Little Weirdo [ChanBaek]

By sweetwind88

83.1K 5.2K 349

Maaf karena aku kurang bisa merangkum dengan baik (T.T). Jadi silahkan dibaca (*3*). Apa yang kau rasakan kal... More

Introduction
Chapter 1 : Ujian
Chapter 2: Annoyance
Chapter 3: Tutor
Chapter 4: Ekspresi Chanyeol
Chapter 6: Jadi Baek...
Chapter 7: All of me
Chapter 8: I Love You
Chapter 9 [Last Chapter]: Thank you, good bye.

Chapter 5: Fly my kids, Fly!!

5.9K 441 29
By sweetwind88




Baekhyun's POV

"Tidak, tidak, tidak." Aku membuat tanda silang dengan tanganku di depan ketua dari Byun Baekhyun fan club itu. "Lupakan semua yang terjadi barusan. Anggap itu adalah bagian dari imajinasimu." Aku berkata menirukan gerakan sulap. Hyukjin tertawa. Semua murid yang masuk ke kelas tadi melihat ke arah kami. Ada yang berbisik, memberikan uang satu sama lain, seolah mereka sedang taruhan. Ugh.

"Yup, itulah Byun Baekhyun. Dia memang orang aneh yang akhirnya menunjukkan kedoknya." Ayoung mengumumkan di seluruh kelas sebelum mencium bibir Chanyeol sekali lagi dan pergi. Chanyeol tidak membalas ciuman itu, dia masih terlihat shock.

Aku berlari ke arah Chanyeol yang masih berdiri di ambang pintu kelas dan berlutut meminta maaf padanya, tidak peduli pada murid lain yang melihat ke arahku. Ugh!! Dia hanya diam saja, pandangannya kosong. Dia hanya tersadar saat bel masuk berbunyi, melihat ke ke bawah (ke arahku yang masih berlutut) dengan ekspresi yang aneh. Aku tidak pernah melihat Chanyeol seperti ini. Dia benar-benar mengabaikanku dan berjalan menuju tempat duduknya seperti robot tanpa ekspresi sama sekali.

Sebelum aku dapat mengucapkan sepatah kata lagi, Pak Heecul masuk ke dalam kelas dan menyuruhku untuk duduk. Ya, aku duduk di samping Hyukjin lagi. Dia tersenyum puas.

"Hey puppy, apa itu artinya kita jadian?" Dia menggodaku.

"Jangan sekarang Hyukjin, aku tidak ingin berdebat denganmu. Jangan ganggu aku, aku mau menangis dan meratapi nasibku." Aku membenamkan wajahku ke tangan dan mulai menangis. Walaupun aku tidak benar-benar menangis.

"Tapi bukankah ini bagus? Tunggu sampai aku memberitahu yang lain. Mereka pasti iri." Dia berkata.

"Jangan bilang pada siapapun bodoh!" Kataku dengan nada keras. Cukup untuk membuat Pak Heecul memarahiku karena berisik.

"Pft...jadi kau ingin backstreet huh?" Hyukjin berkata setangah berbisik.

"NO!! Tidak ada gunanya aku backstre-(plak)" Pak Heecul melempar penghapus papan tulis ke arahku.

"Kalau kau mau bercerita, keluar sekarang!" Dia berkata tegas. Aku tertunduk dan mulai memperhatikan. Seharusnya Chanyeol yang pertama kali merasakan bibirku. Bibirku yang malang(T_T).

Selama pelajaran, Pak Heecul harus memanggil nama Chanyeol karena dia tidak memperhatikan. Ada apa dengannya, bukankah dia menyukai pelajaran matematika? Dia juga harus menerima lemparan penghapus dai Pak Heecul karena melamun. Apa dia masih terganggu dengan kejadian tadi?

Akhirnya, saat aku sudah tidak tahan lagi dengan ulai Hyukjin yang terus melakukan sesuatu dengan menyentuh wajah atau rambutku, bel tanda berakhirnya pelajaran pertama berbunyi. Itu artinya ada jeda waktu 5 menit sampai pelajaran kedua.

Aku mendekati Chanyeol dan berlutut di samping mejanya. "Apa kau marah padaku?" aku bertanya, dia masih melihat ke arah buku catatannya.

