatir. Pasalnya para suruhan bodyguard miliknya belum menemukan sosok Keyla selama seminggu ini, apalagi ditambah desakan oleh pemilik proyek yang ia menangkan sebulan lalu. Dia pusing tujuh keliling memikirkan cara membawa anak gadisnya itu kembali ke rumah.

"Permisi pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak." Tiba-tiba sekretaris Gerald masuk ke dalam ruangan. Wajahnya cemas dan pucat.

"Siapa?" tanya Gerald dengan wajah muramnya.

"Err itu..."

"Hallo Gerald," sapa pria paruh baya dari belakang tubuh sekretaris itu. Gerald pun terkesiap melihat tamu tak di undang yang berada di depan pintu. Tetapi dia langsung mengganti sikapnya dengan penuh hormat untuk menutupi rasa gugupnya.

"Ahh Mr. Hiro Tanaka. Silahkan masuk." Gerald berdiri menghampiri pria berwajah cina itu dan hendak menyalaminya tetapi Mr. Tanaka hanya bergeming dan berjalan melewati Gerald, ia melihat-lihat ruangan pria itu dengan seksama.

"Candice, tolong kamu keluar sekarang dan jika ada yang ingin bertemu denganku, bilang pada mereka kalau aku sedang sibuk," kata Gerald pada sekretarisnya.

"Baik pak."

Setelah Candice, sekretarisnya keluar, Gerald melihat Hiro Tanaka dengan canggung, ia takut untuk memulai pembicaraan. Apalagi, pria itu masih mengelilingi ruangannya.

"Saya tidak menyangka anda akan kesini, Mr. Hiro Tanaka," ucap Gerald kaku. Hiro menoleh dengan alis terangkat.

"Aku juga tidak menyangka jauh-jauh terbang dari Shanghai untuk datang kesini," balas Hiro. Pria oriental itu lalu duduk di kursi Gerald dan memutar-mutarkan kursinya khas seorang bos. "Apa kau sengaja menghindariku?" tanya Hiro mengintimidasi.

Gerald salah tingkah dengan menggaruk tengkuknya, "Ti..Tidak Mr. Tanaka. Saya..."

"Jangan membuang waktu berhargaku, Gerald!" Hiro menggebrak meja itu keras hingga Gerald terlonjak kaget. "Kau masih punya hutang denganku. Mana anak gadismu yang cantik itu hah? Sudah dua minggu aku menunggu!"

"Maaf, Mr. Tanaka. Anak saya kabur dari rumah dan---"

"Aku tidak peduli!" potong Hiro, "itu bukan urusanku."

"B..baiklah. Beri saya waktu satu minggu lagi, saya janji akan membawa Keyla dan datang menemui anda." ujar Gerald membuat Hiro berdiri dari singgasananya dan berjalan lambat menghampiri Gerald.

"Oke, satu minggu. Jika kau tidak bisa menepati janjimu, aku akan memberikan proyek itu kepada Franklin. Mengerti?"

"Iya, saya mengerti." jawab Gerald patuh.

"Bagus. Kalau begitu aku pergi dulu." Hiro menepuk pundak Gerald lalu berjalan menuju pintu keluar. Sebelum itu, ia kembali menoleh dan matanya menatap tajam tepat ke arah Gerald, "Jangan pikir kau temanku sewaktu SHS dulu, kau jadi bisa seenaknya Ger. Ingat janjimu, satu minggu."

BLAM! Pintu tertutup dengan keras. Gerald hanya mengerang frustasi dan mengacak-acak rambutnya yang mulai beruban.

"Anak kurang ajar! Awas saja kau kalau ketemu."

****

Bunyi bel apartemen Melvin terus bergema selama lima menit, tetapi tidak ada tanda-tanda akan dibukakan pintu dari dalam. Jhon, sekretaris Melvin-lah yang sedari tadi bertengger di depan apartemen Melvin dengan membawa goodie bag yang berisikan handphone seluler pesanan bosnya semalam. Ponsel Melvin rusak parah karena dua kali dihempaskan ke lantai dengan sengaja. Pertama, saat Melvin mendengar kabar kalau ia kalah dalam tender dan kedua, saat ia gagal menelpon Papa-nya malam itu.

Jhon kembali memencet bel yang berwarna perak itu beberapa kali, ia juga kesal karena bos-nya tidak ke kantor hari ini padahal sudah hampir jam makan siang. Ada apa dengan atasannya hari ini? Biasanya Melvin pria disiplin dengan datang ke kantor tepat waktu. Tetapi hari ini beda, bahkan dua kali rapat penting pagi ini harus digantikan oleh Jhon sendiri.

