yaa kini jujur saja semua anggota tnf rasanya ingin memaki maki Rion, bisa bisa nya ia menyuruh mereka berkumpul di jam istirahat
gin menguap "haoommm ngantuk banget anjir"
Zaki menidurkan kepalanya di tiang yang berada di samping badannya " ya papi ini lucu kali, jam segini di suruh ke Paleto"
istmo mengusap wajah kasar "jam 2 loh ini, iya kalo sore nggak papa,.. ini pagi!"
echi melipat tangannya dan menundukan kepalanya "ada aja emang otaknya nih"
mereka semua di kagetkan dengan Rion dan krow yang membawa 4 orang
mereka semua di dudukan terbaris di depan para anggota lainya
mereka yang awalnya mengantuk pun kini langsung berdiri tegap dengan topeng mereka masing masing
" yang bener kalian!! jangan kaya orang tolol!!" bentak Rion ke 4 orang itu
Harris dan riji maju ke depan "riji" panggil Harris
riji langsung saja menodongkan senjata ke arah seseorang dengan rambut ungu "saya jujur nggak tau kenapa kalian di bawa ke sini" Harris berjongkok dan menempatkan wajahnya tepat di wajah pria itu "tapi yang hanya saya tau, hidup matinya kamu ada di mulut kamu sendiri"
Rion berjalan mendekat "kalian tau kenapa kalian ada di sini?"
"kita cuma ikut ke kordinat yang kalian kasih" kata seseorang dengan surai ungu itu
Rion bertepuk tangan "jadi kalian bener bener mau kerja sama kita ya, oke oke"
"krow riji, lepas ikatan tangan mereka" pintah rion
mereka semua di lepas dari ikatan tali itu "apa jaminan yang bisa kalian kasih ke kita kalo kalian kerja sama kita" tanya Rion
seseorang berambut ungu itu maju "kalo saya atau bahkan di antara mereka bertiga berkhianat nantinya, bunuh saya ambil jantung saya"
Rion kembali bertepuk tangan "okee, selamat datang di keluarga, lepas masker kalian" pitah Rion ke semua anggota tnf
satu satu dari mereka pun berkenalan "allow aku Garin" kata garis ke seseorang dengan surai hijau
"aku arhan" kata orang itu
"oh iya itu yang lain siapa siapa aja?" tanya Garin ke arhan
"itu yang ungu dia exu, yang kaya Naruto Made, yang cewe sendiri Caca" jelas arhan
ketika yang lain sibuk berkenalan riji justru kini menempel pada caine, ia sedari tadi memeluk tubuh Caine dari samping
" riji lepas ji, malu sama anak baru" kata harris ke riji
"aishhh dingin ini mi" riji merengek, jujur saja ia belum sembuh, tapi tidak mungkin juga jika dia tidak ikut
"ih kau niii, lemah kali lah" kata echi yang berdiri di samping Caine
"sirik banget belalang sembah" kata riji dengan nada sinis
"belalang sembah bapak mu ungu!!" kata echi
"emang!!" sahut riji ke echi
"udah ah nggak usah berantem, mami mau ngurusin anak anak baru, kalian di sini ya" kata harris mencoba melerai keduanya
"nggak bisa mi, dingin kali ini, meninggal nih meninggal" lagi lagi riji memulia dramanya
ia bingung harus bagaimana, hingga saat ini bahkan pelukan riji belum di lepas "Caine masuk radio, Mako sini Mako" panggil Harris dari ht nya
Mako pun berjalan mendekat ke arah Caine yang sedang di tempeli oleh 2 anak nya "apa mi?"
"mami mau ngurusin anak anak baru sama Rion, kamu urusin riji bisa nggak Mako?" tanya Caine
Mako menatap sinis ke riji "males ih mi, dia ngelunjak"
"gua juga kaga mau yeuuu" kata riji
Caine melepas paksa pelukan riji dan menarik Mako ke posisinya "dah tuh kalo kedinginan peluk Mako" kata Caine ke riji lalu pergi
"mami... aelah" riji kini menatap kepergian Caine dengan jengkel, ia sangat kedinginan tapi malas jika harus memeluk Mako, apalagi echi
riji menatap Mako "apa njing!?" sahut Mako yang sedari tadi di tatap oleh riji
riji berdecak "dingin tai!"
Mako menatap riji bingung "terus..!, gua harus ngapain?"
"tadi lu di suruh mami kesini ngapain?" tanya echi yang berdiri di samping Mako
"njagain riji kan?" jawab Mako
echi memijat pangkal hidung nya "iya sih, kaga salah. tapi lu liat kaga tadi mami ngapain?"
