Destiny Of Love [DREAME]

By HasdianKS

190K 664 6

Cinta adalah Rahasia Allah yang sulit di pahami manusia. kadang saat kita mengejarnya dia menjauh dan saat ki... More

1.Gadis Misterius

27.9K 664 6
By HasdianKS

"Ran.. Cepet sini bantuin aku. Sumpah ini sulit banget." panggil Azizah sambil menarik-narik lengan Rania yang tengah asyik membaca novel di salah satu meja perpustakaan sekolah mereka.

"Apa sih Zah?"

"Ini lho.. Kimianya aku gak paham sulit banget soalnya."

"Loh ini kan baru kemaren dibahas masa udah lupa."

"Ya ampun Ran, kemaren kan aku di UKS. Buruan ajarin, gih."

"Ya udah sini aku ajarin."

Rania medekat, membaca soal kemudian mulai menjelaskan kepada Azizah. Rania ini bukan tergolong siswa yang paling pintar di sekolah, tapi setidaknya Rania masih masuk kedalam peringkat sepuluh besar di kelasnya.

Terlalu asik dengan soal-soal kimia membuat Rania dan Aziza tidak sadar bahwa bel masuk telah berbunyi. Buru-buru mereka merapikan buku dan segera berlari menuju kelas.

Saat hendak memasuki kelas, Rania dikejutkan dengan seorang cowok berpostur tubuh tinggi dan berkulit sawo matang yang berdiri menghadangnya tepat di depan pintu kelas.

"Hai Ran." Sapa cowok itu seraya tersenyum manis.

"Eh, iya. Assalamualaikum." jawab Rania terkejut.

Cowok itu menggaruk kepalanya saat mendengar salam Rania. "Oh iya.. Wa'alaikumsalam."

"Ada apa Ram?" Rania bertanya seraya matanya mencoba mengintip ke dalam kelas. Beruntung belum ada guru yang datang.

"Ini udah bel loh, kamu gak masuk kelas?"

"Iya nanti aku masuk kok, eh Ran aku mau ngomong sama kamu bentar aja, bisa kan?."

Rania tidak langsung menjawab, Ia merasa was-was jika nanti tiba-tiba gurunya datang. Selain itu Rania juga sudah merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rama. Rania ini tidak biasa bicara berduaan dengan laki-laki selain elang dang keluarganya.

"Ya udah ngomong aja, tapi cepetan ya."

"Em..emm.. Gimana ya" Rama kembali garuk-garuk kepala. Entah mengaps rasa tiba-tiba berbeda, ada sesuatu yang bergejolak di dada Rama dan semua terasa sulit di jelaskan.

"Gimana apanya Ram? Aku buru-buru nih, nanti ada ulangan soalnya" jawab Rania sedikit panik karena Ia baru ingat jika setelah ini akan ada ulangan Fisika. Gurunya sengaja masuk lebih lambat karena untuk memberi waktu para siswa untuk belajar.

"Iya bentar.. Bentar aja."

"Anu..Emm.. ini, nanti kamu mau nggak pulang sama aku?." Rama gugup, ternyata sesusah ini mengungkapkan keinginannya untuk mengajak Rania pulang bersama. Padahal sebelumnya Ia sudah berlatih.

Rania terkejut. Ia tidak pernah menyangka bahwa Rama akan mengajaknya pulang. Rania menghela  nafasnya, mencoba agar terlihat biasa saja. 

"Emm.. sebelumnya maaf ya Ram, aku nggak bisa."

Mendengar jawaban Rania seketika membuat hati Rama kecewa. "Kenapa?."

"Aku ada janji sama Azizah, sepulang sekolah nanti mau pergi ke toko buku."

Rama terdiam, seketika merasa bodoh. Seharusnya Rama sudah bisa menebak jika Rania pasti akan menolak ajakannya.

"Ya udah aku masuk dulu ya Ram, Assalamualaikum." ucap Rania pamit.

"Oke." Jawab Rama dengan rasa kecewa. Rama berbalik dan berjalan menuju kelasnya.

Namun, di tengah perjalanan menuju kelas, Rama menghentikan langkahnya. "Bodoh..bodoh.. Bodoh banget." Ucap Rama pada dirinya sendiri.

Rama tidak tahu apakah alasan yang diberikan Rania adalah alasan sungguhan atau hanya sekedar alasan agar bisa menolak ajakan Rama. Tapi yang jelas, Rama itu sudah tahu jika Rania tidak pernah pergi maupun terlihat berduaan dengan seorang laki-laki selain Elang dan keluarganya, dan sekalipun Rania harus jalan atau bersama dengan laki-laki, pasti Rania akan mengajak seorang teman agar mereka tidak berduaan.

Kini Rama benar-benar merasa bodoh setelah mendalat penolakan dari Rania. Rasanya dia sangat frustasi, bagaimana tidak. Rania adalah satu-satunya perempuan yang Ia suka. Rama sudsh mengincar Rania sejak lama, dan rupanya hanya Rania adalah satu-satunya gadis yang berani menolak dirinya.

