Sunrise Addict [ completed ]

Por juliasvegi

619K 54.4K 3.2K

Cowok ganteng itu cuma ada dua, kalo nggak brengsek, ya dia homo! - Sunrise Maheswari Bisa banget lo ngatain... Más

CHALLENGE
THE CHALLENGE HAS BEGUN
BENDERA PERANG
THE DIFFERENCE BETWEEN YOU AND ME
PLEASE, DON'T BE ARROGANT!
Arsen and His Craziness
MILO & SEBUAH RAHASIA MASA LALU
WHO IS THE WINNER ?
AND THE WINNER IS...
LOSER IS ALWAYS BE LOSER!
BALI & MISI THE KING'S
BALI, I THINK I'M IN LOVE!
SUNRISE, ANTARA MISI & BALAS DENDAM
SUNRISE MOMENT (I)
SUNRISE MOMENT (II)
THE TRUTH ABOUT HER FEELING
TRAGEDI KAMAR ANDRES
ORLAND YANG MALANG!
SEBUAH PELAJARAN DARI SUNRISE
NEW YEAR, NEW HOPE!
HELLO SCHOOL !
SEPENGGAL KISAH TENTANG ARLENE
ANALISA THE KING'S
HAZELINA ATMODJO
ANTARA MILO & HAZEL
BENANG MERAH
HURT
RASA YANG SAMA
MINE
Hello Again !!
GOOD NEWS OR A BAD NEWS, HUH?
TRENDING TOPIC
A BROKEN HEARTED BOY
REDEMPTION
REDEMPTION 2 ( END )

THE KING'S

54.9K 2.5K 129
Por juliasvegi


Hallo.....akhirnya part perdana sunrise addict muncul juga!!

hope u like it guys....^_^

vommentnya di tunggu, kritik saran yang membangun apa lagi!!

selamat membaca :*


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Sunrise gelisah dari tadi, sambil sesekali melirik jam tangan mungil di pergelangan tangan kirinya. Ini hanya sisa 10 menit sebelum gerbang sekolahnya di tutup dan dia dinyatakan terlambat. Akhirnya bis yang dia tumpangi berhenti juga di halte dekat sekolahnya, dia segera melompat turun lalu berjalan menuju gerbang sekolah.

Baru 5 kali melangkah, matanya menangkap sosok seorang nenek tua renta dengan pikulan khas tukang jamu di punggung lemahnya. Sang nenek kelihatan ragu untuk menyeberang, terang saja...jam-jam sibuk begini kendaraan sedang padatnya berlalu-lalang, apalagi jalanan di depan sekolahnya ini merupakan jalan raya besar.

Merasa empatinya terusik, Sunrise mendekati nenek tersebut.

" Nenek mau kemana?", tanyanya sopan kepada sang nenek.

" Nenek mau nyeberang nduk, tapi ini kok ya rame banget jalannya", jawab sang nenek sambil memperhatikan lalu lintas di depannya.

" Nenek nyebrangnya jangan disini, tuh deket halte ada jembatan penyebrangan, bahaya nek kalo nerobos jalan raya!", Sunrise mencoba memperingatkan sang nenek.

" Nenek juga maunya begitu, tapi ini nenek sudah ndak kuat kalo harus naik turun tangga bawa gendongan berat seperti ini", ucap sang nenek sedih.

Sunrise mencelos mendengar ucapan nenek itu. Memang sih kalo dipikir-pikir, nggak seharusnya orang setua ini masih nyari nafkah dan harus menempuh perjalanan berat. Melihat nenek ini membuat Sunrise berjanji dalam hati kalo dia nggak akan pernah membiarkan orang tuanya bekerja saat seusia nenek ini nanti.

Dia kembali memperhatikan jam ditangannya, kurang 7 menit lagi bel sekolahnya berbunyi. Tapi dia juga nggak tega meninggalkan nenek ini disini, akhirnya setelah menimbang-nimbang sebentar, dia memutuskan untuk membantu sang nenek lebih dulu.

" Sini nek, bakulnya biar saya aja yang bawain. Ayo saya bantu lewat jembatan penyeberangan!", ucapnya.

Tanpa memperdulikan sang nenek yang masih bengong mendengar ucapannya, dia segera mengambil alih beban dalam gendongan punggung sang nenek, kemudian menggandeng nenek itu untuk menuju jembatan penyebrangan.

