DAMN!? my mate is a NERD!! (K...

By Sitinuratika07

4.9M 183K 9.2K

Series #2 Fantasi Damn My Mate Is A Nerd [Baca dulu cerita Mine] Hai, namaku Kelvin. Aku anak pertama dari... More

Part 1
.Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Cover Baru DMMIAN! Order yuk😍
Ebook Damn My Mate is A Nerd
ORDER PAKET KELUARGA FRANKLIN

Part 11

262K 13.8K 406
By Sitinuratika07

Author's POV

"Kenapa kalian berantakan seperti itu?" tanya seorang wanita cantik yang telah berumur setengah baya itu datang ke ruang keluarga.

Sean menoleh, seketika kecantikan Flo tidak lagi menarik baginya karena sekarang ada sosok wanita yang amat ia cintai itu. Dia beranjak tiba-tiba dari tempat duduknya dan berjalan cepat menuju istrinya.

"Wow Honey. You look so beauty tonight.." ucap Sean pada Tika yang sedang membawa kotak makanan berbentuk persegi. Dia baru saja dari dapur dan membawa beberapa puding coklat kesukaannya untuk dimakan selama perjalanan. Sean dan istrinya akan menghadiri pesta ulang tahun pernikahan teman mereka malam ini.

"Gombal. Ayo, pergi. Nanti telat. Eh, kenapa ada remah-remah kue dipipimu ini?" gerutunya sambil membersihkan sisa-sisa kue di pipi Sean. Lalu tanpa aba-aba lagi, Sean memberikan kecupan hangat dibibir istrinya itu.

"Bagaimana kalau tidak usah pergi saja? Kita pesta dikamar yuk," gombal Sean. Tika menaikkan kedua alisnya kesal lalu mencubit perut six-pack Sean.

"Dasar mesum! Ayoooo Sean!!" Dia pun akhirnya menarik lengan suaminya untuk keluar dari rumah. Tetapi Tika merasa aneh, dia berhenti tepat di depan Flo dan menatap gadis itu bingung.

"Who are you?" tanya Tika bingung. Deira yang berada di sampingnya pun menahan tawa, tak lain hal dengan Kelvin, Melvin dan Sean.

"Eh eh, anu. Mama.." jawab Flo gagu.

"Mama? Hmmmm, ohh Astaga! Kamu Flo!?" seru Tika dengan spontan memberikan kotak makanan yang ia pegang ke dada Sean. Tanpa melihat lagi. Untung saja suaminya itu punya refleks yang bagus.

"Oh God. Is that you, Flo? Goshh, you're so stunning, sweetheart!" lanjutnya seraya memeluk tubuh Flo erat. Flo pun tersenyum lebar dan membalas pelukan calon mertuanya. Tapi tiba-tiba pelukan mereka terlepas karena Sean menarik lengan Tika dan mengerutkan dahinya marah.

"Apa-apaan punggungmu itu!? Kenapa terbuka seperti itu!?" sergahnya langsung. Tika tersenyum salah tingkah dan bertingkah seperti anak kecil yang ketahuan sedang berbuat nakal.

"Ahhhh. Ini Sean, gaun ini emmm lagi trend loh. Aku mau memakainya malam ini, boleh kan sayang?"

"Tidak!!! Ganti bajumu sekarang!" tegas Sean dengan mata melotot serta tangannya yang menunjuk ke arah kamar.

Tika langsung cemberut dan melangkahkan kakinya gontai menuju kamar. Sean pun menggeleng-gelengkan kepalanya lalu ikut menyusul istrinya.

"Mereka seperti remaja. Ck ck, aku harap kau akan terbiasa dengan tingkah orang tuaku, Flo." celetuk Deira. Flo tersenyum kecil mengiyakan. Di lain pihak, Kelvin masih terdiam paku menatap sosok wanita cantik yang beraroma harum bunga itu. Apakah dia benar-benar Flo? Mate-nya.

"Aku tahu kalau Mate kita cantik Kelv, tapi jangan berubah jadi patung bernyawa seperti itu. Dekatilah dia, kau membuatku malu!"