Rama ini seorang idola sekolah. Nama lengkapnya Muhammad Ramadhan Pratama, seorang kapten futsal yang terkenal tampan dan keren. Tidak hanya bermodal tampang. Rama ini juga memiliki segudang prestasi di bidang olahraga. Banyak sekali gadis-gadis yang mengidolakan Rama. Bahkan jika Rama tersenyum saja, banyak gadis yang akan meleleh saat melihat senyumnya.

Namun sungguh disayangkan, semua yang Rama miliki seolah tidak ada nilainya di mata Rania. Rania tidak pernah sedikitpun memandang Rama seperti gadis-gadis lain. Rania hanya menganggap Rama tidak lebih dari teman dan satu-satunya kelebihan Rama di mata Rania adalah Rama ini merupakan teman SMP Rania, jadi Rama punya poin plus sebagai teman yang sudah mengenal Rania cukup lama. Tapi tetap saja, rasa sukanya kepada Rania bertepuk sebelah tangan. Benar-benar menyedihkan.

***

Rania mendudukkan badan di bangkunya. Mengambil buku fisika dan berusaha mempelajarinya sebelum pak Agus, si guru Fisika memasuki kelas.

"Habis ngomong apa aja Ran sama Rama?" Azizah yang merupakan teman sebangku Rania bertanya.

"Nggak ngomongin apa-apa, kok."

"Masa? Tapi kok lama banget?."

"Itu... tadi Rama ngajakin aku pulang bareng."

"Ciee.. Diajak pulang bareng ketua Futsal. Jarang-jarang loh." goda Azizah.

"Apaan sih"

"Cie.. Terus gimana?"

"Gimana apanya sih, Zah?"

"Ya kamu mau apa enggak lah"

"Aku tolak" jawab Rania santai.

"Loh kok di tolak sih"

"Kan aku udah janji, mau nemenin kamu ke toko buku."

"Oh iya, tadi kamu terima aja, nganter aku nya besok aja kan bisa."

"Kamu itu ya.. Udah ah.. Aku males bahas Rama, kan kamu tau sendiri aku ga biasa pulang bareng cowok selain Elang." jawab Rania sedikit kesal.

"Iya deh, sory jangan ngambek gitu dong, maaf ya."

Rania tidak menanggapi, Ia kembali fokus pada buku fisikanya, hingga beberapa menit kemudian Pak Agus memasuki kelas dan langsung memulai sesi ulangan.

**

"Langsung ke toko buku, kan?." Azizah bertanya saat mereka keluar dari ruang kelas.

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu dan kini semua siswa mulai beranjak untuk pulang.

"Sebentar, Zah. Nunggu Elang dulu yaa, mau bilang kalau aku nganter kamu ke toko buku."

"Kenapa nggak di chat aja sih?."

"Males, nanti juga dia kesini.. ehh.. itu orangnya muncul."

Azizah menoleh ke arah yang ditunjuk Rania, dan benar saja. Elang tengah berjalan ke arah mereka.

"Ayo Ran, pulang." ucap Elang saat sudsh sampai di hadapan Rania dan Azizah.

Rania menggeleng. "Kamu pulang dulu aja, aku mau ke toko buku depan sama Azizah."

"Oh iya, nanti mints tolong bilangin ke Ibu sama Bunda ya, biar mereka nggak khawatir."

"Oh oke.. Perlu di antar nggak?"

"Nggak usah, kita jalan kaki aja. Kan tokonya di depan situ."

"Nanti pulangnya gimana? Aku jemput ya.. Nanti kamu telfon atau chat aku kalau udah mau pulang ."

"Nggak usah, nanti aku sama Azizah naik angkot aja."

"Oh, ya udah deh. Kalau gitu aku pulang dulu yaa, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam" Jawab Rania dan Azizah secara bersamaan.

Sesungguhnya, sejak Azizah mengenal Rania saat MOPD hingga sekarang, hanya ada satu hal yang belum terjawab dari seorang Rania yaitu hubungan perempuan itu dengan Elang. Setahu Azizah, Elang adalah satu-satunya laki-laki yang dekat dengan Rania. Satu-satunya pria yang Rania mau diajak jalan hanya berdua. Azizah sempat mengira Elang dan Rania itu pacaran. Tapi rupanya tidak. Lalu Ia juga sempat mengira mereka saudara. Tapi rupanya tidak juga. Rania tidak pernah menjelaskan seperti apa sebenarnya hubungannya dengan Elang. Tapi Azizah juga tidak ingin bertanya lagi, karena Ia takut dikira kepo dengan kehidupan orang lain. Mungkin, suatu saat nanti yang Azizah juga tidak tahu kapan. Mungkin Rania akan memberi tahunya.