"Untuk?" dia berkata sama sekali tidak menengok.

"Untuk yang terjadi tadi pagi. Aku tahu kau ingin menjadi orang yang pertama mencium bibirku, tapi aku bersumpah aku tidak bermaksud melakukannya pada Hyukjin. Aku tidak tahu kenapa, aku hanya-"

"Baekhyun." Chanyeol memotong penjelasanku. Kemudian dia tersenyum. "Tidak mungkin aku mau jadi ciuman pertamamu." Dia masih tersenyum, mengacak rambutku. Bagaimana dia bisa tersenyum, padahal selama jam pelajaran dia melamun setelah kejadian tadi. Aku tidak tahu apa dia benar-benar cemburu.

"Kau bohong..tapi Chanyeol, aku benar-benar minta maaf."

"Baekhyun, itu sama sekali tidak menggangguku. Aku senang kau dan Hyukjin pacaran. Lagi pula, dia tidak mungkin menyakitimu, karena dia ketua fan club Byun Baekhyun." -Chanyeol

"Bagaimana mungkin kau bisa berkata seperti itu? Aku dan Hyukjin tidak pacaran, aku tidak suka padanya." Aku membenturkan kepalaku ke mejanya sampai beberapa kali. Kemudian Chanyeol memegang kepalaku.

"Jangan sakiti dirimu, bodoh! Kau harusnya bersyukur kau bisa mengalihkan cinta satu arahmu itu padanya." Dia berkata dan bel pelajaran kedua berbunyi.

==================

Saat jam istirahat aku mendekati Chanyeol dan mengajaknya untuk makan bersama.

"Tidak, lihatlah siapa yang sudah menunggumu." Dia berkata dan menunjuk ke pintu. Ugh Sial! Fanboy itu lagi. Salah satu diantara mereka masuk dan menyeretku keluar.

"Baekhyun, apa benar kau dah Hyukjin jadian?" tanyanya. Huh? Aku melirik ke arah Hyukjin.

"Apa? Aku hanya memberi tahu Dongwoon." Hyukjin berkata dan merangkulkan tangannya ke bahuku. Aku melepaskannya.

"Beraninya kau! Aku akan melemparmu dari atap sekolah." Kataku mengancam, dia tertawa.

"Aww, aku takut Baek." Dia berpura-pura takut dan berjalan dengan santai mengikutiku ke kantin.

"Aku akan mencincangmu kecil-kecil kemudian mengumpankanmu ke Ayoung." Aku berkata sambil memperagakan. Dia hanya tertawa.

"Aku tidak mau diumpankan pada Ayoung. Lebih baik umpankan aku pada paus." Kata Hyukjin sambil membukakan pintu kantin untukku.

"Paus tidak makan manusia bodoh!" Aku tertawa dan masuk ke kantin. Saat itu juga aku merasa semua orang disana memperhatikanku. Dan benar saja, semua orang melihat ke arahku yang diikuti oleh segerombolan pria. Hyukjin tidak peduli, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Ayo kita antri Baek." Kata Hyukjin merangkulkan tangannya di pundakku dan mencium pipiku. WHAATTT?

"Hentikan! Kau dan aku bukan apa-apa!" Aku berteriak dan mendorongnya menjauh. Tapi semua orang terlanjur melihatnya. Beberapa orang, terutama para gadis berlari ke arah kami.

"Baekhyun, kau sangat beruntung!"

"Kalian berdua pasangan yang manis!"

"Bolehkah aku minta foto?"

Aku dikelilingi para gadis. Wow, baru kali ini aku dikelilingi gadis, kkkkkkkkkkk. Aku tersadar. Kemudian memberikan death glare terbaikku ke arah Hyukjin, karena memang ini adalah salahnya. Bahkan para fanboyku melihat dengan cara yang sama ke arah Hyukjin.

"Apa?" Hyukjin tersenyum, merasa tidak bersalah. "Tidak bisakah aku menunjukkan cinta pada pacarku?" Senyumnya semakin lebar.

"Kau bangsat! Kau ingin mendahului kami?" Salah satu fanboyku mencengkram kerah Hyukjin, bersiap memukulnya.

"Ya, Baekhyun kami tidak akan mau pacaran denganmu." Pria yang lain berkata dan menghapus air matanya.

"Hanya Chanyeol yang pantas untuknya." Lanjutnya, dan semua group menganggukkan kepala tanda setuju.

"Itu benar, Chanyeol satu-satunya yang pantas untukku!" Aku berteriak setuju. Kami meneriakkan nama Chanyeol, menegaskan pada Hyukjin bahwa dia tidak memiliki kesempatan sama sekali.

Tiba-tiba semua diam saat Chanyeol masuk ke kantin bersama Ayoung yang menggandeng tangannya. Mereka berdua seolah tidak memperhatikan keriuhan yang terjadi sebelumnya. Berjalan berlalu dihadapan kami.

"Sebenarnya," Chanyeol balik badan, membuat perhatian semua orang tertuju padanya. "Aku menyetujui kalau Hyukjin dan Baekhyun pacaran." Lanjutnya dan berjalan menuju antrian. Ayoung tersenyum puas dan memeluk Chanyeol.

Gerombolan pria yang bersamaku tadi mulai menangis. Mengabaikan Hyukjin yang sekarang bebas dari cengkraman salah satu diantara mereka.

"Baekhyun.." Pria yang mencengkram kerah Hyukjin tadi menepuk pundakku. "Kalian berdua juga mendapat persetujuan dari kami." Dia menangis, diikuti yang lainnya. Dmereka berjalan lesu ke arah antrian.

"Eh? Aku TIDAK SETUJU!" Aku berteriak mendramatisir. "Hyukjin! Kau harus bertanggung jawab!"

"Ssshhhh, cukup ngomelnya. Sekarang ayo kita makan sayang." Hyukjin mengedipkan matanya ke arahku. Para gadis yang sedari tadi memperhatikan kami, berteriak histeris.

"Ugh! Menjauhlah dariku!" Aku berjalan menjauh dan duduk di dekat Chanyeol. Dan Hyukjin duduk di area lain.

"Bukankah seharusnya kau duduk dengan pacarmu?" tanya Ayoung. Ugh aku lupa kalau masih ada dia.

"Dia bukan pacarku!" Kataku dan menyandarkan kepalaku pada bahu Chanyeol.

"Chanyeol, beri tahu nenek lampir ini kalau kau hanya untukku dan suatu saat kita akan bersama selamanya."

Chanyeol hampir tersedak mendengar ucapanku. "Baekhyun, menyerahlah.." Kata Chanyeol, kemudian tertawa bersama dengan Ayoung. Aku kembali duduk tegap, menatap mereka. Kejam sekali.

Aku menyilangkan tangan di atas meja dan bersiap membenamkan wajahku di dalamnya, akhir-akhir ini aku merasa kepalaku sakit. Mungkin karena aku kurang tidur. Aku mengintip, dan melihat Chanyeol masih tertawa.

Dasar bodoh, aku pikir dia benar-benar peduli. Kepalaku berdenyul lebih kuat lagi. Ugh.

===================

Sepulang sekolah aku berkumpul bersama fanboyku, masih merenungi nasib malangku. Kami menangis berjamaah.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Kata Chanyeol saat mendekati kami. "Aku mencarimu kemana-mana. Dan kau malah berkumpul bersama mereka?"

"Kenapa kau kesini? Hanya mereka yang memahamiku..hiks..hiks." Kataku dan memeluk mereka semua. Kami menangis lagi.

"Pak Lau memberimu kesempatan untuk ujian lagi Baek, ayo ikut." Dia berkata dan menarik tanganku. Aku spontan melepaskan tangannya.

"Tidak mau. Ujian itu tidak penting." Aku memanyunkan bibirku. "Apa ujian bisa mengatur hidup kita? Dan apa arti hidup sebenarnya?"

Chanyeol menghela nafas. "Berhentilah menjadi sok kritis, dan ayo kita pergi."

"Tidak! Aku lebih memilih bersama mereka. Mereka peduli dengan apa yang aku rasakan." Kataku dan bersandar di salah satu bahu fanboyku. Kemudian dia mengelus pipiku. Chanyeol buru-buru menarikku.

"Cukup Baek, Pak Lau tidak akan memberimu kesempatan lain lagi." Katanya, aku berjuang lepas dari cengkramannya. Kemudian dia melepasku. "Baiklah, aku mengerti. Kau dan Hyukjin tidak pacaran kan? Sekarang bisakah kita pergi dan menemui Pak Lau?"

"Apa? Jadi selama ini kau tahu kalau aku tidak pacaran dengannya?" Aku bertanya setengah berteriak.

"Chanyeol!!" Fanboyku berteriak bersamaan. "Maksudmu ketua dan Baekhyun kami tidak pacaran?" Salah satu dari mereka bertanya.

Chanyeol tertawa. "Kalian pikir Baekhyun semudah itu berpaling dariku dan pacaran dengan Hyukjin?" Mereka mengangguk, Chanyeol melihat ke arahku. "Bukan berarti kau punya kesempatan Baek." Aku tersenyum lebar mendengar ucapannya.

"Sekarang, bisakah kalian pergi? Baekhyun harus ujian." Kata Chanyeol. Mereka semua mengucapkan sampai jumpa dan pergi.

"Terbanglah anak-anakku, terbang.." Kataku sambil memeragakan induk burung yang melepas anak-anaknya pergi mencari kehidupan baru.

"Jadi, bisakah kita pergi sekarang? Pak Lau sudah menunggumu di kelas." Chanyeol berkata menggandeng tanganku. Aku melepasnya.

"Harusnya kau memelukku dan berkata kalau aku memang punya kesempatan." Aku mengedipkan mata ke arahnya.

"Teruslah bermimpi Baek." Chanyeol menyeretku.

"Tidak mau! Aku ada janji lain Yoda." Aku berkata dan melepaskan diri lagi.

"Apa?" Chanyeol berhenti berjalan.

"Aku sudah janji pada Dongwoon untuk pergi ke mall bersamanya sekarang." Kataku dan berjalan pergi. Chanyeol dengan cepat menarik tanganku, kali ini dia tidak membiarkanku lepas.

"Kau harus ujian!" Dia berkata dan menaruh tubuhku di bahunya (Seperti orang diculik. Apa ya namanya? Sebut saja gendong bahu. Kkkkkk).

"Turunkan aku! Chanyeol! Turunkan aku!" aku berteriak, dan berusaha turun. Tapi dia tak bergeming sedikitpun dan membawaku ke kelas.

"Ah...Baekhyun." Kata Pak Lau saat melihat kami masuk. "Chanyeol, apa yang kau lakukan? Turunkan dia."

Chanyeol menurunkanku, aku bersiap lari tapi dia menahanku. "Baekhyun, aku tidak akan memberimu kesempatan lain kalau kau gagal sekarang." Kata Pak Lau.

"Kau tidak perlu memberiku kesempatan lain. Aku tidak mau ujian lagi." Aku berkata. Chanyeol menghela nafas.

"Kau harus ujian lagi Byun!!" Chanyeol berkata, dia masih menahanku.

"Tidak!"

"Iya!"

"Tidak!"

"Iya!"

"Tidak!"

"Iya!"

"Tidak!"

"Tidak." Chanyeol tersenyum.

"Iyy...dak!" ha! Aku hampir bilang iya.

"Kalau kau mau ujian lagi, aku akan membiarkanmu tidur di apartemenku." Dia berkata.

"Benarkah?" Tanyaku. "Kau sungguh-sungguh?"

"Ya, tapi kau harus bisa mengerjakan semua soal dengan benar." Kata Chaneyol melepaskanku.

"Pak Lau, mana ujiannya?" Aku bertanya pada guruku. "Aku harus cepat, dan bersiap untuk menginap." Pak Lau tersenyum dan memberikanku kertas ujian.

"Dasar bocah!" Chanyeol menggumam.

(Di suatu mall, duduk seorang Dongwoon. Sudah dua jam dia menunggu. Tapi menyadari temannya tidak akan datang, dia berjalan pulang dengan rasa kecewa.)




A/N: Maaf lama ga update ff ini. tapi untuk membayar yang minggu kemarin, kali ini bakal ada dua chapter baru.

Continue Reading

You'll Also Like

ZiAron [END] By ✧

Teen Fiction

7.8M 734K 69
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] _________________________________________________ (16+) Hanya kisah kedua pasang...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
14.7M 1.5M 53
[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cintai karena mencoba menabrak Jihan, cewek...