Celestial Soul Online [End]

By KuroHako

381K 22.1K 1.9K

Rank 3 #Adventure Rank 2 #Adventure Sinopsis; Kisah berpusat kepada Kuro Kanata. Dari luar dia terlihat han... More

Transfer 00 [Prolog] rev.
Transfer 01 [Beginning Player (Liber)] rev.
Transfer 2 [My Skills] rev.
Transfer 3 [Adventure Begin] rev.
Transfer 4 [Death City] rev.
Transfer 5 [Flamia] rev.
Transfer 06 [First Kiss] rev.
Transfer 07 [That is Secret] rev.
Transfer 08 [Fight to Despair] rev.
Transfer 8,5 [Nine Minutes] rev.
Transfer 9 [Happy Birthday (I)] rev.
Transfer 10 [Happy Birthday (2)] rev.
Transfer 11 [Wonderful Gift] rev.
Transfer 12 [Celestial World] rev.
Chapter 13 [Truth] rev.
Transfer 14 [Bonds (I)] rev.
Transfer 15 [Bonds (II)] rev.
Transfer 16 [Bonds (III)]
Transfer 17 [The Twin]
Transfer 18 [The Three]
Transfer 20 [True God Slayer]
Transfer 21 [God Slayer and Liber)
Transfer 22 [God Slayer and Liber part 2]
Transfer 23 [God Slayer and Liber part 3]
Transfer 24 [God Slayer and Liber part 4]
Transfer 25 [Memories of Secret: The beginning of Everything] rev.
Transfer 26 Memories of Secret ; First Love
Tranfer 27 [Memories of Secret ; Re-Life]
Transfer 28 [Memories of Secret ; The Beginning]
Transfer 29 [Awakening of Darkness]
Transfer 30 [Angels]
Transfer 31 [Beyond The Truth]
Transfer 32 [Guardian part 01]
Transfer 33 <Guardian part 2>
Transfer 34 [Dream World]
Transfer 35 <Never Give Up>
Transfer 36 [Believe]
Transfer 37 [Will]
Transfer 38 [Confrontation]
Transfer 39 [Flamia VS Verona I]
Transfer 40 [Flamia VS Verona II]
Transfer 41 [The Answer is Me]
Transfer 42 [Death and Return]
Transfer 43 [Light and Darkness]
Transfer 44 [Hope and Hopeless]
Transfer 45 [Kuro Kanata]
Extra I

Transfer 19 [Dimension Break]

7K 399 16
By KuroHako

Dalam dan semakin dalam. Ketiganya seolah menyelam ke dalam lautan tanpa batas. Berbagai cahaya terdistorsi di sekitar mereka. Cahaya itu terasa familiar karena cahaya itu adalah cahaya yang sama ketika mereka pergi ke CSO melalui VR gear.

"........"

Chiaki melihat ke sekeliling dan mengamati fenomena yang mereka alami.

(...begitu rupanya.)

Dia mulai memahami kebenaran mengenai dunia game yang dikenal sebagai CSO. Tapi dia bukan hanya menyadari itu saja.

(Ini sudah ditakdirkan bahwa kami akan mengalami semua ini...)

Tentu dia tak mempunyai bukti yang kuat, tapi setelah mengumpulkan berbagai kepingan yang bisa dibilang tak ada hubungannya, dia sadar kejadian yang mereka alami bukanlah suatu kebetulan.

Pertanyaannya adalah, mungkinkah ada seseorang yang mengatur semua ini?

"Chiaki-chan, lihat!"

Chiaki mengangguk tanda mengerti apa yang ingin Ruko katakan. Mereka sudah sampai.

Cahaya perlahan menghilang dan menjadi putih sepenuhnya. Dalam kedipan mata, cahaya menghilang dan berubah menjadi daratan es yang cukup tebal.

"........."

"........."

"........."

Ketiganya tercengang karena pemandangan jauh dari apa yang mereka kira. Lubang jurang sekitar 3 km, jadi mereka menduga kalau dimensi yang mereka datangi hanya seluas 3 km atau paling tidak lebih besar sedikit, tapi luas dimensi itu lebih besar dari yang mereka kira. Mereka bahkan tak bisa mengukur luas dimensi itu.

Tapi satu hal yang pasti, mereka tak berada di Avantheim atau dunia lainnya. Mereka tahu dari langit yang tak berwarna biru atau hitam, tapi berwarna merah darah.

"Ini lebih mengagumkan daripada yang kupikirkan."

"Kau belum pernah ke dimensi lain sebelumnya?" tanya Chiaki.

Flamia mengangguk.

"Ini adalah pertama kalinya. Maklum saja, kurasa ini dimensi lain yang pertama kali terungkap."

"......"

Tak ada komentar lagi dari Chiaki.

"Mungkinkah itu Casttle of Blue Azure?"

Keduanya menoleh ke arah yang ditunjuk Ruko. Dan seperti yang Ruko bilang, mereka dapat melihat bagian atap sebuah istana yang besar dan megah.

"Tak diragukan lagi itu memang tempat yang kita tuju. Kau memang bisa diandalkan, Ruko-chan. ...tapi kita masih tak menemukan tanda Kuro-chan berada disana."

(Tak hanya itu, gangguan juga semakin kuat. Sudah kuduga tempat ini...)

Chiaki menyipitkan matanya. Selain komunikasi, peta juga tak berfungsi, jadi mereka akan dalam masalah jika tersesat. Dia lalu mencoba menggunakan pesan, tapi hasilnya sama saja.

"Semua komunikasi telah rusak. Kita tak tahu apa yang ada di depan sana, kurasa akan lebih baik jika kita tetap bersama."

Flamia juga mengecek semua jalur komunikasi, tapi di juga menemukan hal yang sama.

