DAMN!? my mate is a NERD!! (K...

By Sitinuratika07

4.9M 183K 9.2K

Series #2 Fantasi Damn My Mate Is A Nerd [Baca dulu cerita Mine] Hai, namaku Kelvin. Aku anak pertama dari... More

Part 1
.Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Cover Baru DMMIAN! Order yuk😍
Ebook Damn My Mate is A Nerd
ORDER PAKET KELUARGA FRANKLIN

Part 7

271K 15.6K 621
By Sitinuratika07

Hello:) penasaran dengan yang di mulmed? Baca baca wkw

***

Flo's POV

Demi apapun di dunia ini, aku baru pertama kalinya menginjakkan kaki di rumah yang begitu besar dan mewah milik Keluarga Franklin.

Wow! Ini sangat luar biasa. Siapa sangka di dalam hutan lebat dan menyeramkan itu ada rumah elit berbintang 7 atau lebih? Tapi kalau Tuan Sean memang berniat membangun rumah untuk menghindari keramaian, mungkin di dalam hutan itu adalah tempat paling bagus. Ya tidak salah juga.

"Kelvin, apakah aku ikut masuk?" tanyaku saat aku dan Kelvin sudah berada di depan pintu raksasa berjumlah dua buah ini.

"Tentu saja. Memangnya kenapa?"

Aku terdiam sejenak, apakah aku pulang saja? Aku tidak enak kalau masuk ke dalam rumah salah satu orang terkaya di dunia itu. Aku tidak mempunyai rasa percaya diri yang banyak

"Aku pulang saja, bolehkan? Jangan mengantarku, aku minta tolong dengan adikku saja," ucapku cepat sambil merogoh handphone yang berada di tas slempangku ini. Tetapi lagi-lagi, tangan gentle milik Kelvin menahanku.

"Jangan menelpon adikmu, nanti aku saja yang antar pulang. Masuklah dulu, bukankah tadi Papa mengajakmu makan malam?"

Aku harus mencatat hal yang langka ini. Kelvin bicara lebih dari 10 kata!!

***

Bolehkah aku tertawa? Hemmpph, wajah Melvin dan Deira menjadi tempat berkreasi seseorang yang sangat jahil. Siapa ya? Kelvin? Ahh tidak mungkin. Yang jelas, gambaran abstrak di wajah mereka sangat lucu. Pantas saja seharian ini mereka memakai masker.

"Flo, jangan malu-malu. Makanlah sayang," ucap satu-satunya Nyonya besar di rumah ini. Ny. Atika D. Franklin. Sekarang kami duduk di meja makan yang begitu besar ini. Tadi kembar tiga amazing itu sedang mandi dan meninggalkanku sendirian di tengah pasangan paling romantis di dunia itu. Fyuuh, untung saja Tuan Sean dan istrinya itu terus mengajakku ngobrol.

Aku tahu kalau Franklin itu marga suaminya. Tapi apakah aku harus menanyakan ini kepadanya? Aku rasa nama 'Atika' itu adalah nama yang agak ... Hemmm, aneh bagiku. Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Apa dia tidak berasal dari kota ini? Atau bahkan bukan dari negara dan benua ini? Apa aku harus mencarinya di google?

Tapi aku harus mengakui satu hal, tidak, beberapa hal yang sangat positif darinya. Ny. Atika, Istri Tuan Sean itu sangat baik. Wajahnya masih terlihat muda. Aku bahkan sangsi dia akan dibilang tua karena sudah mempunyai tiga orang anak yang meranjak dewasa. Aku bahkan tidak percaya kalau wajahnya sangat cantik dan lembut itu usianya hampir menginjak 50 tahun. Pantas saja Tuan Sean sangat tergila-gila dengan istrinya. Hemmm, semoga saja aku mendapatkan suami seperti Tuan Sean yang mencintai istrinya setulus hati. Amin.

"Baik, emm Nyonya." kataku gugup. Aku lupa, Tuan Sean sudah menyuruhku untuk memanggil mereka Papa Mama bukan? Ya Ampun. Aku belum terbiasa.

Aku mendengar helaan berat dari Nyonya Tika itu.

"Jangan panggil Nyonya, Flo. Panggil Mama saja. Terus panggil Sean dengan sebutan Papa. Oke," katanya seraya tersenyum manis. Beliau sangat cantik.

Aku melihat Melvin, Deira, Kelvin dan Tuan Sean itu juga ikut tersenyum padaku. Keluarga ini hangat.. Tidak seperti kelihatannya.

"Baiklah Ma..Mama," kataku gagu sekaligus bahagia. Hatiku menghangat karena panggilan itu kembali terucap dibibirku. Untuk sekian lama akhirnya aku kembali memanggi seseorang Mama.

