Catch His Heart

By wengaswag

225K 8.5K 803

Kim Yugyeom, abangnya Kim Yerim, punya sohib kental manis namanya Koo Junhoe. Cowok guanteng abess yang serin... More

PROLOGUE
ONE
TWO
FOUR
FIVE

THREE

10.6K 1.6K 215
By wengaswag

Sial.

Sial betul.

Pagi ini Kim Yerim benar-benar sial. Mengapa? Alasannya adalah sebagai berikut;

Pertama, ia bangun kesiangan. Gara-gara asyik membaca webtoon. Ditambah lagi kegiatan fangirling-nya. Oppa-oppa tercintanya baru saja menerbitkan musik vidio terbaru dan Yerim tidak boleh melewatkannya.

Kedua, Kim Yugyeom berangkat sekolah lebih dulu. Menginggalkannya. Abangnya yang jenius dan tampan namun somplak itu dengan teganya pergi lebih dulu tanpa membangunkannya.

Ketiga, kepalanya benjol. Padahal Yerim sudah mencoba berbagai cara agar sakit di dahi bagian atasnya dengan mengompresnya dan meminum obat anti nyeri. Ia bahkan melakukan hand stand. Gadis itu berteori bahwa jika darahnya terkumpul di kepala, maka darah kotor yang menumpuk dan menjadi benjolan itu akan luruh bersamaan dengan mengalirnya darah dari kepalanya tersebut. Teori tertolol yang pernah ada. Tentu saja tidak berhasil menghilangkan benjolannya.

Yerim terus berlari. Seratus meter lagi ia akan tiba di sekolahnya. Ayo ayo ayo, semangat, Kim Yerim!

"Pak! Bapak! Pak! Bentar, Pak!"

Yerim dengan seluruh kekuatan di tenggorokannya berteriak dengan suara cemprengnya. Dengan terus memaksa kakinya, Kim Yerim akhirnya tiba di gerbang yang hampir saja ditutup security.

"Duh, Neng. Udah telat, Neng." Kata Bapak security seraya menutup pagar raksasa SMA Gangnam 01.

Dengan napas ngos-ngosan Yerim menangkup kedua tangannya di hadapan Bapak security, memohon agar si Bapak mau memberinya kesempatan. "Pak, please, Bapak, saya cuma telat dua detik, Pak, tolong."

Siapa yang tidak tega melihat wajah memelas gadis manis seperti Kim Yerim? Si Bapak mulai luluh. Yerim segera menyusupkan tubuh mungilnya, masuk ke sela-sela pagar yang terbuka sedikit.

"Makasih banyak, Pak." Kata Yerim seraya membungkukkan tubuhnya.

Si Bapak tersenyum ramah. "Lain kali jangan telat lagi ya, neng. Nanti saya yang repot kalo ketahuan sama guru piket. Neng buruan masuk gih, entar keburu guru piketnya datang."

Yerim membungkukkan tubuhnya sekali lagi seraya berlari kecil, masuk ke dalam kawasan sekolah, menuju koridor. Gadis itu menghela napas lega. Dalam hatinya, Yerim terus-menerus mengutuk abangnya yang kejam.

'Lihat aja entar, Kim Yugyeom! Lihat aja pembalasan gue!' batin Yerim.

Betapa murkanya Yerim pada abangnya itu. Mengapa tidak? Ia benar-benar telat dan hampir saja tidak diperbolehkan masuk dan dihukum karena terlambat. Untung saja guru piket jaga pagi ini sedang menghilang entah kemana.

Koridor sudah sangat sepi. Yerim makin mempercepat langkahnya hingga akhirnya ia tiba di kelasnya. Seluruh mata tertuju padanya saat Yerim memasuki kelas dengan napas ngos-ngosan.

Belum sempat Yerim mengucapkan kata maaf pada Guru Matematika di depannya, sang Guru tiba-tiba berucap, "Kamu terlambat. Ikut saya."

Sial.

Jelas saja, Yerim akan di hukum.

Tanpa diberi kesempatan untuk menaruh tas ke mejanya, Yerim terpaksa mengikuti langkah si Bapak Guru. Mereka berhenti di tengah lapangan sepak bola. Pak Guru berkacak pinggang dengan wajah sangarnya.

"Saya tidak suka ada yang datang terlambat ke kelas dan mengganggu proses belajar-mengajar. Sebagai hukuman, kamu berdiri hingga mata pelajaran saya berakhir." Tegas Pak Guru dan beranjak meninggalkan sendiri.

Panas.

Pengap.

Terik.

Lapar.

Haus.

Belum lagi menjadi tontonan murid senior yang sedang ada jam mata perlajaran olahraga. Lengkap sudah. Di hari ketiga menghadiri sekolah menengah atas sudah menjadi perhatian banyak orang. Yerim teringat petuah Yugyeom yang selalu mewanti-wantinya untuk tidak datang terlambat, karena hukuman yang diberikan guru-guru disana akan sangat memalukan. Contohnya begini.

'Yugyeom bangke! Nggak usah sok-sok nasehatin gue kalo sendirinya ninggalin gue!" Kutuk Yerim dalam benaknya.

Percuma saja Yerim memelas pada Bapak Satpam di depan dan berhasil menghindari Guru Piket. Ujung-ujungnya ia tetap saja dihukum berdiri di tengah lapangan seperti ini. Yerim memutar tas ranselnya, mengambil botol minum kesayangannya dan mulai mengenggak air dingin dengan irisan lemon dan daun mint di dalamnya.

Seteguk.

Dua teguk.

Tig-

"Woy, pinky! Berdiri yang bener! Dihukum malah minum!"

Pada proses tegukan ketiga, Kim Yerim dengan sukses menyemburkan air 'infus' dari mulutnya. Ia tersedak dan terbatuk. Air minumnya justru salah masuk ke organ pernapasan. Susah payah Yerim menormalkan kembali respirasinya.

"Hello pinky~ lagi dihukum ya?"

WHAT THE FART!?

Mata Kim Yerim terbelalak ketika melihat manusia berjenis kelamin laki-laki yang sedari tadi meneriakinya dengan kata 'pinky'. Cowok itu adalah cowok berambut dan memiliki lensa mata hitam legam yang kemarin melemparinya bola basket. Tertempel plester putih di batang hidungnya yang mancung itu. Produksi lemparan bola yang dilakukan Kim Yerim kemarin sore.

Yerim masih terbatuk-batuk. Ia menyeka air yang membasahi bibir dan dagunya dengan punggung tangan sebelah kirinya. Menatap cowok itu sinis. Ia tidak sadar, di bagian dada seragam putihnya basah, membuat bahan yang membungkus tubuhnya itu menjadi lepek dan terlihat makin transparan.

Jeon Jungkook tidak sengaja menyaksikan pemandangan itu. Pemandangan yang sungguh indah bagi seluruh manusia berjenis kelamin laki-laki di seluruh dunia. Mata Jungkook tidak fokus.

Holy cow.

Bagaimana mungkin ia dapat fokus ketika melihat seragam basah dan menampakkan bra hitam yang samar-samar gadis manis itu? Hormon kejantanannya mulai membuncah, mendidih. Aliran darahnya menjadi lebih cepat karena fungsi jantungnya yang mulai tidak normal. Proses itu mengakibatkan tubuhnya memanas dan terdapat semburat merah yang sangat tipis di pipinya.

Jeon Jungkook adalah laki-laki normal. Tentu saja kini celananya mulai terasa sesak saat matanya terfokus pada gadis imut yang tengah menatapnya sinis itu. Ketika tersadar dengan otaknya yang mulai membayangkan hal-hal gila, ia berdeham. Salah tingkah.

Jungkook mulai merasa risi melihat pemandangan itu. Ia segera melepas hoodie putih yang melapisi seragam olahraganya dan melangkah mendekati Kim Yerim. Gadis itu terkejut setengah mati saat mendapatkan perlakuan aneh dari cowok menyebalkan yang kini berada sangat dekat di depannya itu. Mata Yerim terbelalak ketika mendapati senior itu menutupi tubuhnya dengan hoodie putih yang besar. Jantungnya berhenti berdegup saat Jungkook melingkarkan tangannya ke leher Yerim, mengikat lengan hoodie itu di belakang kepala gadis itu. Jika dari kejauhan, orang-orang bisa saja mengira Jungkook tengah memeluk Yerim.