"Hemm siapaaa?" tanya suara serak wanita dari dalam membukakan pintu apartemen, membuat Jhon terbelalak kaget. Dia melihat wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik. Kemeja putih kusut tanpa bawahan dan rambut abu-abu gelap berantakan dengan wajah sembab khas bangun tidur. Persis seperti dandanan wanita yang habis bercinta.

Jhon berpikir dan otaknya mengingat-ingat, wanita ini...

"A.. aku Jhon Wilder miss, sekretaris Pak Melvin. Apa beliau ada?" tanya Jhon kaku. Keyla mengangguk dan membukakan pintu itu lebih lebar supaya Jhon bisa masuk. Setelah itu, Keyla pun menutup pintu.

"Melvinnya masih tidur, kau bangunkan saja." ujar Keyla tak acuh dan berjalan menuju dapur. Ia ingin meminum air dingin guna meredakan dahaganya. Sedangkan Jhon, pria itu hanya menggelengkan kepalanya saja, tidak mungkin Melvin bermain wanita seperti ini. Tidak, dia tahu benar kalau atasannya itu adalah pria baik-baik. Apalagi yang Jhon tahu wanita itu adalah keturunan Barclays, apa Melvin tidak tahu? Apa wanita itu hanya memanfaatkan kekayaan Melvin saja?

Jhon terus berpikir banyak kemungkinan yang terjadi hingga ia menemukan sosok atasannya itu terkulai lemah tak berdaya di atas sofa yang empuk nan mahal. Melvin tertidur sangat sangat pulas hingga ia sendiri tidak mendengar suara bel diluar. Jhon lalu menyapukan pandangannya ke arah meja di depan sofa itu. Kotak-kotak makanan ayam goreng dan botol-botol jus jeruk sangat banyak di sana, seperti habis pesta. Jhon berpikir kalau Melvin habis bercinta dengan wanita tadi, tetapi nyatanya nol besar. Ternyata Melvin dan wanita itu semalaman marathon menonton film sampai pagi sambil memakan makanan di atas meja.

Ya benar. Setelah insiden berpelukan mesra-mesraan di antara Melvin dan Keyla tadi malam, mereka berdua memesan makanan dari restoran yang buka 24 jam dan berlanjut menonton film sampai pagi menjelang. Melvin sendiri tidak sadar kalau sampai selama itu mereka akan bercengkrama di depan televisi, apalagi sampai tertidur. Melvin bingung sekaligus senang, Keyla semalam benar-benar seperti orang yang berbeda. Manis, penurut, dan lucu, ya walaupun terkadang mulutnya masih saja mengumpat tak jelas. Yang membuat Melvin tambah kegirangan ialah saat Keyla tertidur duluan di atas paha Melvin saat mereka menonton film semalam. Jadilah mereka tidur sambil berpelukan di atas sofa walaupun TV masih menyala.

"Pak Melvin," ucap Jhon sambil menggoyangkan lengan Melvin beberapa kali. Melvin bergeming. Dia tidak terganggu sama sekali. Lantas Jhon mencoba membangunkan Melvin dengan cara tak biasa. Pria yang berumur sama dengan Melvin itu lalu memencet hidung Melvin dan menutup mulutnya bersamaan agar Melvin terjaga.

Dan berhasil. Melvin terbangun spontan karena kehabisan nafas. Setelah itu, Jhon melepaskan tangannya. Tenang saja, Jhon tidak berniat membunuh atasannya itu. Dia hanya ingin membangunkan Melvin. Cara tadi selalu berhasil dicobanya saat membangunkan Larry. Ya, dia anak kandung Larry, sekretaris Sean. Orang yang paling dipercaya oleh Papanya.

"Pak Melvin," panggil Jhon sopan.

"Ah, kau Jhon. Ada apa?" tanya Melvin dengan suara serak, "jam berapa ini?" tanyanya lagi.

"Saya kesini untuk memberikan ponsel ini dan juga karena anda tidak ke kantor, Pak. Anda melupakan dua rapat penting tadi pagi. Sekarang jam setengah 11 siang, Pak." jawab Jhon dengan masih berdiri.

"Oh." Melvin menggaruk pelipisnya dan beranjak bangun. "Jhon, sudah berapa kali jangan pernah memanggilku dengan sebutan 'Sir'! Kita seumuran, panggil aku Melvin saja." gerutu Melvin dengan bibir kecilnya.

"Maaf, itu tidak sopan pak."

"Ck, ya sudah terserahlah. Jadi setelah ini apa kegiatanku?" tanya Melvin sambil menguap. Lalu ia menoleh ke kanan, ke kiri, ke belakang dan ke depan guna mencari sosok wanita yang mempunyai harum candu baginya itu, Keyla. Tetapi sejauh mata memandang, Keyla tidak ada.

