Bukan Catatan Pinggir Goenawa...

By agusrakeyan

798 11 0

Hanya coretan ringan kala senggang sembari menyeruput kopi. Coretan tentang apa saja, mulai dari Mbak Inul s... More

Pak Prabowo, Yakinlah Menjomblo Itu Mengasyikan
Mas Marwan, Benarkah Dana Desa 'Rasa Partai'?
Bu Siti, Panjenengan Kok Begitu?
Pekan Depan, Semoga Cak Imin Tak Sakit Lagi
Bagian tanpa Pemimpin, Bahasa Toilet dan Caci Maki
'Perang Bubat' Pelindo II
"Perang" Dua Sekondan Pendukung Presiden
Jumat Keramat Pak Surya Paloh
Bu Rini Harus Dandan Cantik
'Cinta' Mas Masinton untuk Ibu Rini
Mbak Puan, Panjenengan Pembantu Presiden atau Anggota Fraksi?
Saran untuk Mbak Puan Maharani
Mbak Arzetty, Jika Mau Ngobrol Lagi Di Teras Rumah Saya Saja
Jangan Sampai Rakyat Minta Menu Dana Desa 'Rasa KPK'
Om Dhani yang 'Intelek'
Pak Jaksa Agung, Mungkin Sedang Gundah Gulana
Pak Paloh, Mbok Kalau Janji Jangan Terlalu Gagah...
Ahok Harus Protagonis, yang Lain Antagonis Saja
Apakah Pak De Karwo Seperti Ahok?
MK Tak Lagi Punya 'Greget'
Perindo Tekuk Gerindra, Keok Oleh PKS
Tidak Enaknya Pak Harto bagi Beringin dan Pak Ical
Ical Bukanlah Guardiola
Pengusaha Mebel Kalahkan Konglomerat
Pak Yuddy, Kami Sudah Komandan, 'Mosok' Turun Pangkat
Komandan ISIS Itu Bila tak Ngacir, Santai di Garis Belakang

Orkestra Kabinet Kerja Jokowi-JK

20 0 0
By agusrakeyan


Menteri jangan punya agenda sendiri. Begitu kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Saya sepakat dengan pendapat Mendagri. Sebagai Presiden, Jokowi ibarat dirijen Orkestra. Dia sama seperti Adhie MS, bos Twilight Orkestra. Di tangan Adhie, sebuah penampilan apik Twilight Orkestra dipertaruhkan. Setiap, pemain musik di Twilght Orkestra mesti mengikuti setiap ayunan dan ketukan tongkat konduktor Adhie. Satu pemain tak patuhi ketukan, nada yang dimainkan secara keseluruhan bakal berantakan. Dan, telinga pendengar pun dipastikan terganggu. Penonton dan pendengar akan kecewa. Satu kali kecewa, mungkin tak apa-apa. Tapi, bila setiap tampil, selalu saja ada nada sumbang, hampir dipastikan orkestra bakal ditinggalkan. 

Begitu pula dengan Jokowi. Dia adalah dirijen dari orkestra kabinet kerja. Dia pula, yang paling berkuasa mengatur ritme, nada dan irama musik pemerintahan yang dimainkan kabinetnya.  Di tangan Jokowi, tongkat konduktor politik dimainkan. Dan, para menteri mesti seksama menyimak, awas, juga patuh pada setiap ayunan tongkat yang dimainkan. 

Misal, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, yang memegang bas. Dia mesti tahu, kapan membetot, dan kapan memetik tali senar bas. Pun, Menteri BUMN, Rini Soemarno, yang misalnya dipercaya memainkan terompet. Ayunan dan ketukan tongkat yang dipegang Presiden adalah panduan utamanya. Jangan kemudian Ibu Rini sebagai menteri yang mengurusi perusahaan plat merah, memainkan nada yang bukan lagu Nawa Cita. Penonton bisa marah, terutama yang ada di barisan depan. 

Dan, terbukti, sudah ada penonton yang marah. Penampilan Bu Rini dipersoalkan. Ibu mantan petinggi perusahaan Astra ini dianggap mengecewakan. Dia dinilai tak bisa memainkan lagu Nawa Cita. Bunyi terompetnya sumbang, merusak nada. Alhasil, muncul Pansus Pelindo II, bentuk kekecewaan terhadap Bu Rini. Pak Presiden pun didesak mengganti Bu Rini. 