Mama pun tersenyum dan menyuruh kami makan malam yang bisa dibilang mewah ini. Bayangkan saja aku seperti berada di dalam hotel bintang lima. Belum lagi ditambah pelayan-pelayan yang berpakaian sama itu. Astaga, aku tidak bisa membayangkan Kelvin, Melvin dan Deira hidup seperti ini setiap hari. Makanan yang disajikan pun tidak main-main. Jujur saja, aku tidak pernah melihat masakan ini sebelumnya. Yang kutahu hanya itu, udang-udang yang di goreng tepung. Itu saja. Tapi setelah mencicipi sedikit, wuahh ternyata ini semua enak. Sangat terasa rempah-rempah khas. Ehmmmm.. Coba saja Joshua ikut merasakan ini.

"Nah Kelvin, kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?"

GLEG!

Tiba-tiba aku mendengar suara tersedak dari kerongkongan seseorang yang duduk di sampingku. Kelvin. Dia sedang memakan benda berwarna putih mengepul itu, yang kutahu dengan sebutan nasi, dan tersedak spontan karena Tuan Sean eh Papa menanyakan hal yang absurd.

Pernikahan? Kelvin dengan siapa?

"Maksud Papa apa?" tanya Kelvin dengan raut wajah datar. Kelvin yang rambutnya masih basah itu, karena dia habis mandi, selalu saja memasang wajah flat. Bahkan saat dia terkejut.

Aku rasa Tuhan memang sedikit menambahkan bumbu flat saat dia diciptakan di dalam perut ibunya.

"Pernikahan kamu dan Flo."

Dan kali ini aku tersedak sampai-sampai air yang kuminum keluar dari mulutku. Kelvin mengerutkan dahinya bersamaan denganku.

"Pernikahan?!" ucap kami berdua serempak. Melvin tersenyum lebar ke arah kami sedangkan Deira menutup mulutnya karena tertawa cengingisan. Sikap mereka berdua bertolak belakang dengan Kelvin.

"Ya, bukankah kalian pacaran?" tanya Mama gantian. Sontak aku menggeleng pelan. Kelvin terdiam sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Loh. Kata Kelvin kemarin, kau pacarnya Flo." sergah Melvin langsung. Kelvin melotot padanya tetapi dia tidak berucap apapun. Sedangkan aku hanya tersenyum hambar, tidak tahu apa yang harus kukatakan.

"Ya, kemarin Kak Kelvin juga bercerita banyak tentang kak Flo," tambah Deira dengan raut lucunya.

Kelvin berdeham, "Deira.."

Deira langsung diam. Dia meneruskan menyantap hidangan makan malam itu seperti tidak tahu apa-apa.

"Sebaiknya jangan menikah terlalu lama Kelvin. Kamu tahu kan? Kamu harus.."

"Ya, Pa." potong Kelvin sebelum Papa menyelesaikan bicaranya. Sebenarnya apa lanjutan ucapan Papa barusan?

Makan malam pun berlangsung lebih lama karena Deira bercerita tentang sosok pria bernama Bray. Melvin yang mendengarnya sering mengolok-olok dan setelah itu terjadi pertengkaran mulut antara mereka berdua. Papa dan Mama hanya tertawa sesekali mereka saling menyuapi makanan satu sama lain. Mereka sangat serasi. Sungguh aku sangat iri.

Sedangkan Kelvin. DIA HANYA DIAM! Memakan makanannya tanpa bicara apapun. Dia hanya sibuk dengan dunianya sendiri. Entah apa yang sedang di pikirkannya. Aku penasaran.

Setelah makan malam, aku di ajak Deira duduk di ruangan yang tak kalah besar. Di sana ada televisi LED yang ditempel didinding. Hemm, kira-kira berukuran 72 inch. Besar !!!! Menonton apa saja di sana pasti sangat bagus. Dengan layar jernih dan tajam. Wow, pasti mahal.

Sekitar 3 meter di depannya ada sofa berbentuk L. Satu sisi panjang dan satu sisinya pendek. Di bawah sofa itu pun terbentang ambal lembut dan di depannya ada meja bundar yang di atasnya berisi kue-kue kering. Ruang keluarga yang hangat.

Dinding-dindingnya dipenuhi oleh foto-foto keluarga Franklin. Foto yang paling besar ialah foto pernikahan Tuan eh Papa dan Mama. Serius, aku sangat iri!!

"Flo, ayo duduk." titah Mama menepuk sofa di sampingnya. Aku melirik jam besar di sampingku. Pukul 8 lewat 30. Ini sudah malam. Bagaimana kalau Joshua mencariku? Astaga, aku harus pulang.