Ejekan Luc, wolf di dalam tubuhnya mampu membuat kesadaran Kelvin kembali. Lelaki itu berdeham singkat guna menghilangkan kegugupannya dan mendekati Flo. Gadis itu hanya berdiri diam menunggunya.

"Hm.. Ayo pergi," ucap Kelvin singkat. Deira yang melihat itu terlihat kesal. Dia memukul lengan Kelvin sedikit keras.

"He~~llo, kak Kelvin. Setidaknya berikan pujianmu sedikit dong," gerutu Deira. Melvin yang telah selesai membersihkan bekas teh panas di pahanya ikut berceletuk di belakang.

"Kau sangat cantik, Flo. Kalau Kelvin tidak bisa membuatmu bahagia, aku bisa menggantikan posisinya," ucap Melvin tak sengaja menyulut emosi Kelvin.

"You wish!!" Kelvin menarik pergelangan tangan Flo lalu membawanya keluar dari rumah megah itu. Flo hanya diam dan bingung. Apa Kelvin cemburu?

Setibanya mereka di garasi yang dapat menampung beberapa mobil itu, Kelvin segera membukakan pintu mobil M4-nya untuk Flo dan menyuruh gadis itu masuk. Tanpa berbicara apapun, hanya menggunakan dagu dan tatapan matanya saja. Flo menggerutu dalam hati, kenapa sikap dingin Kelvin kembali lagi? Ujarnya dalam hati. Sikap Kelvin itu membuat mood-nya down seketika.

"Jangan berekspresi seperti itu. Merusak wajahmu yang cantik, sayang." ucap Kelvin, tunangannya yang sedang memasangkan seatbelt untuk Flo.

"Aku tidak apa-apa," balas Flo singkat. Kelvin tersenyum sebentar lalu mendekatkan wajahnya ke arah Flo. Setelah itu, dia menghembuskan nafas berat membuat gadis cantik bergaun hitam itu kebingungan.

"Sebenarnya aku sangat tidak ingin pergi ke pesta itu sekarang,"

Flo terbelalak, "Kenapa? Apa aku... Apa aku.. menganggumu?" tanya Flo takut-takut.

"Tentu saja tidak. Aku senang kau mendampingiku malam ini. Tapi.." Kelvin berhenti sejenak lalu mengelus pipi Flo pelan, "Aku tidak senang pria lain melihatmu seperti ini, sayang. Aku tidak rela.."

Flo membulatkan matanya besar tak percaya. Iya, dia tidak percaya Kelvin akan bicara seperti itu. Bayangkan saja, gara-gara ucapan Kelvin barusan, image dingin dan untoucheble si empunya pun sedikit demi sedikit menghilang di mata Flo.

"Ja..jadi bagaimana?" tanya Flo gugup. Dia tidak tahu harus menjawab apa sekarang.

"Sayangnya aku sudah terlanjur janji dengan Papa untuk menghadiri pesta membosankan ini. Jadi, berjanjilah satu hal padaku," Kelvin berhenti sejenak lalu mencium pipi Flo sekilas.

"Jangan pernah pergi sejengkal pun dariku. Mengerti?"

****

Lampu-lampu blitz menyilaukan mata itu pun menerpa wajah sepasang insan yang baru saja melangkahkan kakinya di atas karpet merah. Banyak para wartawan dan awak kamera menyerbu mereka berdua. Tetapi lagi-lagi, tidak ada jawaban dari pihak pria. Ia hanya memasang wajah datar di depan kamera-kamera itu tetapi tidak saat sedang bertatapan dengan wanitanya. Dia tersenyum tulus.

Flo terlihat gugup. Ini saat pertama kalinya dia diberondong oleh kerumunan orang banyak seperti ini. Apalagi acara salah satu majalah terkenal di Amerika itu diliput secara live. Pasti orang-orang dikampus mereka akan heboh setelah melihat dia dan Kelvin berjalan berdampingan seperti sekarang.

"Tenang saja. Jangan gugup sayang. Oke," bisik Kelvin di depan telinga Flo.

"O.. Okay.."