"Dengan kata lain kita harus cara lain untuk berkomunikasi, ..atau lebih baik tak berpisah seperti kata Chiaki. Kita juga masih belum tahu monster seperti apa yang berada di tempat ini."

Kemudian ketiganya mengangguk bersamaan tanda telah menyepakati keputusan yang telah dibuat.

Mereka lalu melangkahkan kaki menuju Castlle of Blue Azure.

Sekilas pemandangan yang mereka lihat adalah pemandangan yang indah dan luar biasa, tapi mereka juga menyadari satu hal. Tempat itu terlalu sunyi.

Mereka berjalan menelusuri jalan yang tepat mengarah ke tempat yang mereka tuju. Sebuah jembatan mereka lewati dan mereka dapat melihat air sungai yang mengalir dengan indahnya.

"Chiaki...."

"Ya. Aku tahu. Mereka belum menyerang kita meskipun kita sudah sedekat ini. Dengan kata lain mereka memiliki sebuah jebakan, atau.."

"...mereka mengundang kita."

"Tapi kita masih belum tahu apakah mereka kawan atau lawan. Selain itu, aku lebih penasaran apa yang mereka lakukan di tempat ini."

Flamia tak menjawab. Dia tahu apa yang Chiaki maksud, tapi untuk mengetahui jawabannya mereka harus bertemu dengan Horizon dan Angela terlebih dahulu.

"Hn?"

"Ruko-chan, ada yang salah?"

"Mungkinkah monster?"

Ruko menggelengkan kepalanya.

"Bukan. ...daripada monster, ..aku merasakan tempat ini terlalu.. menyedihkan?"

"..menyedihkan?"

"Ruko-chan sangat sensitif terhadap hal seperti ini. Kemungkinan itu dipengaruhi oleh kekuatan yang dimilikinya. Ruko-chan, cobalah untuk mengabaikannya terlebi-"

Chiaki berhenti karena sadar apapun yang dia coba katakan, itu tak akan berpengaruh.

"Maaf, lupakan saja. Tapi jika itu yang kau rasakan, mungkin saja ada hubungannya dengan yang terjadi di tempat ini. Ruko-chan berjuanglah untuk menahannya..."

"..tapi ini..."

Air mata mengalir dengan deras. Dia langsung saja menutup telinga dengan kedua tangannya.

"..terlalu menyedihkan. Mereka semua memanggilku... dan aku tak bisa berhenti mendengar suara mereka."

Tak tahan dan tega melihat itu lebih lama, Chiaki langsung saja memeluk Ruko dengan lembut. Inilah yang selalu dilakukannya jika keadaaan Ruko seperti ini.

Ini bukanlah yang pertama kali Flamia melihat hal ini. Dan itu membuatnya menyadari kalau masih banyak hal yang belum dia ketahui tentang mereka bertiga.

"...apa kau sudah lebih baik?"

".Un.. , tapi .. mereka masih tak mau pergi.."

Chiaki melepas pelukannya. Dia mengerti, lebih tepatnya ingin mencoba mengerti apa yang dirasakan Ruko, tapi apa yang dialami Ruko adalah suatu yang tak bisa dimengerti orang biasa seperti dirinya.

Spirits Sense. Itu adalah salah satu kekuatan khusus yang dimiliki Ruko selain Creator of Water. Kekuatan itu membuatnya memiliki kemampuan untuk merasakan roh di sekitarnya. Dengan kekuatan itulah dia bisa mengenali aura seseorang. Berbohong atau jujur. Jahat atau baik. Pura pura atau tidak. Ruko bisa membedakannya dengan mudah. Tapi efek terbesar dari kekuatannya adalah dirinya bisa melihat roh atau hantu.

(Ini baru pertama kalinya terjadi, ...mungkinkah tempat ini...)

"Bisakah kau melanjutkannya?"

"T-Tentu. Aku akan berusaha, lagipula tempat Onii-chan sudah dekat. Aku tak mau kalah sebelum bertarung."

Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka bertiga. Mereka semakin dekat dengan istana itu, dan disaat yang sama pemandangan yang mereka lihat berubah.

Bangunan tua mereka lalui. Dari segi gaya bangunan, sebenarnya tak jauh berbeda dengan bangunan yang berada di wilayah lain CSO, tapi setelah memperhatikan dengan teliti, mereka menemukan suatu yang berbeda.

Tak ada panel yang menunjukkan nama, status, dan berbagai status lainnya tak muncul dari pandangan mereka.

Kejadian aneh terus mereka alami di tempat itu, tapi mereka juga tahu mereka semakin dekat dengan tujuan mereka.

"Ruko-chan, apa kau merasakannya lagi?"

Chiaki bertanya karena Ruko mendekatkan diri kepadanya dan wajahnya tambah pucat pasi.

"..un. Tempat ini dipenuhi oleh mereka."

"Mereka? Aku tak merasakan apapun."

"Kau tentu tak bisa. Aku juga sama. Lagipula mereka adalah hantu, tentu ta- kenapa kau juga menempel?"

"Ehe he...."

Chiaki hanya bisa mendesah kecil.

"Aku tak menyangka kau takut dengan hantu...."

Mereka kemudian melewati kota dan akhirnya sampai di sekitar wilayah istana yang dikelilingi benteng yang tinggi. Beberapa bagian terlihat hancur dan ditutupi salju tebal.

Istana itu juga memiliki kesamaan, yaitu mereka tak menemukan tanda berupa status bar yang biasanya bertuliskan nama bangunan.

Mereka kemudian berusaha masuk melewati pagar yang hancur, diaat itulah skill pendeteksi mereka memperingatkan sesuatu.

Cahaya melesat dari dua arah tepat mengarah ke mereka. Ledakan terjadi menerbangkan asap debu dan salju ke segala arah. Tiga sosok melesat dari kumpulan asap itu dan ketiganya tak mengalami luka sedikitpun.