Mako berfikir sejenak "ohhh!... njagain kalian berdua"
echi menatap Mako datar "ganteng doang tolol hanying.... meluk riji njing!! ah cape gua"
Mako mengangguk anggukkan kepala nya "ohh... eh! ogah taik, najis"
riji hanya diam menggigil sembari melihat mereka berdua bertengkar, karena sudah sangat kedinginan riji pun langsung berjalan dan memeluk punggung Mako
Mako merasakan ada seseorang yang memeluknya pun mencoba meraba kepala yang kini berada di bahu Mako "oh anjirrr"
.
.
.
sedangkan di sisi lain Caine sedang mengobrol dengan exu "ohh jadi kamu ada ketertarikan sama tembak menembak"
exu mengganguk "iya gitu kak-.." exu memberikan tatapan bertanya
"Caine" jawab Harris cepat "tapi anak anak lain biasanya manggil aku mami aja"
exu tersenyum dan mengangguk "oke mamii"
Harris pun terkekeh melihat tingkah exu yang sangat lucu "yaa, walcome to family, maaf tadi agak kasar ke kamu"
"kaya gitu nggak bikin aku geter mi" kata exu dengan tampang sok nya
Harris pun kembali tertawa melihat itu
matahari mulai muncul dan mereka pun akhirnya pulang dengan 4 anggota keluarga barunya, arahan, exu, Caca dan Made
ya karena memang sedari tadi mereka mengantuk setelah mereka semua sampai ke rumah yang mereka lakukan adalah tidur
dan bahkan sekitar 7 orang mungkin berada di ruang tamu, ada yang berada di atas sofa ada juga yang berada di lantai
beberapa member baru di ajak berkeliling dan di tunjukan kamar mereka masing masing
kini riji sudah duduk di kursi dapur, ia bilang sudah lebih mending dari tadi pagi, ia sudah bisa beraktivitas seperti biasa
memang pada dasarnya riji saja yang dramatis, ia memang manja pada sang mami itu
kini Caine sedang memesan beberapa bahan masakan untuk di masak, kenapa ia tak sekalian saja membeli makanan dari pada harus repot repot memasak
ia tak mau anak anak nya terlalu banyak memakan junkfood, ia bahkan memiliki jadwal untuk beberapa anaknya seperti Mia Garin, dan Zaki di karenakan mereka memiliki daya tahan tubuh yang tak terlalu baik
"MAMI PAKET MII" teriak echi dari luar
"AMBIL AJA NAPA SIH CHI" balas Rion yang sedang berada di garasi
akhirnya gin lah yang justru mengambil bahan bahan itu dan membawanya ke Caine "ini mii"
Harris yang tadi sedang duduk pun akhirnya berdiri "eh, makasih gin" Harris membawa bahan bahan masakan itu ke arah meja dapur
"mami mau masak apa sih mi? kok banyak benget beli nya" tanya gin yang ternyata sedari tadi ikut di belakang Caine
"liat aja dulu, kalo mau bantu juga boleh" jawab Harris ke gin
gin mengacungkan jempol "siap mii, aku bantu,.. buat mami ku yang cantik apa sih yang enggak" kata gin dengan kekehan nya
"ekhem" deheman seseorang pun terdengar "mulutnya enteng banget tuh"
gin pun berbalik "oh ye jelas, gin gitu"
"si paling anak mami" kata Rion ke gin
"kenapa iri?" gin mencium pipi Caine "nggak bisa yaa?" gin pun langsung kabur sebelum mendapatkan lemparan sepatu dari Rion
Harris yang Tadi menjadi Terget rebutan mereka justru tertawa
"kok kamu diem aja sih" kata Rion yang sebal
"ya kenapa kalo dia nyium aku? kan gin anak aku juga" kaga Caine masih dengan kekehan nya
Rion justru memeluk Caine dan menegelamkan wajahnya di ceruk leher Caine "ya kan kamu punya aku"
Caine mendorong badan Rion "udah ah, nanti ada yang liat"
Rion melepaskan pelukannya dan mengecup bibir Caine "ya udah sana kalo mau masak, aku mau ngurus gaji"
Caine tersenyum "semangat sayang"
Rion memegang memegang dadanya sendiri "aduh mati nih mati"
"udah ah, kaya Riji kamu drama banget" sahur Caine yang melihat Rion
.
.
.
.
di ruang tamu terlihat gin, riji dan mako duduk berjejeran di belakang sofa "kenapa bumi bulat?" tanya riji tiba tiba
gin memegang dagu nya seolah berfikir "karena kalo datar..... Mako"
"apa? apaan kok datar" tanya Mako bingung
Elya yang kebetulan lewat pun memegang dada Mako "tetek Lo noh datar"
Mako memukul tangan Elya "anjing cabul banget"
riji ikut memukul kaki Elya "tau nih cabul"
Elya menatap riji sinis "lu ngapain ikut mukul gua rinjing!?!"
riji pun bingung "iya juga ya"
spontan