Touch Of Love (In Dreame/Inno...

By CutelFishy

571K 7.7K 243

Nindya seorang gadis berusia 27 tahun. Ia meratapi nasibnya yang miris. Tidak punya pacar dan juga pekerjaan... More

Prolog (Repost)
Part 1 - Oh.. Bibirku (Repost)
Part 2 - Dilecehkan? (Repost)
Part 4 - Pengorbanan (Repost)
Part 5 - Saling membutuhkan (Repost)

Part 3 - Si Doggy (Repost)

21.9K 1.2K 70
By CutelFishy

Tokk.. Tokkk..

"Nindya.. bangun!!"

Tokk... Tokk.. Tokk

"NINDYA!!"

Suara ketukan pintu kamar mengganggu tidurku. Dengan kesal aku bangun, duduk terlebih dahulu mengumpulkan nyawa sambil menggaruk kepalaku yang gatal. Aku berjalan untuk membuka pintu.

"Ada apa, ma?" Tanyaku sambil menguap.

Mama ku menggeleng, "Anak perawan bukannya pagi-pagi udah rapih. Gimana mau dapet jodoh kalau begini" Mulai lagi deh jodoh dan jodoh. Aku memutar bola mataku. "Itu anak buah kamu udah pada dateng bawa pasukan. Mama nggak ngerti sama jalan pikiran kamu. Mau sampai kapan kelakuan kamu ini, ckckck" Mama berdecak seraya meninggalkanku.

Huft.. Omelannya pagi ini sudah ku anggap angin lalu. Aku tau siapa yang datang, buru-buru aku menuruni tangga. Benar saja pasukanku sudah datang. Mereka berbaris rapih di teras rumah. Aku tertawa senang melihat mereka.

"Pagi Kak Nin" sapanya serempak.

"Pagi juga, bocah-bocah. Ada apa?" Aku duduk di bale bambu.

"Kita mau main ke komplek sebelah naik sepeda mau ikut nggak, kak?" Tanya salah satu bocah yang paling besar usianya sekitar 13 tahun, namanya Arif.

Aku memandangi bocah-bocah itu satu persatu berjumlah 5 ekor, eh maksudku 5 orang. Hey! Ada yang paling imut disini, dia adalah Aira. Gadis mungil yang cantik plus lucu. Pipinya yang mengembang chubbi, kulit putih bersih dan bibirnya kecil. Dia yang paling kecil di antara mereka.

Aira adalah anak tetanggaku. Pak Rizky, ayah Aira mengontrak di rumah kontrakan milik Bapakku. Dia seorang hot duda. Aih.. sempet aku terpesona akan ketampanannya tapi hati ini sudah menjadi milik Pria lain. Pak Rizky selalu menitipkannya pada Mamaku kalau sedang banyak kerjaannya dan tidak bisa ditinggal. Berhubung Mama suka anak kecil jadilah Mamaku yang menjaganya, walaupun di rumah aku yang mengajaknya bermain. Mama kebelet ingin punya cucu. Tapi belum kesampean sampai sekarang.

Dulu aku pernah bilang mau nikah duluan apa anak duluan?, Mama langsung menjewerku kalau Mama milih anak duluan ya nanti bisa DP dulu. Hihihi..

Aira mendekatiku ingin ku pangku, aku mengangkatnya mendudukan di atas pahaku. Mata ku berbinar, komplek sebelah adalah rumah si Pria yang aku tunggu setiap pagi. Biasanya dia memotong jalan lewat depan rumahku menuju jalan raya.

Berhubung hari ini, hari minggu jadi Pria itu tidak lewat rumahku.

"Ya udah, kak Nin ikut tapi mau cuci muka dulu ya." Aira ku angkat lalu mendudukannya di atas bale. Aku bergegas ke kamar mandi, kalau mandi membutuhkan waktu lama sedangkan sekarang aku sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan pangeran dihatiku. Cuci muka dan gosok gigi adalah solusi yang tepat.

