Broken Romance [TBS #1]

Par iLaDira69

4.4M 191K 6.1K

Ketika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota u... Plus

Broken Romance - 2
Broken Romance - 3
Broken Romance - 4
Broken Romance - 5
Broken Romance - 6
Broken Romance - 7
Broken Romance - 8
Broken Romance - 9
Broken Romance - 10
Broken Romance - 11
Broken Romance - 12
Broken Romance -13
Broken Romance - 14
Broken Romance - 15
Give Away
Broken Romance - 16
Broken Romance - 17
Broken Romance - 18
Broken Romance - 19
Broken Romance - 20
Broken Romance - 21
Broken Romance - 22
Broken Romance - 23
Broken Romance - 24
Broken Romance - 25
Broken Romance - 26
Broken Romance - 27
Broken Romance - 28
Broken Romance - 29
Broken Romance - 30
Broken Romance - 31
Broken Romance - 32
Broken Romance - 33
Broken Romance - 34
Broken Romance - 35
Broken Romance - 36
Broken Romance - 37
Broken Romance - 38
Broken Romance - 39
Broken Romance - 40
Broken Romance - 41
Broken Romance - 42
Broken Romance - 43
Broken Romance - 44
Broken Romance - 45
Broken Romance - 46
Broken Romance - 47
Broken Romance - 48
Broken Romance - 49
Chat
Broken Romance - 50 End
Give Away
Ekstra Part
TJ
TJ + SEQUEL
Ekstra Part 2
EKSLUSIF EXTRA PART

Broken Romance - 1

323K 9K 235
Par iLaDira69

Sebuah café di kawasan elit dan strategis tampak begitu ramai oleh pengunjung. Tidak sedikit di antara mereka yang kekurangan tempat duduk di beberapa kelompok. Baik di out door maupun di in door. Semuanya terlihat sesak pengunjung.

Meskipun terlihat ramai, kafe tersebut menyediakan beberapa sudut yang telihat lebih privasi hanya ada beberapa orang saja yang tengah menikmati makan siang mereka. Mereka yang menempati tempat tersebut berasal dari kalangan yang berduit.

“Aku hanya merasa aneh saja, jika setiap mantan memiliki cap di tubuhku” Seorang gadis tampak mengajukan pendapatnya pada ke dua temannya.

“Itu kan hanya presepsimu saja, Sha, tidak semua orang berfikiran sepertimu. Misalnya kami berdua, menikmati apapun yang kami lakukan dengan pacar atau mantan-mantan sebelumnya” terang Adresia, salah satu dari ketiga wanita tersebut.

“Iya, bahkan semua mantanku pernah meniduriku. Rasanya kurang pas jika sebuah hubungan tidak ada kontak fisik” tambah Laela santai.

Shakila menggelengkan kepala mendengar cerita kedua sahabatnya. Ya! tidak di pungkiri lagi, mereka berdua memang primadona setiap laki-laki normal. Mereka memiliki wajah cantik dan bentuk tubuh yang menggoda. Belum lagi dengan payudara yang selalu mencondong sempurna seakan menantang badai percintaan.

Cerita mereka berawal dari putusnya Shakila dengan pacarnya, karena insiden ciuman. Shakila tidak mau di sentuh secara tidak wajar -menurutnya- meskipun itu pacarnya sendiri. Berpegangan tangan atau mencium kening itu hal yang masih lumrah, tetapi berciuman bibir itu sudah sangat melanggar batas-batas pacaran dalam kamus gadis polos tersebut. Menurutnya, menunjukkan rasa kasih sayang dan simpatik bukan begitu caranya, bukan dengan sentuhan-sentuhan yang akan berakhir dengan hal intim.

Tidak ingin menimbulkan masalah baru, Shakila pun memutuskan pacarnya dan kembali menjomblo sebelum menemukan pasangan yang tepat. Gadis itu, meskipun usianya sudah memasuki dua puluh tiga tahun, tetap memegang teguh norma-norma yang sudah di terapkan oleh ke dua orang tuanya.

Tidak seperti kedua temannya. Seperti kata Laela tadi, semua mantannya pernah menidurinya. Dan begitu juga dengan Adresia, meskipun masih perawan, tetapi ia melakukan ciuman dan sentuhan-sentuhan semacamnya.

Benar! Beda orang beda presepsi.

Shakila merinding kala membayangkan jika pacarnya, menciuminya, melakukan foreplay, meremas payudara, dan menjamah setiap inci tubuhnya serta desah-desahan menaungi pendengaran mereka. Cepat-cepat ia membuang pemikiran tersebut dan berdoa semoga saja itu tidak pernah terjadi sebelum menikah.

Lain halnya jika pacar tersebut menjadi suaminya kelak. Meskipun dosa, tetapi hanya dia yang menjamah tubuhnya hingga tua nanti. Lalu… bagaimana jika mereka tidak berjodoh? Mereka putus di tengah jalan, sedangkan tubuhnya sudah di cicipi sang pacar? Bisakah ia mengulang waktu agar sentuhan itu tidak pernah terjadi? Atau,bagaimana jika suaminya kelak menuntut hak? Apa yang harus di jawab?

Mereka khilaf? atau tidak sengaja? di paksa?

Yeah! Mungkin beberapa suami tidak memepermasalahkannya. Tetapi bagaimana jika sang suami tetap menuntut haknya? Bukankah ia menikah dalam keadaan utuh untuk istrinya? Lalu bagaimana dengan sang istri? Bukankah seharusnya ia juga dalam keadaan utuh untuk suaminya?

Ingatlah! Tidak semua laki-laki menerima pasangan mereka secara tidak utuh. Tidak semua laki-laki mau pada barang bekas. Sifat manusia dominan dengan egois dan menuntut.

“Baiklah, kudoakan agar seorang pangeran berkuda putih segera datang melamarmu” senyum Laela mengembang. Ia tahu, Shakila tidak akan termakan rayuan seampuh apapun itu mengenai nikmatnya saling menyentuh.

“Dan, kamu akan segera merasakan ciuman pertama dengan suamimu kelak” Adresia menambahkan, dan mereka pun terbahak.

Tanpa mereka sadari, di belakang tempat duduk mereka yang hanya di batasi tiang tipis dan bercelah-celah seorang laki-laki mendengar semua cerita mereka. Ia tersenyum remeh dan menggumankan kata ‘naif’
Dia adalah Andhy. Agam Andhyastha Vegard, laki-laki yang sudah berumur dua puluh tujuh tahun. CEO muda di Vegard group, perusahan keluarga yang menyandang gelar perusahaan terbesar di Asia.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui identis aslinya. Ia tidak bisa di tebak, kebanyakan orang beranggapan bahwa seorang CEO duduk manis di dalam ruangan dengan di temani file-file rumit, sehingga tanpa terasa telah menyita waktu kesehariannya. Atau seorang CEO selalu terlihat rapi dan elegant dengan setelah yang ia kenakan setiap saat. Tetapi tidak dengan Andhy, tidak jarang dirinya naik angkutan umum atau mengendarai mobil dari kalangan menengah ke bawah, untuk bepergian. Dia juga sering kali tampil dengan setelan seadanya, celana jeans yang sudah memudar dan kaos oblong, serta berbaur dengan masyarakat biasa.
Tidak! Tidak sembarang orang yang mengenalinya.
Dia pribadi yang tidak bisa ditebak. Raut wajah dan auranya cepat berubah hanya dalam beberapa detik saja. Ia menyembunyikan banyak topeng di wajahnya. Terkadang ia menunjukkan aura malaikat penolong dengan wajah sendu, tetapi tidak jarang pula ia menunjukkan aura hitam mengintimidasi seperti iblis berwajah tampan.

Sekali lagi! Ia tidak bisa ditebak.

Andhy melirik arloji limited edition yang melingkar di pergelangan tangannya tanpa ekspresi. Pandangannya kemudian terarah pada pintu masuk area privasi kafe, tidak ada yang aneh, terlihat biasa saja. Ia pun berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan tempat tersebut.

***

Shakila mendesah panjang setelah tiga jam lamanya ia berkutak dengan file-file rumit penuh angka di tangannya tanpa bernafas bebas. Ia meraup udara secara rakus sebelum kembali bernaung dengan pekerjaannya. Bekerja di bank swasta yang penuh dengan angka rumit menuntutnya seprofessional mungkin dan mengesampingkan masalah pribadi.

Namun terkadang, beberapa masalah akan terlupakan jika bekerja sekeras ini. Tidak ada waktu memikirkan masalah pribadi karena masalah pekerjaan saja sudah begitu menggunung. Shakila memijit batang hidungnya pelan dan kembali menyesuaikan angka di layar monitor dengan draf di samping tangan kirinya.

“Sha, nafas. Jangan lupa bernafas” Gea, salah satu teman di divisi yang sama menghampirinya dan menaruh secangkir kopi di samping monitor Shakila. Dua tahun bekerja di sana, Gea adalah orang pertama yang menjadi teman Shakila, mereka sering ke kantin dan keluar ruangan bersamaan. Mereka akan berpisah di depan kantor, Shakila mengambil arah kiri sementara Gea sebaliknya.
“Terima kasih,” cicit Shakila, lalu menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya. Bukan hanya masalah pekerjaan yang membuatnya terlihat frustasi, ada hal lain, yaitu Vedro, mantannya. Meski Shakila yang memutuskan hubungan mereka, namun tidak secepat itu ia bisa melupakan nama Vedro di hatinya setelah tiga bulan kebersamaan mereka.