" Loh...nduk, ndak usah toh...nanti kamu telat sekolahnya!", protes sang nenek saat mereka mulai menapaki tangga jembatan penyeberangan.

Sunrise tersenyum kecil pada sang nenek, " Nggak apa-apa kok nek, masih keburu!".

Dalam hati dia mengumpat juga, ternyata bakul berisi jamu-jamuan tradisional ini bukan barang yang enteng. Apalagi tubuhnya juga tergolong pendek dan nggak berisi, kegiatan naik turun tangga jadi terasa semakin berat dengan beban di punggunggnya. Bagaimana bisa nenek se renta ini masih harus tiap hari berkeliling membawa beban seberat ini, dia aja yang masih muda baru sebentar udah kepayahan.

" Terimakasih yo nduk, ternyata masih ada juga anak muda yang peduli dengan orang-orang di sekelilingnya", ucap nenek itu saat mereka sudah mencapai seberang jalan.

Hati Sunrise terasa nyeri saat mendengar ucapan sang nenek.

' ternyata masih ada juga anak muda yang peduli dengan orang-orang di sekelilingnya'

Tapi sayangnya lebih banyak lagi yang nggak peduli, dan karena orang-orang seperti itu, dia kehilangan seseorang yang sangat disayanginya.

" Sama-sama nek, kalo gitu saya balik ke sekolah ya..., nenek hati-hati dijalan!", ucap Sunrise sambil tersenyum tulus pada sang nenek.

Setelah berpamitan pada nenek itu, Sunrise segera berlari kembali menuju sekolahnya lewat jembatan penyeberangan. Dia mengumpat kecil ketika waktu menunjukkan kurang dari 1 menit lagi gerbang sekolah sudah ditutup.

Dan benar saja, dia sampai di depan gerbang tepat pukul 07.01 WIB. Gerbang sekolah sudah ditutup, bu Endang guru BK yang galaknya minta ampun itu sudah berkacak pinggang di balik gerbang sambil membawa penggaris besi. Sekolahnya ini merupakan salah satu sekolah swasta terbaik di kota Surabaya, yang terkenal memiliki tingkat disiplin tinggi, dan juga gudangnya para murid-murid pintar. Nggak peduli kaya atau miskin diri lo, selama lo punya otak yang cerdas, lo pasti keterima sekolah disini. Tapi yah... rules are made to be broken, right? Buktinya masih ada aja beberapa siswa dengan IQ tiarap dan hanya mengandalkan kekayaan orang tuannya untuk bisa sekolah disini.

" Yah bu, cuman telat semenit juga!", protes seorang cewek yang sama-sama telat.

" Ya bu, kasihanilah kami bu....", koor anak-anak yang lain.

" Nggak ada!! Tidak ada toleransi apapun untuk kedisiplinan!", ucap bu Endang ketus.

Karuan aja ucapan bu Endang membuat Sunrise dan sekitar selusin anak-anak lain yang telat mendadak lemas. Sudah pasti, setelah absen di buku kedisiplinan, mereka akan dapat hukuman sampai bel jam pelajaran pertama selesai berbunyi.

Seperti saat ini, mereka semua dihukum untuk menyapu halaman dan taman depan yang letaknya dekat lapangan parkir. Perlu digaris bawahi, dimana banyak sekali daun-daunan yang gugur di area seluas 5 kali lapangan basket ukuran normal. Yah...ini susahnya punya sekolah gede.

" Ayo cepetan nyapunya..., inget jangan sampe ada satupun daun yang tertinggal, atau kalian semua tidak akan boleh istirahat!", ucap bu Endang, guru cantik yang judesnya minta ampun itu.

" Orang gila!! Gimana bisa kelar kalo tiap udah kita sapu, masih aja ada daun yang rontok... kenapa nggak sekalian dibakar aja ini semua pohon-pohonnya!", cicit Sissy, cewek kelas sebelah sambil menghentak-hentakkan sapunya kesal.

Sunrise terkekeh kecil mendengar gerutuan Sissy, " Sabar Sy..., perawan tua..maklumin aja kalo emosian!", ucapnya bisik-bisik, takut di dengar bu Endang.

" Laki mana yang betah punya istri macem dia Rise, medusa...hiii!", celetuk Sissy lagi.