Sebelum memasuki ballroom hotel itu, Kelvin dan Flo wajib mengambil beberapa foto saat sedang di atas karpet merah. Bukan kewajiban, tapi kebiasaan. Batin Kelvin dalam hati. Dia pun segera melingkarkan tangannya di seputaran pinggang Flo dan menghadap kamera-kamera yang selalu memaparkan sinar blitz itu.

"Kelvin, apa anda datang mewakili Tuan Sean?" tanya salah satu wartawan wanita yang berada paling depan.

"Ya," jawab Kelvin singkat.

Banyak yang angkat tangan ingin mengajukan pertanyaan, tetapi Kelvin tidak memberikan kesempatan sedikit pun. Lantas dia kembali berjalan dengan menggandeng Flo untuk masuk ke ballroom. Sebelum itu, salah satu wartawan pria berteriak keras dari belakang.

"Siapa gadis itu, Kelvin? Apa dia pacarmu?" celetuknya. Semua mata terperangah menunggu jawaban dari pria tampan yang terbalut jas mahal itu.

"Bukan, lebih tepatnya dia calon istriku." jawab Kelvin mantap.

Terdengar suara woooahhh dalam jumlah yang sangat banyak. Dipastikan esok hari, semua majalah bisnis dan berita-berita di televisi akan membahas tentang ini.

Sean Daniel Franklin akan menikahkan anak pertamanya.

Atau

Anak pertama dari raja pembisnis di Amerika, tak lama lagi akan menikah.

Kira-kira seperti itu gambarannya.

Setelah melewati para wartawan dan kameramen itu, akhirnya Kelvin dan Flo masuk ke dalam aula pesta yang didekorasi sedemikan rupa hingga menjadi aula yang sangat indah. Flo kagum, ini terlihat sangat berkelas dan mewah. Belum lagi dia dapat melihat berbagai artis, aktor serta model-model terkenal di aula itu. Semuanya tampan dan cantik-cantik.

"Woahhhh," ucap Flo kagum. Matanya berbinar cerah saat melihat banyak sekali kue-kue dan makanan lezat terpatri di atas-atas meja prasmanan yang berbentuk bundar itu. Semuanya tersaji dengan rapi tetapi sayang, tidak ada yang menyentuh mereka. Makanan-makanan itu.

"Apa mereka terlalu jual mahal? Hemm benar kata Deira, ini sedikit menyenangkan," batin Flo. Kelvin memicingkan matanya, lalu mengikuti arah pandangan kekasihnya itu. Tetapi Kelvin salah fokus, pria itu malah mengira Flo sedang menatap model pria sexy yang sedang mengobrol di belakang tingkatan kue lezat itu.

Tiba-tiba, Kelvin menarik dagu Flo gemas lalu mengarahkan dagunya itu ke arah wajahnya.

"Jangan nakal ya sayang," ancamnya.

"Hah? Apa?"

"Itu," Kelvin mengarahkan dagunya sendiri ke arah model pria itu. Flo mengerti, dia menarik tangan Kelvin di dagunya dan berganti menarik dagu Kelvin untuk melihat ke arah yang benar. Entah dapat darimana keberanian meniru tingkah Kelvin itu.

"Aku tidak melihat pria itu, Tuan Franklin yang terhormat. Aku melihat kue di depannya. Huh," balas Flo tak kalah gemas. Kelvin merasa lega, ternyata Flo bukan wanita yang jelalatan.

"Ayo. Kita kesana,"

Kelvin menggandeng tangan Flo menuju tempat dimana kue-kue lezat itu berada. Tetapi sebelum mereka sampai, mereka di hadang oleh Direktur majalah itu yang sangat kentara senangnya karena salah satu Franklin datang menghadiri pestanya.

"Oh astaga, selamat datang Tuan muda Franklin.." salamnya menjabat tangan Kelvin semangat tanpa meminta persetujuan lagi.

Kelvin tersenyum kecil, "Panggil saja Kelvin Mr. Fredicson. Terima kasih sambutannya, tetapi kami tidak akan bisa lama-lama disini." ucap Kelvin formal sedikit membuat Flo terperangah kagum. Sisi dingin pun digantikan oleh sisi berwibawa. Apa seperti itulah sikap Kelvin dalam menghadapi partner-partner bisnisnya?

