Little Weirdo [ChanBaek]

By sweetwind88

83.1K 5.2K 348

Maaf karena aku kurang bisa merangkum dengan baik (T.T). Jadi silahkan dibaca (*3*). Apa yang kau rasakan kal... More

Introduction
Chapter 1 : Ujian
Chapter 2: Annoyance
Chapter 3: Tutor
Chapter 4: Ekspresi Chanyeol
Chapter 5: Fly my kids, Fly!!
Chapter 6: Jadi Baek...
Chapter 8: I Love You
Chapter 9 [Last Chapter]: Thank you, good bye.

Chapter 7: All of me

6.1K 488 43
By sweetwind88

XXXX*Jangan putar videonya dulu*XXXX


Baekhyun's POV


Apa?? Apa aku bermimpi? Apa dia sedang mengerjaiku?

"Apa maksudmu hyung?" Aku bertanya lagi.

"Huft, dia harus dirawat disana beberapa hari, karena kondisinya kurang baik."

Tapi Chanyeol tidak pernah mengeluh sakit apapun. Kenapa dia bisa tiba-tiba dirawat? Aku tetap diam, hanya berdebat dengan pikiranku.

"Apa kau mau menjenguknya?" Tanya Ryewook. Aku mengangguk, apa ini bukan lelucon yang Chanyeol buat?

***

Sesampainya di rumah sakit.

Aku menghela nafas sebelum membuka pintu kamar Chanyeol. Rasanya ada sesuatu yang akan keluar dari lambungku. Aku menempatkan tanganku di gagang pintu. Menghela nafas sekali lagi dan membukanya perlahan.

Aku melihat Chanyeol duduk bersandar di tempat tidur dan membaca buku. Dia menyadari kehadiranku dan menengok.

"Hai Baek. Bagaimana kabarmu?" tanyanya

"Bodoh! Harusnya aku yang tanya." Kataku dan mendekatinya. Dia tertawa kecil kemudian menutup bukunya.

Aku duduk di samping tempat tidurnya. "Apa yang terjadi? Kenapa kau sampai masuk rumah sakit?" tanyaku

"Haahahhahaha, bukan apa-apa. Dokter bilang aku butuh terapi yang lebih baik." Dia berkata seolah tidak ada beban apapun. Seolah semua ini sudah biasa baginya.

"Apa ini karena kau putus dengan Ayoung?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku. Dia tertawa.

"Bukan. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia." Katanya, dia menghela nafas. "Lagi pula aku sudah sakit dari aku kecil."

Huh? Apa maksudnya?

"Congenital Heart Disease, kau tahu penyakit itu Baek?" dia bertanya. Aku menggelengkan kepalaku.

Chanyeol tersenyum dan mengacak rambutku. "Kau ini, CHD itu penyakit jantung bawaan. Jantungku tidak berfungsi dengan normal sejak kecil."

Apa? Pandanganku mulai kabur karena air mata, dia sakit sejak kecil tapi kenapa aku tidak pernah tahu.

"Jangan nangis, kau jelek kalau nangis." -Chanyeol

"Kenapa kau tidak bilang padaku?" Aku bertanya, tidak bisa menghentikan air mataku.

"Aku tidak ingin kau khawatir." *Grin* dia tersenyum lebar.

"Bodoh!! Aku semakin khawatir sekarang. Kalau kau bilang dari dulu aku bisa menjagamu. Pabo!! Yoda PABO ya!!" Aku berdiri dan memarahinya.

Dia meraih tanganku dan menarikku duduk di sampingnya lagi. "Lihat, kau bereaksi berlebihan. Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Kenapa kau egois sekali?"

"Maksudmu?" -Chanyeol

"Kau tidak mau berbagi denganku..hiks." Akhirnya aku tidak bisa menahan tangisanku lebih lama. Dia memelukku.

"Maaf Baek, aku hanya tidak ingin kau khawatir." Chanyeol berkata dan membelai rambutku.

"Apa kau sudah memberi tahu Ayoung?" Tanyaku, aku berusaha sabar.

"..." -Chanyeol

Kenapa dia tidak menjawab. "Yeol?"

"Kau ingat rahasia yang kubicarakan waktu kita belajar bersama?" tanyanya.

"Kau bilang rahasia tetap menjadi rahasia."

"Ya, tapi rahasia tidak akan selamanya menjadi rahasia. Mengingat hidupku tidak akan la-" *Plak* Aku menamparnya sebelum selesai bicara.

"Jangan bicara soal hidup! Kau akan bertahan, aku tahu kau bisa."

"Tapi Baek, aku ingin mengatakannya padamu." Dia menatapku lekat.

"Tidak! Biarkan itu tetap menjadi rahasia sampai kau sembuh nanti."

"Eyyyy, Byun Baekhyun yang ku kenal sudah dewasa. Hahahahaha." Chanyeol tertawa puas.

Aku tersenyum. "Aku dewasa karna k-" Perkataanku terhenti oleh seorang perawat yang masuk ke dalam.

"Halo..jam kunjung sudah habis. Kau bisa datang besok lagi oke?" Katanya dan mengecek IV line Chanyeol. Aku berdiri.

"Baiklah Yeolie..aku besok akan kemari lagi oke? Akan ku bawakan kau sesuatu supaya tidak bosan."

"Awas kalau kau bawakan yang aneh-aneh. Hahahhahahaha." -Chanyeol

"Hahahahhaha, lihat saja besok. Sampai jumpa yeolie." Aku mencium pipinya dan berlari keluar. Chanyeol dan perawat itu terkejut. Kkkkkkkkk.

***

Hari berikutnya aku kembali menjenguk Chanyeol.

Aku berjalan menuju kamarnya. "Yeolie..aku da-" Eh..kemana Chanyeol?

Papan namanya masih ada di sini, tapi kemana dia? Aku pergi ke nurse station.

"Hai, kau yang kemarin menjenguk Chanyeol kan?" tanya perawat yang kemarin. Aku mengangguk.

"Dimana Chanyeol?" tanyaku

"Kau tunggulah di kamarnya, operasinya akan segera selesai." Katanya.

"Hey Baekhyun!!" aku mendengar seseorang memanggil namaku. Ah, itu Park Yoora, kakak Chanyeol. Dia melambai ke arahku dan berlari mendekat.

"Ayo masuk ke kamar Chanyeol." Katanya dan menyeret tanganku, dia sudah menganggapku seperti adiknya sendiri. Kami duduk di sofa.

"Apa Chanyeol tidak memberitahumu kalau dia akan operasi hari ini?" tanyanya

"Tidak, memang operasi apa noon?" Aku menerima jus kalengan yang dia tawarkan.

"Pemasangan pacamaker. Ini operasi besar untuknya. Kami tidak tahu apa pacemakernya akan cocok atau tidak. Kalau tidak..." Dia berhenti sejenak, menghela nafas. "Dia tidak akan bisa bertahan lagi."

Deg! Rasanya jantungku berhenti berdetak. Kenapa dia tidak bilang padaku kalau dia memjalani operasi sebesar ini? Aku tahu dia tidak ingin membuatku khawatir, tapi kalau dia tidak bisa bertahan, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan.

Pipiku mulai basah. Yoora mengelus pundakku. "Tenanglah, selama ini dia mampu bertahan. Aku yakin dia bisa melewati ini juga."

"Selama ini?" Aku menengok ke arahnya dengan mata sembab.

"Hmmmm, Chanyeol benar-benar tidak memberitahumu ya." -Yoora.

Aku menggelengkan kepalaku sambil menghapus air mataku dengan lengan sweaterku.

"Selama ini, setiap ada serangan dia selalu bisa bertahan. Mungkin karena cintanya untuk seseorang dan ingin selalu bersama orang itu. Dia pasti bisa bertahan kali ini." Yoora berkata dengan senyuman.

Pasti orang itu adalah Ayoung. Rasa sesak menyelimuti dadaku, tidak seharusnya aku begini. Tapi aku benar-benar mencintai Chanyeol. Dan mengetahui dia mencintai dan bertahan demi orang lain itu sangat menyakitkan.

Aku meneguk jus yang diberikan Yoora tadi. Baru 30 menit berlalu dan aku merasa sudah satu jam. Aku sungguh berharap dia akan baik-baik saja. Aku tidak akan bisa bertahan jika melihat sesuatu yang buruk menimpanya, sesuatu seperti kematian. Membayangkannya saja membuat jantungku seperti diremas.

Aku berjalan berkeliling ruangan Chanyeol. Ruangannya cukup besar, ada sofa, sebuah televisi, bifet, kamar mandi dalam. Yah, ini memang ruangan VVIP.

Yoora harus pergi karena ada jadwal siaran, dia memintaku untuk menunggu Chanyeol sampai dia kembali ke ruangan dan menjaganya. Dia akan memberitahu pada perawat bahwa aku akan menginap. Tentu saja aku bersedia, selain karena besok weekend, aku juga ingin menemaninya.

Tapi ini tidak akan adil bagi Ayoung, mungkin aku harus menelfonnya. Aku mengambil iPhoneku dan mencari kontak Ayoung, syukurlah aku masih menyimpannya.

Tak berapa lama dia menganggat telfonku. "Halo, weirdo, kenapa kau menelfonku?" terdengar suara musik pub.

"Aku hanya ingin memberi tahu, kalau Chanyeol masuk rumah sakit. Apa kau mau menjenguknya?"

"Tidak, aku tidak peduli lagi pada orang lemah sepertinya. Lagi pula dia sudah membohongiku selama ini. Sudah ya, jangan telfon lagi kalau cuma mau membicarakan orang itu." Katanya dan mengakhiri panggilanku.

Sial! Apa yang nenek lampir itu katakan. Dasar bodoh! Apa dia mencampakkan Chanyeol karena dia sakit. Biadab!!

Dia alasan Chanyeol bertahan, dan dia bertingkah seperti itu. Arrgghh! Apa yang harus ku lakukan.

Satu-satunya hal yang bisa ku lakukan adalah belajar. Aku harus menjadi dokter untuk bisa menyembuhkannya. Sejak tahu dia sakit, aku memutuskan untuk mengambil kedokteran di ujian masuk universitasku besok.

Lagi pula aku tidak terlalu bodoh. Ya, aku hanya malas belajar, bukannya bodoh.

Aku mengeluarkan buku saku anatomi dari tasku yang baru kebeli tadi. Awal yang bagus bukan?

Aku membaca dan meninggalkan beberapa coretan sebagai pengingat. Hahahahaha, aku sendiri tidak mempercayai ini. Seorang Byun Baekhyun belajar tanpa disuruh. Wow. Itu pasti akan masuk ke salah satu keajaiban dunia.

Cukup lama aku membaca dan mencorat-coret buku ini. Sampai..tok-tok-tok.

Datang seorang dokter kurasa. "Hai, kau pasti Baekhyun. Aku dokter pribadi Chanyeol. Namaku Jessica. Maaf, operasinya lebih lama dari yang kami kira."

"Tidak, tidak apa-apa. Bagaimana dia? Dia tidak...?"

"Oh, tidak, dia baik-baik saja. Kami akan membawanya masuk sekarang." Dia membuka pintunya lebih lebar, dan beberapa perawat mendorong Chanyeol masuk (dengan bednya). Banyak selang di tubuhnya.

"Kenapa ada selang di mulutnya?"

"Untuk membantunya bernafas sampai dia sadar nanti. Kami masih belum tahu kapan dia akan siuman. Mari berharap secepatnya." Dia berkata. Perawat mengunci roda bednya. Kemudian mereka pergi.

Aku melihat ada selang yang langsung menusuk ke pembuluh darah di leher. Semua ini sangat rumit. Aku membayangkan bagaimana jika aku menjadi dokter. Tapi aku akan berusaha demi Chanyeol.

"Aku tahu kau bisa melalui ini Yeol..." aku mendekat dan mencium keningnya.

***

Satu minggu setelah operasi.

Chanyeol's POV

"Hai Chanyeol.."

Aku menengok dan melihat Baekhyun membawa sesuatu di punggungnya. "Lihat apa yang aku bawakan." Dia menenteng sebuah gitar. Dia memakan sweater putih dan celana hitam. Pasti dingin diluar.

"Waahh..terimakasih Baek." Kataku dan membuka wadahnya kemudian mengeluarkan gitarku. Aku tidak menyangka Baekhyun akan membawakan ini. Gitarku, tidak banyak orang tahu kalau aku suka menyanyi. Kebanyakan dari mereka berpikir kalau aku lebih suka hal-hal berbau pelajaran.

"Hey Yeolie.." Baekhyun memanggilku dan aku melihat ke arahnya yang duduk di kursi samping tempat tidurku. "Apa kau mau memainkannya untukku?"