Kegiatan menyapu mereka terhenti ketika tiba-tiba sebuah mobil Aston Martin Silver melenggang masuk begitu saja menuju parkiran. Seketika pandangan para murid yang sedang di hukum menjadi fokus ke mobil itu. Mereka paham betul siapa pemilik mobil tersebut, dan tanpa dikomando para cewek-cewek termasuk Sissy tiba-tiba saja mendadak centil dan langsung merapikan dandanan mereka. Sunrise yang melihat hanya memutar bola matanya jengah.

Inilah yang dimaksud 'rules are made to be broken' tadi. Namanya Orlando Adelio, salah satu dari sekian murid dengan IQ tiarap yang kebetulan anak orang kaya, artis, dan merupakan salah satu anggota The King's.

The King's adalah sekumpulan cowok-cowok ganteng, popular, tajir, dan penguasa di sekolah ini. Mereka beranggotakan 4 orang cowok dengan berbagai taraf kegantengan yang nggak biasa. Nggak ada satupun murid di sekolah ini yang berani melawan mereka, tentu aja...karena orang tua mereka rata-rata orang berpengaruh di kota ini. Bahkan para cewek-cewek pun nggak segan-segan untuk menyerahkan diri mereka secara sukarela kepada mereka, sampai ngantri malah.

Tapi di mata seorang Sunrise, mereka nggak lebih dari sekumpulan cowok brengsek tukang mainin cewek dengan IQ tiarap. Tukang bully, tukang bikin rusuh, suka semena-mena dan nggak pernah respect sama keadaan sekitar. Sejak awal pindah kesekolah ini, Sunrise benar-benar nggak suka sama mereka.

Orlando Adelio salah satunya, cowok dengan wajah super imut yang kebetulan salah satu artis FTV di ibu kota sana. Senyumnya yang menawan dan sifatnya yang sedikit selengekan sukses membuat fansnya bejibun di sekolah ini, jangan Tanya kalo diluaran sana, Sunrise nggak ngitung berapa banyaknya. Dia anggota The King's yang paling jahil dan suka tebar pesona, dengan mudah bikin cewek-cewek Ge'eR, tapi abis itu langsung di tinggalin gitu aja. Pokoknya bener-bener The King of PHP.

Orland, begitu dia biasa dipanggil. Turun dari mobilnya sambil membuka kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Dengan gerakan slow motion yang otomatis membuat cewek-cewek di sekelilingnya menahan nafas sambil bengong menyaksikannya lewat di depan mereka.

" Pagi bu Endang cantik....", sapanya kepada bu Endang disertai kerlingan nakal. Membuat bu Endang dan murid-murid cewek yang sedang menjalani hukuman memekik histeris.

" Pagi Orland, baru pulang dari syuting di Jakarta ya?" , jawab Bu Endang sok imut yang membuat Sunrise memutar bola matanya dengan jengah.

" Iya nih bu, ya udah saya ke kelas dulu ya..., bye girl's..", pamitnya sambil kiss bye ke cewek-cewek yang berdiri di belakang bu Endang. Dan lagi-lagi membuat Sunrise serta para murid cowok mendengus kesal.

Gimana enggak kesel kalau dengerin bu Endang dan cewek-cewek di sebelahnya pada jejeritan, padahal cuman di kasih kiss bye doang.

" Ibu curang nih, mana yang katanya nggak ada toleransi untuk kedisiplinan, Orland telat hampir satu jam dibolehin masuk gitu aja!", protes Sunrise yang langsung disambut anggukan cowok-cowok yang telat.

" Orland dapet dispensasi langsung dari kepala sekolah, soalnya dia habis syuting di Jakarta!", ucap bu Endang sambil mengipasi rambutnya.

" Ini sih bukan dispensasi lagi bu, tapi diskriminasi buat kita-kita!", protes Sunrise lagi.

" Udah jangan kebanyakan protes kamu Rise, mau ibu tambahin hukumannya jadi ngepel toilet?", ancaman bu Endang membuat Sunrise terdiam seketika, tentu dengan perasaan gondok maksimal.

" Orang ganteng mah bebas Rise, mau ngapain aja!", celetuk Ben yang berdiri disampingnya juga dengan perasaan kesal.

***

" Nenek-nenek mana lagi kali ini yang lo tolongin, sampe telat lagi?", Tanya Zafa sahabat karibnya, saat dia kembali ke kelas setelah selesai menjalani hukuman.

" Nenek-nenek tukang jamu gendong, kesian gue Fa...", jawab Sunrise sambil meletakkan tasnya di bangku.