"Setelah jam makan siang, anda akan rapat di Kota Bergen dan Drammen." ucap Jhon seraya melihat ipad miliknya.

"Hah? Drammen? Kata Papa, itu bagian Kelvin. Kenapa aku?" protes Melvin.

Jelas saja Melvin tidak mau. Setiap rapat-rapat penting, ketiga anak Sean akan dibagi sesuai dengan bidangnya. Dan untuk rapat  di Kota Drammen tersebut, Kelvin-lah yang paling tepat di tunjuk oleh Papa-nya karena ia pintar dalam bernegosiasi proyek pembangunan. Sedangkan Melvin, dia pintar denga urusan-urusan teknologi dan peralatan elektronik. Khusus, Deira, ia kebagian dalam rapat-rapat bidang pangan karena usaha itu baru dijalani Franklin setelah Deira menikah dengan Bray.

"Tuan Kelvin tadi mengirimi saya email, ini Pak." Jhon memberikan ipad-nya pada Melvin. Melvin pun mengambil ipad itu dan membaca email dari Kelvin itu.

From: kelvind.franklin@gmail.com

To: jhonwilder@gmail.com

Subject: Change Schedule

Hallo Jhon. Tolong katakan pada Melvin, gantikan aku rapat di Kota Drammen. Aku tidak bisa menghadiri rapat itu karena terlalu jauh. Aku tidak bisa menginap. Katakan juga padanya kalau rapat minggu depan di Canada, aku yang akan menggantikannya. Thx.

Ps: Kalau dia tidak mau, katakan padanya kalau aku akan berikan foto ini ke Mama

Melvin syok setelah melihat foto yang dikirim Kelvin di pesan itu, foto Melvin berada di bar dan dia sedang menjepit pipi kanan kiri Keyla saat mereka bertemu pertama kali. Astaga, Melvin sangat geram melihatnya. Darimana Kelvin tahu? Apa dia memata-matai Melvin?

Jhon terlihat menahan tawanya melihat perdebatan antar saudara itu.

"Dasar wolf gila. Dia mengirim orangnya tuk mengawasiku?Hak, awas saja dia, akan kubalas kau! " geram Melvin sambil membalas pesan Kelvin. Setelah itu ia memberikan ipad pada Jhon dan beranjak ke dapur tuk mencari Keyla, meninggalkan Jhon yang terpaku sendirian membaca pesan di emailnya.

Jhon Wilder: Pergilah ke neraka yang paling bawah! Awas saja kau memberikan foto itu ke Mama, aku akan mencekikmu sampai mati!

Jhon mengetik pesan baru dengan cepat, ia tidak mau jika Kelvin menyangka kalau Jhon yang membalas pesan itu.

Jhon Wilder: Maaf, Sir. Yang membalas tadi Pak Melvin bukan saya.

Tak lama kemudian, pesannya pun di balas.

Kelvin D. Franklin: Aku tahu. Tidak apa-apa Jhon. Itu berarti dia mau. Thanks ya.

Jhon tersenyum lega, syukurlah baik-baik saja. Terkadang ia harus seperti ini kalau Melvin sedang bertingkah seperti anak kecil. Karena kejadian ini, bukan yang pertama kalinya.







TBC





Okay guys, segitu dulu yaa? Apa ada bagian yang kalian suka? Sorry cuma segitu karena aku lagi senggang gak ada tugas hehe ohya sekarang aku udah kerja, jadi jarang bgt buka wattpad :( ini aja nyempet2in deh, hehe maklum ya slow update. Ini bonus foto Melvin aja ya kwkw

tuh yang diatas Melvin sama Jhon wkwkw ganteng banget gilee sekretaris! about casting, itu terserah readers ya mau bayangin siapa. aku mah gak maksa kok. kalau aku sih dari awal emg banyangin peran casting2 aku :D BAHKAN kayak nonton film aja tuh di otak sampe mikirinnya wkw kalau kalian gimana guys

Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 484 8
Di dunia ini terdapat tiga ras yang mendominasi untuk saat ini, ras iblis, ras vampire dan satu lagi manusia, ketiganya memiliki perbedaan yang signi...
262K 4.6K 11
Semenjak dua tahun lalu ia mengalami sebuah peristiwa dimana ia mengalami trauma yang begitu mendalam. Ia menjadi kepribadian yang kelam namun saat b...
14.8K 726 13
"There is always some madness in love. But there is also always some reason in madness." ©2020 | A special event by SM Group
24.3K 523 36
Biarkan aku melepas segala bebanku. Menuliskan segala rasaku di secarik kertas. Biarlah aku menyendiri. Aku tak mengapa sendiri. Menjauhkan diri dari...