"Maaf Ma, sepertinya Flo pulang saja. Ini sudah malam," kataku.

Tanpa bicara apapun, Kelvin berjalan santai dan mengambil kunci mobil di dalam laci lemari di belakang sofa.

"Aku antar. Ayo," katanya singkat. Keluarganya hanya geleng-geleng kepala saja.

"Hati-hati ya sayang," ucap Mama sambil mencium pipi kanan dan kiriku. Papa juga. Deira dan Melvin pun tersenyum mesam mesem melihat aku dan Kelvin berjalan berdua keluar menuju pintu utama. Mereka aneh!?!

***

This is so clumsy. Why did he not talking anything on this all the way? Fyuuh.

Aku sedang berada di dalam mobil Kelvin yang mahal dan bagus ini. Dia memang menepati janjinya untuk mengantarku tadi tetapi tidak begini juga. Dia bahkan tidak mengeluarkan suara apapun! Bahkan suara musik dan lain hal sebagainya pun tidak. Ahh, aku benci situasi ini.

Perjalanan panjang di dalam hutan gelap dan menyeramkan ini menambah suasana horror di dalam mobil. Apa aku harus memejamkan mata saja? Aku takut nanti tiba-tiba ada yang.... Lupakan.

"Kelvin," panggilku pelan. Kelvin tidak menoleh tetapi dia berdeham sedikit menjawab panggilanku.

"Bisakah kau lebih mempercepat laju mobilmu? Aku takut," kataku lagi karena Kelvin sejak keluar dari rumah sampai sekarang membawa mobilnya dengan kecepatan yang bisa dibilang lambat. Seperti sopir yang sedang membawa rombongan study tour.

"Jangan takut. Ada aku,"

DEG!!!

Kenapa Kelvin menjawab seperti itu? Aku penasaran maksudnya apa? Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang berputar di otakku sekarang. Tapi aku terlalu takut untuk menanyakannya. Lebih baik aku diam saja.

Kelvin tiba-tiba melajukan mobilnya kencang, sampai-sampai aku terlonjak ke belakang sebentar.

"Kita harus cepat. Aku mendengar langkah kaki besar. Itu pasti beruang."

"Hah!?! Beruang?!" ucapku sontak terkejut. Apa-apaan dengan hutan ini? Hhhyyyy. Astaga, aku tidak mau masuk ke dalam hutan ini lagi. Sungguh!!

"Ya beruang grizzly. Kenapa?"

"Kau tanya kenapa? Beruang itu ganas, Kelvin!" sergahku dengan mata melotot.

Kelvin terkekeh,"Beruang itu hewan yang lucu. Dia tidak menakutkan, Flo."

Jantungku kembali berdetak kencang saat Kelvin memanggil namaku. Namaku terdengar sangat manis saat keluat dari bibirnya.

Aku sedikit berdeham menutupi kegugupanku, "Kalau tidak menakutkan seperti katamu tadi, kenapa kau melajukan mobilmu kencang? Apa kau takut?"

Kelvin tertawa. Ya dia tertawa! Tetapi tertawa pelan. Hemm..

"Aku hanya ingin melihat reaksimu. Itu saja." Kelvin kembali tertawa. Dia menertawakan kekonyolanku tadi. Dasar menyebalkan.

"Berhenti tertawa!" Aku pun tak sadar memukul lengan kirinya yang terasa sangat dekat denganku. Setelah sadar tingkahku barusan adalah hal yang memalukan, aku cepat-cepat menjauhkan telapak tanganku. Tetapi Kelvin kembali mengamitnya dan mengenggamnya erat. Deg deg deg deg. Ini apa!?! Apa apa!?!

"Biarkan seperti ini saja. Maaf, kalau pertanyaan Papa tadi membuatmu bingung. Hem, sebenarnya aku juga heran dengan pertanyaan Papa itu. Maafkan aku, Flo." ucap Kelvin serius bersamaan lampu kota yang datang menerangi wajahnya.

Aku terdiam. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Bibirku seperti di tempel lem. Aku bahkan tidak mengerti apa yang Kelvin katakan padaku barusan. Ya Tuhan, kembalikan nalarku.

"Kau tahu tradisi kampus kita bukan? Besok di adakan lomba antar fakultas dan aku berpartisipasi dalam lomba football." terang Kelvin sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Akhirnya kini pikiranku kembali normal.

Tradisi kampus? Oh, satu hari semesteran, satu hari refreshing. Begitu selanjutnya sampai seminggu. Katanya sih agar otak mahasiswa/i tidak terlalu penat dengan ujian. Padahal aku benci sistem belajar seperti itu. Melelahkan.

