Behind Every Laugh

By plpurwatika

6.2K 457 111

#30DaysWritingChallenge More

#1 Love Yourself
#2 Say Your Love!
#3 See you soon!
#5 My Olive
#6 (Judulnya Nyusul)
#7 Sorry
#8 One Day to Remember
#9 Selfie
#10 Ojek tak Bermesin
#11 Cinta
#13 Surat Cinta?
#14 Sate Cinta-eh, Sate Ayam
#15 Bukan Benci Biasa (2)
#16 Trust Me
#17 Damn you, Arka.
#18 I Miss You.
#19 Kotak Cokelat
#20 Ongkos
One Call Away
KISS
#21 Dia yang Tidak Pernah Menangis

#12 Bukan Benci Biasa

191 18 1
By plpurwatika

#30DaysWritingChallenge Day 12: Someone you miss.

"Anjrit!" Aku berkata refleks saat tangan seseorang menyenggol tangangku yang sedang menebalkan doodle yang sudah kubuat sejak dua hari lalu. Otomatis, di doodle-ku tercipta garis panjang tidak jelas akibat senggolan tangan sialan itu. Aku langsung menoleh dan mendapati pemilik tangan sialan tadi hanya cengengesan tanpa rasa bersalah. Kurang ajar! "Anjir lo Arka!!!!"

Cowok sialan itu masih saja cengengesan tidak jelas. "Jangan marah-marah dong."

"Lo liat nih doodle gue!" Aku bisa merasakan kepalaku mulai berasap.

"Yah maaf deh," katanya murung, lalu berkata menyebalkan, "Sengaja."

"Monyet!" Aku langsung mencopot sepatuku dan melemparkan benda itu ke arah mukanya. Sialan! Meleset jauh!

Dengan senang hati Arka langsung mengambilkan sepatuku—oh mana mungkin. Dia tidak akan pernah sebaik itu. Yang ada dia malah mengambil sepatuku, membawanya keluar kelas, dan melemparnya jauh-jauh ke lapangan upacara di depan kelasku.

"Arka kampret!" Aku bersungut-sungut sambil terus menggebukinya. "Ambilin sepatu gue nggak? Tai lo! Anjirrr!!!!"

Arka hanya berusaha menepis pukulanku sambil terus menyungginggkan senyum bahagia yang sangat menyebalkan. Dasar songong!

"Udah woi sakit!" Mampus!

"Ambil dulu sepatu gue!"

"Males!" Aku menggebukinya semakin brutal. "Iya, iya oke!"

Dengan kasar aku menerima sepatuku yang disodorkan olehnya. "Awas lo!"

Dia hanya memasang tampang pura-pura takut yang membuatku ingin mengambil pilox dan mewarnai mukanya!

Aku lalu kembali ke tempat duduku tanpa peduli tatapan dari teman-teman sekelas kami yang saat ini sibuk tersenyum-senyum gaje melihat kelakuanku dengan Arka, lalu mereka bercie-cie alay.

"Kalian cocok banget."

"Ehem PJ bisa kali!"

"Ciee sweet banget."

Arka langsung merubah raut wajahnya. "Najis gue sama cewek kayak gitu."

Kurang ajar! "Gue juga lebih najis kali sama lo!"

"Cieeeee ... cieeee ...."

I never meant to start a war.
I just wanted you to let me in.
And instead of using force.
I guess i should've let you in.

☆☆☆

Nama : Arka.
Nama panjang : Arka nyebelin.
Hobi : Bikin pala gue berasep.
Cita-cita : Bikin gue ngomel.
Moto : Nggak songong, nggak idup.

Eh kenapa aku malah sibuk mencoret-coret tentang Arka songong itu di buku diary-ku? Serius, aku sangat membencinya!

Pokoknya, aku harus menemukan cara untuk balas dendam padanya. Harus. Awas saja.

Dasar menyebalkan! Bahkan, di rumah pun aku masih memikirkannya! Bahkan, pada saat sebelum tidur seperti ini pun aku masih memikirkannya! Ini sih namanya, dendam menguras hati!