"Ruko-chan, Flamia-chan, kalian baik baik saja."

Chiaki berteriak karena mereka terpisah dengan jarak yang cukup jauh.

"Kami baik baik saja. Jangan kawatirkan kami."

Setelah mengetahui keadaan mereka, Chiaki langsung fokus dengan apa yang ada di depannya. Monster berwujud naga ramping yang bernama [Dragonfly]. Hal yang sama juga dihadapi Flamia dan Ruko. Ketiganya sadar bahwa monster itu adalah monster yang sama dihadapi Kuro sebelum menghilang.

Tak diragukan lagi kini mereka menghadapi lawan yang sama.

Chiaki langsung bersiap menggunakan salah satu senjatanya, yaitu Staff of Storm. Ruko menggunakan Blue Diamond Sword. Sedangkan Flamia menggunakan god slayer Misteltein.

Senjata yang digunakan Ruko dan Chiaki adalah senjata yang mereka dapatkan di Vanaheim. Mereka harus selalu mencari senjata baru karena monster yang mereka hadapi akan semakin kuat. Tapi hal ini tak berlaku kepada Flamia yang memiliki god slayer.

Salah satu keistimewaan god slayer adalah memiliki durabilitas yang tak terbatas. Dengan kata lain sebanyak apapun diperkuat, god slayer tak akan hancur. Selain itu god slayer akan secara otomatis menjadi kuat seiring pemiliknya juga menjadi kuat.

"Ruko-chan, serahkan monster itu kepadaku. Sebaiknya kau bantu saja Chiaki."

Dari warna Dragonfly, mereka menghadapi Dragonfly yang memiliki serangan didominasi oleh elemen air. Itu adalah elemen kebalikan dengan Flamia. Dengan kata lain Flamia adalah lawan yang paling cocok.

"Jangan kawatir. Chiaki-chan akan baik baik saja."

"Tapi.."

"Sudahlah. Kita percayakan saja. Chiaki-chan tidaklah lemah."

Ruko(Anna) tanpa ragu langsung maju. Flamia tak punya pilihan lain selain mengikutinya.

"[Frozzen Dash.]"

Daerah sekitar kaki Ruko langsung membeku. Ruko langsung saja bergerak meluncur dan menambah kecepatan. Melihat itu, Flamia hanya tersenyum kecil dan menggunakan salah satu skillnya.

"[Roller Ball.]"

Masing masing kaki Flamia memunculkan dua bola api lalu bola api berputar dengan kecepatan tinggi seperti roda. Sekilas Flamia terlihat menggunakan sepatu roda api.

Keduanya menggunakan skill penambah kecepatan karena tahu Dragonfly memiliki kecepatan tinggi dan yang paling penting, monster itu tak mudah dikalahkan.

Mereka berdua mengelilingi Dragonfly untuk mencegahnya kabur atau pergi. Tujuan lainnya adalah agar Dragonfly kebingungan menyerang mereka berdua.

"Ruko-chan."

"Baik."

Setelah menemukan celah, mereka mulai melakukan serangan. Ruko mengincar bagian kaki, sedangkan Flamia melompat dan mengincar bagian atas.

Dragonfly tak tinggal diam dan bertahan. Serangan pedang es Ruko ditahan oleh dinding air yang tiba tiba muncul entah dari mana, sedangkan serangan Flamia ditahan oleh kedua sayap Dragonfly. Keduanya melebarkan matanya kerena terkejut, tapi bukan itu saja yang membuat mereka terkejut.

Tubuh Dragonfly mengeluarkan aura biru. Itu adalah tanda Dragonfly bersiap menggunakan skill serangan atau sihir. Tornado air muncul dan memukul mundur keduanya. Serangan itu cukup kuat untuk membuat mereka terpental.

Serangan itu membuat Ruko kehilangan sedikit HP barnya sedangkan Flamia juga kehilangan sedikit, tapi tak sebanyak Ruko. Perbedaan status dan levelah yang membuat perbedaan itu.

Keduanya lalu berkumpul di satu titik dan saling memunggungi.

"Ruko-chan."

"Aku tahu. Dragonfly itu.. bukan Dragonfly biasa."

Chiaki juga menyadarinya setelah melakukan beberapa serangan sihir, tapi berhasil ditahan.

Chiaki langsung menjaga jarak dari Dragonfly sambil menghindari serangan yang bisa dibilang cepat, tapi Chiaki lebih cepat. Elemen angin yang dimilikinya membuatnya memiliki kecepatan lebih tinggi daripada Ruko dan Flamia.

Sebagai liber dengan gaya bermain sebagai magic caster, dia tak bisa bertarung di garis depan. Posisinya sekarang ini adalah suatu kerugian karena tak meminta bantuan Ruko atau Flamia. Meskipun begitu Chiaki tak panik dan justru tenang seperti angin yang berhembus pelan.

Dragonfly yang dia hadapi adalah Dragonfly yang menggunakan elemen es. Ini adalah elemen yang cukup merepotkan bagi pengguna elemen angin seperti dirinya.

-tapi hal itu tak berlaku kepada Chiaki.

Chiaki sudah bermain CSO hampir sejak CSO dirilis. Hal itulah yang membuat dirinya menjadi salah satu liber terkuat atau veteran yang bisa dikatakan hafal seluk beluk CSO. Tapi hal yang membuat dirinya tak mengalami kesulitan menghadapi elemen es adalah karena dia memiliki partner yang juga menggunakan elemen yang sama, yaitu Ruko.

Meskipun tak menanyakannya secara langsung, tapi ikatan yang terjalin membuat dirinya hafal kelemahan dan kelebihan elemen es. Lalu ditambah dengan cara berpikir seperti Kuro, maka hal ini sangatlah mudah baginya.