**

Rama memijat pelipisnya. Kepalanya pusing. Ia masih tidak bisa terima jika Rania menolak ajakannya untuk pulang bersama. Ini adalah pertama kalinya Rama di tolak perempuan dan yang menolak adalah perempuan yang Rama sukai. Biasanya tidak ada yang menolak Rama. Bahkan tidak jarang banyak perempuan-perempuan di sekolah meminta untuk nebeng pulang dengannya. Tapi Rania?? Ahh sudahlah.. Rama pusing.

"Kenapa Ram?." Fadli teman kelas sekaligus teman satu tim futsal Rama menghampirinya.

"Pusing."

"Oh iya, gimana Rania? Jadi lo ajakin pulang?."

"Nah itu.. dia nggak mau."

"What!! Seriously?."

Rama mengangguk.

"Gila bung! Baru ini gue denger lo di tolak."

"Tau ah! Rania tuh apa yaa.. misterius banget."

"Ya udah sih, tinggal cari yang lain apa susahnya. Yang suka sama lo dan lebih cantik dari Rania juga banyak kali Ram."

"Lo tuh ya.. Bagi gue itu si Rania limited edition dia itu punya keistimewaan tersendiri, beda dari yang lain, dia gak mudah di ajak ke sana sini sama cowok. Nah perbedaan itulah yang tadinya bikin gue penasaran dan sampe akhirnya gue jatuh cinta sama dia."

"Oh gitu.."

"Iya.. ya udah lah ya. Mungkin lain kali gue coba ajakin Rania lagi. Btw gue mau ke kafe depan. Lo ikut nggak?."

"Join lah.. kuy." Rama dan Fadli segera beranjak dan bergegas menuju parkiran. Sore ini Rama ingin menenangkan pikirannya. Mungkin dengan nongkrong di kafe Ia bisa sedikit tenang."

***

Sudah hampir satu jam Rama berada di kafe bersama Fadli, tapi rasanya Rama belum juga ada niatan untuk pulang. Fadli sedang ketoilet, jadilah Rama duduk seorang diri, menikmati minuman sembari mendengarkan lagu galau yang diputar di kafe. Benar- benar perpaduan yang sangat sempurna.

"Itu disana Rania sama temannya bukan sih?." Ucap Fadli yang baru saja kembali dari toilet. Fadli menunjuk kepada sosok perempuan yang duduk di beberapa meja belakang Rama.

Mendengar nama Rania disebut tentu membuat Rama menoleh dan rupanya benar, Rania tengah duduk di sana bersama dengan temannya yang Rama ketahui bernama Azizah.

Rama meminta bertukar tempat duduk dengan Fadli agar Ia bisa mengamati Rania daei jauh. Rania, perempuan itu cantik seperti biasanya. Bahkan hanya memandangnya dari jauh saja membuat hati Rama berdebar-debar. Rama mengeluarkan ponselnya, diam-diam Ia mengambil gambar Rania.

Cukup lama Rama mengamati, hingga Rama melihat dua perempuan itu hendak beranjak dari duduknya.

Namun sayang, cuaca yang semula memang sudah mendung tiba-tiba saja menurunkan hujan membuat dus perempuan itu kembali terduduk. Rama bisa melihat kegelisahan di wajah Rania. Lalu Ia mencoba mengecek jam di tangannya. Sebentar lagi magrib, mungkin ini yang membuat Rania gelisah.

Rama jadi menabak-nebak, apa mungkin Rania ingin pulang tapi tidak bisa karena hujan?. Beberapa menit berpikir membuat Rama menjadi berisiatif untuk memberikan tumpangan kepada Rania dan Azizah. Sebuah ide yang sangat bagus bagi Rama.

Rama pun beranjak.

"Mau balik?."

"Mau nyamperin Rania."

"Ngapain?."

"Mau nebengin dia pulang."

"Yakin?."

Rama mengangguk, namun belum sempat melangkah Rama melihat Rania mengangkat telfonnya dan mengatakan dimana keberadaannya. Rama mengernyitkan keningnya, menebak-nebak siapa yang di telfon Rania. Apakah mungkin Rania menelfon Ayahnya agar menjemput?.

Rama mundur, tidak jadi menghampiri Rania, mentalnya tiba-tiba ciut.

"Nggak jadi?."

"Nanti, tunggu sebentar lagi."

***

Author's Note :
Assalamualaikum.. welcome to Rania universe.. :D
Jadi ini tuh cerita pertama ku, sekarang aku revisi karna aku ngerasa cerita ini butuh perbaikan hehe.

Terimakasih buat yang udah mau mampir baca
Salam hangat dari author, semoga sukaa❣️

-hks

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 377K 54
Apakah seorang anak Kiai harus bisa menjadi penerus kepemilikan pesantren? Ya. Namun, berbeda dengan seorang Haafiz Alif Faezan. Mahasiswa lulusan sa...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
4.5M 271K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
119K 6.6K 31
"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasa...