TaeKwonDo Love Story

afifah_dm által

26.4K 1.4K 145

Abel. Taekwondo. Cinta. Dipertemukan oleh taekwondo? Mungkin. Több

Prolog
1. Abel di Sekolah Barunya
2. Him. Again.
3 Pernyataan Ambigu
4 Masa Lalu
5 Radiv + Tugas Pertama
6 Kak Adit's Unagreement
7 Nerves
8 War Invitation
9 Backstep -Dolyo
10 Being a Mascot
11 Clear
12 Berhenti Mengungkit Masa Lalu!
13 XOXO
14 Gibon Il-Jang
15 Rakana's
Mascot [1]
Mascot [2]
17 dan Kau Hadir, Merubah Segalanya... [2]
18 Hei, why?
19 Dimulainya Kasus Kembar
20 Kasus Kembar I
21 Terlambatkah?
22 Bahu untuk Kupinjam
23 Ajakan Lainnya
24 Surprised
25. Fakta yang Ganjil
26. Twins' Disaster
Part 27. Konfrontasi Langsung
28. Gadisku

16 dan Kau Hadir, Merubah Segalanya...

640 37 3
afifah_dm által


Hari kedua festival budaya.

Fiiuh...

Seharian jadi kabuki kemarin bikin badanku serasa remuk. Huhu. Untung jadi kabuki dan dapet perhatian dari orang-orang itu menyenangkan. Capeknya terbayarkan, gitu. Kemarin sampai gak sempet lihat Kak Rakana yang juga jadi maskot. Jadi, aku masih gak tau Kak Rakana jadi apaan. Kak Rakana lihat aku gak ya kemarin?

"Hai hai. Ketemu lagi kita," Mbak Tyara menyapaku. Dia membawa perlengkapan dandan yang kemarin dan bungkusan kimono di dalam plastik laundry.

"Halo, Mbak," aku tersenyum girang. Aku suka dengan Mbak Tyara yang mendandaniku. Aku seperti kabuki sungguhan kemarin. Mbak Tyara juga rajin mengecek make upku. Luntur sedikit langsung dibenahi. Dia juga tak lupa menyemangatiku yang kepanasan sekaligus lelah menanggung baju kabuki.

"Kata Mia kamu hari ini cuma pake kimono. Nanti dandannya tipis-tipis, beda sama yang kemaren," dia menjelaskan tentang rencana Mia untukku.

Kemana tu anak? Enak aja nyuruh-nyuruh.

"Mia kemana, Mbak? Ko Mbak Tyara sendirian?" aku celingak-celinguk mencari Mia.

"Lagi ngambil kipas di temen aku," ujarnya sambil menyiapkan alat make up di meja.

Aku nurut saja. Dari awal juga aku hanya disuruh duduk manis oleh teman sekelasku. Jadi aku tak khawatir. Daniel menghampiriku dengan seragam maid hitam, sesuai dengan jabatannya di cafe maid.

"Mia nge-Line gue. Nanti jam satu lo sama Redifa muter-muter bawa tag kelas kita. Biar kelas kita makin rame katanya," Daniel dengan tampang watadosnya nyuruh gue muter-muter pake kimono. Bareng Redifa pula.

"Wow! Redifa? Dia jadi maskot juga apa gimana?" tanyaku panik. Duduk cantik dengan dandanan super ribet aja udah susah, ini harus muterin satu SMA.

"Maskot juga, dia jadi Kenshin-nya Samurai X," Daniel menjawab pertanyaanku.

"Yah, Niel. Itu harus sama Redifa? Kenapa gak sama lo aja sih?" aku mengeluh padanya. Redifa itu most wanted boy di SMA-ku. Pasti ribet jalan sama dia.

"Diakan banyak yang suka. Gimana sih?"Daniel seakan menguatkan kenyataan.

"Nah itu. Ribet, Niel. Kalo lo kan bukan most wanted boy SMA kita, jadi gak bakal jadi pusat perhatian anak-anak,"ucapku dengan tampang cuek.

"Gak usah ngehina gitu, Bel. Mia bilang gitu, jadi lo harus nurut," Daniel mengatakannya lalu menoyor kepalaku. Aku ber-aww pura-pura sakit.