Dragonfly menyerang menggunakan cakaran, tebasan ekor dan semburan nafas es, tapi Chiaki menghindari serangan dengan mudah. Meskipun berhasil terkena, namun itu adalah bayangan yang diciptakan oleh Chiaki.

Sambil menghindar, Chiaki melafalkan mantra.

"Wahai angin sumber segala kehidupan di dunia. Segalanya adalah kehidupan. Segalanya adalah kekuatan. Segalanya adalah kehancuran."

Lingkaran sihir muncul di ujung jari Chiaki, lalu Chiaki dengan santainya mengarahkan ujung jarinya tepat ke arah tubuh Dragonfly.

Dragonfly menyadari apa yang ingin dilakukan Chiaki. Dragonfly itu mengeluarkan aura putih kebiruan pertanda bersiap menggunakan sihir atau skill. Lingkaran sihir muncul di depan tubuh Dragonfly seperti sebuah perisai.

Dari pola lingkaran sihir, Chiaki itu adalah magic skill [Mirror Barrier]. Sihir pertahanan yang mampu membalikan serangan sihir lawan seperti sebuah cermin. Jika Chiaki menyerang, serangannya pasti akan kembali.

Chiaki justru tersenyum melihat itu. Dia lalu menancapkan staffnya ke tanah dan disaat itulah-

"[Storm Spear]"

Dari bawah Dragonfly muncul tornado dari berbagai arah. Beberapa ada yang memantul di dinding pertahan dan menyerang tubuh Dragonfly. Itu adalah jebakan yang sudah Chiaki siapkan saat menghindari serangan Dragonfly.

Dragonfly meraung dengan keras. Disaat yang sama HP bar turun dengan cepat dan sihir pertahanan menghilang.

Mengambil kesempatan itu, Chiaki langsung bersiap menggunakan magic skill yang sudah lama dia siapkan.

"Super magic [Shadow Storm Bullet.]"

Cahaya ditembakan dari ujung jari Chiaki mengarah ke Dragonfly yang tak berdaya, tapi disaat itulah ada panah yang mengarah tepat ke serangan Chiaki.

Saat kedua cahaya akan saling berbenturan, serangan Chiaki menghilang dan berubah menjadi banyak. Serangan itu akhirnya menghabisi Dragonfly dengan mudah.

Setelah musuh Dragonfly tewas, tak ada rasa senang dari Chiaki. Chiaki justru mengganti senjata yang dia miliki dengan sebuah busur.

"......"

Sambil memegang busurnya, Chiaki menatap sosok yang berada di depannya. Sosok itu memegang senjata busur yang sama, tapi dari kekuatan senjata, perbedaan keduanya terlalu besar.

Tapi bukan itu yang membuat Chiaki tertarik dengan sosok itu. Sosok itu memiliki tatapan mata yang sama dengan dirinya.

Meskipun baru pertama kali melihat, mereka sudah mengetahui siapa sebenarnya lawan mereka masing masing seolah sudah lama saling mengenal.

Keduanya menarik tali busur hingga maksimum dan mengincar lawan di depan mereka. Anak panah sihir muncul dan kemudian mereka melepas secara bersamaan.

"Hyaaa!!! Terimalah ini [Lighting Flame]."

"[Seven Lances]"

Keduanya menyerang Dragonfly secara bersamaan. Serangan dari dua arah tak sanggup ditahan oleh sihir pertahanan Dragonfly dan akhirnya Dragonfly itu tewas.

Tapi saat mereka lengah, cahaya melesat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Mereka langsung menghindar, tapi cahaya itu berbelok dan menyerang mereka.

Tak punya pilihan lain, akhirnya Ruko menggunakan sihir pertahanan untuk menahan serangan. Meskipun begitu, serangan itu cukup memberikan dampak terhadapnya. Itu adalah tanda serangan itu adalah serangan berlevel tinggi.

"Ruko-chan."

"Aku baik baik saja."

Berbeda dengan Ruko, Flamia justru menebas cahaya itu menggunakan god slayer miliknya.

"Ya ampun, lihat siapa tamu kita."

Flamia dan Ruko langsung menoleh ke sumber suara. Mereka melihat Liber memegang staff.

"Flamia-Oneechan, apa yang kau lakukan disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya, Angela. Kenapa kau ada disini dan yang terpenting.... apa yang ingin kau lakukan terhadap suami kami?"

"Kami?"

Angela melirik Ruko, setelah itu dia tersenyum kecil.

"Ah.. begitu rupanya. Jadi rumor itu benar."

"....."

"Dengan kata lain, pria itu suami Flamia-Oneechan. ...Ughh!"

Angela terlihat  pucat pasi.

"....tampaknya kami memilih seseorang yang salah...."

"Meskipun begitu, kita harus tetap melakukannya."

Semua langsung menoleh ke arah lain.

"Chiaki , ...Horizon."

Mereka berdua berjalan bersama tanpa ada tanda permusuhan. Bahkan terlihat mereka sudah berteman.

"Flamia-Oneechan, sudah lama tak bertemu."

"Sudah lama tak bertemu, Horizon."

"Geh.. kenapa kalian tak mempedulikan aku?"

"....."

"...."

"Jangan abaikan aku!!"

Pada akhirnya Angelapun terdiam membisu dengan wajah membiru. Tak ada yang mencoba menghiburnya dan membiarkannya saja.

"Bisakah kalian jelaskan apa yang terjadi disini? Jika kalian bukan musuh, aku ingin kalian melepaskan Onii-chan secepatnya."

"Kau memanggil pria itu dengan sebutan Onii-chan, mungkinkah kau adiknya?"

Ruko mengangguk.

"Un, tapi dia juga suamiku."

"?"

"Aku tahu terlihat aneh, tapi itulah kenyataannya. Kami ke tempat ini karena ingin kalian segera melepaskan Onii-chan yang kalian culik. Sekarang bisa-"

"Kami tak bisa melakukannya." potong Horizon. "Kami masih membutuhkan suami kalian. Meskipun kalian memaksa, kami punya alasan tersendiri untuk mengurung dia."