Kalau refreshing-nya dengan tidur di rumah sih boleh juga, lah ini? Malah diharuskan mengikuti lomba-lomba. Melelahkan!?!

"Football? Kau ikut bermain bola kaki?" tanyaku pada Kelvin yang terus mengenggam tanganku tanpa ada niat melepaskannya. Dan anehnya, aku juga merasa nyaman.

Kelvin menggeleng seraya menoleh sebentar, "Bukan bola sepak tetapi bola rugby. Kau tahu Rugby American Football?" tanyanya lagi.

Aku tahu bentuknya bola rugby. Hemm, apakah itu permainan kasar yang saling mendorong-dorong itu ya! Yang pemainnya memakai bantalan besar di kedua pundaknya?

Aku mengangguk pelan. Kalau itu sih aku tahu, tapi aku tidak tahu bagaimana cara permainannya? Yang hanya kutahu itu permainan kasar. Itu saja.

"Aku ikut lomba itu besok. Ya walaupun di ajak Melvin. Hemmm, apa kau ada waktu?" tanya Kelvin lagi. Aku berpikir sejenak, waktu apa? Kalau waktu senggang sepertinya tidak ada, aku kan harus bekerja di cafe. Tapi kalau sebentar mungkin bisa.

"Memangnya kenapa?" tanyaku. Setelah itu aku merasakan genggaman tangan Kelvin mengerat.

"Tonton aku. Dan jika aku menang, aku ingin berbicara sesuatu denganmu." jawabnya seraya tersenyum manis padaku. Tubuhku menegang. Respon refleks yang diberikan atas senyuman manis Kelvin barusan.

Ya Tuhan, dia sangat tampan!!

Kelvin kembali tersenyum, sekarang senyumannya lebih terlihat seperti seringaian kejam.

"Dan aku pasti akan menang, Flo."

***

Setelah pembicaraan yang tak terarah tadi, akhirnya sampai juga di rumah minimalis peninggalan bekas orang tuaku ini. Aku melihat sepeda motor Joshua, syukurlah dia sudah pulang.

"Terima kasih sudah mengantarku,"

Aku pun keluar dari mobilnya dengan pikiran yang melayang-layang memikirkan besok. Kira-kira apa yang akan dibicarakan Kelvin padaku?

"Tunggu!"

Aku tercekat karena pergelangan tanganku di tarik kuat dari belakang. Dan ternyata itu Kelvin.

Aku hanya mengerutkan dahiku bingung, menunggu apa yang akan dia katakan nanti.

"Sebenarnya sedari tadi aku ingin melakukan ini," ucap Kelvin misterius. Tetapi tiba-tiba, bibirku terasa lembab dan ada sesuatu benda lembut menyapu permukaan bibirku.

Wait!

Kelvin mencium bibirku!!! Kyaaaa Jo, tolong kakak!

Beberapa detik kemudian, Kelvin melepaskan bibirku dan memegang kedua pipiku dengan tangannya. Dia tersenyum padaku yang sudah jadi patung dadakan ini.

"Tunggu aku besok."

Dan setelah itu, Kelvin kembali masuk ke dalam mobilnya meninggalkanku sendirian seperti orang bodoh yang baru saja di kerjai.

Ya Tuhan, God!!



Tbc

Kebayang gak sih alurnya? Kalo kebayang ya uda gak apa2 deh. Maaf ya kalo gak ada feelnya. Author minta maaf karena cerita melvin belom di lanjutin, banyak kendala sana sni. Hehehe :) jangan lupa vomments :) THANKYOU

Eh eh kalo belum tahu, Mine udah rilis loh jadi novel. Kalo mau beli ayo beli ahhahaha

Continue Reading

You'll Also Like

14.3K 1K 37
Disaat senang-senangnya menikmati masa-masa SMA yang akan berakhir beberapa bulan lagi, Flory zanetta zaveer harus menerima kenyataan bahwa dia akan...
74.6K 1.6K 5
SEBELUM BACA FOLLOW DULU 🥰 Part masih lengkap ✅ (CERITA INI SEDIKIT KONFLIK)✅ [SUDAH REVISI]✅ NOTE: UPDATE SETIAP HARI ✅ MOHON MAAF MENGANDUNG KATA...
1M 129K 32
Valerie Greysia Alvianda adalah seorang gadis cantik yang tidak memiliki akhlak, barbar, suka ceplas-ceplos, teriak-teriak gak jelas,bahkan sering me...
30.9K 1.1K 5
[18+] "Bibir kamu manis, lembut lagi".-Hyunjin Menceritakan kisah seorang gadis Home schooling yang pindah ke sekolah umum, dan terjebak dalam kehid...