Zafa hanya terkekeh kecil mendengar ucapan Sunrise, dia tau betul Sunrise merupakan cewek dengan jiwa sosial yang tinggi. Sunrise nggak segan-segan nolongin orang lain meski kadang hal itu justru merugikan dirinya sendiri. Contohnya seperti sering telat ke sekolah seperti tadi.

" Besok-besok lo berangkat subuhan deh, biar nggak telat meski harus nolongin orang dulu dijalan!", usul Zafa.

" Berisik lo, ganti baju olah raga dulu yuk...", ajak Sunrise ke sahabatnya itu.

Mereka berdua segera menuju toilet cewek untuk berganti baju olah raga, karena memang setelah ini mereka waktunya pelajaran olah raga. Setelah seisi kelas 2 IPA 2 berkumpul dilapangan voli, Sunrise kebagian tugas dari pak Sidiq untuk mengambil bola voli yang akan mereka gunakan untuk penilaian kali ini.

Dengan segera Sunrise melesatkan dirinya ke ruang penyimpanan alat yang terletak di sebelah lapangan basket indoor. Dia hanya sendirian karena bola yang diambil juga nggak banyak, hanya 2 buah aja.

Sesampainya dia di depan ruang penyimpanan, langkahnya terhenti karena mendengar suara-suara aneh dari dalam sana. Demi apapun suara ini bikin merinding, tapi justru merinding dalam arti yang lain. Segera dia menempelkan telinganya ke daun pintu yang ternyata terkunci rapat itu.

" Ahh...pelan-pelan beb!", erang seorang cewek dari dalam sana, disertai suara benda tumpul beradu.

Sunrise ngeri sendiri membayangkan apa yang tengah terjadi di dalam sana. Tapi kakinya enggan beranjak dari tempat dan kupingnya serasa lengket di daun pintu.

" I like fucking hard beb!", giliran suara seorang cowok yang tengah tersengal-sengal disela kegiatannya.

Oke, ini udah nggak bener. Dia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan perbuatan menjijikkan ini. Buru-buru dia berjalan mengendap ke sisi lain ruangan, dimana terdapat sebuah tangga aluminium tepat di bawah jendela ruangan itu.

' Ah...betapa baiknya Tuhan sama gue!', batinnya kemudian dia merangkak naik menggunakan tangga.

Dia ingin memastikan kembali apa benar kegiatan yang sedang berlangsung di dalam sana adalah kegiatan yang –iya-iya. Begitu matanya mencapai jendela yang kaca nako-nya terbuka itu, betapa terkejutnya dia melihat keadaan dua orang di dalam sana.

Iya...., dia mendapati seorang cewek, dia lupa namanya tapi dia cukup tau bahwa cewek itu merupakan salah satu kakak kelas dan primadona sekolah ini juga. Lagi main kuda-kuda'an sama seorang cowok ganteng berbadan atletis serta berambut jabrik yang dia tau pasti itu Andres, another member of The King's.

Andres Safaraz, anggota The King's yang satu ini terkenal paling mesum dan tempramen. Gampang banget marah-marah, apalagi gebuk orang sana – sini. Mentang –mentang badannya atletis kayak bintang iklas susu L-men. Selain itu, hobinya merawanin anak orang, setelah dapet perawannya, ya sudah cari perawan lain saja. Pokoknya Andres ini The king of mesum!

Sunrise memang udah sering banget mendengar gossip tentang kelakuan amoral Andres ini, tapi baru kali ini dia lihat secara live. Dan demi Tuhan...bukannya dia orang kaya? Kenapa mau-maunya ngelakuin hal beginian di atas matras dalam gudang penyimpanan alat sekolah?. Oh God, sampai kapanpun Sunrise bersumpah nggak akan pernah mau make matras hijau dalam pelajaran olah raganya selama matras itu belum berubah menjadi warna lain selain hijau. Hiii....bekasnya Andres gitu-gituan!

Dia segera turun dan menghentikan kegiatannya mengintip pekerjaan jahanam yang dilakukan 2 orang tadi. Matanya menyapu ke sekeliling untuk mencari benda yang sekiranya bisa membuyarkan kegiatan mesum kedua orang tadi. Dan seketika matanya berbinar cerah begitu melihat seonggok kecoa gemuk yang lewat pada pinggiran parit di dekatnya.

Buru-buru dia tangkap kecoa itu, dia pegang antena sang kecoak yang kini tengah meronta dalam jepitan jari-jarinya. Kemudian dia kembali menaiki tangga tadi, mendekatkan kecoa itu pada jendela di depannya.

" satu....dua.....ti....", hitungnya pelan tanpa suara.

Hap....

Kecoak yang dilemparkannya lewat jendela tadi sukses mendarat di tengah-tengah bukit kembar sang cewek yang tengah telanjang dada.

" ga....", Sunrise cekikikan melanjutkan hitungannya, bersamaan dengan itu terdengar teriakan histeris sepasang manusia mesum tadi.

Buru-buru Sunrise turun dari tangga kemudian tertawa terpingkal-pingkal tanpa suara sambil memegangi perutnya yang sakit. Di intipnya kedua pasangan tadi setelah terdengar bunyi gedebukan mereka yang berusaha membuka pintu ruangan.

Setelah itu Andres dan pasangan mesumnya buru-buru berlari meninggalkan ruang penyimpanan dengan keadaan acak-acakan, bahkan Andres berlari kecil sambil berusaha menaikkan resleting celananya.

" hahahahaha....makan tuh kecoak mesum!!", tawanya meledak saat melihat kedua orang itu sudah menghilang dari pandangannya.

Sunrise buru-buru mengambil bola voli yang diperintahkan pak Sidiq sambil memandang TKP kemesuman Andres dengan muka jijik. Nggak lama kemudian dia kembali bergabung bersama teman-temannya di lapangan voli.

" Kamu ngambil bola dimana toh Rise? Di Hongkong? Lama banget!", Tanya pak Sidiq dengan logat medoknya yang lucu.

" Maaf pak, ada sedikit gangguan tadi!", jawabnya sambil cengar cengir.

" Gangguan apa sih Rise?", bisik Zafa tepat dikupingnya.

" Gue mergokin Andres lagi ML di ruang penyimpanan sama cewek kelas 3!", jawab Sunrise dengan berbisik pula, dan sukses membuat Zafa melotot kaget.

***

" Eh...ceritain yang lengkap dong kejadian di ruang penyimpanan yang tadi!", pinta Zafa saat mereka sedang istirahat dikantin sambil makan bakso.

" Ya gitu, kayak yang gue bilang tadi. Abis gitu gue lemparin kecoak...,akhirnya mereka bubar!", ujar Sunrise pelan yang membuat mereka berdua terkikik.

" Gila..bisa mampus lo kalo sampe ketauan mereka"

" Ya lo jangan cerita siapa-siapa dodol!", Sunrise mendelik ke arah sahabatnya.

" Beres deh beres.....", ucap Zafa sambil meneruskan makannya.

Kantin yang tadinya ramai dengan celotehan anak-anak, mendadak sunyi senyap saat kedatangan 4 cowok keren yang menamakan diri mereka The King's. Mereka berjalan beriringan di sertai tatapan memuja cewek-cewek di sekeliling mereka, dan sukses membekukan cowok-cowok yang sepertinya iri dan ingin berada di posisi mereka.

Sunrise menatap mereka yang sedang berjalan tanpa takut-takut. Memandang Orland yang seperti biasa tengah melancarkan flirting ke cewek-cewek di sepanjang jalan yang mereka lalui. Beralih ke Andres yang sekarang tengah memasang tampang menakutkan, tapi tetap aja bikin Sunrise terkikik geli ketika mengingat kejadian di ruang penyimpanan tadi.

Kemudian beralih lagi kepada sesosok cowok blasteran berambut coklat keemasan yang mengenakan kaca mata minus berbingkai hitam di hidung mancungnya. Jangan bayangkan sosok culun dengan kaca mata bulat penuh seperti milik Harry Potter. Karena Radmilo Zahid Adhiyasta sangat jauh dari kata culun.

Milo, anggota The King's yang satu ini merupakan cowok yang paling pendiam, cool, dan cuek dibanding ketiga anggota lainnya. Bahkan mungkin disaat orang – orang panik berteriak gempa, dia masih akan dengan santainya melanjutkan tidur siangnya di kursi taman. Dia juga bukan tipe orang yang suka mengurusi masalah orang lain. Dia juga tidak akan peduli ketika teman-temannya mulai membully siswa –siswa lain. Kalau itu sampai terjadi, Milo hanya akan memandang acuh – tak acuh sekilas, lalu kembali membaca buku yang selalu dibawanya. Yaa...dia memang suka membaca buku.