"Ah tidak apa-apa, Kelvin. Bahkan saya sangat merasa terhormat karena anda dapat menyempatkan waktu untuk datang ke pesta ini. Silahkan menikmati pestanya ya." ujar Fredicson tak sengaja melirik cincin yang melingkar manis di jari Kelvin dan Flo.

"Tunangan anda cantik sekali, Kelvin. Kalau kalian menikah, jangan lupa mengundang kami ya,"

"Dalam mimpimu,"

"Tentu saja," balas Kelvin dan setelahnya Direktur majalah Nylon itu pun pergi meninggalkan mereka dan menyambut tamu yang lain.

"Kelvin, kenapa Mr. Fredic sangat baik padamu?" Kini Flo dan Kelvin sedang mengambil segelas wine di salah satu meja hidangan.

"Sayang, sepertinya kau harus banyak belajar mimik seseorang. Pria tua itu sedang berpura-pura,"

"Maksudmu?"

"Dia hanya ingin terlihat baik di awak media, apalagi yang sedang dihadapinya ini adalah salah satu dari keluarga Franklin." jawab Kelvin sambil mengelus pipi Flo sejenak.

Flo menganggukan kepalanya mengerti. Gadis itu adalah gadis pintar yang hobby membaca buku, surat kabar ataupun majalah-majalah bisnis. Dia amat sangat tahu bagaimana orang-orang yang memandang kagum beserta iri dengan keluarga Franklin ini. Ya, walaupun tidak bisa dipungkiri, Flo pun ikut merasakan kesenjangan sosial itu.

"Nah, mulai sekarang berhati-hatilah dengan orang asing sayang. Sebentar lagi kan kamu akan menjadi Ny. Franklin," goda Kelvin mencium pipi Flo cepat dan singkat. Perlakuannya itupun mengundang banyak sekali tatapan dan ucapan kagum dari beberapa orang di sekitar mereka.

Tanpa mereka sadari, sekumpulan model-model TOP Amerika yang terdiri dari 2 orang pria dan 2 wanita itu sedang memandang mereka sinis. Hanya satu saja diantara mereka yang menatap Kelvin dan Flo kagum.

"Cih, apa hebatnya pria itu? Dia tidak lebih dari seorang pembisnis yang dimodali ayahnya," ucap Nathan, model asal Prancis.

"Bilang saja kau iri, Nath. Kau tahu, Kelvin membangun usahanya sendiri tanpa meminta bantuan Tuan Sean," bela Nicole, model asal Canada berambut blonde bergelombang itu.

"Sudahlah Nicole, kami tahu kau selalu membela keluarga Franklin itu. Aku membenarkan ucapan Nathan tadi, dia tidak lebih beruntung dari ayahnya," balas Lewis.

"Aku juga risih, kenapa Mr. Fredicson harus mengundang Franklin ke pesta ini!? Lihat, awak kamera pun tak melirik kita lagi!" geram Kathrine, model yang sedang berpakaian minim itu memandang Kelvin dan Flo kesal. Memang semenjak mereka berdua datang ke pesta ini, semua wartawan dan kameramen selalu memburu perkembangan ataupun gerakan yang bisa dimuat di berita.

"Kathrine, sudahlah. Jangan salahkan Mr. Fredic. Tentu saja Franklin di undang, kalian tahu kenapa." bela Nicole seraya menyesap tequilla miliknya dan kembali melirik Kelvin Flo sedang bercanda bersama. Pasangan yang cocok sekali, batinnya.

"Aku ada ide, bagaimana kita buat mereka berdua kapok datang kesini?" ujar Nathan menunjuk jarinya ke atas. Nicole spontan menggeleng-gelengkan kepalanya. Berbanding terbalik dengan Lewis dan Kathrine yang menganggukkan kepalanya semangat.

"Aku tidak ikut-ikut. Aku masih sayang dengan hidupku." ucap Nicole membenahi.

"Come on, Nic. Kita harus menunjukkan siapa yang berkuasa disini. Model TOP seperti kita atau seorang pembisnis yang tak ada kaitannya sama sekali dengan dunia fashion!" seru Kathrine.