Angela muncul di dekat Horizon dengan sebuah magic skill yang sudah aktif dan dapat digunakan menyerang setiap saat. Sedangkan Horizon memunculkan kembali god slayer miliknya.

Suasana kembali tegang. Udara juga semakin tak nyaman. Pertempuran bisa terjadi kapan saja.

Tapi tiba tiba Horizon dan Angela menghilangkan senjata mereka. Tindakan mereka membuat ketiganya merasa aneh dan sekaligus terkejut.

"Seperti yang kami bilang, kami membutuhkan dia. Setelah selesai, kami berniat mengembalikannya secepat mungkin, tapi situasi tak sesuai dengan yang kami harapkan." jelas Horizon.

"Jika seperti itu, tolong jelaskan masalah kalian. ...kami akan membantu kalian menyelesaikannya."

"Chiaki-chan, kenapa kau ingin membantu mereka?"

"Kita tak punya pilihan lain, Ruko-chan. Tidak, kita bisa memilih untuk membunuh mereka, tapi itu tak akan menyelesaikan masalah kita. Mereka membutuhkan Kuro-chan, dengan kata lain jika tujuan mereka tercapai, maka Kuro-chan juga akan mereka bebaskan."

"......"

Ruko ingin protes, tapi dia tak bisa karena menyadari apa yang dikatakan Chiaki semuanya benar.

Dia ingin cepat membebaskan Kuro, tapi mereka tak bisa gegabah. Selain itu mereka berdua tampaknya mudah bekerja sama. Jika dia menuruti emosinya, maka masalah mereka tak akan cepat selesai.

"Tapi aku peringatkan, jika kalian membahayakan Kuro-chan, kami tanpa ragu akan membunuh kalian. Mungkin dengan begitu kita tahu apa yang terjadi jika Valkryie Maiden mati."

Chiaki tanpa ragu mengatakan dengan hawa dingin. Dia juga memancarkan aura membunuh yang kuat. Ini adalah tanda Chiaki serius dengan perkataannya.

Tapi Horizon tak terintimidasi dan terlihat tenang. Hal itu berbeda sekali dengan Angela yang melangkah mundur dengan sendirinya.

Meskipun Chiaki memiliki level yang tak sebanding dengan mereka, Valkrie Maiden, tapi Angela sadar Chiaki memiliki kekuatan yang masih tak mereka ketahui. Aura yang terpancar memiliki kesamaan dengan Kuro jika saat bertarung.

"..jangan kawatir, kami tak melakukan sesuatu kepadanya, ..untuk saat ini."

Ketiganya langsung bereaksi mendengar perkataan Horizon.

Horizon melangkahkan kakinya, tapi Ruko langsung menghunuskan pedangnya tepat ke leher Horizon.

"Jangan kawatir, aku hanya ingin menunjukkan apa yang ingin kami lakukan, ...bukankah kalian juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?"

"............"

Setelah memikirkan kembali apa yang terjadi, Ruko menyerah dan menyarungkan pedangnya.

Atmosfer kembali sedikit lebih tenang. Setelah itu mereka mengikuti Horizon dan Angela memasuki istana.

Bagian dalam istana dipenuhi barang mewah yang terlihat tua. Tak ada seorangpun dan hanya udara dingin dan gelap yang terasa.

"...mereka marah...." ucap Ruko tiba tiba.

Hal ini membuat semuanya melirik ke arah Ruko.

"...kau bisa merasakan mereka?"

Ruko mengangguk.

"Aku memiliki kemampuan untuk melihat hantu. Semua hantu di tempat ini tersiksa dan marah. Aku merasakan dendam yang sangat kuat dari mereka."

"Jika kau sudah tahu, maka akan mudah menjelaskannya kepada kalian semua."

Ruko dan yang lainnya langsung bersiap, disaat yang sama mereka berbelok melewati lorong istana.

"Kalian pasti sudah mendengar tentang dunia ini dari Flamia-oneechan. Kalian pasti juga mengetahui dunia ini diciptakan untuk menyegel Demon God, tapi apakah kalian tahu bagaimana dewa Odin melakukannya?"

"......"

"......"

"......"

Chiaki dan Ruko langsung terlihat tertarik. Flamia juga sama.

"Odin bisa melakukannya dengan menggunakan pohon dunia Yggdrasil, dan tanpa Yggdrasil, mungkin saja Demon God sudah menghancurkan seluruh dunia."

"Yggdrasil adalah sistem yang mengatur CSO, sekarang aku tahu itu bukan hanya nama saja, tapi kurasa itu tak ada hubungannya dengan masalah ini. Bisakah kalian langsung ke intinya?"

"Ruko-chan, sabarlah. Aku tahu apa yang kau rasakan, tapi mereka belum selesai."

"Itu artinya kita bisa menghajar mereka setelah semua ini selesai?"

"Kira kira begitu."

"Aku tahu kalian marah kepada kedua adikku, tapi aku tak menyangka kalian begitu membenci mereka." komentar Flamia dengan wajah pucat pasi dan sekaligus terkejut.

Dia tak menyangka Ruko dan Chiaki akan sekejam itu demi Kuro.

...tapi dia juga menyadari kenapa dirinya tak bisa seperti mereka berdua?

"Flamia-oneechan tak perlu menyalahkan mereka. Semua orang pasti akan marah jika seseorang yang mereka sayangi diculik."

"Pengakuan kalian membuatku tak bisa berkomentar lagi. Entah mengapa aku merasa gagal sebagai seorang kakak."

"Kembali ke topik."

"Aku diabaikan?!"

"Tak seperti CSO, dulu ada sembilan dunia yang dihubungkan oleh Yggdrasil, tidak, kurasa jika lebih tepat 9 dunia itu berada di dalam Yggdrasil."

"Kami tahu itu." sela Chiaki.

"Ya, tapi kenapa sekarang hanya ada tujuh? ...kurasa kalian bisa menebaknya."

"....." "....."

"Ya. Dengan mengorbankan dua dunia, dia menulis ulang hukum di dunia dan disaat yang sama menyegel Demon God di dunia ini."

"..tapi mengapa memiliki hukum yang sama dengan dunia game di bumi?" tanya Ruko. "Bukankah itu sedikit aneh?"

"....kami tak tahu. Tapi kemungkinan besar karena Odin sudah putus asa, atau... berbagai macam alasan lainnya.... yang jelas kami tak tahu."

"Bahkan termasuk kau?"

Flamia mengangguk.

"Kami bukan Original Valkryie, karena itulah pengetahuan kami terbatas. Selain itu seperti kalian, kami sebenarnya hanyalah Liber yang terpilih oleh Odin."

Penjelasan itu memberikan informasi baru mengenai dunia CSo, tapi masih banyak misteri yang belum terungkap.

"Lalu apa hubungannya dengan semua ini?"

"Flamia-Oneechan dan kalian berdua pasti tahu kalau dimensi ini terhubung dengan dunia lainnya sama halnya dengan Heaven Gate. Heaven Gate sebenarnya adalah akar pohon Yggdrasil yang juga menghubungkan 7 dunia, ..tapi dimensi ini adalah hasil dari distorsi saat Odin menyegel Demon God, singkatnya ini adalah akar Yggdrasil yang sudah mati, tapi meskipun mati, kekuatannya masih tersisa dan itu membuat kita bisa pergi ke dunia selanjutnya."

"Lalu apa masalahnya? Dan apa hubungannya dengan Kuro-chan?"

"Dimensi ini akan segera hancur, dan jika itu tak kita hentikan, maka akan mempengaruhi keseimbangan seluruh CSO, tidak kemungkinan akan lebih buruk. Bahkan ada kemungkinan seluruh CSO akan hancur dan ......kurasa aku tak perlu memberitahukan apa yang terjadi selanjutnya."

Ruko dan Flamia langsung melebarkan matanya, tapi Chiaki hanya menyipitkan matanya.

Kemungkinan terburuk yang Horizon maksud adalah akibat jika dunia yang mereka kenal sekarang hancur. CSO adalah dunia yang menyegel Demon God, dan jika itu hancur, maka Demon God akan lepas. ..dan tak ada yang mau membiarkan hal itu terjadi.

Mereka di ujung lorong dan sampai di sebuah aula yang besar. Dan di tengah aula, mereka bertiga menemui orang yang mereka cari.

"Onii-chan."

"Kuro.."

Ruko dan Flamia langsung berlari menghampiri Kuro yang terpenjara dalam kristal besar seperti peti mati. Ekspresi Kuro begitu tenang seperti tertidur. Dari status bar yang terlihat, dia sedang dalam kondisi tertidur (Sleeping). Dengan kata lain nyawa Kuro tak berada dalam bahaya.

Tapi Ruko dan Flamia terlihat kawatir bahkan sampai meneteskan air mata mereka. Hal berbeda justru dilakukan Chiaki. Dia tak terlihat kawatir atau cemas seolah sudah menduganya.

"Maafkan kami karena melakukan semua ini kepada suami kalian, tapi kami tak punya pilihan lain. Dia terlalu kuat bahkan bagi kami."

"Buu... padahal aku ingin berduel dengannya, tapi Hori-chan melarangku...."

"....."

Tak ada sepatah katapun dari Chiaki. Dia justru melirik ke segala arah lalu berjalan ke salah satu sudut. Dia menuju tempat yang pernah digunakan Horizon dan Anggela saat melakukan acara.

Horizon mengikuti Chiaki dengan perlahan.

"Bisakah aku bertanya beberapa hal?"

"Silahkan."

"Kalian bilang dimensi akan hancur, tapi kalian terlihat tenang itu berarti kita masih punya banyak waktu sebelum itu terjadi, aku salah?"

"Kau benar, kita masih memiliki ..sekitar 3 hari 7 jam dari sekarang. Perlahan dimensi akan menghancurkan Avantheim dan akan berlanjut ke dunia lainnya."

"Dan..?"

"...alasan lainnnya kenapa kami begitu tenang, itu karena kami sudah menemukan jalan keluar dari masalah ini."

"Kuro-chan?"

"Tepatnya cincin yang dia miliki."

Mendengar itu, Chiaki langsung melirik cincin miliknya. Cincin aneh yang merupakan simbol pernikahan mereka dan cincin yang masih banyak memiliki misteri.

"Itulah alasan kami menculik suami kalian. Dia adalah orang yang terpilih oleh dewa sebagai peny-"

"Fu fufu..."

Tiba tiba Chiaki tertawa kecil.

"Ada yang salah?"

"..Ya. ...banyak. Sangat banyak, ...tapi kesalahan yang paling besar adalah menyebut Kuro-chan penyelamat."

"....."

"..tapi jika kalian bilang dia akan mengalahkan Demon God, itu mungkin saja terjadi. ...sekarang kita kembali ke permasalahan. Kalian sudah menemukan solusinya, tapi kenapa kalian masih tak memperbaiki dimensi ini? Dan sekarang kalian mengatakan Kuro adalah penyelamat kalian? Bisakah kalian berhenti mengatakan omong kosong?"

"Kau.."

Angela langsung saja menghunuskan pedang yang dia miliki ke leher Chiaki, tapi Horizon menghentikannya.

"Hori-chan?"

"Jangan lakukan, Onee-chan. Dia berhak mengatakan itu, ..tapi apa yang kukatakan semuanya bukanlah omong kosong."

"...."

"Ring of Rinne adalah item yang hanya diberikan kepada Liber yang terpilih oleh dewa. Selain itu aku juga sudah melihat sendiri kekuatan yang dia miliki. Suatu hari aku yakin dia bisa mengalahkan Demon God."

Chiaki mendesah berat dan l menoleh ke arah Kuro.

"Aku tak peduli dengan omong kosong kalian. Aku juga tak peduli apa yang kalian katakan tentang Kuro-chan, tapi satu hal yang kuinginkan adalah kalian secepatnya membebaskan Kuro-chan."

"Kami tak bisa melakukannya. Kau sudah tahu alasannya."

"Kalau begitu cepat perbaiki dimensi ini. Cepat lakukan sebelum aku kehabisan kesabaranku."

"Tch jangan sombo-!?"

Sebelum selesai, tubuh Angela sudah terkunci oleh sihir tipe Bind dan tak hanya itu, 6 pedang kecil sudah bersiap menusuk lehernya.

(Sejak kapan dia..)

Perbuatan Chiaki adalah suatu yang sulit, bahkan bagi Valkrie Maiden.

Tanpa mengucapkan mantra, liber bisa menggunakan magic skill, tapi tanpa diketahui dan disadari oleh liber lain bagaikan sebuah keajaiban.

"Aku tahu dan sadar aku lebih lemah dari kalian, tapi yang lemah punya cara tersendiri untuk bertarung. Jangan remehkan kami..."

Angela hanya bisa menggertakan giginya.

"Sekali lagi aku minta maaf, tapi kami tak bisa melakukannya. Meskipun kami sudah bisa melakukannya, ada suatu hal yang membuat ritual gagal. Dan ritual juga tak bisa dilakukan setiap saat. Aku sungguh menyesal, tapi kalian harus lebih bersabar."

"........."

Chiaki tak memberikan respon, tapi setelah melihat Kuro sekali lagi, dia akhirnya hanya bisa mendesah kecil.

"Baiklah, ...tapi beritahu semuanya yang kalian ketahui, termasuk tentang Ring of Rinne."

"Kenapa kau berpi-"

"Baiklah."

"Hori-chan?"

"Kita tak bisa menolak bantuan. Lagipula kita bersalah kepada mereka. Selain itu kita tak ingin membuat Flamia-oneechan marah."

Angela langsung pucat pasi.

"Aku mengerti."

Sebagai saudara, mereka saling mengenal satu sama lain lebih dari siapapun. Dan dari semuanya, salah satu hal yang tak mungkin mereka lupakan adalah jika Flamia marah, dia lebih berbahaya daripada Demon God.

Sayangnya hal ini hanya mereka saja yang mengetahuinya.

Setelah itu, mereka berkumpul di dalam meja makan dan makan bersama. Makanan yang mereka makan adalah makanan yang mereka dapatkan dari toko CSO.

Alasan kenapa mereka tak membebaskan Kuro adalah karena dia adalah kunci utama agar upacara ritual yang mereka lakukan berhasil.

Tapi alasan terbesar adalah meskipun Kuro bebas, dia belum tentu bisa menggunakan Ring of Rinne. Hal ini wajar karena Chiaki dan lainnya bahkan tak tahu apa itu Ring of Rinne yang sebenarnya.

Ring of Rinne adalah item yang hanya ada satu di CSO. Item itu tak bisa menambah status atau menambah kekuatan, tapi item itu memberikan pemiliknya untuk berpindah dunia. Singkatnya itu adalah cincin yang bisa membuat pemiliknya berteleportasi ke dimensi lain.

Tapi itu hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki Ring of Rinne.

Kekuatan yang lain masih misteri karena itu adalah item yang tak memiliki informasi. Bahkan Valkrie Maiden tak begitu tahu mengenai cincin itu.

"Tapi bagaimana kalian tahu cincin yang dipakai Kuro-chan bisa menyelamatkan CSO?"

"Kami tidak tahu."

Jawaban itu sedikit mengejutkan.

"Kami menemukan tempat ini beberapa bulan yang lalu, tepatnya tak sengaja. Kemudian kami menggunakan tempat ini sebagai markas sementara."

"Tapi kenapa kalian tak pergi ke dunia selanjutnya? Tempat ini seharusnya bisa membuat kalian melakukannya." tanya Ruko.

"Kami tak akan melakukannya." jawab Angela. "Apa kalian tahu dunia kelima adalah Jotunheim? Jujur saja aku lebih nyaman disini."

"Dia bohong."

"Cih.. kenapa kau tak membiarkanku bersenang senang sedikit?"

"Onee-chan, kita tak punya waktu untuk itu. ...kami pernah mencobanya, dan disaat itulah kami tahu bahwa tempat ini sudah mulai rusak."

"Tunggu, kalian tak mengatakan bahwa semua ini adalah ulah kalian kan?"

"....tentu saja bukan, Flamia-oneechan. ..secara teknis."

".........."

Flamia dan yang lainnya hanya bisa terdiam mendengar pengakuan itu.

"Kami tak tahu apakah itu adalah perangkap atau tidak, tapi saat kami mencoba pergi ke dunia lain, tiba tiba dunia ini mengalami kerusakan. Setelah mengetahui itu, kami mencoba mencari tahu dengan menemui Anastasia-oneesama di Midgard, dan akhirnya kami tahu ada beberapa cara yang bisa kami lakukan untuk mengembalikan kondisi dimensi ini."

Anastasia adalah salah satu Vlakrie Maiden yang memiliki elemen suci. Dia sering muncul, tapi tak ada satupun yang melihat dia bertempur.

"Cara pertama adalah dengan meminta bantuan dewa Odin. Kedua mengumpulkan 7 Valkrie Maiden untuk menggunakan sihir tingkat tinggi. Ketiga menggunakan item Yggdrasil's Roots. Keempat dan terakhir ..kami menggunakan ..."

