My Symphony

By _Envyst

102K 8.9K 694

『Complete』 Cintai musik mu seperti kau mencintai hidupmu. Warn: SasufemNaru!! More

Prolog
Symphony - Boys Before Flower
Stalker
Love
Langkah Pertama
Perjalanan Yang Sesungguhnya
Mimpi Buruk
Awal Kehidupan dan Rencana Masa Depan
Dulu dan Sekarang
Liburan?! (1)
Liburan?! (END)
The Beast
Musuh
Musuh 2
Jalan Diva Ku
Rusia
Korea
Korea 2
Korea 3 ( Main Plan )
Promosi
Korea 4 ( Selection )
Intervention
Way
Way 2
Last Step
DIVA and the END
Serenity
Epilog
Promosi
Promosi

My Symphony - Dream High

8.4K 490 39
By _Envyst

Disclaimers: masashi kisimoto
Pair: sasufemnaru
gendre: romance, tragedy
Rate: T

♦♥♣♠

Dream High. Adalah sebuah sekolah para calon penyanyi dunia. Di sanalah gadis yang menjadi tokoh utama di ff ini bersekolah.

Uzumaki Naruto. Seorang gadis berambut pirang bermata biru yang arrogant dan egois. Keluarganya sangat miskin dan di kelilingi hutang. Itu karena ayahnya yang bodoh menelantarkan dirinya dan ibunya ketika ayah nya mendapat wanita yang lebih kaya.

Abaikan ayahnya. Ini adalah cerita tentang Naruto dan hanya Naruto yang harus author bahas.

**

"Kaa-chan, Naru berangkat ttebayo"

"Hati hati Naru-chan."

Naruto melangkahkan kaki menuju sekolah yang akan mengantarkan dirinya pada masadepan yang lebih baik.

"Dream High." Gumam gadis pirang itu kala dirinya sudah menapakan kaki ke depan gerbang sekolah elit yang di penuhi siswa kaya raya.

Dengan rasa percaya diri Naruto melangkahkan kaki masuk ke dalam DH. Tidak ada yang bisa menghalangi Naruto saat ini.

Di hari pertama belajar. Hidup Naruto di DH cukup baik. Ia lumayan di pandang oleh teman temannya karena yaah.. paras Naruto yang cantik dengan rambut pirang twin tail serta tiga garis tipis di pipinya yang menambah kesan manis.

Ayahnya yang tidak berguna itu mewariskan dirinya darah amerika yang kental. Mungkin di bagian ini ia mesti berterimakasih padanya.

"Wah.. lihat ada murid blasteran."

"Dia cantik ya?"

"Rambutnya pirang, seperti boneka."

Para siswa dan siswi yang Naruto lintasi terus menghujaninya dengan pujian. Namun sungguh. Naruto tidak pernah menyukai pujian yang keluar dari mulut mereka.

Saat Naruto melakukan kesalahan kelak mulut itu lah yang akan mencaci maki dirinya.
Langkah kaki Naruto terhenti di sebuah pintu besar. Bertuliskan kelas bernyanyi di sana.

Jantung Naruto sedikit gugup. Bukan karena teman sekelas nya atau gurunya kelak.

Tapi ia tidak sabar akan tantangan yang akan ia dapat kelak di sekolah ini.

Sreeekk...

Naruto membuka pintu yang ada di depannya. Para siswa yang ada di dalam memerhatikan dirinya heran.

"Ah. Kau sudah datang." Ujar guru berambut biru itu menyambut kedatangan Naruto. "Dia adalah murid baru. Tolong bimbing dia anak anak. Sekarang perkenalkan dirimu."

"My name Naruto, Uzumaki Naruto." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Woow. Bule''

"Lihat bule, cantiknya."

"Di cantik sekali''

Wess wess wess

Lagi lagi mereka memuji dan menyanjung Naruto.

"Conan Sensei, can i sit now?"

"Ahaha.. wakatta. Silahkan duduk di sana" Conan menunjuk sebuah bangku di pojok kanan. "Grr dia benar benar duplikat Kushina." Gerutu Conan.

**

Pelajaran pertama kelas bernyanyi adalah penentuan suara. Conan selaku guru melakukan test bernyanyi kepada setiap siswanya untuk menentukan jenis dan posisi suara.

Naruto menjalani test itu dengan sangat baik. Tanpa ada satupun hambatan yang ia rasakan. Itu membuat Conan tertegun.

Naruto memang duplikat sempurna dari Kushina.

Ting tang ting tong

Bell istirahat berbunyi. Seluruh siswa berbondong bondong menuju kantin yang ada di Dream High yang juga terkenal sangat mahal.

Naruto sadar diri jika ia bukan siswi kaya yang mampu makan di kantin itu. Ia sudah menyiapkan bekal dari rumah.

"Woo.. Hello, Naruto. im Ino. Want to go to canteen together?"

