Let Me Be The One

By queenviee

6.5K 50 66

Aku menyukai Yoo Jin. Sangat menyukainya sejak aku mengenalnya dulu. Tapi entah bagaimana perasaannya padaku... More

Let Me Be The One (2)
Let Me Be The One (end)

Let Me Be The One (1)

3.3K 19 16
By queenviee

Annyeong hasseyo :D chingudeul..

Aku datang lagi dengan FF baru :) sebenarnya ini FF one shot yang kubagi jadi 3 chapter aja lho chingu..dan sebagai permintaan maaf karena aku lama tak update, aku langsung upload semuanya..hehe

FF ini aku dedikasikan untuk :

@fuzzynia dongsaeng-ku tersayang, karena dia yang menyemangatiku untuk bisa membuat cerita one shot! Makasih dongsaeng^^ semoga kau menyukai tokoh utamanya, meskipun kupikir nanti kau akan kecewa juga..hehe..tapi semoga tetap mau membacanya :)

@xxvoice : @roxsparkle, @aimeesist, @st_september, @ocisocis, befridita love you, guys :* -bestfriends forever- amin :D

@AzzmiiNaddhaa sahabatku tersayang yg udah mau dengerin semua keluh kesahku dalam pembuatan FF ini..hehe, mian jagi merepotkan :p

dan buat semua chingudeul yang udah mau baca FF ini, aku ucapin banyak terima kasih..mungkin ceritanya sedikit membosankan sih, tapi aku harap kalian tetap mau membacanya dan memberi apresiasi untukku dengan memberi comment atau vote :)

okey..enjoy reading yaaa chingu :) semoga kalian menyukainya..

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Aku terus memandanginya. Dia masih saja asyik melihat pemandangan di depannya. Sekali-kali dia berteiak cukup kencang, yaa..berteriak dan memuja tingkah-tingkah mereka. Eskrim kesukaannya yang kubelikan untuknya saja tak dipedulikannya, apalagi aku yang berada di sampingnya. Rasanya aku benar-benar ingin membawanya menjauh dari tempat ini. Akan tetapi, memang itu semua salahku, aku yang membawanya kesini.

Aku kembali menjilati eskrimku sendiri dan berusaha menikmati keadaan yang benar-benar membosankan ini. Dia bahkan tak menganggapku ada di sampingnya mungkin.

"Kyaaaaa... Ayo Key..Ayo!!!," teriaknya cukup keras sambil menepuk kedua tangannya.

'pluk'

"Bodoh! Eskrimmu!!," teriakku padanya ketika mendapati eskrim tirramisunya sudah terjatuh menyentuh tanah.

Dia masih tak menoleh ke arahku. Benar-benar anak ini membuatku kesal! Aku memandanginya lagi, sekarang kulihat matanya berbinar-binar. Apa dia begitu bahagianya bisa melihat namja-namja itu? Apa dia tak bahagia kalau cukup denganku saja? Aku masih memandanginya, tepatnya aku sangat malas jika harus melihat dongsaeng-dongsaengku yang lebih lincah itu dengan kerennya menampilkan aksi permainan basketnya. Aku yakin mereka tak henti-hentinya untuk tebar pesona. Hmm.. Memang karena SHINee sedang dalam masa liburan, kami menyempatkan diri untuk berlibur, dan mereka semua memutuskan untuk ikut denganku berlibur ke kota kelahiranku. Entah apa yang ada di benak mereka, tapi aku yakin kalau mereka kesini untuk tebar pesona dengan yeoja-yeoja di kotaku ini, atau mungkin lebih parahnya lagi mereka ingin membuat gadis di sampingku ini tak berkedip sedikitpun karena terpesona dengan tingkah mereka. Akh sial!

Aku memandanginya lagi. Kupandangi dia lekat-lekat di setiap lekukan wajahnya. Cantik. Semuanya terlihat cantik dan begitu sempurna. Matanya cantik dengan bulu matanya yang lentik itu, hidungnya mancung, kulitnya putih bersih, bibirnya merah marun,yaa bibir merah marunnya ini cukup membuatku tergoda untuk merasakannya, ditambah lagi lesung pipitnya yang akan terlihat ketika ia tersenyum, menambah manis dan sempurnanya wajah gadis di sampingku ini.