☆☆☆

"Eh!"

Aku mendengar seseorang berkata dari belakang punggungku. Siapa sih? Dasar erisik. Ini kan, sedang jam pelajaran! Emang sih, gurunya sedang keluar. Tapi, kan ....

"Eh! Eh!"

Siapa sih? Dengan kesal aku berbalik dan mendapati Arka, pemilik suara itu menyambutku heboh. "Emang elo?! Huahahahahaha."

Mukaku langsung merah padam. Arka semakin terbahak-bahak. Anjir. Sabar-sabar. Aku langsung mengacungkan tinjuku lalu balik badan.

"Eh emang elo deh," sergahnya panik. "Woi! Eh Tata jangan balik badan dulu! Gue mau nanya MTK! Woi!" Dia menepuk-nepuk bahuku heboh.

"Bodo amat!" Aku berkata tanpa berbalik.

☆☆☆

"Eh?"

Suara sialan itu lagi! Aku langsung berbalik dan berkata sewot. "Emang gue?! Puas lo?"

Benar. Arka langsung tertawa seperti orang kesurupan. Dasar sakit jiwa! "Eh, Ta."

"Apaan nyet?"

"Kenapa lo baik banget?" Dasar gaje. "Makasih ya udah ngasih gue contekan fisika tadi pagi." Oh. Tumben dia berkata tulus. Pasti sandiwara.

Mampus dia! Dia belum tau saja kalau contekan yang tadi aku kasih itu, belom selesai sampai ketemu jawabannya. Istilahnya sih, baru setengah jadi gitu. "Lo percaya jawaban gue?"

"Emang kenapa?" Dia bertanya curiga, lalu sadar sendiri. "Anjir! Lo curangin ya jawaban gue? Sumpah jahat mampus lo! Nggak nyangka gue!"

Aku hanya tertawa ngakak melihatnya semakin histeris. "Sorry. Sengaja."

Arka hanya mendengus kesal dari belakangku. Aku tau, dia pasti sedang merencanakan pembalasan dendam. Haha, nggak takut!

☆☆☆

Air mata sudah berlinang di pipiku saat mendapati permen karet yang saat ini menempel di rambutku. Jijik. Kesal. Benci. Marah. Sebal. Orang yang melakukannya, siapa lagi kalau bukan Arka? Cowok itu memang minta diinjak kepalanya! Bahkan, saat mengetahui aku menangis karena kelakuaanya, dia malah tersenyum penuh kemenangan!

"Dasar banci!" Teriakkanku langsung menggema karena suasana kelas yang sedang senyap. Semua perhatian warga kelas langsung teralihkan padaku. Arka tersikap sebentar saat mendengar teriakkanku. "Lo banci! Beraninya sama cewek! Dasar banci kaleng rombeng!!!!!!"

"..."

"Lo nggak punya kerjaan apa gangguin gue terus? Dasar songong!"

"..."

"Pantes lo nggak punya pacar. Sikap lo aja kayak gini ke cewek. Gimana ada yang mau demen sama lo? Yang ada cewek-cewek tuh benci. Ilfeel sama lo. Jijik!"

"..."

"Mending lo jauh-jauh deh dari gue! Najis gue liat muka lo!"

"Oke." Hah? "I'm done with you."

☆☆☆

"Anjir lo Arka!" Teriakkan itu bukan milikku. Itu milik cewek bernama Rania. Cewek baru Arka—eh maksudku, cewek yang akhir-akhir ini menjadi korban kejailan Arka, setelah sebelumnya aku korbannya—bukan berarti aku cewek lamanya Arka!

Arka berlari sambil mengejek Rania. Cewek itu lalu melempar sepatunya ke arah Arka dan meleset jauh. Hei, Itukan adeganku! Arka melakukannya sama seperti denganku dulu. Dia mengambil sepatu Rania, lalu membuangnya ke lapangan upacara. Sialan! Harusnya aku yang saat ini sedang menggebuki Arka!

