Seatmate

By egaage_

8.9K 1K 245

Saling mengejar namun tak mendapatkan. Saling menunggu namun merasa rindu. Itulah mereka, Orion Marvela dan P... More

Unperfect Prologue
Seatmate - 1
Seatmate - 3
Seatmate - 4

Seatmate - 2

680 203 55
By egaage_

"I could face my own life without a pity from you."
-Orion Marvela-

Senin, 15 September 2013.

Tanpa terasa, Vela sudah berada di kelas VII selama tiga bulan. Dan tentunya, di setiap sekolah akan melaksanakan ujian tengah semester. Begitu juga dengan sekolahnya Vela yang kini juga melaksakannya.

Pagi ini, Vela berencana datang pagi-pagi ke sekolah hanya untuk melihat ruangan ujiannya. Vela tidak ingin kejadian saat MOS itu terulang lagi, dihukum membersihkan gedung olahraga dan bertemu lelaki itu.

Mengingat hal itu, setelah Vela keluar dari UKS pada saat itu, ia bertemu lagi dengan Orlando. Orlando menceritakan semuanya dengan jelas kepada Vela. Bagaimana bisa Vela berada di UKS. Vela sangat berterimakasih kepada Orlando karena Orlando adalah penyelamatnya.

Beberapa hari kemudian, diumumkanlah kelas tetap dimana para siswa baru akan menempatinya selama satu tahun. Vela masuk ke sebuah kelas reguler, kelas VII A. Sayangnya, dia berbeda kelas dengan Orlando. Lagi-lagi, kelas mereka bersebelahan. Orlando menempati kelas VII B yang juga merupakan kelas reguler.

Mereka masih sering bertemu dan bertegur sapa. Bahkan, mereka juga termasuk cukup sering mengobrol jika bertemu. Intinya, Vela sudah lumayan dekat dengan Orlando begitu juga sebaliknya.

Sayangnya, rencana Vela untuk datang pagi sepertinya sangat sulit untuk ia realisasikan. Nyatanya, dia akan tetap datang lima menit sebelum bel berbunyi. Ketika dia sudah sampai di sekolahnya, dia langsung mencari ruangannya.

Setelah itu, dia masuk ke ruangannya dan duduk di bangku disebelah seorang lelaki yang tidak melihat ke arahnya. Menurut daftar nama yang di tempel di kaca kelas tersebut yang telah Vela baca, nama lelaki itu Pandora Marvela, berasal dari kelas VII I yang merupakan kelas unggul.
Saat membaca daftar nama itu kemarin, Vela menahan tawanya. Pasalnya, menurut Vela, nama lelaki itu lebih layak di jadikan nama untuk perempuan. Vela terbayang, bagaimana lelaki itu ia panggil Dora nantinya.

Selain itu, Vela juga merasa kesal karena namanya dijiplak bahkan dapat disebut copy-paste. Karena nama belakang Vela adalah Marvela juga. Nama lengkap Vela adalah Orion Marvela.

Entah bagaimana dan mengapa, orang tua Vela memberi nama depan Orion kepadanya. Padahal, nama itu juga lebih cocok di pakai anak laki-laki dengan nama panggilan Rion.

Bel masuk berbunyi, pengawas ujian memasuki ruang ujian. Vela merasa takut, takut jika persiapan ujiannya kurang. Ia takut tidak bisa menjawab soal-soal essay yang berjumlah 20 soal itu. Apalagi, terdapat dua paket. Jadi, kemungkinan kecil bagi Vela untuk menyontek, mengingat dia juga tidak handal dalam contek-menyontek.

Pengawas ujian memberikan mereka kertas yang berisi soal. Saat ingin mengisi jawaban soal itu, Vela mengecek tas nya untuk mengambil pena. Vela menghembuskan napasnya kasar, dia lupa membawa pena.

Lantas, ia menoleh ke arah lelaki yang ia ketahui bernama Pandora itu dan tersentak kaget, "lo?!"

Lelaki itu melihat ke arah Vela, dan membulatkan matanya. Selanjutnya, lelaki itu tersenyum miring, "Tuh kan, lo emang berharap banget ketemu gue lagi. Sampe bela-belain duduk di sebelah gue."

"Gue emang duduk di sini, Dora!"

"Lo bisa sopan dikit gak sih, Rion?"

"Sopan apanya sih, Dor. Nama lo emang Dora kan? Oh iya, satu lagi, jangan panggil gue Rion!"

"Lah? Bukannya nama lo Rion?! Jadi wajar dong gue manggil lo Rion!"

"Kalau gitu, gue juga wajar manggil lo Dora!"

Tanpa mereka sadari, sekarang mereka menjadi pusat perhatian seluruh siswa dan pengawas ujian di ruangan mereka.

"Marvela! Keluar dari ruangan ini!"

Mendengar suara itu, Marvel dan Vela melihat ke sumber suara. Mereka membulatkan mata mereka.

Kemudian, Marvel kembali bersuara, "Marvela yang ma'am maksud, bukan saya kan?"

"Kalian berdua, Orion dan Pandora Marvela keluar!"

Mendengar ultimatum yang kedua kalinya, Marvel dan Vela segera berdiri dari tempat duduknya. Lalu, terdengar kembali suara pengawas itu, "kalian berdua masuk berita acara, buat ribut saat ujian berlangsung. Maka, kalian saya usir dari ruangan ini. Masalah ujian yang belum sempat kalian ikuti, kalian akan mengikuti ujian susulan."

Vela menghembuskan nafasnya begitu juga dengan Marvel. Dan dengan ragu keduanya berjalan menuju pintu ruangan itu, lalu keluar meninggalkan ruangan ujian sebelum mereka menyelesaikan ujian terlebih dahulu.

Setelah menjauh dari ruang ujian, mereka tetap bersama. Namun, Marvel berjalan di depan sedangkan Vela berada di belakang Marvel.

Secara tiba-tiba, Marvel menghentikan langkahnya dan menghadap ke belakang.

Hal itu membuat Vela menabrak dada milik Marvel. "Maaf," ujarnya pada Marvel.

Vela menatap mata milik Marvel, sedangkan Marvel menaikkan alisnya, "maaf karena udah nabrak gue, maaf karena udah buat gue gak bisa ujian, atau maaf karena lo udah buat gue ngabisin energi gue untuk berdebat sama lo saat di UKS kurang lebih tiga bulan yang lalu?!"

Vela memanyunkan bibirnya. "Maaf karena udah nabrak lo. Soalnya kan waktu di UKS lo yang salah. Coba aja waktu itu lo nolong gue, pasti gue gak akan ngoceh sama lo. Masalah diusir dari ruang ujian juga salah lo. 'Kan lo yang mancing emosi gue."

"Lo bilang, gue yang salah?! Sumpah, gue gak habis pikir. Oh iya, gue lupa, cewe kan selalu benar."

"Itu lo tau!" jawab Vela sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi.

Mendengar jawaban Vela, Marvel kembali membalikkan badan nya dan kembali berjalan. Menyadari Vela mengikutinya, Marvel kembali menghentikan langkahnya dan berbalik, "lo kenapa ngikutin gue?"

"Gue gak tau mau kemana, jadi gue ngikutin lo."

Sementara itu, Marvel tersenyum miring, "terus, kalo gue ke toilet, lo juga ngikutin gue gitu?"

Mendengar itu, Vela membulatkan matanya. Satu menit kemudian barulah ia berkata, "enggak!"

Kemudian, Vela berdecak, "kalo lo mau ke toilet, seharusnya lo bilang dari tadi, biar gue gak ngikutin lo. Kan kalo gini, energi gue habis. Kalo energi gue habis kan gue jadi laper. Emangnya lo mau beliin gue makanan buat memulihkan energi gue?!"

"Gue beliin makanan buat lo? Ogah! Lagipula nih ya, salah lo sendiri, kenapa lo gak nanya gue mau kemana!"

Vela mendengus kesal, berdebat dengan Marvel merupakan hal terburuk dalam hidupnya. Ya, dia pasti selalu kalah jika berdebat dengan Marvel. Dan kali ini, adalah kedua kalinya dia berdebat dengan Marvel.