'Biarkan saja kalau dia lebih menikmati pemandangan di hadapannya itu, bukankah ini bagus untukku karena aku bisa memandangi wajahnya yang cantik itu sepuas hatiku. Haha..'

Aku benar-benar berusaha menghibur diriku sendiri.

Apa aku benar-benar menyukainya? Entahlah..tapi aku rasa waktu yang akan bisa menjawab itu semua. Mungkin banyak orang yang melihat kami akan menyangka kami adalah pasangan kekasih. Yaa..memang tak dapat kupungkiri, aku dan dia sudah bersama sejak kecil. Kami bertetangga. Rumahnya bahkan hanya berjarak beberapa langkah dari rumahku. Kami sudah saling mengenal satu sama lain sejak kecil, kami selalu satu sekolah dari kami TK, SD, SMP, SMA, bahkan sampai kuliah pun kami masih satu universitas yang sama. Hal ini membuatku tak bisa membedakan rasa cinta dan sayangku padanya ini benar-benar nyata atau hanya karena aku terbiasa bersamanya. Aku benar-benar bingung dengan perasaanku sendiri, tapi aku sekarang yakin, kalau benih-benih cinta itu memang sudah menyebar di seluruh sendi tubuhku, bahkan mungkin dia juga merasakannya. 'Dia juga merasakannya?' Hey Onew apa yang kau pikirkan? Apa kau bermimpi? Jangan terlalu berharap untuk hal yang tak pasti seperti itu. Berdoalah saja dia juga merasakannya. Yaa..aku tak begitu yakin kalau dia juga mencintaiku.

"Kyaaaaa...Minho...Minho... Ayo masukkan bolanya ke ring!! Ayo ayo!!," teriaknya lagi. Dia sekarang beranjak dari tempat duduknya. Dia berdiri dan dengan lincahnya meloncat-loncat di depan lapangan basket ini. Sial! Aku memandangi sekelilingku. Mereka memandang kami dengan tatapan aneh. Yaa..mungkin mereka menganggap dia gila dan kami pasangan yang aneh! Hey! Tunggu! Sepertinya yang gila di sini tak hanya dia. Aku menoleh ke seberang lapangan, tepatnya sebelah kanan dan kiri lapangan basket ini. Aku melihat di sana ada sekelompok yeoja yang juga berteriak histeris melihat tingkah-tingkah lincah dongsaengku itu. Huft berisik sekali mereka!

Aku benar-benar sudah tak tahan lagi tidak dianggap seperti ini. Aku memutuskan untuk beranjak dari tempat dudukku dan menghampirinya yang masih dengan antusiasnya melihat dongsaeng-dongsaengku. Aku benar-benar iri dengan mereka karena mereka sudah menyita perhatian Yoo Jin sampai selama ini.

"Ayo pulang Yoo Jin.. Aku benar-benar bosan di sini!," kataku sembari meraih tangan kanannya.

"Hey...apa sih! Basketnya belum selesai tahu!," ucapnya setengah berteriak ke arahku. Dia menepiskan genggaman tanganku. Aish..aku bisa mati cemburu di sini, Yoo Jin!!

"Ayo pulang...!!," kesabaranku benar-benar sudah habis. Aku langsung menarik paksa tangannya. Dia meronta-ronta cukup kuat, tapi sepertinya usahanya itu sia-sia, dia benar-benar kesusahan untuk menepiskan genggaman tanganku kali ini.

"Aish...ONEEEEW!!! Apa yang kau lakukan?!! Lepaskan tanganku!! Sakit tahu!!! Lepas lepas!!!! Aku masih ingin melihat pertandingan mereka!!!," sekarang dia menarik kuat tanganku. Aku berhenti dan membalikkan tubuhku untuk memandangnya.