Soal cewek, dia juga termasuk cowok pemilih. Selalu memilih yang terbaik dari setiap cewek yang berusaha mendekatinya, dan dia nggak segan-segan bertindak kejam pada cewek-cewek kegatelan yang terus berusaha mengejarnya jika dia nggak suka. Milo ini...The King of Ice!

Seperti saat ini, Milo tetap cuek sambil terus membaca buku saat ketiga temannya tengah memaksa sekelompok siswa untuk pindah meja. Padahal singgasana kebesaran mereka berempat di ujung kantin masih kosong nggak terisi, dan memang nggak ada yang berani menempati juga.

" Lo bebel banget sih jadi orang, minggir nggak ? gue sama temen-temen gue mau duduk sini!", pekik Arsen sambil mencengkeram kerah baju seorang siswa.

Dia Arsenio Prasaja, leader The King's yang super arogan, bossy, and when he wants something, no matter somehow, he should get! Track recordnya dalam matahin hati cewek belum bisa dikalahkan bahkan oleh ketiga temannya. Dengan tampilan badboy look yang nggak tanggung-tanggung, juga wajah setengah dewanya. Mudah bagi dia untuk mendapatkan segala yang dia mau dari seorang cewek, oke...bahkan nggak usah diminta, cewek-cewek bodoh itu sendiri yang rela ngantri buat disakitin sama dia.

Entah kenapa juga nggak ada guru-guru maupun kepala sekolah yang berani negor dia ketika dia dengan terang-terangan ngerokok di kantin, piercing di telinga juga di lidahnya, serta asesoris-asesoris yang nggak semestinya nempel di seragamnya yang juga awut-awutan. Let me tell you...., ternyata bokapnya merupakan salah satu pejabat tinggi di negeri ini. Intinya Arsen ini...The king of Badboy!

" Ta..tapi kan, gue duluan yang disini Ar, itu..meja lo disana kosong kok!", jawab cowok itu takut-takut.

" Tapi gue mau disini , Njing! Ngerti bahasa Indonesia nggak sih lo?", ucap Arsen nyolot.

Semua teman cowok-cowok itu berhamburan meninggalkan meja hingga akhirnya Milo, Andres dan Orland yang ganti mengisi tempat mereka. Meninggalkan Arsen yang masih adu bacot dengan si cowok malang itu.

Tangan Sunrise mengepal di tempatnya, dadanya bergemuruh marah. Susah memang punya rasa empati tinggi, bawaannya suka nggak tega liat orang di tindas seperti ini.

BRAK!!!

Suara gebrakan meja disusul dentingan sendok dan garpu yang berjatuhan membuat seisi kantin menoleh ke sumber suara. Nggak terkecuali ke empat anggota The King's dan cowok malang itu. Zafa meloncat kaget di tempatnya saat Sunrise menggebrak mejanya.

Sunrise dengan muka tegang berjalan menghampiri ke tempat Arsen dan cowok malang itu. Hal itu membuat Zafa melongo ngeri membayangkan apa yang akan terjadi akibat perbuatan nekat sahabatnya melawan The King's.

Arsen memandang Sunrise dengan heran tanpa melepaskan cengkramannya di kerah cowok malang itu. Sunrise dengan terang-terangan menatap Arsen tanpa berkedip saat jarak mereka semakin dekat. Setelah beberapa lama, pandangan Sunrise beralih ke cowok malang yang masih tegang di tempatnya itu. Setelah melepaskan kerah baju cowok itu dari cengkeraman Arsen, dia menarik sang cowok malang agar mau mengikutinya.

" Duduk di tempat gue aja, kosong kok. Gue udah selesai makan!", katanya sambil meminta sang cowok malang duduk di tempatnya tadi.

Setelah itu dia segera mengajak Zafa meninggalkan kantin, di iringi tatapan heran seisi kantin. Baru setelah mereka sudah jauh dari kantin, Sunrise menghembuskan nafas lega.

" Gila...gue kira tadi lo bakal nekat ngelabrak The King's !", ucap Zafa speechless.

" Lo pikir gue berani? Ini aja gue nggak napas dari tadi!!", ucap Sunrise dengan badan yang langsung terasa lemas.


Seguir leyendo

También te gustarán

254K 5.2K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
944K 86.3K 32
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...
4.3M 98.3K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.4M 132K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...