Naruto menoleh ke arah sumber suara.

"Sorry, i dont have enough money." Jawab Naruto datar. Naruto mulai mencomot santapannya dengan tenang dan elegan.

"Do you make it yourself?" Ino menyeret sebuah bangku dan duduk di samping Naruto.
"Yes." Jawabnya datar.

" May I taste it?" Pujuk Ino lembut.

Naruto menatap gadis bule di sampingnya ini dengan tatapan aneh. Oh ayolah. Ino adalah siswi kaya. Seharusnya dia tak nemiliki waktu untuk mengurusi orang seperti dirinya.

Naruto mengangguk kecil kemudian memberikan sendok di tanganya pada Ino.

"Thank you. You're a good girl." Puji Ino dan mencoba mencicipi bekal Naruto. "Wow its good" ucapnya kagum.

"Really?" Mata Naruto berbinar.

"Hm.. i like your food. Can we be friends?" Ino menggenggan tangan Naruto dan menatapnya penuh harap.

"Oh okay."

Oh. Teman pertama dalam sejarah hidup Naruto. Ia belum pernah memiliki teman sebelumnya. Ino adalah gadis pertama yang berusaha mendekatinya dan meminta untuk menjadi temannya.

Tapi..

Naruto terdiam seketika. Ia bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia bisa menerima Ino sebagai temannya sekarang? Ia takut kejadian di masa SMPnya terulang lagi.

"Ino, do you seriously want to be my friend?"

"Why? You hesitate at me?"

"No. I was only trauma in past events"

Ino mengacak acak rambut Naruto.

"Don't worry." Ujarnya.

Naruto menyeringai di balik wajah datarnya. Ia tak menyangka jika hal yang ia ingin kan akan ia dapat dengan begitu mudah.

Ino siswi terpopuler dan terpandang di Dream High, kini sudah menjadi temannya. Naruto bisa dengan mudah memanfaatkan Ino untuk mencapai tujuannya.

'Batu loncatan yang sempurna'

**

Pukul 09:00 pm

Naruto sedang berkemas di rumahnya. Mempersiapkan barang barang yang harus ia bawa ke tempat tinggal barunya.

"Asrama Dream High.'' Seorang wanita dengan helai merah terlungkup di atas kasur menatap Naruto yang sedang berkemas.

"Kaa-chan juga tahu?"

"Ya begitulah. Ekonomi keluarga kaa-chan sangat bagus kala itu. Jadi kaa-chan tidak pernah sekali pun ke sana. Tapi kaa-chan tahu asrama itu"

"Souka."

"Wajah mu terlihat senang. Apa ada hal menarik di sekolah?" Kushina menatap intens putri tunggalnya.

"Ya. Aku menapat batu loncatan yang bagus." Naruto menyeringai.

Beres sudah barang yang ia kemas.

Kushina hanya terkikik dan memeluk putrinya dari belakang. "Apa kaa-chan boleh ikut ke sana?"

"Apa kaa-chan yakin?"

"Tentu. Krena hanya Naruto yang bisa melihat kaa-chan." Kushina tersenyum.

"Baiklah. Kaa-chan boleh ikut. Karena aku tak bisa hidup jika tanpa kaa-chan yang memotifasiku."

"Itu baru putri ku. Aku tidak akan meninggalkan mu walau aku sudah mati."

**

Pukul 06:30 am

Petugas pengangkut barang mulai memindahkan barang barang yang mereka angkut ke dalam sebuah gedung besar yang bernama Dormitory Dream yah asrama Dream High.

"Lumayan." Tukas Naruto sambil menerawang tempat tinggal baru sementaranya itu.

Dan rumah yang ia tempati dulu ia sewakan untuk sekedar menambah uang biayaya hidupnya dan juga hutang hutang nya.

Ia beruntung dapat masuk Dream High secara gratis. Itu semua karena bakat alami dan ambisinya.

"Tempat ini lumayan." Sosok wanita bersurai merah tetlihat begitu pucat dan tembus pandang itu berargumen.

Naruto menutup pintu kamarnya dan berkata. "Hm. Kita bisa tinggal di sini selama tiga tahun dan uang sewa rumah akan kita manfaatkan sebaik mungkin.''

"Maaf Naru-chan. Aku tidak dapat membantu banyak." Tukas Kushina kecewa.

"Daijobu kaa-chan. Aku bisa sendiri." Naruto tersenyum.

Ingin sekali Kushina membantu putrinya itu. Namun kondisi selalu punya cara untuk menghalanginya.

"Sudah selesai.'' Gumam Naruto sembari mengelap keringat yang menetes di pelipisnya. "Aku harus bersiap pergi ke sekolah."

"Baiklah. Hati hati Naru-chan."

**

Dream High Class
08:25 am

Suasana di kelas begitu ribut saat penantian jam pertama di Dream High. Ada yang asik bergosip, berbincang, tertawa tidak jelas dan bernyanyi tak jelas.