"Ring of Rinne?"

Horizon mengangguk tanda apa yang dikatakan Ruko benar.

"Cara pertama dan kedua adalah mustahil, sedangkan Yggdrasil's Roots adalah item yang hanya ada 7 di seluruh CSO. Itu mustahil didapatkan. Itulah kenapa kalian mencari siapa pemilik Ring of Rinne. Dan kalian menggunakan kedua naga itu?"

Angela dan Horizon mengangguk dengan kompak.

Flamia langsung mendesah berat.

"Aku tak percaya hampir mati oleh adik dan suamiku sendiri...."

Meskipun terdengar pahit, tapi tak ada yang terlalu peduli keluhan Flamia. Sayang, Flamia tak menyadari itu.

"Itu juga rekomendasi Anastasia-oneesama. Dia bilang akan menemukan Ring of Rinne jika kami membuat sebuah masalah, dan kami menemukan Kuro, tapi kami awalnya tak percaya karena dia memiliki level yang rendah."

"Baiklah, kami mengerti semua yang terjadi. Sekarang bisakah kalian berapa lama lagi kita akan memulai ritualnya?"

"Kira kira 3 jam lagi. Tapi pertama kita harus menemukan apa yang menghambat ritual, jika tidak, berapa kalipun mencoba kita akan gagal. Dan kita tak boleh buang buang waktu, gangguan komunikasi di Vanaheim adalah pertanda dimensi ini sudah mempengaruhi dimensi lainnya."

"Kalau begitu kita akan pergi mencari ke seluruh dimensi ini aku yakin benda atau sesuatu yang menghambat ritual pasti ada di tempat ini."

Semuanya mengangguk bersamaan. Lalu setelah itu mereka pergi berpencar ke empat arah yang berbeda. Chiaki berpasangan dengan Ruko pergi ke arah barat. Sedangkan ketiga Valkrie Maiden itu pergi ke arah lainnya sendiri sendiri.

Chiaki dan Ruko bersama menelusuri hutan yang tertutupi salju. Tak ada apapun yang aneh, tapi jika mereka menggunakan skill pendeteksi yang dimiliki oleh liber.

Mereka bisa melihat suatu yang aneh di tempat yang mereka lewati.

"Chiaki-chan."

"Aku tahu..."

Keduanya langsung mempersiapkan senjata terkuat mereka, disaat yang sama sepasang mata merah menyala yang besar muncul di depan mereka.

Monster. Itulah yang muncul di depan mereka.

3 kepala. 6 tangan yang masing membawa senjata yang berbeda. Sekilas mirip dewa Brahma dari mitologi Ramayana, tapi yang berada di depan mereka bukanlah dewa. Sosok itu lebih tepat jika disebut iblis.

Status bar monster itu juga mengejutkan.

[Unkwon Object]
level [?].

Roaaaaaarrrrr!!! Monster itu meraung dengan keras. Gelombang kejut menggema ke segala arah dan membuat seluruh dimensi bergetar.

Kekuatan yang ditunjukkan monster itu sangatlah luar biasa, tapi mereka berdua tak terkejut sama sekali.

"Mungkin kita menemukan penyebab ritual selalu gagal. Ruko-chan, kau tahu makhluk yang berada di depan kita ini?''

Monster setinggi 10 meter itu mirip Demon King yang pernah mereka hadapi, tapi dari penampilan monster itu, mereka berdua sadar monster itu memiliki level yang berbeda jauh.

Keduanya melompat menghindari serangan monster itu.

Keduanya tersenyum puas.

"Mungkin dia datang dari mitologi lain untuk berkunjung.."

"Yeah, kita sekarang tahu mungkin monster itulah yang menyebabkan ritual gagal."

Keduanya bergandengan tangan di udara seperti menari, lalu mereka menarik masing masing untuk bergerak dan menghindari serangan berupa senjata yang dilempar berbentuk seperti cakram.

"Makhluk dari dua mitologi yang berbeda tak akan bisa menyatu, kurasa aku sekarang mengerti apa maksudnya. Sekarang, apa yang harus kita lakukan, ..Chiaki-chan?"

"Tentu, ..kita hancurkan. Tak peduli dewa atau bukan, akan kita tunjukkan apa akibatnya jika membuat kita kehilangan Kuro-chan."

"Aku setuju, dan kurasa saatnya kita serius dengan permainan ini."

Keduanya langsung mengganti senjata mereka berupa pedang katana. Pedang milik Ruko memiliki asap putih seperti embun, sedangkan Chiaki mengeluarkan angin kecil.

Keduanya juga langsung menggunakan kuda kuda yang sama. Itu adalah kuda kuda yang sering Kuro lakukan saat bersiap menggunakan salah satu tekhnik kamikiri-ryuu.

""KAMIKIRI-RYUU [Eagle Blade!!]""

Dengan teriakan keras yang penuh tekad dan benci, mereka memulai pertarungan. Mereka akan melawan siapapun bahkan dewa sekalipun.

Continue Reading

You'll Also Like

24.8K 1.2K 9
"Bibir gw asem kalo gak ada ni rokok" ~Gevan "Ogah anjir gw ma elu" ~ Gevan "Gw seme tolol" ~Gevan "Avan... Evan mau ice cream" ~Gevan "Avan mau ded...
3.3K 447 16
[on going]↡ - Bahasa indonesia "Wednesday's child is full of woe" 16+ Start : 17-12-2022 Wednesday↭netflix Written by elsyae || elsa harburn Tiktok :...
690K 89.4K 200
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...
89.9K 13.7K 39
Setelah kelompok Cale hidup bahagia dan bebas dari para pemburu. Mereka pergi satu persatu karna umur mereka. Cale yang sudah memperkirakan meski dia...