"Tentu saja, sudah lama aku tidak bermain." Kataku dan duduk di samping tempat tidur mengkadap baekhyun. Aku berdeham kemudian membenahi posisi gitarku.

VVV*Putar videonya sekarang*VVV

"What would I do without your smart mouth. Drawing me in, and you kicking me out. You got my head spinning, no kidding, I can't pin you down. What's going on in that beautiful mind. I'm on your magical mystery ride. And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright." Aku bernyanyi sambil melihat ke arah Baekhyun. Dia melihat gerakan tanganku yang memetik gitar. Tidakkah dia sadar aku memperhatikannya?

"My head's underwater. But I'm breathing fine. You're crazy and I'm out of my mind. 'Cause all of me. Loves all of you. Love your curves and all your edges. All your perfect imperfections. Give your all to me. I'll give my all to you. You're my end and my beginning. Even when I lose I'm winning. Cause I give you all of me. And you give me all of you." Aku masih bernyanyi dengan tetap menatapnya. Tatapannya berpindah ke tepat ke mataku.

"How many times do I have to tell you. Even when you're crying you're beautiful too. The world is beating you down, I'm around through every mood. You're my downfall, you're my muse. My worst distraction, my rhythm and blues. I can't stop singing, it's ringing in my head for you." Saat aku bernyanyi kami masih menatap satu sama lain, aku menyadari betapa aku mencintainya. Ya. Aku mencintai Baekhyun. Dia alasanku bisa bertahan selama ini. Saat aku menyadari dia begitu indah, matanya membuatku tenang. Aku ingin selalu bersamanya. Aku menginginkanmu Byun Baekhyun, aku ingin memberitahu perasaanku yang sebenarnya padamu. Kau sangat manis. Aku ingin merasakan seberapa manis kau sebenarnya dan membuatmu selamanya jadi milikku.

"My head's underwater. But I'm breathing fine. You're crazy and I'm out of my mind---." Tidak pernah satu detikpun aku tidak mencintainya. Tidakkah kau tahu aku mencintaimu sejak dulu, dari awal dan selamanya aku akan tetap mencintaimu. Kau mengungkapkan perasaanmu padaku awal semester ini. Aku merasa bahagia mengetahui seseorang yang ku cintai selama ini juga memiliki perasaan yang sama. Tapi, melihat seberapa besar kau mau menyerahkan masa depanmu padaku. Aku merasa sesak, hidupku tidak akan lama. Aku tidak ingin membuatnya bersedih.

"'Cause all of me. Loves all of you. Love your curves and all your edges. All your perfect imperfections.----" Aku ingin memilikimu seutuhnya. Kau memang sering bercanda, tapi kau tidak akan pernah main-main saat kau menginginkan sesuatu. Aku tahu kau benar-benar mencintaiku. Aku ingin selalu bersamamu sampai akhir hidupku.

"Give your all to me. I'll give my all to you. You're my end and my beginning. Even when I lose I'm winning. Cause I give you all of me. And you give me all of you." Tapi jika itu terjadi, hidupmu, masa depanmu yang harusnya cerah. Keluargamu tentunya akan sedih kalau mereka tahu. Selama ini mereka menganggapmu hanya berpura-pura mencintaiku. Aku tahu kau serius Baek..Akan sangat menyakitkan bagiku, kalau aku menghancurkan masa depanmu.

"Cards on the table, we're both showing hearts. Risking it all though it's hard..." Aku tidak ingin membagimu dengan orang lain, tidak sehelai rambutpun. Aku tidak ingin siapapun mengambilmu dariku. Aku tidak pernah mencintai orang lain. Ayoung, aku hanya berpura-pura. Aku pikir kau akan menjauh dariku, tapi aku salah Baek. Aku membuatmu semakin menderita dengan semua itu. Maafkan aku...

"'Cause all of me. Loves all of you. Love your curves and all your edges. All your perfect imperfections. Give your all to me. I'll give my all to you. You're my end and my beginning. Even when I lose I'm winning. Cause I give you all of me. And you give me all of you."

Aku ingat, aku sangat menyukai lagu ini, dan sering memainkannya. Melalui lagu ini aku ungkapkan perasaanku padamu, semoga kau menyadari itu Baek.

"And I give you all of me. And you give me all of you...Oh.." Aku selesai bermain, kami masih menatap satu sama lain seolah waktu berhenti. Aku merasa canggung karena tidak ada yang berbicara.

