Behind Every Laugh

By plpurwatika

6.2K 457 111

#30DaysWritingChallenge More

#1 Love Yourself
#2 Say Your Love!
#3 See you soon!
#5 My Olive
#6 (Judulnya Nyusul)
#7 Sorry
#8 One Day to Remember
#9 Selfie
#10 Ojek tak Bermesin
#11 Cinta
#12 Bukan Benci Biasa
#13 Surat Cinta?
#15 Bukan Benci Biasa (2)
#16 Trust Me
#17 Damn you, Arka.
#18 I Miss You.
#19 Kotak Cokelat
#20 Ongkos
One Call Away
KISS
#21 Dia yang Tidak Pernah Menangis

#14 Sate Cinta-eh, Sate Ayam

160 17 1
By plpurwatika

#13DaysWritingChallenge Day 14: Relationship in food.

Krek... Krek... Krek....

Aduh, sialan itu bunyi. Perutku langsung berbunyi seketika. Gila laper banget. Aku langsung membayangkan kalau memakan sate ayam yang sedang lewat barusan, pasti enak banget.

Daging ayamnya dimasak sampe gosong tapi nggak pait. Dibakarnya pake bumbu-bumbu rahasia dari kang sate, terus ditambah kecap. Waktu udah mateng satenya ditaro di piring, dikasih bumbu kacang terus kecap terus bawang goreng terus kalo mau, bisa ditambah lontong. Argghhhh. Stop it!

Nggak ada yang namanya sate-satean. Nggak ada yang namanya makan kalo udah malem kayak gini. Nggak. Bukannya aku diet atau anoreksia, tapi inikan sudah malam. Siapapun tau kalau makan malam-malam pasti bakalan gendut! Akukan Citra, ketua gang The Prettiez yang hitz banget itu. Bisa rusak wibawaku nanti. Jangan sampai deh.

Tapi aku laper banget...

Oke! Sudah kuputuskan aku akan membeli sate itu. Lagipula inikan hanya sekali, nggak akan langsung buncit gitu dong? Siplah.

Aku menajamkan pendengaranku dan mendapati suara tukang sate itu kian menjauh dan lama-kelamaan lenyap! Sialan! Bagaimana dong? Aku sudah keburu laper dan sudah keburu kepingin makan daging ayam yang ditusuk-tusuk lalu dibakar itu. Bisa ileran kalo nggak kesampean.

Ah ya, benar juga! Kan ada dua tukang sate yang lewat di depan rumahku biasanya! Yang pertama tadi lewat pasti satenya pak Zainal atau yang lebih sering di sebut pak Kumis. Satenya sih terkenal enak, tapi kadang-kadang ada yang alot.

Satu tukang sate lagi yang belum lewat,  namanya sate Bang Jack. Sebenernya dia bukan abang-abang sih. Umurnya nyaris sama kayak pak Kumis. Tapi katanya sih gara-gara dulu dia sering banget jualan pake kaosnya Persija, makannya dia jadi dijulukin bang Jack. Kalo satenya bang Jack sih nggak pernah alot. Bumbu kacangnya lebih enak, sambelnya lebih pedes dan tusukannya lebih panjang. Cuman ya itu, bang Jack lewatnya malem buanget. Bisa satu aja dua jam lagi. Nggak papalah demi sate apapun kulakukan, sekalipun itu begadang!

°O° °O° °O°

Aku duduk dengan bete di depan teras rumah sambil membawa-bawa piring beserta duit lima puluh ribuan. Ini udah dua jam lebih! Gila! Ini udah tengah malem dan bang Jack kemanasih?

Plak!

Aku menepok nyamuk yang kurang ajar tau-tau nempel di pipiku. Bukannya mati, itu nyamuk malah ngeloyor seenak jidat dan malah pipiku yang panas akibat tepokkanku sendiri. Sialan. Aku mengacak-acak rambutku kesal. Bang Jack mana sih? Laper! Ngantuk! Dinyamukin!╥﹏╥

Jangan-jangan... Bang Jack nggak jualan! Ah tapi masa sih? Tapi kalo jualan kok nggak dateng-dateng sih?

Lelah. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Baru saja aku berdiri, suara tukang sate langsung terdengar. Yes! Dengan sigap aku langsung meloncat ke pagar rumah dan menyetop Bang Jack dengan ganas.

Bang Jack berhenti tepat di depan pagar rumahku. Lampu gerobak satenya masih belum dinyalakan jadi saat ini gelap banget. Bang Jack menoleh ke arahku dan dia langsung berteriak dengan hebohnya. Hah? Kenapa?

"Ampun mba Kunti!" Sialan aku dikira setan. Tunggu deh, itu kayak bukan suara bang Jack. Suaranya enak banget. Kayak masih muda. "Saya janji nggak akan lewat sini lagi. Ampun!"

Ah kenapa nggak sekalian aku kerjain aja? Itung-itung bales dendam. Aku langsung menundukkan kepalu, membuat rambutku semakin jatuh menutupi wajahku. "Kamu..." Aku merinding mendengar suaraku yang dihorror-horrorkan. Bang Jack palsu tadi hanya berkomat-kamit membaca doa sambil menutup mata.

Kusudahi saja drama murahan ini karena laper banget! Kunaikkan rambutku lalu menguncirnya. Aku lalu menepuk bahu bang Jack palsu. Dia membuka matanya, menyalakan lampu di grobaknya—membuat suasana langsung terang benderang—dan aku langsung menyemprotnya. "Siapa yang setan sih? Gue cantik begini juga."