"Kau itu kenapa hah?? Siapa tadi yang mengajakku ke sini? Kau sendiri bukan?? Lalu kenapa kau seenaknya saja menyuruhku pulang?! Aku masih ingin di sini, Onew!!," dia sekarang berteriak cukup keras di depanku. Aku tahu pasti sekarang kami tengah menjadi pusat perhatian di tengah taman ini. 'Pasangan Gila' pasti itu yang ada di benak mereka.

"Karena kau itu tak menanggapku sama sekali! Kau pikir aku patung apa?! Aku merasa bodoh kau diamkan seperti itu!!," aku berteriak cukup keras pula di depannya. Aku rasa kami benar-benar pasangan yang berisik dan gila. Hmm..

Aku tak peduli kalaupun ada beratus-ratus pasang mata yang memandangi kami dengan pandangan yang aneh disertai berbagai argumen-argumen mereka yang pasti akan terdengar sangat menyesakkan itu. Aku benar-benar tak peduli!

Yoo Jin sedikit terhenyak. Dia menatapku sekarang. Apa itu berarti dia sedikit menganggapku?

"Haha..jadi gara-gara itu??!! Siapa suruh kau tak ikut menyemangati mereka!! Asyik tahu berteriak-teriak seperti itu!!," ucapnya dengan semangat menggebu-gebu. Aish.. Apa yang dia katakan tadi? Menyemangati mereka? Aku disuruh untuk gila seperti dia? Aish... Kupikir dia sedikit menganggapku, ternyata ini malah lebih parah. Harapanmu sia-sia Onew!!

"Dia itu dongsaeng-dongsaengmu tahu!! Ayo kita menyemangati mereka bersama!!," dia sekarang dengan cerianya menatap wajahku lagi. Senyumnya mengembang. Cantiknya. Dia mengedipkan sebelah matanya dan menarik tanganku untuk kembali ke tempat kami tadi. Aku masih terpesona dengan kecantikannya tadi. Aku benar-benar tak salah jika menyukainya. Aku berjalan mengikutinya, tapi sekarang aku bergantian menarik tangannya dengan tiba-tiba. Tubuhnya yang kecil itu dengan mudahnya goyah. Dia langsung refleks membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan denganku. Aku menarik tangannya lagi, sehingga sekarang tubuhnya menjadi semakin dekat dengan tubuhku. Bagian pinggangnya menyentuh pinggangku. Jika kalian membayangkan bagaimana posisi kami sekarang persis seperti ketika orang berdansa. Ah bukan bukan, seperti orang berpelukan, tapi sayangnya dia tak menyerahkan seluruh bagian tubuhnya untuk kupeluk. Tiba-tiba timbul sedikit pikiran jail di otakku. Aku sedikit berniat untuk menggodanya. Ku dekatkan wajahku ke arahnya. Dia berusaha menjauhkan tubuhnya dariku tapi sayangnya tanganku lebih gesit untuk merangkul pinggangnya. Sekarang dia benar-benar berada di pelukanku.

Aku semakin mendekatkan wajahku ke wajahnya. Bibir merah marunnya benar-benar menggodaku untuk merasakannya. Dia terlihat begitu takut dan berusaha menjauhkan wajahnya dari wajahku. Aku melihat pipinya yang seketika itu langsung merona. Haha..lucu sekali. Kenapa dia jadi tak bisa secerewet tadi ya???

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaa....huaaaaaaa!!! APA YANG KAU LAKUKAN HAH????!!!!!!!," teriakku cukup keras ketika mendapati kakiku diinjak dengan kuat olehnya. Refleks aku langsung melepaskan pelukanku dan menjauhkan wajahku darinya.

"Siapa suruh kau kurang ajar seperti itu!!," dia mencibirku dan langsung membalikkan tubuhnya. Sekarang dia berjalan menuju bangku taman tempat kami duduk tadi.

Huaaaaaa.. Kakiku ngilu!!! Sakit sekali rasanya!!! Injakannya benar-benar kuat!! Sial!! Sakit sekali kakiku!!