"Ehm, bagaimana Baek?" aku bertanya, dia menunduk malu. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan. Tapi aku melihat pipinya merah. Harus ku akui dia sangat manis.

"Ku rasa aku, emmm..harusnya Ayoung yang mendengarkan lagu itu Yeol. Kau bagus sekali." Aku melihat matanya berkaca-kaca. "Ah, ku rasa aku harus pergi. Aku punya janji dengan Ryewook." Dia berdiri, sama sekali tidak menatapku.

"Sampai jumpa, aku tidak tahu kapan aku akan kesini. Tapi aku janji aku akan datang lagi." Katanya dan membuka pintu, aku melihatnya mengusap matanya. Kemudian dia pergi.

Dia benar-benar berpikir aku mencintai Ayoung. Itu memang yang ku inginkan, menjauhkannya dariku, demi kebaikannya. Tapi kenapa rasanya sakit sekali melihat dia tersakiti karena ulahku.

***

Beberapa hari kemudian.

Aku masih tinggal di rumah sakit, untuk mengetahui apakah pacamakerku berfungsi atau tidak. Untungnya berfungsi dengan baik. Beberapa hari ini aku tidak bisa makan. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa mual setiap melihat makanan. Aku benar-benar lemah.

*Tok*Tok*Tok* "Chanyeol, ini aku.." Baekhyun masuk ke dalam ruangan. Setelah hari itu dia tidak pernah menjengukku. Aku menelfonnya, dia bilang dia sedang sibuk dengan sesuatu. Aku senang dia datang hari ini.

"Hey." Aku mencoba terlihat baik, aku tidak ingin terlihat sakit.

"Kau baik-baik saja?" katanya dan berdiri di samping tempat tidurku.

"Ya, tentu saja. Tidak pernah merasa lebih baik." Aku berkata bohong.

"Kau tidak makan?" dia melihat ke makananku yang sudah dingin.

"Eh..tidak, aku tidak ingin makan."

"Kalau begitu kau tidak baik-baik saja." Dia berkata dan tersenyum padaku. Baekhyun, kenapa dia berubah manis seperti ini. Dia menjadi lebih dewasa. "Untungnya aku bawa ini." Dia mengangkat tas yang dia jinjing tadi.

"Apa itu?"

"Aku membuat sup jagung untukmu." Dia mengeluarkan tempat makan yang berisi sup jagung.

"Kau tidak harus melakukannya Baek." Aku tersenyum lemah.

"Ini bukan masalah, aku ingin memasakkan sesuatu untukmu." Dia berkata dan meletakkan tempat makan beserta sendok di nampan kemudian memberikannya padaku. Aromanya enak.

"Aku tidak yakin aku bisa memakan itu." Aku mendorong nampan itu menjauh.

"Chanyeol, kumohon, kau harus makan, kau sangat pucat." Dia memberikan nampan itu padaku lagi. Aku duduk dan mengambil sendok. Tanganku gemetar. Baekhyun menyadari hal itu.

"Sini, biar aku suapi." Baekhyun mengambil sendok dari tanganku mengambil sup jangung kemudian menyuapkannya padaku.

Aku membuka mulutku perlahan dan menelannya. Aku ingin muntah, tapi ini rasanya enak.

"Kau terlihat lebih baik." Dia berkata dan menyuapiku lagi. Aku melihat ke arahnya, dia sangat perhatian.


~To be continue~


A/N: Akhirnya ada Chanyeol's POV, kkkkkkkk. Terimakasih sudah membaca, vote, dan komen. Aku masih bingung ini cerita mau dibawa kemana. (Pindah jadi angst kayaknya seru). kkkkkkkkkkk.

Saran dariku, kalau kalian play videonya akan terasa lebih menyenangkan. tapi kalau memang tidak ingin itu tidak masalah. Aku tahu, itu harusnya Chanyeol yang nyanyi, tapi Chanyeol nyanyinya pake piano, bukan gitar. Sedangkan di ff ini Chanyeol nyayi pake gitar. Maaf ya (-__-)


Continue Reading

You'll Also Like

1M 63.3K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
746K 70.6K 30
[ Mahesa-Jenandra bagian kedua ] [ BXB, MPREG, MARK:TOP, JENO:BOT, MISSGENDERING ] Kehamilan Jeno membuat dirinya harus tinggal seatap bersama orang...
110K 11.3K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
233K 34.9K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...