Ku sisir rambut panjangku, ku kuncir kuda. Dikamar aku ambil celana training warna biru tua segera ku pakai. Sedikit berlari takut pasukanku mengeluh lama.

"Yuk, berangkat." Aku mengambil sepeda yang ada digudang tepat dipinggir rumah. Sepeda yang sudah direnovasi, di beri tempat duduk kecil di depan jok sepeda. Tempat itu untuk Aira, Bapak ku yang merenovasinya agar bisa mengajak Aira jalan-jalan. Keluarga ku sungguh menyayanginya seperti Cucunya sendiri.

Dibantu bocah-bocah aku mendudukkan Aira ke sepeda, baru aku naik. Aku memberitahu Aira agar tangannya memegang stang sepeda biar tidak jatuh. Gadis kecil itu menurut.

"Let's Go!!!" Teriakku, yang di sahuti pasukanku.

Kami mengelilingi komplek, menghirup segarnya udara pagi. Dikelilingi pepohonan yang hijau, menurut guru ku bagus untuk mata jika kita baru membuka mata melihat yang berwarna hijau.

Jantungku berdebar-debar ketika melihat rumah Pria itu. Beruntungnya diriku taman komplek itu pas didepan Rumahnya. Arif menyuruh yang lain beristirahat di taman, Wajahku berseri-seri.

Taman komplek terdapat ayunan dan juga serodotan. Mereka menyukainya, aku sedang mengayunkan Aira sambil lirikan mata ini tertuju pada 1 rumah yang pintunya masih tertutup rapat.

"Kak Nin" panggil Aira. "Kak Nin, ayunin lagi kok belenti?" Dia menarik-narik bajuku. Oh.. Aku baru sadar ternyata aku melamun.

"Iya, Aira.. Sayang" Pelan ku ayunkan lagi. Baper ini mah, sudah jauh-jauh ke sini tapi Pria itu tidak keluar rumah.

"Kak Nin, Aila mau main selodotan" ucapnya cadel. Aku memanggil Putri untuk menjaganya. Aku duduk di ayunan.

Seperti bocah yang ditinggal orangtuanya begitulah wajahku saat ini. Merenggut sedih.

Aku suka bermain dengan pasukan ini karna hanya merekalah yang tidak menanyakan 'Kapan aku menikah?' atau masalah pekerjaan, mereka hanya taunya main saja bersamaku. Pernah juga sih mereka menanyakan tapi sekali, setelah itu lupa. Bermain bersama mereka suka lupa usia, biar awet muda.

Sia-sia saja aku kemari tidak bisa melihatnya. Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar.

Tanpa senjaga mata ku ini menangkap sosok Pria bertubuh besar. Aku memincingkan mataku mempertegas, benar Itu si Om ganjen yang kemarin. Dia sedang jalan kaki yang di samping diikuti seekor Doggy. Aku langsung menutup muka dengan tangan.

"Kenapa dia ada disekitar sini?. Ya.. Allah, semoga saja dia lihat melihat atau mengenaliku" do'aku dalam hati.

"KAK NIN!!" Teriak pasukanku, refleks aku membuka tanganku. Dihadapanku ada seekor Doggy yang sedang duduk manis, saking terkejutnya aku sampai terjungkal ke belakang. Aku tidak tau sejak kapan Doggy itu ada didepanku???.

"KAK NIN ADA DOGGY!!" teriak mereka lagi dari atas. Aku jadi kalang kabut sendiri, aku takut Doggy. Buru-buru aku bangun mencari tempat tinggi. Ada pohon mangga aku panjat dengan cepat. Setelah sampai atas aku mengatur nafas dan jantungku yang berdebar cepat.