Aku memutuskan untuk menyusul Yoo Jin untuk kembali ke bangkuku tadi. Meskipun aku masih kesal padanya tapi mungkin memang salahku karena kupikir aku juga sedikit keterlaluan tadi. Dengan sedikit bersusah payah, aku akhirnya bisa berjalan dengan menyeret kakiku sebelah kanan.

"Heh, kau kenapa kasar sekali denganku??!!," ucapku ketika aku sudah duduk di sampingnya. Dia langsung menoleh ke arahku dengan tatapan tajamnya.

"Jangan seperti itu lagi padaku!!," ucapnya dengan nada sangat dingin.

"Aish..memang kenapa kalau aku seperti tadi lagi? Apa kau tak suka?," aku kembali menggodanya. Sekarang aku mendekatkan pipiku ke pipinya. Tinggal beberapa centi lagi pipiku pasti sudah menyentuh pipinya sebelum empat namja yang menyita perhatian Yoo Jin itu menghampiri kami.

"Hey...Hyung!! Wah ternyata kau benar-benar datang ke sini!!," teriak Jonghyun padaku.

"Wah ada Yoo Jin Noona!! Gomawoyo karena mau melihat pertandingan kami Noona!!," kata Taemin dengan memasang wajah aegyo-nya.

"Gomawo juga karena tadi Noona menyemangati aku," ucap Key dengan masih asyiknya memutar-mutarkan bola basket itu di ujung jari telunjuknya.

"Tadi Noona juga memanggil namaku yaaa?? Wah gomawo Noona, mendengar suaramu aku tadi langsung menjadi bersemangat untuk memasukkan bola-bola itu ke ring," sekarang Minho yang angkat bicara.

Huaaaaa...mereka ini benar-benar cari mati ya??!! Kenapa mereka semua bertingkah cassanova seperti itu di depan Yoo Jin?!

"Hihii..cheonmannayo. Permainan kalian tadi keren sekali!! Tapi sayang aku tak bisa melihat detik-detik terakhir kemenangan kalian.. Gara-gara nih bocah satu ini mengganggu pandanganku," ucapnya sambil menunjuk kearahku.

"Ah..sayang sekali... Padahal lemparan bolaku ke ring tadi keren sekali , Noona. Three point lho!! Sampai-sampai yeoja-yeoja di seberang lapangan itu saja hebohnya minta ampun," ucap Key dengan bangganya.

"O yaa...aaa...benar-benar menyesal aku tak melihatnya... Onew sih!!!," dia kembali menyalahkan aku lagi. Sial! Kenapa aku tak bisa membela diriku sendiri sih?! Membela kataku? Lebih baik aku diam saja deh! Aku sedang tak mood berdebat.

Aku masih duduk terdiam di bangku taman dekat lapangan ini. Sebenarnya taman ini cukup indah, dan bisa menjadi tempat menarik untuk berkencan dengan seseorang, tapi kenapa rasanya aku muak sekali di sini. Hmm.. Pemandangan di depanku sekarang lebih parah dan lebih menyebalkan dari pemandangan pertandingan bola basket tadi. Aku melihat Yoo Jin sedang tertawa lepas bersama Minho, Key, dan Taemin, sedangkan Jonghyun masih saja sibuk mendribel bola dan berusaha memasukkannya ke ring. Sesekali Key mengajak Yoo Jin ikut bermain basket, dia mengajarinya dribel dan shooting, tapi bukan itu masalahku, yang menjadi masalah adalah Key memegang tangan Yoo Jin ketika dia mengajarinya! Benar-benar keterlaluan anak itu! Awas kau, Key!! Aku semakin geram melihat mereka terus saja bercanda tanpa mempedulikan bahwa ada aku yang sedari tadi hanya duduk dengan memandangi mereka dengan tatapan pembunuh. Kalau mereka bukan dongsaengku rasanya aku benar-benar ingin membunuh mereka. Hey, sadar Onew! Kau itu Leader mereka! Kau harus sabar dan bijaksana menghadapi tingkah mereka. Sabar dan bijaksana? Aish..kenapa pikiran tentang sifat konyol itu tiba-tiba muncul di otakku.

"Aduuh.. Key aku tak bisa..aku nyerah!!," teriak Yoo Jin dengan mimik wajah kecewa. Tapi aku masih bisa tahu kalau dia begitu senang dengan kegiatan mereka itu. Dia benar-benar melupakan aku sepertinya. Apa Key memang lebih berarti di hatinya dibandingkan aku? Aku tahu Yoo Jin sangat mengidolakan Key, dia bilang suara Key itu lebih merdu dari suaraku, tapi tetap tak bisa mengalahkan suara merdu Jonghyun sih!

"Ayolah Noona..aku yakin kau bisa!!," teriak Key menyemangati Yoo Jin.

"Ayoo Noona..Kau pasti bisa!!," Minhoo ikut menyemangatinya.

"Hwaiting!! Fighting!! Good Luck, Noona!!," Jonghyun ikut angkat bicara juga ternyata.

"Yoo Jin Noona!! Yoo Jin Noona!! Yoo Jin Noona!! Kau pasti bisa!!," sekarang Taemin bertingkah seperti layaknya yeoja-yeoja pemandu sorak. Dia berlunjak-lunjak dan melakukan tarian-tarian pemandu sorak untuk menyemangati Yoo Jin. Mereka ini sepertinya antusias sekali dengan Yoo Jin. Apa mereka menyukai Yoo Jin? Aish.. Jangan sampai itu terjadi.

'Plung'

"Yeah!!!!!"

"Masuk masuk!!!"

"Horeee!!!!"

"Yoo Jin Noona daebak!!"

"Haa?Masuk yaa..huaaa...!! Terima kasih Key..!!," Yoo Jin refleks langsung memeluk Key yang berada di sampingnya. Key yang kaget mendapat perlakuan Yoo Jin hanya bisa tersenyum, tapi akhirnya dia membalas memeluk Yoo Jin juga. Payah!! Paraah!! Awas kau Key!! Mati kau!!

"Hey hyung..kau kenapa? Matamu merah begitu?," Jonghyun tiba-tiba sudah berdiri di hadapanku. Dia sedikit menghalangi pandanganku, tapi aku masih bisa melihat kalau Key memeluk Yoo Jin lama, Taemin menutup matanya, dan Minho malah mengeluarkan PSPnya yang entah darimana itu asalnya.

"Oh.. Kau kalah dengan Key rupanya!!," sekarang Jonghyun mengeluarkan kata-kata yang benar-benar membuat darahku semakin di ubun-ubun. Anak ini!!

#pletak

"Aww..sakit hyung!," rutuk Jonghyun sambil mengelus-elus bagian kepalanya yang kena jitakanku tadi.

"Aku tak akan kalah dari siapapun apalagi Key!!," aku berteriak cukup keras di dekat gendang telinga Jonghyun. Biar saja telinganya sakit, siapa suruh dia menyindirku ketika aku sensitif seperti ini. Aku berjalan menjauhinya dan menghampiri mereka yang masih asyik kejar-kejaran. Sekarang Taemin juga ikut bermain basket dengan Yoo Jin dan Key, sedangkan Minho sudah sibuk memencet-mencet tombol di benda kecil kesayangannya itu.

"Yoo Jin..ayo pulang!!," teriakku ketika aku sudah berada dekat dengan mereka.

"Ah.. Onew hyung!! Kau darimana? Kok dari tadi tidak ikut kami bermain?," Taemin dengan polosnya bertanya seperti itu padaku.

"Apa kau tak lihat aku dari tadi duduk di bangku taman itu?!," aku menunjuk ke arah bangku yang kududuki tadi.

"Oh..mian Onew hyung, aku tak melihatmu tadi.." ucap Taemin dengan puppy eyes-nya. Benar-benar anak itu, kalau sudah begini aku tak bisa marah lagi dengannya.

"Aku tak mau pulang!! Ini kan baru jam 3," Yoo Jin tetap sama seperti tadi. Dia masih saja bersikeras untuk tetap di taman ini.

"Kenapa sih buru-buru pulang, hyung?," sekarang si Key ikut bicara.

"Ayolah Yoo Jin! Aku yang membawamu kemari berarti aku juga yang harus mengantarmu pulang! Aku bosan kalau harus di sini terus," ucapku menyembunyikan amarah dan kecemburuanku.

"Tapi aku tak bosan, Onew!," Yoo Jin berkata dengan menekankan kalimat itu pada kata 'Onew'. Aish..dia ini sepertinya benar-benar tak mau kehilangan moment berharganya bersama Key yaa.

"Sudahlah.. Ayo pulang!," aku sudah tak bisa mengendalikan kekesalanku lagi. Aku meraih tangan Yoo Jin, dan bermaksud untuk menarik dia paksa.

"Okey okey..aku mau pulang!! Tapi lepaskan genggaman tanganmu itu, Onew! Sakiiit!," rintih Yoo Jin.

Aku menurut dan melepaskan genggaman tanganku. Dia berbalik menatap para dongsaeng yang sepertinya ingin menangis karena Yoo Jin harus pergi.

"Mian..dongsaeng-dongsaengku tersayang. Hyung kalian lagi PMS tuuh..galaknya minta ampun, jadi aku benar-benar tak berani menolak ajakannya daripada dia nanti menyeretku, kan serem!," ucap Yoo Jin sambil cekikikan.

"Hoi..memangnya aku itu kau pake acara PMS segala!!," aku protes padanya. Dia ini sama keterlaluannya dengan dongsaeng-dongsaengku. Kalian tahu PMS kan? Pre-MenStruasi. Memangnya aku yeoja apa!

"Haha..tuu kan dia marah-marah lagi! Haha.. Tapi aku senang sekali hari ini, bisa bertemu kalian semua. Gomawoyo sudah mengajakku bermain hari ini," Yoo Jin tersenyum ke arah mereka.

"Cheonmannayo, Noona..," jawab mereka semua serempak. Ckckckck -.-"

"Ayo Yoo Jin! Lama amat pamitannya!," teriakku padanya.

"Daa-daa dongsaengku semua!!," dia akhirnya melambaikan tangan tanda perpisahan dengan dongsaeng-dongsaengku.

"Aku pulang yaa, saeng..," Aku juga berpamitan dengan mereka. Mereka semua hanya mengangguk. Aku masih bisa melihat kalau mereka tak bisa melepaskan tatapan mata mereka dari Yoo Jin. Apa Yoo Jin sosok Noona impian mereka? Aish..

Aku sedikit berlari untuk menyamakan langkah kakiku dengan langkah kaki Yoo Jin yang sudah berjalan mendahuluiku tadi.

"Kau itu kenapa hah?!," tanyanya tiba-tiba. Suaranya terdengar sangat dingin. Aku tahu dia masih kesal padaku sejak aku berusaha untuk menciumnya tadi.

"Kenapa apanya??!," jawabku tak kalah dingin.

"Kau kenapa bersikap seperti itu tadi?!"

"Bersikap apa sih?!"

"Kau menggodaku dengan berusaha menciumku, lalu kau mengacaukan acaraku dengan dongsaeng-dongsaengmu itu..apa maksudmu hah??! Kau itu kenapa sebenarnya? Kau selalu aneh kalau aku dekat-dekat dengan dongsaengmu!," suara Yoo Jin terdengar begitu kesal padaku.

"Aku hanya bosan dengan taman.." jawaban bodoh, Onew!! Dalam kondisi seperti ini kau bisa bilang seperti itu?! Pabo Onew!! Pabo!!

"Bosan? Jadi hanya itu masalahmu? Lalu kenapa kau mengajakku ke taman tadi??," tanyanya lagi padaku.

Karena aku berharap bisa berdua denganmu di taman, Yoo Jin. Bercanda tawa denganmu, bermain denganmu, bukan malah melihatmu menikmati harimu dengan namja lain. Aku hanya ingin bersamamu, Yoo Jin.