Shakila masih ingat betul bagaimana Vedro merayunya agar mendapatkan ciuman darinya. Laki-laki itu tampak berbeda dari biasanya. Ia membuat makan malam romantic dengan sebuah meja bundar kecil, dua kursi saling berhadapan, dua gelas minuman berwarna merah, dan dua piring yang di tutupi bahan stainless, serta lilin bertangkai di tengah-tengahnya.

Suara alunan music nan merdu menambah keromantisan di sana. Shakila menutup mulut dengan tangan kanan karena takjub. Kedua irisnya berembun, tak pernah di bayangkan jika ada seseorang yang rela menyediakan hal seromantis itu pada dirinya.

Vedro menarik tangan mungil Shakila menuju meja bundar tersebut. Tidak lupa, beberapa kali Shakila berguman terima kasih. Sungguh, ia sangat terharu.

Vedro hanya tersenyum, lalu membuka stainless yang menutupi piring. Sekali lagi Shakila tersenyum dan mereka pun menikmati makan malam romantic tersebut.

Setelah selesai makan, Vedro menjentikkan jari dan secara tiba-tiba pemain music mengganti nada yang lebih slow, sehigga terkesan romatis dan menghayutkan. Meski bingung dan agak kaku, Shakila menerima uluran tangan Vedro dan membawanya sekitar dua meter dari meja makan.

Shakila merasa tidak nyaman ketika tangan Fedro di selipkan di pinggang rampingnya, sebelumnya tidak pernah laki-laki lain yang melakukan hal tersebut padanya. Meski tidak nyaman, Shakila berusaha menerima sentuhan Vedro –meskipun hanya memegang, tanpa meraba- di pinggangnya.

Shakila berfikir, mungkin laki-lakiitu yang menjadi pendampingnya kelak. Tidak ada salahnya ia memberi sedikit sebagai ucapan terima kasih atas makan malam romantic tersebut. Sungguh, Shakila berusaha meyakinkan hatinya agar tidak berontak untuk di lepaskan.

Namun pada akhirnya, Shakila mulai ragu saat wajah Vedro mulai menurun. Sungguh ia belum siap untuk melepaskan ciuman pertamanya meski di usia yang sudah tergolong dewasa. Bagi orang lain memang itu hal yang wajar, tetapi Sakila tdak bisa menyetujui hal tersebut. Ia tetap merasa tidak wajar.

Berpakaian jubah besar dan jilbab, mungkin orang lain menganggapnya hal yang lumrah. Karena memiliki pegangan yang kuat oleh agama. Namun Shakila bukan gadis semacam itu. Ia hanya seorang gadis yang sehari-harinya mengenakan pakaian sopan meski tanpa tudung kepala. Tidak pernah sekalipun ia memakai pakaian yang kurang bahan atau robek sana-sini. Ia kurang pandai merias diri seperti gadis pada umumnya. Ia terkesan gadis biasa saja, tidak ada keistimewaan jika di lihat secara sekilas.

Shakila menghindari bibir Vendro yang hampir menyentuh bibirnya. Vedro menatapnya dan menghentikan gerakan mereka. Laki-laki itu terlihat kecewa. Ya, jelas kecewa, ia hanya menginginkan sebuah ciuman dari kekasihnya, bukan dari orang lain.

Menghela nafas untuk menetralkan emosi, Vedro kemudian menutup mata dan kembali mengatur agar suaranya terdengar pelan, “Kenapa?”

===================================================================

TBC..

di tunggu votmentnya :)

Sabtu, 13 February 2016

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

7.4M 521K 64
Dari sekian banyak gadis yang ingin menjadi kekasih CEO super sempurna, Savana bukan salah satunya. Dia hanya ingin menyelesaikan kuliah dengan baik...
1.2M 29.4K 37
Redhiza Taufano Abimanyu, seorang mahasiswa tingkat akhir dengan reputasinya yang buruk di kampus. Suka berkelahi, gemar mencari masalah dan pembuat...
1M 48.1K 51
(SEBAGIAN PART DI PRIVAT) jadi follow dulu kalau ingin baca keseluruhan cerita :) Namaku Lily Anissa Pradipta. Yaa benar, aku dari keluarga Pradipta...
My Universe Par java

Roman pour Adolescents

146K 2.2K 4
Sikap dingin seorang Reynald Arthan Davies bermula ketika ia kehilangan kekasihnya untuk selamanya. Arthan adalah seorang mahasiswa fakultas teknik d...