Hanya Naruto yang duduk tenang sambil membaca buku tentang opra, seriosa dan Roma.

Ino menatap Naruto yang tengah berada dalam diam menatap sebuah buku tebal yang begitu membosankan menurutnya.

"He~ buku apa itu?" Ino duduk di atas meja tempat Naruto membaca.

"Bukan apa apa?"

"What the.. ini bahasa Italia?" Wajah Ino shock saat melihat salah satu buku Naruto. "Apa kau mengerti artinya.''

"Hm. Im understand. Ibuku yang mengajarinya.''

"Awesome. Kau hebat.'' Puji Ino tulus. "Wait a minute. Roma? Kau ingin ke sana?"

"Hm. Aku ingin ke Roma. Lebih tepatnya mimpiku adalah ingin menjadi penyanyi Opera di sana."

Ino mengerjapkan matanya berkali kali. Ia menganggap mimpi Naruto adalah mimpi yang akan sangat sulit di capai.

Ino menepuk pundak Naruto. "Kau tahu. Hanya ada satu orang siswi di DH yang dahulu sekali dapat pergi ke Roma. Gadis itu sangat cantik dan memiliki suara luar biasa Indah. Namun sekarang tidak pernah terdengar lagi kabar gadis itu. Dia angkatan jauh di atas kita.''

Naruto terdiam.

Tentu ia tahu siapa yang Ino maksud.

"Kau tahu Ino. Aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan dengan cara apa pun." Tukas Naruto absolut sambil menatap dingin Ino yang meremehkannya.

Hening... sebelum akhirnya keheningan itu harus lenyap karena bell pelajaran pertama.

**

03:00 pm

Bell pulang Dream High telah berbunyi. Para siswa DH beranjak dari kelas menuju asrama mereka masing masing. Tidak halnya Naruto. Dia harus tertahan oleh kelas tambahan yang ia minta sendiri pada Conan.

"Baiklah. Mari kita mulai latihannya."

"Terimakasih sensei sudah mau membantu ku.''

"Tidak. Kau tidak perlu berterimakasih pada ku.'' Conan menggelengkan kepalanya.

Naruto terdiam.

"Aku sudah membuat janji pada Kushina sejak ia mulai jatuh dari tahtanya." Conan tertunduk.

"Sensei. Sebenarnya kau ini siapa Kaa-chan?"
Conan terdiam sejenak. "Lain kali akan ku ceritakan. Mari kita mulai latihannya.''

**

05:30 pm.

Kelas tambahan sudah berakhir. Kini Naruto harus bergegas menuju asramanya dan membuat makan malam.

Naruto terlalu tergesa gesa karena ia memikirkan Ibunya yang berada di kamar asramanya. "Ah gawat kaa-chan pasti khawatir." Gumamnya sambil berlari.

Bugghh..

Naruto menabrak seseorang ah tidak. Lebih tepatnya orang itu terlalu bodoh melamun di tengah jalan dan membuat Naruto terpental.

"Itte'' ringis Naruto. "Apa yang kau lakukan bodoh. Kenapa kau melamun di tengah jalan." Maki Naruto.

Orang yang ia tabrak masih berdiri kokoh dan menatap Naruto dalam diam.

"Tch. Menyebalkan.'' Naruto bangkit dari jatuhnya sambil mengibas ngibaskan seragamnya yang kotor.

"Hoi Sasuke." Seorang pria berambut panjang dengan mata lavender menghampiri pria yang di tabrak Naruto itu. "He~ apa fans mu ini berulah lagi?" Tanya pria itu sambil menunjukan kata 'fans' ke arah Naruto.

"Fans?" Desis Naruto tidak suka. "Aku bahkan tidak mengenalnya dan kau menyebut ku fans nya?" Ujar Naruto dengan nada mengejek. "Jangan bodoh.'' Naruto berdesap pergi meninggalkan Sasuke dan temannya dalam diam yang terus menatap dirinya hingga hilang di belokan.

"Neji. Apa kau pernah melihat anak itu sebelumnya?" Sasuke terus melihat kearah sosok Naruto terlihat.

"Hmm.. belum. Apa dia murid baru?"

"Hn."

"Kau mau apa?"

"Kita tidak punya arsip tentang dia."

"Baiklah aku mengerti maksud mu."

Bersambung..

♠♣♥♦

Continue Reading

You'll Also Like

16.4M 1.6M 72
Galak, posesif, dominan tapi bucin? SEQUEL MY CHILDISH GIRL (Bisa dibaca terpisah) Urutan baca kisah Gala Riri : My Childish Girl, Bucinable, Gala...
599K 34.3K 25
(COMPLETE) Semua memang berawal dari kebodohan dan kesalahan Uzumaki Naruto yang berujung masuk pada cengkraman possesive si Uchiha sampai maut menje...
5.9M 599K 75
"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksu...