you only one

Por a-yuyu

221 9 7

cinta segitiga gak rumit tapi membunuh penderitanya dengan sudut runcingnya....Ayu Wibiandari. Gadis labil ta... Mais

part 1: My Idola
part 2: Setengah Hati
part 4: win win solution.
part 5 : Lagi Kumain Hati.
part 6 : Dibalik Hujan
(Repost) part 4: win win solution

part 3: Mak Comblang Hidung Belang

29 1 0
Por a-yuyu

Maaf kemaren kesannya main kabur aja tanpa permisi...hehe asli gak pd, nyadar diri banget kalau tulisannya absurd se-absurd ama yang nulis.

Liat langsung buang ketong sampah aja yah:D

********

Bohong kalo kamu baik-baik saja disaat kamu tahu kenyataan bahwa orang yang kamu puja ternyata hanya memberi harapan palsu. Sakit ya iya lah, tapi setelah sekian lama introspeksi mengenyampingkan egoisme, hasil akhirnya adalah kamu harus tahu diri. Bukan dengan menyalahkan takdir bukan juga dengan menyalahkan -individu- orang lain, lihat kedalam dirisendiri dulu. Penting itu yang utama karena dari setiap kejadian ada hikmah dibaliknya. Kalau karma itu berlaku secepat kamu nyukurin kesialan seseorang maka kamu gagal bertemu proses, proses berempati maksudnya. Karena bisa jadi nasib yang sama akan terjadi padamu suatu saat nanti. Tinggal tunggu waktu.

Aku mengetuk-mengetukan pulpen ke papan bangku mejaku, matakuliah dasar dasar filsafat yang disampaikan pak Arifin dosenku tak satupun masuk keotakku. Bukan karena menghayalkan seseorang tapi karena kantuk yang menyerangku taktertahan jadilah mati-matian aku menahan kantuk dengan cara memainkan pulpenku, untunglah aku duduk dibarisan belakang, kata dosenku sih siapa yang hobi kuliah duduk dibelakang adalah salah satu ciri orang yang terbelakang-mental,otak,dan kinerjanya- beh sebodo amat aku lagi pengen egois hari ini.

Masalah raka Wisesa sudah berlalu dua bulan lebih dan selama ini aku baik-baik saja menghadapi hari. Pernah dengar lagu nasidah yang liriknya begini
kalau melihat orang jangan lihat luarnya saja tetapi lihat dulu budi pekerti dan hatinya...
Banyak orang yang lemah lembut tutur dan katanya tapi hatinya amat buruk suka adu domba....
Nah kira-kira begitulah penilainku kurang lebihnya selama ini ke raka Wisesa. Ketipu kulit luar, dih sebenernya gak gitu-gitu juga sih, kalau dipikir mungkin aku juga ada andil salahnya toh kita kenal baru sebentar dalam artian face to face yah. Artinya gak boleh juga ngejudge begitu. Pastinya ada sisi baiknya dari dia yang mungkin enggan untuk dibagi bersamaku karena mungkin aku tak punya semua kriteria ideal sepeti yang dia inginkan- artinya aku gak masuk kualifikasinya- yah sudahlah. Masa mau diperpanjang so lebih baik dilupain aja kan? Toh laki-laki ganteng dikampus ini bukan cuman dia doangkan, suatu saat aku pasti menemukannya atau ditemukannya, optimis aja.

Aku ikut beberapa kegiatan kampus seperti mapala dan mabit-malam bina insani- kegiatannya tentu saja ngaji dikost binaan putri, jilbab yang aku pake sekarang lebih lebar. Kalau kata Evi nanggung gak sekalian aja masuk ponpes, deket kampusku emang ada beberapa ponpes banyak juga mahasiswa atau mahasiswi yang sekalian masuk ponpes, aku belum se-extrim itu buat masuk ponpes meski jilbabku sekarang lebar tapi aku masih bukatutup bukannya apa aku terlahir dari pasangan kejawen, aku tidak siap kalau pulang kerumah harus menerima olokan 'tuh kepala udah mateng belum tiap hari di brongsong', dan kelebaran jilbab yang aku pake sebenernya untuk menutupi kelebihan dibagian dadaku, yah aku emang dikasih kelebihan ini ukuran 36B bukanlah suatu yang bikin aku wah, justru sebaliknya, nyembul dikit dikira genit, padahal lebih sering nyembul karena faktor ketidak sengajaan. Alhasil harus selalu sedia extra peniti untuk jaga-jaga kancing bagian dada jebol.

Memperbaiki diri nih ceritanya demi apa tentu saja demi ditemukan dengan lelaki yang lebih baik dari raka Wisesa, nah kan ujung-ujungnya.

Jadilah aku, Sulis, Lia dan mba Ati membentuk ijolumut-ikatan jomblo lucu dan imut- lingkupnya cuman satu kost kegiatannya tentu saja ngerumpi dikamar kost atau huntting buku murah dipasar Johar. Gak terlalu bermutu emang, yang penting kami senang. Hati senang walaupun tak punya pacar oi...hati senang walaupun tak punya pacar...itu lagu koes plus yang diaransemen ulang oleh Sulis buat soundtrack ijolumut. Lagian yah kata mba Ati ketuanya ijolumut pacaran itu haram, karena pacaran itu ngundang syahwat, bukannya munafik sih walau dalam lubuk hati yang paling dalam kita semua pengen juga pacaran yah ala alay alay gitu juga gak papa, minimal ada yang ntraktir bakso seminggu sekalikan kalo punya pacar. Beh kayak gak tau aja anak kost itu terkenal pelit ngirit karena duit cuman sauprit.

********
Lain di kost lain cerita di kelas, aku ini udah mirip bunglon. Karena apa? Karena aku macarin temen cowok satu prodi beda kelas, aku kelas B dia kelas A. Awal ceritanya aku diminta tolong oleh si Atikah anak pendidikan yang naksir si Budi karena gak berani ngomong langsung maka jadilah si Atikah ini minta bantuanku aku yang dasarnya baik hati dan tidak sombong inipun dengan suka rela membantunya.

Ganteng banget sebenernya nih cowok yang ditaksir Atikah. Kulitnya kuning bersih, lebih terang dibanding warna kulitku malah yang kuning langsat, dengan lesung pipi kecil dikedua sudut bibirnya, bibirnya membentuk huruf 'm' ketebalan sedang dan merah dibagian dalam dengan garis tegas kecoklatan ditepiannya. Hidungnya mancung sedang proporsional lah dengan bentuk alisnya yang hampir menyatu ditengah jidatnya dengan bulu halus yang tegas hitamnya.

"Sur, titip salam buat si Budi yah" celahku pada Surya yang sedang berkemas akan pulang kuliah "loe satu kost kan sama dia". Demi aksi lancarku mencomblangin Atikah, pertama aku harus mendekati dulu targetkan mengingat aku tidak satu kelas otomatis aku jarang interaksi dengannya. Jelas juga dia tidak kenal aku tentunya, tapi aku tahu dia oho.

"Oke nanti aku sampein" jawabnya lugas "salam apa nih? Salam sayang apa salam kangen, duh enak emang jadi ganteng fansnya banyak" tegasnya.

"Salam 'salmu alaikum' " potongku, aku kok malah jadi khawatir gitu yah jangan jangan nanti dikiranya aku yang naksir Budi lagi. Surya udah kabur dari hadapanku dan melesat pergi.

Esoknya si Budi ngintip dari jendela kelas dan melihatku, tampak menunggu karena kelasku belum bubar dosennya saja masih duduk manis didepan, kayaknya kelas A matakuliah kosong karena tampaknya anak-anaknya bersliweran didepan kelasku mungkin berhalangn hadir kali, pikirku.

Setelah dosen keluar dan menutup kuliah, Budi masuk ke kelasku dan menyapa sambil mengulurkan tangan.
Sementara aku sendiri berkemas memasukkan diktatku.

"Hai, kamu kemarin yang tirip salam lewat Surya ya" tanyanya.

"Hai juga, eh iya kenalin aku Ayu" duh kok aku jadi grogi gini yah ternyata dari deket lebih cakep. Duh jangan menilai lagi dari kulitnya Ay hatiku memperingatkan. Aku kok kayaknya mudah banget kepincut laki yah gak bisa liat muka cakep dikit udah ngiler, sadar sadar Ay sadar. "Duduk disini aja dulu mumpung jam istirahat atau kamu mau ke kantin dulu"

"Ah iya, ke kantin nanti aja, baru istirahat pasti kantin terlalu antri, nanti aja aku belum begitu laper, atau kamu udah laper?" Banyak omong ternyata dia aku membatin.

"Oke lah nanti aja, kita ngobrol dulu, kenalan lebih jauh" kulihat Surya mengerling kearah Budi dan berseru kalo dia gak mau ganggu lalu keluar bersama teman-temannya, si Budipun membalas tersenyum dan melambaikan tangan hormat. Aku berasa seperti dua orang yang sedang Pedekate duduk berdua didalam kelas yang kosong. Hehe sekarang gak kosong dong kan ada kami berdua.;D

Setelah ngombrol lama akhirnya kami memutuskan kekantin bareng, perut kami udah teriak minta diisi, bahkan teriakan dari perutku sangat memalukan keras sekali bunyinya Budi aja sampai tertawa mendengarnya. Aku kan jadi malu.

Hari berikutnya Budi selalu mampir ke kelasku mengajak ngobrol ataupun makan siang bareng dikantin. Tidak selalu hanya berdua sih karena terkadang lebih sering beramai-ramai bareng Surya atau yang lain gak tentu. Sementara pesanku belum aku sampaikan. Akupun jadi merasa bersalah karena kelamaan menyampaikan pesan sahabatku sendiri. Atikah sudah menanyakannya mengingatkanku untuk menyampaikan isi hatinya.

"Di..aku mau ngomong bentar " aku mengambil jeda

"Yah apa?" Dia menelengkan kepalanya kearahku.Kami duduk didepan kelas pendidikan saat ini.

"Di kamu tau gak ada anak pendidikan saat ini yang sedang naksir berat ke kamu dan dia pingin kamu jadi pacarnya"

"Hah oh ya" dia terlihat terkejut "siapa"

"Namanya Atikah, kamu lihat cewek yang pake baju kotak- kotak jilbab birumuda" tunjukku dengan menggunakan dagu kearah dalam kelas pendidikan sementara Atikah tampak sedang mengobrol dengan beberapa teman putrinya.

"Oh aku kira kamu yang naksir aku, trus ini cerita sebebernya gimana?" tanyanya menuntut penjelasan.

"Hehe maaf, dalam hal ini aku hanya mak comblang" jelasku akupun menceritakan ke Budi bagaimana awal Atikah mulai tertarik pada Budi. "Atikah naksir kamu ketika dia lihat penampilan kamu di kamping keakraban jurusan di gedongsongo, waktu itu katanya kamu nyanyi bareng anak-anak bertiga, katanya aku sih gak tau siapa aja yang waktu itu tampil karena aku lebih memilih tidur nglungker ditenda kan hawanya dingin"
Aku gak mau berlama lama menahan ini semua jadi kuputuskan untuk segera menyampaikan pesan Atikah secepatnya. Aku bener-bener takut kepincut Budi. Tapi tunggu apa tadi katanya dia pikir aku yang naksir dia, nah kan apa kubilang.

*******

"Nama lengkap Budiawan Atmaja, tanggal lahir jakarta 4 april 1985, buset lebih muda dua tahun dari aku Kah" hari ini aku ketemuan sama Atikah dikamar kosku tentunya.menyampaikan laporan penyelidikan tentang si Budi. CVnya budi lebih jelasnya pada Atikah.

"Trus..trus..kemaren didepan kelasku kalian ngomongin apa"

"Ya promosiin kamulah, aku bilang kedia kalau kamu naksir dia dan pengen jadi pacarnya, gimana si?"

"Hehe.." Atikah malah terkekeh malu-malu.

"Trus gimana mau kencan dimana, besok aku sampein ke si Budi"

'Si Budi murung menghitung laba...surat kabar sore dijual setengah...anak sekecil itu berkelahi dengan waktu...' aku setengah berteriak menyanyikan lagu iwan fals, maksud hati mengejek Atikah yang lagi cengengesan ngebayangin yang iya iya kali sama si Budi.

"Suaramu bagus tapi lebih bagus lagi kalau kamu diem" nah dia malah mengolok-olok suaraku.

"Biarin kan dilarang nyanyi dikamar mandi,pamali" jawabku cuek, "konon kalau kita nyanyi dikamar mandi bakalan banyak ngelahirin banyak anak tuyul. Percaya atau gak tanya ustad sanah".

"Sifatnya gimana Ay" tanya Atikah kemudian, oh dia udah kembali ketopik 'si Budi' rupanya.

"Emm...baik hati dan tidak sombong satu lagi rajin menabung" aku nyengir kuda mengatakannya dan langsung dihadiahi sentilan jari dihidung oleh Atikah.

"Serius nih Ay.."

"Biasa aja menurutku si, aku bukan anak sycolog juga bukan cenayang Kah gak bisa nilai kepribadian" jujur aku takut salah nilai orang, inget kejadian dengan si Wisesa.
Nah keingetan lagi kan.

Kami merubah posisi diatas tempat tidur dari yang tadinya duduk bersandar ranjang sekarang tiduran terlentang dengan kaki didirikan ditembok menggoyang-goyangkannya seperti swipe kaca mobil.

"Ay...siap keluar dari ijolumut" Sulis nongol dari balik pintu."kemaren siapa cowok yang makan bareng kamu dikantin? gebetan baru cepet banget move on dari Wisesa"

"Hah..apaan" seruku balik. "Cowok yang mana?" Sejenak aku berpikir siapa cowok yang dimaksud Sulis.

"Cowok cakep yang makan bareng kamu dikantin kemaren"

"Oh...lha itu mah gebetannya Atikah, nih anaknya yang naksir cowok yang kamu maksud" tunjukku pada Sulis ke Atikah.

"BeTeWe gosip baru mba Yani jadian ama Wisesa Ay..kamu sekamar dengannya tapi aku yakin kamu belum tahu" Sulis berbisik dan aku mendelik, gak percaya dengan apa yang Sulis omongin.

"Hah yang bener Lis? Siapa yang bilang?" Dadaku sedikit sakit, kecewa lebih tepatnya, dulukan yang nawarin jadi comblang mba Yani sendiri, tapi mendengar kenyataan kalau justru mba Yani jadian sama Wisesa. Rasanya gak percaya aja.

"Lha mereka kan satu organisasi, witing tresno jalaran soko kulino, cinta datang sadar udah terlambat"

"Halah kamu ngomong apa sih Lis, bahasamu ambigu" aku memutar bolamata, Sulis kumat lagi.

"Sakit Ay...sakit hatimu? Ahaii" Sulis menjawil hidungku kemudian langsung ngibrit keluar kamar."ashar..ashar..sholat..sholat cah ayu" yah Sulis emang sahabat yang paling teguh pendiriannya meski terkadang argumennya teramat frontal terutama yang bersinggungan dengan pacaran.

Hais aku menghela nafas, ternyata sulit menjaga hati.

"Ay..kayaknya aku gak bisa deh terima cintanya Atikah" ini suara Budi saat ini kita lagi diwarnet browsing tugas matakuliah Indonesia baru.

"Yah gagal dong aku comblangin kalian, trus gimana nanti aku ngomongnya ke Atikah, kayaknya dia berharap banget deh Di ke kamu, masa kamu tega ngecewain dia, kamu coba kencan sekali lagi deh ya!" saranku pada akhirnya.

"Aku cintanya sama kamu Ay..kamu yang udah mencuri hatiku" kucubit hidungnya yang mancung sapa tahu dia lagi ngigau, dia mengaduh kemudian mencekal tanganku dan meletakkanya didadanya."aku serius Ay..mau yah jadi pacarku?".

Otakku langsung blank, udah gak tahu Budi ngapain aja. Disatu sisi hatiku yang masih terluka menjerit minta pelarian, disisi lain mengingatkan untuk tidak egois mengambil milik orang lain.
Eh tapi Budi kan gak cinta Atikah yah, berarti dia bukan milik siapa-siapa sekarang. Tapi Atikah pasti sakit hati bagaimana kalau nanti memutuskan persahabatan.

"Kenapa jatuh cintanya harus ke aku sih Di, kan banyak tuh cewek cakep dikampus bertebaran kenapa harus milih aku?"

Budi tetawa geli, heran aku apanya yang lucu coba.
"Karena kamu cewek unik yang mencuri hatiku saat pertama ospek putri tidur dengan gigi kelinci pita warna-warni"

Akhirnya akupun meng 'iya'kan permintaannya untuk jadi pacarnya dengan syarat hubungan ini tidak diketahui Atikah karena aku gak enak hati sama dia.
Budi setuju saja tersenyum senang kemudian mengantarku pulang, tangannya terus menggandengku.

Mak comblang hidung belang, rutukku dalam hati lebih pada diri sendiri karena sudah meng'iya'kan ajakan Budi.

******

Ay yang labil kembali....
Selamat menikmati cerita paling gaje.

Regards
A-yuyu.

Continuar a ler

Também vai Gostar

2.5M 20.3K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
4.8M 179K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
1.2M 18K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...