Dan, harusnya juga saat ini seisi kelas menyorakiku! Sialan! Inilah yang aku benci. Kami naik ke kelas sebelas. Aku dan Arka—sialnya—sekelas lagi. Hanya ada sebagian yang tahu kalo itu adalah adeganku di kelas sepuluh dulu bersama Arka. Kurang ajar!

"Lo kangen dia?" Suara lembut itu milik Via, teman sebangkuku sekaligus teman kelas sepeluhku dulu. Jadi, dia mengetahui tentang aku dan Arka.

"Najis!" Sampai mati pun aku tidak akan mau mengakuinya. Eh? Mengakui? Nggak. Aku nggak kangen Arka. Maksudku, kangen sedikit sih. Tapi, tidak. Tapi, ya. Arggghhh.

"Lo suka dia?"

"Amit-amit." Aku berkata dengan nada jijik yang dibuat-buat. Eh? Tidak dibuat-buat. Itu alami. Eh tidak juga. Tau, ah!

"Nah!" Via berseru tiba-tiba. Saat pandangan seluruh kelas teralih dari adegan alay Arka-Rania kepada seruan Via, Via langsung salah tingkah dan menurunkan nada suaranya, lalu berkata setengah berbisik kepadaku. "Lo cemburu kan sama Rania? Gue yakin lo sebenernya suka sama Arka. Siapa sih yang nggak baper digituin tiap hari? Hari-hari lo pasti diisi sama, gimana cara bales dendam ke Arka, kan? Yang artinya hari-hari lo diisi pake mikirin Arka, walaupun lo benci sama dia! Apalagi sekarang. Pasti lo makin benci dia. Sebenernya benci lo itu bukan benci biasa. Ada cemburu, cinta, sama ... kangen."

Nggak! Aku benci Arka. Aku nggak akan cemburu dengan siapa dia bermain karena aku nggak cinta sama cowok songong itu, apalagi kangen diisengin cowok itu! Nggak bakal!

Tapi kok aku jadi merasa kesepian gini ya ....

☆☆☆

"Eh?" Aku menghembuskan napas benci. Panggilan itu pasti bukan untukku! Itu pasti untuk Rania! Dasar cowok songong yang hobinya bikin cemburu!!!

Ya, ya. Sudah kuputuskan kalau ternyata aku benar-benar suka padanya. Tidak. Aku tidak suka padanya, tapi aku cinta padanya! Aku selalu saja memaafkan keisengan gaje dia. Sekesal apa pun itu. Aku cemburu! Aku ingin diisengin lagi!

Rania tidak menjawab pertanyaan Arka. Cewek itu hanya berbalik dan mencubit tangan Arka. Siaga satu, siaga satu. Sudah terjadi kontak fisik!

Arka kembali mencubit tangan Rania. Cewek itu hanya tertawa sambil membalas mencubit lagi. Arka tertawa lalu balas mencubit lagi. Bagus! Sana cubit-cubitan saja sampai berdarah! Cubit-cubitan saja sampai menghasilkan kue cubit green tea yang hitz banget itu!!!!!

Risih. Aku sangat risih mendengar tawa mereka di sampingku. Dengan kesal aku berdiri dan berjalan keluar kelas sambil berteriak, "Buset panas banget sih ini kelas!"

Via hanya cekikan pelan sementara aktivitas mesra-mesraan Arka dan Rania hanya di-pause sebentar. Dasar Arka kampret kurang ajar!!! Masa dia nggak peka?

Apa perlu aku teriak di kuping Arka sampai dia budek kalau aku merindukannya?!

☆☆☆

Istirahat. Suasana kelas sepi. Cuman ada aku dan ... Arka?

Terserah.

"Eh?" Aku celingak-celinguk mencari Rania. Tapi cewek itu tidak ada. Jadi, Arka manggil siapa dong?

Nggak. Kalau dia memanggilku, aku nggak akan mau berbalik sebelum dia memanggil namaku dengan benar.

"Eh, Tata!" Dia bisa baca pikiran ya?