Vela pun memutuskan untuk duduk di taman yang kini berada di hadapannya. Sementara, Marvel tetap melangkah pergi. Namun, saat Marvel menyadari Vela tidak berada di sisinya, Marvel membalikkan badannya lalu berjalan kembali ke arah Vela.

Setelah sampai di hadapan Vela, Marvel bertanya, "lo ngapain di sini?"

"Nungguin lo selesai dari toilet," jawab Vela dengan polosnya.

Mendengar jawaban polos dari Vela, Marvel menahan tawanya. Kemudian, dia berkata, "tapi, gue gak mau ke toilet. Jadi, gimana dong?"

Vela melotot ke arah Marvel, "lo itu, gimana sih?! Tadi katanya mau ke toilet, sekarang enggak! Dasar, gak tetap pendirian!"

Marvel menaikkan alisnya sebelah, "yang bilang gue mau ke toilet siapa? Gue gak ada bilang tuh, 'kan yang gue bilang tadi kalau, berarti seandainya. Lo itu, ya makanya otak itu di gunain, cerna dulu kalimat orang lain sebelum lo salah mengartikannya!"

Lagi-lagi Vela memanyunkan bibirnya, melihat itu Marvel tertawa. Lalu, Marvel mengulurkan tangannya, "gak usah di sini, ke kantin aja yuk?"

Vela menerima uluran tangan Marvel lalu mereka berjalan beriringan menuju kantin.

Sesampainya di kantin, mereka mengambil tempat. Duduk sebentar dan Marvel membuka percakapan baru diantara mereka, "lo mau makan apa?"

Vela menggelengkan kepalanya. "Gue gak laper. Kalo lo mau makan, makan aja. Gue mau buat PR dulu. Ada PR yang belum gue selesaikan tadi malem."

Mendengar jawaban Vela, Marvel hanya tersenyum hambar, 'lo kenapa harus bohong sama gue, Vel?' batinnya bertanya. Pasalnya, dia tau gadis itu berbohong. Marvel melihatnya dengan jelas dari manik mata gadis itu.

Lalu, Marvel berdiri meninggalkan Vela untuk memesan makanan.

Setelah itu, Marvel kembali lagi dengan membawa dua mangkok mie ayam lalu menyodorkannya ke Vela, "Nih buat lo, gue tau lo laper."

Vela hanya memandang Marvel sekilas lalu tersenyum masam, "udah gue bilang gue gak laper, Dora. Kenapa lo mesenin gue mie ayam?!"

Marvel menghela nafas, "Gue tau kalo lo laper, Rion! Lo jangan bohong gitu sama gue. Walaupun mulut lo bilang kalo lo gak laper, tapi mata lo memancarkan kebohongan, dan gue tau kalo lo lagi bohong!"

"Iya! Gue emang bohong! Tapi, gue tetap gak mau makan!"

"Kenapa? Kasih gue alasan, kenapa lo gak mau makan?"

Vela menghela nafasnya, "Karena gue gak punya uang buat bayar makanan itu, Dor."

"Gapapa, biar gue yang bayar, Ri. Lo gak perlu sungkan sama gue, gue masih punya hati buat bantuin lo selagi gue bisa."

Mendengar jawaban Marvel, Vela manatap Marvel tajam, "sayangnya, gue gak butuh rasa kasihan lo itu, Dor." Setelah mengatakan itu, Vela melangkah pergi meninggalkan Marvel sendirian.

"Lo salah paham, Vel. Gue gak bermaksud gitu!" teriak Marvel pada Vela yang telah berada jauh darinya. Tidak melihat reaksi apapun dari Vela, Marvel tersenyum masam. Sungguh, dia tidak bermaksud seperti itu.

***

Continue Reading

You'll Also Like

SCH2 By xwayyyy

General Fiction

139K 19K 49
hanya fiksi! baca aja kalo mau
5.8M 282K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
STRANGER By yanjah

General Fiction

297K 33.6K 37
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
1.4M 79.5K 53
"Pernikahan itu terjadi atas dasar kontrak bukan cinta, dan aku hanya pengganti bukan pemilik." - Gracellina Edellyn Tak terlintas barang secuil pu...