**

"Heyho, Abel. Ih, udah cantik aja lo," Mia datang membawa bungkusan laundry berisi kostum ungu, khas Samurai X.

Aku memang sudah siap dengan kimono biru terang yang cantik, aku suka sekali kimono ini. Dandanan tipis yang dijanjikan Mbak Tyara benar-benar terlihat natural di wajahku. Bibirku terlihat mengkilap pink manis dan pipiku bersemu merah seperti habis digoda.

Kayak Kak Rakana godain gue? Hehe

Rambutku tidak ditambahi rambut palsu tapi tetap dibentuk seperti gadis Jepang tradisional.

"Iya dong. Eh, request dong gue. Gue muter-muternya jangan sama Redifa," aku mengoceh pada Mia yang kini sibuk mengeluarkan kostum Kenshin.

"Harus sama Redifa. Gak boleh bantah" dengan kejam Mia mengatakan itu padaku. Aku meringis sedih. Aku harus bersiap dikerumuni cewek-cewek penyuka Redifa—yang bergabung dalam fans club of Redifa.

"Iyaaa..." kataku malas. Ocehan Mia selanjutnya tak kudengarkan. Sibuk dengan cermin di tanganku. Biar saja, sekali-sekali centil bukan masalah.

"Redifaaaaa! Sini! Ganti kostum," Mia memerintah Redifa yang kebetulan lewat di dekat kami. Dasar tukang perintah. Aku cekikikan melihat Redifa yang sibuk diomeli oleh Mia.

"Oke-oke-oke," Redifa memutar bola matanya. Walaupun punya fans club sendiri, dia malas berurusan dengan penggemarnya yang bejibun itu. Dia sudah punya pacar yang bersekolah di salah satu SMA swasta dekat sekolah kami. Tipe cowok setia, kan?

Setelah Redifa berganti pakaian, Mia langsung mengomandoi kami untuk bergegas meninggalkan kelas kami dan memulai mini carnival kami. Kami setengah hati mengiyakan perintah Mia itu.

"Mau lewat mana, Bel?" tanya Redifa yang telah berubah menjadi Kenshin gadungan.

"Tempat yang sepi. Eh, nanti dimarahin Mia. Udah deh, lewat koridor kelas X, XI, XII. Baru kalo udah ke lapangan outdoor" kataku pada Redifa yang langsung diiyakan olehnya. Gak mau ribet.

"AAKKKK! KAK REDIFAAAA!"teriak seorang cewek kelas X—soalnya manggil pake 'Kak'—dari kejauhan. Aku sih kagum karena dia bisa mendeteksi kehadiran Redifa dari jarak sejauh itu. Redifa langsung mencebik frustasi.

"Mana?" anak lain mulai notice kehadiran Redifa.

"Ganteng bangeeeet," yang lain mulai memuji Redifa. Redifa mesem-mesem gak jelas dan ngajak kabur.

"Kak! Minta foto," si mata jeli minta foto dan oh beberapa anak membawa tongsis. Redifa benar-benar kerepotan.

"Bel, jangan tinggalin ih,"pintanya saat melihat aku menjauhi dirinya karena tersingkir oleh fans beratnya. Aku hanya melambaikan tangan tanda menyerah. Aku memilih tidak mengucapkan satu katapun karena tahu suaraku akan tenggelam bersama teriakan cewek-cewek yang kini sibuk meminta berjabat tangan dengannya.

"Redifa eksis banget deh," ucapku lebih kepada diriku sendiri yang kini mojok di ujung koridor kelas XII yang sepi. Aku mengistirahatkan kakiku yang pegal karena susahnya berjalan menggunakan kimono ini.

"Ohoho. Liat siapa yang gue temuin sekarang," suara asing tiba-tiba menyergap dari arah belakangku. Aku berbalik dan melihat tiga orang cowok berseragam SMA menghadap padaku. Aku tak tahu dan tidak bisa menebak asal sekolah mereka karena ketiganya memakai jaket. Aku bahkan tak yakin dibalik jaket itu ada seragam.

Dari wajahnya, mereka terlihat lebih tua dariku. Kelas XII mungkin. Mereka mengingatkanku pada anak-anak nakal yang suka nongkrong di pinggir jalan atau yang semacamnya. Bibir mereka hitam, tanda rokok selalu terselip di antaranya. Seakan menguatkan, tercium bau asam dari mulut mereka dan bau asap rokok dari jaket mereka. Padahal jarak kami tidak bisa dibilang dekat.

"Apa?" tanyaku dingin. Sebenarnya aku takut, tapi aku tidak boleh menunjukkannya.

"Apa? Hih! Kamu lupa sama aku, Sayang," kata cowok berjaket biru sambil mengusapkan jari telunjukknya di permukaan pipiku tapi langsung aku tepis. Merasa tidak punya urusan dengannya aku berbalik dan berniat kembali ke tempat aku meninggalkan Redifa tadi.

"Mau kemana, Sayang? Kok galak sih kamu?" tanyanya dengan mesra sambil mencengkram tanganku. Cowok itu tidak mengizinkan aku pergi. Aku berontak, berusaha melepaskan diri darinya.

"Kayaknya dia lupa sama lo," si jaket merah mengajukan pemikirannya. Cowok berjaket biru menaikkan alisnya sesaat setelah mendengarnya.

"Masa sih lupa? Waktu yang terakhir itu kan seru banget," giliran cowok dengan hoodie abu-abu bicara. Aku masih bingung dengan apa yang terjadi. Aku tidak mengenal satupun dari mereka. Tapi mereka seperti mengenalku. Aku masih diam dengan aksi bisuku dan usahaku untuk lepas dari si cowok jaket biru.

"Mungkin... kamu bisa inget kalau kita ngelakuin itu lagi? Di tempat tidur," ucap si jaket biru berbisik di telingaku. Menimbulkan kesan aneh dan entahlah. Sesuatu yang tidak menyenangkan.

"Tempat tidur? Maksud..." bicaraku terhenti karena ingatan-ingatan sekilas yang datang.

"Abel, liat deh, ganteng gak?"

Ingatan lain datang lagi silih berganti.

"Itu tempat mainnya, Bel. Namanya Kolvac's. Aku juga sering ke situ, diajakin Miki."

Aku mulai menyadari siapa cowok berjaket biru ini.

"Yup, sekarang kita lagi PDKT. Gue banyak ngabisin waktu sama dia. Jadi, gue keluar OSIS"

Aku harus apa?

"Terus apa, Kak? Kalau Kak Adit udah tau siapa yang ngehamilin aku, kenapa, Kak? Kakak mau hajar dia? Bunuh dia?"

"Miki..." aku berbisik pelan sekali. Aku seperti kehilangan suaraku. Menyadari bahwa dialah orang yang membuat Malikha berubah, menghamili Malikha, dan secara tak langsung membuat Malikha memilih bunuh diri membuat seluruh diriku bergetar. Marah dan takut.

"Akhirnya inget juga. Memang bener yah kamu harus diingetin tentang tempat tidur dan... apa yang kita lakuin di atasnya," dia tersenyum menjijikkan. Dia melepas tanganku dan berusaha mengelus mukaku lagi.

Tidak. Aku tidak mau disentuh oleh tangah menjijikkan miliknya.

Aku, dengan seluruh sisa keberanian dan kekuatan yang sudah tipis, berbalik dan berlari menjauhinya. Cowok psiko, pembunuh, maniak.

**

Rakana's pov

Akhirnya setelah gue sibuk difoto oleh penggemar baru—sebelumnya belum punya sih—gue, gue bisa ke kamar mandi. Sumpah gue kebelet. Dari sebelum tampil gue minta izin Biyan buat ke kamar mandi. Tapi dasar Biyan kunyuk sok kegantengan, gue dilarang buat mengeluarkan hasil metabolisme tubuh.

Jadinya, selama gue ngecover video clip BTS yang judulnya Danger, gue gak fokus. Untung tetep keren. Keliatan dari teriakan yang sama—malah lebih—kenceng dari kemaren.

