Dika dan Para Suami - New Cha...

By deandlesss

117K 2.5K 254

🔞 Manxboy, but somtime 👩‍❤️‍👨🔞 Dika, anak polos yang sedang mencari jati Diri kehilangan arah. Ia menemuk... More

1. Perasaan Aneh
2. Motor Tua
3. Persimpangan Jalan
4. Percakapan
5. Halaman
6. Temaram Lampu
7. Rindu
8. Kursi
9. Banting
10. Telepon
11. Gendong
12. Sungai
13. Dapur
14. Pintu
15. Panik
16. Kedua Kali
17. First .....
19. Sedih dan Bahagia
20. Hancur

18. Tuntaskan

1.6K 100 7
By deandlesss

Dika dan Ustad Izhar berjalan menuju warung Bakso yang terkenal di desanya. Selama perjalanan, Ustad Izhar lebih banyak diam. Pikirannya kacau. Ia malu atas perbuatannya yang baru saja terjadi.

Sementara Dika, ia tak menyangka atas apa yang baru saja terjadi. Jika biasanya ia hanya dicium oleh orang-orang di pipi, tapi kali ini ia mendapat ciuman di bibir, dari orang kesayangannya.

Pikiran Dika kembali teringat kejadian yang baru saja ia alami. Jantungnya berdebar mengingat hal itu. Ia bisa merasakan bibir Ustad Izhar yang tebal, meskipun hanya sekilas.

"Wahh, sama anak sulung Pak Ustad?" sapa Bang Panji, tukang bakso di desanya. Bukannya Bang Panji tidak mengenal Dika, justru karena kedekatan Dika dan Ustad Izhar, membuat orang orang menganggap Dika sebagai anak dari Ustad Izhar.

"Hehe, iya Bang. Baksonya dua ya, makan di sini," jawab Ustad Izhar.

"Tiga," ucap Dika singkat.

"Lah, kan cuma berdua," tanya Bang Panji kebingungan.

"Iya bang, om ustad satu, Dika dua, hehe," jawab Dika dengan santai. Tanpa meminta persetujuan Ustad Izhar, Dika menambah pesanannya sendiri.

"Emang habis?" tanya Ustad Izhar.

"Iyaa dong, laper om," jawab Dika.

"Ya sudah, jadinya tiga mangkok ya bang, minumnya satu teh anget, dan satu lagi..." ujar Ustad Izhar.

"Es teh aja," jawab Dika. Ustad Izhar menoleh ke arah Dika. "Gapapa Om, kan baksonya udah hangat," imbuh Dika

"Siap laksanakan, silakan duduk," ucap bang Panji.

Tak lama, pesanan mereka sudah siap tersaji di meja mereka. Dika menyantap bakso itu satu persatu. Ustad Izhar tertawa melihat tingkah Dika yang menggemaskan. Bagaimana tidak, ia melihat pipi Dika semakin membesar ketika mengunyah bakso di mulutnya. Ia hanya bisa tertawa melihat itu.

"Dik...," ucap ustad Izhar dengan ragu.

"Hmmm?" jawab Dika singkat. Ia masih mengunyah bakso di mulutnya.

"Anu..." ucap Ustad Izhar dengan ragu. "Soal tadi, jangan bilang siapa-siapa ya," imbuh Ustad Izhar memberanikan diri.

Dika menatap wajah serius ustad Ihzar. Ia menelan bakso yang ada di mulutnya, namun kesusahan. Dika batuk karena tersedak.

"Minum dulu," ujar Ustad Izhar. Ia mengambilkan gelas es teh, dan memberikannya pada Dika. Dika menyambar gelas itu dan meminum es tehnya.

Dika mengambil napas panjang, "iya om Ustad, gapapa. Lagian Dika juga suka," jawab Dika. Degh! Ia sadar ada yang salah dari ucapannya barusan.

"Maksudnya?" Tanya Ustad Izhar keheranan.

"Hmmm... Maksud Dika...." dika berpikir sejenak. "Dika suka kalo ada yang perhatian sama Dika, itu berarti ada yang sayang sama Dika," imbuhnya.

"Ohhh, gitu. Kirain," jawab Ustad Izhar.

"Kirain kenapa Om? Om sayang sama Dika kan?" Jawab Dika mencoba bersikap biasa.

Pertanyaan itu hanya dibalas senyuman oleh Ustad Izhar sembari mengelus kepala Dika. Dika membalas senyuman Ustad Izhar.

Mereka berdua menyelesaikan makan siang mereka. Ustad Izhar berencana mengantar Dika pulang, namun Dika menolak. Ia ingin menemani Ustad Izhar hari ini, bahkan ingin menginap di rumah Ustad Izhar.

Namun, gayung tak bersambut, Dika tidak diijinkan untuk menginap, karena besok Dika harus ke sekolah dan sebentar lagi ujian nasional. Dika harus mempersiapkan ujian itu. Dika mendengar itu kecewa pada Mama dan Papa. Namun Ustad Izhar mencoba menenangkan Dika, dan akhirnya Dika dengan berat hati menerima keputusan itu. Ia berpamitan dengan Ustad Izhar dan memeluknya erat-erat, sebelum akhirnya melepas kepulangan Ustad Izhar.

Sesampainya di rumah, Ustad Izhar membawa motornya yang mati ke bengkel yang tak jauh dari rumahnya. Pak Asep, montir sepeda mengatakan kalau mungkin sepedanya akan selesai besok pagi, dan menyuruh Ustad Izhar untuk menginapkan sepedanya. Ia pun setuju dan kembali ke rumah.

Setelah kembali ke rumah. Ustad Izhar segera menanggalkan semua pakaiannya dan hanya mengenakan sarung. Ia bersiap untuk membersihkan rumahnya dan mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke rumah ibu mertuanya.

Ia memulai semua pekerjaan rumahnya itu, mulai dari menyapu, mengepel, membersihkan kaca, dan mengemasi barang-barang yang diperlukannya. Perlahan semua pekerjaan itu ia selesaikan satu persatu. Rasa sepi menghinggapi rumahnya, tidak ada Umi istri tercintanya, atau suara tawa Dika yang sering bermain di sini. Dadanya kembali sesak karena harus meninggalkan rumahnya ini. Namun, demi kesehatan Istrinya, ia harus melakukannya.

Keringat mulai membasahi tubuhnya. Pancaran sinar matahari sore yang masuk melalui jendela rumahnya membuat badannya berkilau. Sarung yang dikenakannya sudah setinggi lutut. Cukup banyak pekerjaan yang ia lakukan, hingga semuanya beres. Ia pun merebahkan badannya di ranjang kamarnya.

Di kepalanya berputar rencana yang akan ia lakukan di rumah mertuanya nanti, bagaimana kehidupannya nanti, dan bahkan memikirkan kebutuhan sang anak nanti. Ia tak sabar memiliki anak. Ia berharap anaknya bisa lucu seperti Dika.

Entah bagaimana, Ustad Izhar kembali memikirkan Dika. Anak yang selalu ceria, namun suka marah, tetapi tetap sangat menggemaskan. Hari-harinya selalu dimeriahkan dengan kehadiran Dika. Namun, semua itu akan berakhir. Ia tidak akan melihat anak itu untuk waktu yang cukup lama, paling tidak hingga anaknya nanti lahir.

Pikiran tentang Dika terus mengalir di pikiran Dika hingga kejadian di air terjun hari ini. Ia kembali mengingat apa yang sudah terjadi. Masih melekat diingatannya bibir lembut Dika, yang ia yakin belum pernah ada yang menciumnya.

"Berarti itu ciuman pertama Dika ya?" Pikir ustad Izhar dalam hati. Ia tersenyum bangga.

Ia pun masih mengingat, sensasi bongkahan kedua pantat Dika saat menduduki kontolnya. Terasa sangat halus dan lembut. Sama seperti Umi, istrinya, tapi sensasinya berbeda. Apalagi ketika dika bergerak, membuatnya bergesekan dengan kontolnya.

Perlahan pikiran itu membangunkan kontolnya yang tertidur dibalik sarung itu. Memang sudah lama ia tidak dipuaskan, semenjak istrinya sakit. Ia ingin menuntaskan birahi yang ia rasakan.

Ustad Izhar membuka ikatan di sarungnya dan meloloskan sarungnya dari badannya. Kini ia telanjang bulat di kamarnya, sendirian. Tidak ada istri ataupun orang lain yang bisa memuaskan nafsunya.

Tangan kanannya meraba kontolnya yang sudah tegang, dan tangan kirinya memainkan putingnya. Ustad Izhar mulai mengocok kontolnya perlahan. Matanya terpejam, ia mencoba membayangkan istrinya sedang mengoralnya. Kedua putingnya ia pilin sendiri, karena puting menjadi salah satu bagian paling sensitif.

Tak lama berselang, Ustad Izhar merasa ada tangan lain yang memainkan kontolnya. Karena nafsu sudah memuncak, ia menghiraukannya. Lama kelamaan, ia merasa sesuatu yang lunak dan basah menjilati kontolnya. Ia ingat sensasi itu, sensasi ketika istrinya menjilati seluruh kemaluannya.

Ia membuka matanya, dan terkejut ada seseorang yang sedang menjilati kontolnya. Sosok itu bukan istrinya, melainkan anak kecil. Ia mencoba membuka matanya lebar-lebar, dan mendapati Dika yang telanjang bulat, sedang menjilati kontolnya seperti saat ia menjilat eskrim lolipop.

Belum sempat Ustad Izhar bereaksi, ia mendapati kontolnya sudah masuk ke dalam mulut Dika yang hangat.

"Ahhhh, sayang," desahnya. "Udah lepasin ya," pinta Ustad Izhar. Seakan tidak mendengarkannya Dika terus melancarkan aksinya. Ia mencoba memasukkan batang besar itu ke dalam mulutnya. Mulut itu terlihat sesak, dipenuhi kontol Ustad Izhar.

Ustad Izhar tak mampu berkata-kata lagi, ia hanya pasrah menikmati permainan Dika. Nafsunya sudah dipuncak. Ia ingin menuntaskannya.

"Sambil dikocok sayang, ahhh," pinta Ustad Izhar. Dika tak banyak bicara dan menuruti kemauan Ustad Izhar. Ia menngocok batang kontol itu, sembari tetap mengulum kepala kontol itu. Ustad Izhar meracau tak karuan. Desahannya tak tertahankan memenuhi ruangan sore itu. Ia mengelus rambut Dika, dan seskali mencoba memandunya naim turun.

Empotan mulut Dika sangat terasa di kepala kontolnya itu. Ia merasakan mulut Dika sangat sempit. Ingin rasanya ia menggerakkan pinggulnya naik turun seperti yang ia lakukan ketika mengentot mulut Umi, Istrinya. Namun karena ia sadar ini Dika, ia mengurungkan niatnya.

Cukup lama Dika mengulum kontol gurunya itu. Sesekali ia memainkan buah zakarnya.

"Ahhh, sayangg... Uhhh terusin...," racau ustad Izhar

"Enakk banget sayang.... Ahhh. Kamu.... pinter.m jugahh yahh. Ahhh,"

Ustad Izhar beranjak dari posisi tidurnya, dan duduk di ujung ranjangnya. Dika mengikutinya. Dika kembali mengoral gurunya itu. Ustad izhar kembali melenguh, ia mengelus rambut Dika.

Puas bermain dengan kontolnya, Dika melepas kontol itu dan beranjak menuju dada bidang Ustad Izhar. Dika menduduki kontol Ustad Izhar, membuat kontol itu berada tepat di belahan pantatnya. Ustad Izhar kembali merasakan sensasi yang ia rasakan tadi siang. Dika menjilati setiap bagian dada itu bergantian kiri dan kanan, tangannya pun ikut memilin puting Ustad Izhar begantian dengan mulutnya.

"Uhhhh, enakk sayang, hmmm?" Tanya Ustad Izhar. Dika hanya mengangguk dan melanjutkan menghisap puting itu.

"Aghhh, jangan digigit sayang, uhh. Diisep aja," pinta Ustad Izhar ketika ia merasakan Dika gigi Dika mulai menggigit.

Dika lagi-lagi tak bersuara dan menghiraukannya. Ia tetap menggigit kecil puting itu sambil memilin puting yang lain.

Anehnya, ustad Izhar menikmati hal itu. Ia tak lagi protes, dan hanya desahan yang keluar dari mulutnya. Nafasnya mulai memberat.

Kontolnya berkedut di belahan pantat Dika. Tanpa ia sadari, ia mengerakkan pinggulnya naik turun menggesek belahan pantat itu. Sensasi menggelitik menjalar di kontolnya. Ia merasakan lembut hangatnya belahan pantat Dika. Napasnya semakin memburu.

Ia menatap muka Dika yang tersenyum melihatnya. Ustad Izhar mendekatkan wajahnya, dan menyesap bibir Dika sambil terus menggerakkan pinggulnya naik turun. Ia kembali merasakan apa yang dirasakaannya siang tadi. Bibir anak yang membuatnya candu.

Ciuman itu semakin ganas, kini tak hanya bibir, tapi ia mencari-cari lidah Dika untuk dihisap. Dika memberikan lidahnya, dan dihisapnya oleh gurunya itu. Suasanya semakin panas, keduanya mulai berkeringat. Matahari senja sedari tadi menyoroti adegan panas di kamar itu.

Puas berciuman, ia meminta Dika untuk kembali menghisap kejantanannya. Ia merasa sebentar lagi akan mencapai puncaknya.

"Isep lagi ya sayang yah,"pintanya dengan suara berat.

Dika menuruti kemauannya dan memegang kontol yang sudah sangat tegang dan basah itu. Cairan precim terlihat di lubang kencingnya. Perlahan Dika mulai memasukkan kembali kepala kontol itu ke dalam mulutnya.

"Ahhhh," desah usatd Izhar. Badannya semakin basah oleh keringat.

"Kocok yang cepet sayang, uhhh enakk," racau Ustad Izhar.

Dika semakin bersemangat untuk mengocok kontol itu. Kontol ustad Izhar berkedut di dalam mulut Dika. Kocokannya semakin cepat, dan hisapannya semakin kencang.

"Uggh, teruss sayang ahhh, sebentar lagi... om mau keluarr, uhghh." desah Ustad Izhar menjadi jadi karena puncak kenikmatan semakin dekat. Ia menahan kepala Dika, dan menggerakkan pinggulnya naik turun.

"Ahhhhh, om mau keluarhhhh. Uhhhh." Kontolnya semakin berdenyut dan terasa membesar.

Crot crot crotttt, ada lebih dari 8 kali tembakan pejuh di dalam mulut Dika, karena sudah lama tidak pernah dikeluarkan.

Dika terlihat bangga dan meminum habis semua pejuh itu. Ustad Izhar tersenyum puas dan mulai merebahkan badannya kembali. Ia memejamkan mata sejenak.

....

Tak lama Ustad izhar tersadar, dan terbangun dari mimpinya. Hari sudah gelap. Ia mendapati dirinya dalam keadaan telanjang bulat, dengan pejuh yang bertebaran di dada dan perutnya. Ia kebingungan.

Ia mencari cari keberadaan Dika, namun tak ia dapati. Ia lantas mengelap semua pejuh itu dari badannya dengan menggunakan tissue dan kembali mengenakan sarungnya yang tercecer di lantai.

"Dik? Dikaa?" Panggil ustad Izhar. Namun tak ada jawaban. Ia mencoba mencari ke seluruh rumahnya, setiap ruangan ia buka untuk mencari Dika, namun tetap tidak ada. Ustad Izhar kebingungan.

Ia mencoba mencari Dika di luar rumah, namun sesuatu yang aneh terjadi. Ia mendapati pintu rumahnya dalam keadaan terkunci, juga tidak ada satupun jendela yang terbuka. Ia pun buru-buru ke pintu belakang, dan pintu dapur juga terkunci sempurna. Tidak mungkin Dika bisa masuk tanpa lewat pintu kan?

Ustad Izhar semakin kebingungan. Ia mengambil segelas air dan meminumnya. Ia berpikir dengan sangat keras, hingga mencapai sebuah kesimpulan kalau ia sedang bermimpi.

Tapi bagaimana mungkin mimpinya terasa sangat nyata, bahkan ia merasakan mulut hangat Dika sedang menghisap kontolnya. Ia mencoba menenangkan dirinya dan mengatur napasnya.

Mimpi basah kedua? Pikirnya dalam hati. Tapi kenapa yang muncul malah Dika, bukan istrinya? Apa mungkin ada kaitannya dengan kejadian tadi? Banyak pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya.

Ustad Izhar mencoba mengalihkan pikirannya dan bergegas mandi wajib. Mungkin karena kelelahan, pikirnya.

Keesokan harinya, ustad Izhar berpamitan dengan keluarga Dika. Namun ia tidak bisa bertemu dengan Dika karena sudah berangkat ke sekolah.

"Pak, kemarin malem Dika keluar rumah?" Tanya Ustad Izhar kepada Papa Dika.

"Ngga tuh Pak Ustad, dia di kamarnya aja, katanya ada PR," jawab Papa Dika.

"Ohh ya sudah kalau begitu," ucap Ustad Izhar.

"Kenapa Pak Ustad?" Tanya Mama Dika penasaran.

"Ngga, gapapa Bu. Kalau begitu saya pamit. Terima kasih banyak atas semua kebaikan bapak dan Ibu sekalian. Makasih juga udah ijinin Dika dekat dengan kami. Itu buat kami jadi ingin punya anak pinter kayak Dika," ucap Ustad Izhar.

"Saya yang terima kasih Pak Ustad. Pasti Dika banyak ngerepotin Bapak," Mama Dika menanggapi.

"Ohh ngga sama sekali bu," jawab Ustad Izhar.

Ia pun kemudian berpamitan dengan Papa dan Mama Dika dan meninggalkan rumah Dika dengan motor tuanya yang dipenuhi dengan barang-barang.

-------------

TBC. Walahh, cuma mimpi toh 🤭 Gimana gimana? Jangan emosi ya sama minthor.

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa vote dan komen ya! Biar minthor tambah semangat! Lop

Continue Reading

You'll Also Like

737 138 3
Di tengah gemerlap kota yang tak pernah lelah, Hinata berusaha menyatukan kembali serpihan-serpihan hidupnya. Setelah hatinya terluka oleh pengkhiana...
15.7K 588 23
Special GFRIEND Fanchant♡ . . . ♡KIM SOJUNG!♡ ♡JUNG YERIN!♡ ♡JUNG EUNBI!♡ ♡CHOI YUNA!♡ ♡HWANG EUNBI!♡ ♡KIM YEWON!♡ ♡YEOJA CHINGU!♡
1.9M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1M 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...