Bu Megawati, salah satu penonton orkestra kabinet kerja kelas VVIP juga sama kecewanya. Setelah menyaksikan tour orkestra kabinet kerja selama satu tahu lebih, Ibu Megawati merasa ada salah satu pemain musik di orkestra kabinet kerja yang merusak aksi panggung. Di Rakernas PDIP, di Jakarta, Ibu Megawati tanpa tedeng aling-aling menumpahkan kekecewaannya. Kembali Bu Rini yang disebutnya merusak lagu Nawa Cita yang dimainkan orkestra kabinet kerja. Meski tak secara langsung menyebut nama Bu Rini, tapi tumpahan kekecewaan atas kebijakan Kementerian BUMN yang dinakhodai Bu Rini, adalah isyarat bahwa ibu banteng moncong putih itu kecewa dengan penampilan tak asyik Bu Rini di kabinet. 

Jadi, sebuah orkestra itu bisa enak didengar, juga apik dilihat, bila memang semua yang 'bermain' padu dan tak ada yang menyempal nada. Intinya, agar penampilan orkestra mengesankan mata dan memanjakan telinga, jangan sampai saat sang dirijen mengetukan nada A, namun pemain terompet memilih nada B. Atau konduktor minta irama cepat, tapi peniup seruling mengeluarkan bunyi alon-alon asal kelakon. Bila seperti itu, dipastikan nada yang dimainkan tak enak mampir di telinga. Sementara ada ratusan juta orang yang menonton dan menikmati suguhan orkestra kabinet kerja.  Ratusan juta yang menanti penuh harap, orkestra kabinet kerja bisa tampil maksimal. Enak didengar, enak di rasa. Sehingga meninggalkan kesan. 

Semua pemain orkestra harus ingat. Ratusan juta penonton di auditorium republik, telah membeli tiket mahal di loket demokrasi pada 2014. Jangan kecewakan. Ratusan juta berharap, dengan tiket yang mahal, mereka dapat menikmati suguhan orkestra yang beda dari sebelumnya. 

Jadi jangan kecewakan mereka. Apalagi, pemegang tiket, sudah memberi kesempatan satu tahun lebih bagi orkestra kabinet kerja untuk berlatih. Itu waktu yang cukup. Sehingga tak ada alasan, di tahun kedua, orkestra kerja tetap hanya menghasilkan bunyi gaduh yang tak enak di dengar. 

Sungguh penampilan orkestra kerja Jokowi-Jusuf Kalla di tahun pertama penampilannya kurang memuaskan. Bahkan, banyak sesi ketika mereka tampil mengecewakan. Beberapa pemain orkestra tampil buruk. Hingga kemudian, banyak penonton mulai mendumel hingga berteriak, kecewa dengan penampilan orkestra kerja Jokowi-Jusuf Kalla. 

Saya kira pula, ini saat tang tepat  bagi Jokowi sebagai konduktor orkestra untuk melakukan evaluasi. Silahkan nilai dan review semua pemain orkestra. Konduktor harus jeli, Siapa pemain orkestra yang tak becus memainkan nada kala lagu politik dimainkan. 

#Dimuat di Indonesiana.tempo.co, 13 Januari 2016

Continue Reading

You'll Also Like

106K 241 18
These are stories of people giving birth -multiple stories-
103K 13.2K 48
Just friends... Right ? AYUSH ♡ ADHEER Start - 03.06.2024 End - # 1 in nonfiction # 1 in Sinhala # 1 in Sri Lanka
21.6K 2.9K 51
කුණාටුවක් ලෙස ආ වස්සානය......... වැහි නොමැති කතරකට බට කුණාටු වර්සාව .......❤❤❤
65.2K 4.4K 47
مزيج من المغامرات المختلفة سواء مغامرة حقًا أو مجرد كلمة. " هــاريـكـا " بهدف الاستفادة وليس الاستمتاع فقط، بإذن الله تستفيد حتى لو ٥٠٪ معلومات ديني...