Ternyata bocah-bocah itu sudah ada di atas serodotan semuanya. Mereka juga takut Doggy aku menepuk jidatku sendiri. Dimana Aira, sampai aku mendengar suara tangisan di bawah serodotan ternyata Aira tidak di ajak mereka. Kesal sendiri, kenapa mereka tidak membawa Aira juga malah mementingkan diri sendiri!!. Eoh, aku baru sadar kalau aku juga lari sendiri. Aku jadi malu mana itu anak orang lagi. Mau turun aku takut, tapi bagaimana dengan Aira.

"BULL!!" panggil Pria itu pada Doggynya, Doggy itu menghampirinya. Pria itu juga menggendong Aira yang sedang menangis.

"Jangan nangis donk, Gadis manis. Doggy nya baik kok nggak galak. Cup..cup.." Pria itu mencoba menenangkan.

Ku usap dadaku, sedikit lega Aira tidak di gigit si Doggy. Aira tetap saja menangis dia menjadi bingung. Aku terkikik geli diatas sini.

"Hey, Kalian turun! ini adiknya nangis" seru Pria itu.

"Kami takut Doggy, om!!!" Sahut mereka. Wajahnya tampak mikir, dia mengeluarkan tali disangkutkannya di leher si Doggy lalu mengikatnya di pohon mangga yang atasnya ada aku. Bagaimana aku turun??? Bisa berhari-hari kalau Doggy itu masih ada dibawah. Nasibku sungguh mengenaskan.

"Doggy nya udah om iket sekarang kalian turun!" Titahnya. Akhirnya mereka turun, mendekatinya meminta Aira biar Putri yang menggendongnya. Dia menyerahkannya. Aku belingsatan di atas pohon.

"Kalian sama siapa ke sini?"

Jangan jawab.. jangan jawab..

"Kami sama kak Nin, om" Aira sudah tidak menangis lagi hanya ada isakan kecil.

"Kak Nin, mana orangnya?" Tanyanya lagi seraya melipat tangan didadanya yang berotot.

"Ada di atas pohon mangga" jawab Putri dengan polosnya.

Ya ampun..

Pria itu berdiri di bawah pohon, kepalanya mendongak ke atas.

Mati aku..

"Hey! Kamu turun!!" Teriaknya seperti memerintah. Sampai kapan pun kalau ada Doggy di bawah aku tidak akan turun. "Aku bilang turun!!" Perintahnya lagi.

"Gimana aku mau turun kalau itu Doggy masih di situ" tunjukku ke arah Doggy.

Dia menghela nafas lalu membuka ikatan si Doggy memcari tempat lain.

"Sekarang turun!"

"Ya,, Ya,, aku turun" Ku pegang ranting pohon mangga, turun dengan hati-hati. Kakiku menginjak ranting yang keras. Sekali, dua kali berhasil ketika ranting ke 3 ranting yang ku injak keropos.

AAAAAAAAAAAAAAAAAA

Aku jadi bergelantungan seperti Monkey. Kaki ku mencari ranting untuk berpijak tidak ada.

"Om ini gimana???" Aku panik setengah mati.

"Udah lepasin pegangannya biar aku tangkap nanti"

Apa dia mau menangkapku???

"AKU TAKUT, OM!!" teriakku. Tanganku sudah tidak kuat menahan berat badanku dan terlepas. Aku terjun ke bawah, ku tutup mataku. Sampai dibawah sana mungkin kakiku patah.

Haaaappp

Aku tidak merasa sakit atau menyentuh tanah. Tubuhku seperti ada yang memeluk dari belakang, berasa ada yang menyentuh di aset berhargaku yang kembar. Ku buka mataku, ku lihat ada sepasang tangan yang kekar tepat didepan asetku menggenggam sangat pas di tangannya.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Gi semngat" ngelanjutin Cerita yg ini dulu. Berhubung ngetiknya di HP jd keriting ini tangan klo banyak"..^^"
Maaf klo typo, alurnya ga nyambung, aneh ^^

Cerita ini aku buat sbg Sequel dri "LIFE"

Happy reading
#Kisseu

Continue Reading

You'll Also Like

31.1M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
1.9M 93.5K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...