Sekarang gue bingung mau kemana. Mau istirahat sejenak dari sesi foto-foto itu. Akhirnya gue milih buat ngeliat-liat festival dari kelas lain. Pengen ke kelas Abel, tapi gak mungkin. Nanti Abel salah paham. Walaupun Abel welcome ke gue, tetep aja Abel itu pelarian gue.

Gue masih suka Lyra.

Kenyataan yang menyedihkan sih. Jadi gue milih menghindari makhluk bernama cewek dulu sekarang. Daripada dibilang PHP. Lagian Abel udah ada si Sa-dan itu, yang tiap hari anter jemput. Mungkin aja welcomenya Abel karena dia memang cewek baik.

Bruuk

Gue ditabrak.

Sama cewek.

Pake kimono biru.

Abel?

"Wow, masih yah dengan kebiasaan kamu eh, lo nabrak-nabrak," kata gue menghindari kata ganti aku-kamu. Gak mau Abel salah paham. Inget.

Napasnya terengah-engah kayak habis lari. Dia mundur selangkah dan badannya oleng seperti lemas. Gue panik dan langsung megang dua lengannya. Tapi dengan sekali sentakkan tangan gue dipaksa lepas. Gue kaget, gue bertanya-tanya apa gue udah megang sesuatu yang harusnya gue gak pegang. Harusnya sih nggak, kan cuma megang lengan doang.

"Abel—"

"Pergi!" Abel membentak gue. Gue baru sadar suaranya bergetar seiring badannya yang bergetar.

"Hei, kamu kenapa?" persetan dengan aku-kamu atau pelarian. Abel ternyata nangis dan gue gak suka itu. Dia mendongak, matanya basah, pipinya juga.

"Kak Rakana..." dia mengucapkan nama gue dan jatuh terduduk dengan kimononya. Dia nangis makin kenceng. Gue ragu buat megang dia. Takut ditepis lagi. Takut bikin dia makin kenceng nangis.

"Abel!" dari jauh cosplayer samurai dateng dan nyamperin Abel.

"Lo kenapa?" tanyanya sambil memandang gue. Gue tau dia pasti curiga sama gue. Tapi Abel gak jawab pertanyaan cowok samurai itu. Karena gak dapet respon, cowok itu ngeluarin ponselnya terus menghubungi seseorang.

"Ke sini sekarang, gue di depan kelas XI MIA 5, Abel nangis," singkat dia mengakhirinya. Abel masih saja menangis sambil menunduk dan menggenggam erat kipas kecilnya. Si cowok samurai juga berlutut di depan Abel. Keliatan dai sama bingungnya sama gue.

Gak lama, cewek berkaos putih dengan nametag 'CREW' dateng. Ini yang dihubungin sama cowok samurai? Gue inget dia sama Abel sering ke sekretariat OSIS bareng-bareng. Abel juga langsung mengenali cewek itu, yang kalo dari nametag namanya Alikha.

"Abel..." suaranya ngos-ngosan. Dia pasti lari-lari ke sini. Dia melihat sekilas ke arahku lalu ke cowok samurai. Abel langsung meluk si Alikha ini dan nangisnya ya Tuhan... gue rasanya ikut tersiksa ngeliat dia kayak gini.

"Likha.. hiks Malikha.. dia.. aku takut.. Malikha aku takut... dia dateng Malikha," Abel menggumam tak jelas, ketakutan terhadap sesuatu atau seseorang? Tapi satu yang aku sadari. Nama temannya ini, Alikha, dan yang dia gumamkan Malikha.

Sial. Siapa yang bikin Abel ketakutan gini? Harus gue hajar.

Gimana? Vote comment jangan lupa yaaah :3

Mulmed itu K Tigers yang ngecover BTS-Danger, Kak Rakana juga ngecover BTS-Danger jadi gerakannya sama..

Olvasás folytatása

You'll Also Like

106K 426 3
Warning! 21+ Fantasi belaka Bocil minggir! Ga suka? Skip!
288K 28.4K 109
48 oneshoot (Lebih ke Ch²)
116K 1.2K 9
🔞‼️ renjun haremmm yang suka sini merapattt Update kalauu mooddd, jadii jangann berharap aku update setiap minggu yapp luv u all💗
21.9K 618 11
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...