Sesuai kata-kataku barusan, aku langsung berbalik dan mendapati Arka telah menyeret bangkunya dan duduk di sampingku. Buset. Kok aku jadi deg-degan gaje gini?

"Ngapain lo?"

"Ajarin gue MTK." Dia berkata sambil tersenyum. Sok ganteng dasar! "Gue bingung."

"Bodo amat."

"Hah?"

"Minta aja tuh ajarin sama Ra—Rabu!" Malu-maluin! Untung aku tidak kelepasan menyebut nama Rania! "Maksud gue, ajarinnya hari rabu aja."

"Apaan sih lo?" Dia menatapku aneh. "Udah sekarang aja. Nih ini maksudnya gimana?" Arka menunjuk soal nomor empat. Aku melihatnya sekilas dan jawabannya langsung terbayang olehku.

"Masa master MTK minta ajarin gue?" Kataku mengejek. Ah, aku kangen sekali bercanda dengannya. "Mana pantes gue."

"Siapa yang master sih?" Dia berkata frustasi. "Buruan njir."

"Yaelah sini," kataku langsung merebut pensil di tangannya, lalu sibuk mencoret-coret. "Integral satu per akar x dx. Ini dijadiin nggak akar dulu. Jadinya satu per x pangkat setengah dx. Terus dinaikin deh si x, pangkatnya jadi mines, jadi x pangkat mines setengah dx. Kalo udah kayak gitu tinggal diintegralin." Aku meliriknya yang sibuk memperhatikan hasil karyaku di bukunya. "Bisa kan lo?"

"Ah, mending sekalian lo aja deh!" Cowok ini memang benar-benar menyebalkan!

"Nggak mau." Aku mengembalikan pensilnya yang kupinjem.

"Oke!" Dia mengambil pensil itu lalu mencoret-coret di bawah coretanku. "Integral x pangkat mines setengah dx sama dengan satu per setengah dikali x pangkat ... mines setengah dikurang satu berapa?"

"Setengah."

"Dikali x pangkat setengah ditambah c. Jadinya, dua x pangkat setengah ditambah c!" Dia bersorak norak. "Gue emang hebat!" Jijik.

"Belom kelar." Aku merebut pensil itu dengan paksa, lalu mencoret-coret di bawah coretannya. "Kalo soalnya akar hasilnya harus akar. Jadi, hasilnya itu dua akar x ditambah c. Nah itu baru kelar."

Dia manggut-manggut.

"Lo sebenernya pinter," pujiku tanpa sadar.

Arka langsung membusungkan badan. "Gue emang pinter, cuman ...." cuman males! "Cuman ganteng aja."

Aku memelototinya yang sudah tertawa terbahak-bahak. Dasar pasien RSJ!

Dari pintu kelas Rania muncul. Arka langsung mengemasi buku dan pensilnya lalu menyapa Rania setelah berterima kasih padaku. Sialan, aku kan masih ingin bercanda dengannya!!!

☆☆☆

Gengsi. Aku gengsi menyapanya. Gengsi menyela obrolannya dengan Rania. Gengsi ikut bergabung dengan obralannya dengan Rania. Gengsi. Pokoknya gengsi!

Entah apa hubungan mereka. Semoga hanya sekedar teman jail seperti saat bersamaku waktu kelas sepuluh dulu. Semoga.

Semoga suatu hari, Arka sadar kalau aku ada di sini. Menunggunya mengajakku bercanda. Semoga.

Karena sepertinya, cerita ini tidak akan berakhir dengan bahagia. Jadi, sampai di sini dulu. Kalau ada perkembangan baru, pasti akan kuceritakan.

ヽ(°◇° )ノTO BE CONTINUEヽ( °◇°)ノ

Song: Wrecking Ball by Miley Cyrus







Bojonegoro, 9 Juli 2015

Continue Reading

You'll Also Like

376K 1.3K 3
Warning! 21+ Fantasi belaka Bocil minggir! Ga suka? Skip!
160K 312 9
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
135K 1.4K 4
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!