"Aku serius, lebih baik hentikan saja ide licik kalian itu! Jangan pernah mencari masalah dengan Franklin," ingat Nicole tetapi tidak digubris oleh teman-temannya.

"Jangan jadi pengecut, Nic. Semua berita-berita yang kau dengar itu hanyalah bualan para wartawan. Franklin tidak se-menyeramkan itu," timpal Lewis. Nicole kembali menggeleng.

"Aku tidak ikut-ikut rencana kalian. Dah aku pergi dulu," ucap Nicole seakan ketakutan dan langsung bergabung ke teman-temannya yang lain. Kathrine, Lewis dan Nathan mencibir ke arahnya.

"Nicole terlalu penakut. Jadi bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?"

"Sepertinya Kelvin sedikit susah untuk dikerjai. Bagaimana kalau gadis itu saja?" ide Lewis. Kathrine tertawa pelan tanda ia setuju.

"Oke oke, aku sangat suka dengan idemu itu. Aku tidak sabar untuk merobek gaun koleksi Velessia itu. Enak saja dia dapat, aku tidak." gerutu Kathrine. Gaun hitam tanpa lengan yang sedang dipakai Flo sekarang ialah koleksi dari perancang busana terkenal yang hanya ada satu di dunia ini. Jangan ditanya darimana Deira mendapatkan gaun langka itu, yang pasti gaun itu didapatkan oleh Papanya saat ia mendapatkan nilai IP besar di semester kemarin.

"Oke, tunggu saja saat waktunya sudah tepat."

Mereka bertiga tertawa senang memikirkan apa yang sedang mereka rencanakan itu. Tanpa tahu dari awal mula percakapan sampai Nathan selesai bicara tadi, Kelvin mendengarkan semuanya. Mereka tidak tahu kalau Kelvin mempunyai indera pendengaran yang sangat peka. Tentu saja karena ia wolf.

"Apa yang akan kita lakukan Kelv?" tanya Luc.

"Kita lihat saja nanti. Mereka tidak tahu siapa yang mereka hadapi sekarang,"

****

"Ughh. Perutku sakit Kelvin," ucap Flo sambil memegang perutnya. Mereka berdua sudah setengah jam berada di aula pesta itu.

"Tentu saja sayang. Kau terus makan kue-kue manis itu tanpa henti. Sudah, berhentilah makan.." Kelvin mencegah tangan Flo yang ingin melahap se-iris kue lagi. Flo cemberut tetapi setelah itu dia meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Enghh. Aku harus ke toilet sekarang," kata Flo tanpa malu-malu lagi.

"Baiklah, 10 menit kau tidak kembali. Aku akan menyusulmu."

"Kelvin!!" rengut Flo. Kelvin tertawa pelan lalu menganggukan kepalanya tanda dia sudah memberikan izin pada Flo untuk pergi. Flo tak membuang kesempatan lagi, dia langsung berjalan cepat menuju toilet yang sedikit agak jauh dari aula mewah itu.

Dua menit kemudian, Kathrine, Lewis dan Nathan pun pergi menuju toilet bersamaan. Kelvin menyeringai, siapapun yang melihat senyumannya itu pasti akan ketakutan. Smirk evil-nya sama persis seperti yang sering dikeluarkan oleh Sean.

Tikus kecil yang tidak berpengalaman.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

774K 41K 84
Seorang Kelvin Samudera Vander dikenal menyeramkan. Apalagi ia adalah sang Alpha dari geng Gunnolf yang sudah turun-temurun dari ayahnya. Meskipun ge...
306K 3.3K 6
⚠️YOUNG ADULT⚠️ Sequel KEVIN KANIA VERSION 1 FOLLOW TERLEBIH DAHULU Kelvin, baginya hidup adalah sebuah hal yang sangat berharga , yang tak bisa Ke...
9.7M 265K 45
yang kepo silahkan dibaca but, jangan lupa follow and vote y guys PLAGIAT MENJAUH!!! Dijodohin sama CEO? Di umur gw yang masih belasan? GW BELOM...