Aduh, apa tidak papa bergue-elo sama bang Jack palsu ini? Tapi dia masih muda banget. Paling beda umur kita dua atau tiga tahun doang. Dan dia... Ganteng banget! Alisnya tebel. Matanya bagus. Bibirnya merah banget minta dicium. Sebenernya dia siapasih?

Dia melihatku dari atas sampai bawah lalu balik lagi ke atas. Duh kenapa jadi salting gini. Aku kan biasa diliatin kayak gitu sama cowok-cowok. "Berapa tusuk?"

Aku langsung gelagapan. "Sepuluh." Dia mengangguk lalu menyiapkan satenya. Kalo sepuluh pasti cepet jadinya. Nggak bisa ngobrol deh. "Eh dua puluh deh."

"Sepuluh atau dua puluh?" Katanya sabar, lalu tersenyum. Buset, manis banget.

"Du... Dua puluh!" Kataku lalu menyerahkan piringku padanya yang langsung diterimanya sambil mengangguk.

Apa yang harus aku katakan untuk memulai pembicaraan? Nama. Ya. Aku harus tau namanya. Masa aku memanggilnya bang Jack palsu melulu?

"Ini gerobaknya bang Jack bukan sih?" Dia menoleh sebentar, mengangguk lalu kembali mengipasi sateku. "Terus lo siapa? Lo ngebajak gerobaknya bang Jack ya?"

"Nggak lah." Dia terkekeh masih sambil mengipasi sateku. "Bokap gue lagi sakit. Terus gue gantiin deh. Tapi tenang aja, sama enaknya kok."

"Apanya yang enak?" Bodoh! Ambigu sekali.

"Satenya dong."

Aku mengangguk-angguk. Untuk dia tidak berpikiran macam-macam. "Kok lama banget ke sininya?"

"Iya. Tadi di komplek sebelah rame."

"Ramelah." Kok aku malah bete? "Pasti rame gara-gara tukang satenya ganteng."

"Hm?"

Mampus kelepasan!

"Kenalan dong." Aku ini kenapa? Memalukan sekali. Harusnya nggak boleh begini. Akukan Citra. Cewek paling cantik di sekolah! Bodo amatlah. Toh teman-teman sekolahku nggak ada yang tau. "Gue Citra."

"Bimo." Dia berkata singkat.

"Masih kuliah atau gimana?"

"Kuliah. Kebetulan lagi libur jadi bisa gantiin bokap yang lagi sakit." Aku manggut-manggut. "Kalo lo? SMA ya?"

Aku langsung kegirangan. "Iya. Kok tau?"

"Keliatan." Aku mengerutkan kening. Keliatan? Keliatan apanya? "Keliatan banget masih polos." Oh. Tanpa bisa kucegah wajahku langsung memerah.

"Sorry tadi gue sengaja jadi setan-setanan." Aku tertawa mengingat ekspresi takutnya. "Abis lo datengnya lama banget. Gue laper."

"Sorry juga gue ngira lo setan." Dia juga tertawa. "Abis tengah malem ginikan. Ngeri juga masih ada yang beli sate."

Aku harus bilang apalagi nih? Masa dia sama sekali nggak tertarik sih? Nanyain nomer handphone kek. Nawarin delivery kek.

"Pedes apa enggak?"

"Terserah lo aja deh."

"Kok terserah gue? Gue tuang semua sambelnya mau?"

"Kalo lo tega."

Dia tertawa. "Yaudah sedeng aja deh ya." Aku hanya mengangguk. "Pake lontong berapa? Terserah gue lagi?"

"Iya." Aduh, kenapa aku jadi bete gini gara-gara seteku udah jadi. Berarti dia mau pergi. Besok pasti udah bang Jack deh yang jualan lagi.

"Nih udah jadi. Sate spesial buat Citra." Rasanya aneh mendengarnya menyebut namaku. Tapi aku suka! Aku menerima piring yang disodorkan oleh Bimo dengan senyum dipaksakan, lalu aku mengeluarkan uang lima puluh ribuan.

"Nggak usah. Gratis buat lo." Aku mengerjapkan mataku. Serius? "Itung-itung pelanggan tercantik. Hahahaha."

Sialan. Aku jadi deg-degan. "Beneran nih?"

"Iya." Dia mengangguk yakin.

"Oke." Haduh apa aku tanya aja ya nomor handphonenya? Tapi... Malu. "Makasih ya."

"Sipdeh. Selamat makan." Dia tidak kunjung mendorong gerobaknya. Aku menunggunya sambil menimbang-nimbang, harusnya aku yang bertanya nomer handphonenya? "Boleh tau nomer handphone lo nggak?"

Aku melongo. Serius dia meminta nomer hanphoneku? Serius? Aaaaaaaaa. Dengan semangat aku langsung membacakannya. Dia langsung menyimpannya di handphonenya lalu memissed callku agar aku tau nomor handphonenya. Ah senangnya.

"Oke, Citra. See you." Dia lalu mendorong gerobaknya. Aku mengikutinya dengan mataku sampai dia dan gerobaknya menghilang di balik belokan.

Oke, Bimo. See you too.

Aku lalu menggigit satu tusuk sate buatannya. Ah benar. Rasanya enak sekali. Iya. Memang cuman sate ayam. Tapi ini berbeda. Soalnya ini... Sate ayam rasa cinta.

┗(^0^)┓THE END┏(^0^)┛

Continue Reading

You'll Also Like

30.9M 2M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...
317K 9.4K 64
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
976K 61.9K 37
οΌ³οΌ¬οΌ―οΌ· οΌ΅οΌ°οΌ€οΌ‘οΌ΄οΌ₯ Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata lentik...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.βžβ–«not an...