"Dada lo. Jangan sampe keliatan orang," gumam Jungkook.

Napas Yerim terhenti saat mendengar suara rendah dan maskulin senior itu. Refleks Yerim menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Saking dekatnya, ia mampu mencium aroma feromon bercampur cologne cowok itu.

Selesai menutupi dada gadis itu, Jungkook menatap mata Yerim tepat di pupilnya dan berkata, "Lo harus tanggung jawab. Hidung gue jadi penyok gara-gara lo."

Mendengar itu, Yerim mundur satu langkah dari tempatnya mematung. Ia bergumam, "Peduli amat!" dan memutar bola matanya.

Jungkook terbahak melihat reaksi Yerim. "Malah nyolot. Sini maju satu langkah!"

"Ogah!"

"Maju!"

"Males!"

"Lo lagi dihukum, jangan nyolot."

Yerim terkekeh sinis. "Siapa lo? Yang ngehukum bukan lo!"

Jungkook balas terkekeh sinis. "Maju. Gue hitung sampai tiga kalo nggak maju gue cium lo! Satu-"

Mata Yerim terbelalak mendengar ancaman senior kampret di depannya. Refleks ia maju selangkah. Sial. Ini kebiasaannya. Kim Yerim terbiasa merasa takut dengan ancaman-ancaman yang mampu mengintimidasinya dan segera menuruti kemauan pengancam tersebut. Terimakasih banyak untuk Kim Yugyeom, abang terkampret yang sering mengacamnya.

"Pinter." Gumam Jungkook saat Yerim kembali mendekatinya. Tanpa disadari, tangannya mengelus kepala gadis itu.

Yerim menarik kepalanya ke belakang dan meringis. Ia menepis dan menghindari tangan Jungkook. Cowok itu baru saja menyentuh benjolan-yang sudah tidak terlalu besar-di jidatnya.

"Apaan lo pegang-pengang kepala gue?" Sungutnya dengan ringisan di wajahnya.

"Kepala lo kenapa?"

Yerim menatapnya sinis. "Kenapa?! Ini kerjaan lo! Kepala gue jadi benjol gini! Makasih banget ya, Kak!"

Ketika Jungkook membuka bibirnya, hendak membalas keluhan dari gadis 'pinky' itu, tiba-tiba bel pergantian jam berdering tanpa ampun. Membuat cowok itu mengurungkan niatnya.

"Gue rasa kita impas deh, hidung lo penyok, kepala gue benjol. Udah." kata Yerim menatap sengit pada Jungkook dan kemudian mendorong tubuh cowok yang berdiri di hadapannya itu. Jungkook takjub. Takjub dengan keberanian gadis itu. Gadis yang berlalu dan membawa hoodie-nya.

Jungkook sumringah. Tersenyum lebar. Menampilkan sederet gigi rapi dan putih sehat dengan dua gigi kelinci manis di tengah-tengah. Senyumnya berubah menjadi tawa.

Mendengar tawa cowok di belakangnya, Yerim bergidik ngeri dan melangkah lebih cepat menuju kelasnya. Ngibrit. Gadis itu tidak sadar bahwa ia dan Jeon Jungkook sudah menjadi pusat perhatian para senior kelas tiga yang berada di pinggir lapangan bola sedari tadi. Seluruh mata teman sekelas Jeon Jungkook tertuju pada adegan yang mereka buat. Terutama saat Jungkook melepaskan hoodie-nya dan mengalungkannya pada Yerim. Semua mata, termasuk Kim Yugyeom dan Koo Junheo.


☆☆☆

Thankchu for HanaKim69 -Writer femes- ide panggilan sayang Kuki buat Yeri 'pinky'.

Jjangjjangmanboongboong 

☆☆☆

Continue Reading

You'll Also Like

249K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
30.4M 1.7M 65
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
13.3M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
503K 37.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.