Aku hanya diam, karena aku tak mungkin mengatakan semua alasanku itu padanya.

"Aku tak mau pulang!! Kalau kau tetap bersikeras mengantarku pulang, lebih baik kau saja yang pulang!!," ucapnya lagi.

"Kenapa kau tak mau pulang, Yoo Jin?"

"Aku bosan di rumah, Onew!!"

"Okey..tapi kenapa?" aku masih bingung dengan pernyataannya tadi.

Dia tak menyahut. Aku menoleh ke arahnya dan mendapati wajahnya yang menunduk. Dia menyembunyikan dirinya di balik helaian rambut panjangnya yang kini menutupi sebagian dari wajahnya. Aku tak bisa melihat dengan jelas apa yang tengah disembunyikannya itu. Apa dia menangis? Untuk apa dia menangis? Apa kata-kataku tadi ada yang salah? Apa aku tadi melukai perasaannya? Atau dia bersedih karena orang tuanya? Hash..mereka lagi. Apa Yoo Jin bosan di rumah karena orang tuanya? Aku benci orang tua Yoo Jin. Aku sangat benci dengan mereka. Aku bingung kenapa mereka menyia-nyiakan anak gadis satu-satunya di keluarganya itu. Aku bingung kenapa mereka tak mau memperhatikan Yoo Jin sedikitpun atau malah sedetikpun mereka tak mau melihat Yoo Jin. Yoo Jin cantik, baik, pandai dan berbakat, tapi tak pernah ada satupun dari kelebihannya itu yang disanjung oleh orang tua Yoo Jin, bahkan mungkin mereka saja tak mengetahuinya. Akh..Yoo Jin, apa mereka menyakitimu lagi? Ceritalah Yoo Jin..jangan diamkan aku seperti ini. Memang aku tahu kalau orang tua Yoo Jin tak pernah akur, bahkan itu sudah terjadi sejak Yoo Jin masih kecil. Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiran orang tua Yoo Jin, kenapa mereka harus menikah kalau mereka hanya mau bertengkar dan menyia-nyiakan anak mereka.

"Yoo Jin....," panggilku lirih padanya.

Dia tetap tak menyahut. Dia semakin membenamkan dirinya di balik helaian rambutnya itu. Aku mendekat padanya. Kusentuh pundak sebelah kanannya. Dia masih diam, tapi kemudian dia menghentikan langkah kakinya. Aku beranjak berjalan untuk menghadangnya. Entah apa yang kulakukan ini benar atau tidak tapi yang jelas aku sangat penasaran dengan ekspresi dia sekarang ini. Aku memegang pundaknya dari depan, dan tangan kananku berusaha menegakkan wajahnya yang masih saja terus menunduk.

"Kau kenapa Yoo Jin..??," ucapku akhirnya setelah usahaku untuk menegakkan wajahnya itu ditolak cukup kuat olehnya. Sekarang dia masih tetap menunduk, tapi aku bisa melihat kalau wajahnya sekarang memerah. Apa dia menangis? Apa dia menahan sakit? Tolong Yoo Jin..jangan buat aku bingung seperti ini!!

"Yoo Jin..kau kenapa? Apa kata-kataku tadi ada yang melukai hatimu? Apa kau marah padaku? Katakan Yoo Jin..Jangan seperti ini denganku...," aku tak bisa bersabar lagi.

Dia mendongak dan memandang ke arahku. Akhirnya kau menunjukkan wajah cantikmu, Yoo Jin. Aku bermaksud untuk tersenyum padanya, tetapi akhirnya kuurungkan niatku itu. Aku melihat matanya memancarkan kebencian dan penyesalan. Air mata mengalir deras dari pelupuk matanya. Dia menangis.

"Yoo Jin..." panggilku lirih.

"BAWA AKU PERGI DARI SINI, ONEW!!!"

************************************************

*pict : Onew

Continue Reading

You'll Also Like

116K 19.8K 38
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
74.4K 8K 27
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
12.9M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
130K 18.5K 28
start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.