HARIUM

By EdgarJones12

23.6K 1.2K 533

[πŸ”ž] HARIUM adalah lingkungan buatan manusia yang memiliki anggota bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Sun... More

CHARACTER
Intro: Binatang
01: Pelayan
Chapter Private
03: Perhatian
06: Perhatian
07: Jungwon
09 Ciuman
10: Manis
12: Masa Lalu
13: Kebenaran
14: Kesepakatan
15: Kakak
17: Susu
18: Alkohol
19: Dua Hukuman
21: Anak
22: Cemburu
23: Obsesi Jake

24: Alasan Sunghoon

401 53 31
By EdgarJones12

YOU POV

Waktu telah menunjukkan pukul 12 malam. Aku tak bisa tertidur berkat rasa sakit yang aku rasakan di sekujur tubuhku. Sementara lelaki yang menyetubuhi selama tiga jam penuh telah tumbang saking merasa puas dan lelahnya atas permainan kami yang amat brutal. Tanganku yang bergetar pun berusaha mengambil handphoneku yang terjatuh ke lantai kamar, namun saking lemas nya aku sampai membuat tubuhku ikut limbung dan terjatuh keras ke atas lantai kamar ini.

Tangisku pecah untuk kesekian kalinya, rasa sakit itu begitu memenuhi ku sampai di batas yang membuat tubuhku bergetar tak karuan. Setelah handphone berada di tanganku, aku panggil dengan lembut Jake yang sepertinya masih tertidur nyenyak di atas kasur.

"Jake?" tak ada jawaban, aku rasa anak itu tidur seperti orang mati.

Aku pun membuka handphone milikku, berusaha menghubungi salah satu anggota di lingkungan ini agar dapat membantuku bangkit dari lantai kamar. Nama kontak yang pertama kali aku temukan adalah nama Heeseung, namun aku tak mungkin meminta tolong pada orang yang ikut membuat tubuhku tak berdaya seperti ini.

Sial, aku tak bisa meminta tolong pada Sunoo karena ia pun dalam kondisi yang tak kalah memprihatinkan dariku. Terus berusaha aku pikirkan ingin meminta tolong pada siapa, hingga pintu kamar ini terbuka dengan kasar. Lelaki yang membuka pintu itu langsung berlari menghampiri yang terbaring lemah di sisi kiri kasur dan langsung menggendong tubuhku keluar dari kamar ini. Bukannya membaringkan tubuhku kembali di sebelah Jake.

"Jay, tubuhku sakit sekali.." tanpa sadar aku mengadu atas rasa sakit yang aku rasakan di sekujur tubuhku, namun saking tak kuatnya Jay Park menggendong tubuhku lama, lelaki itu dudukkan aku di sebuah kursi yang sangat berdekatan dengan tangga. Sekuat tenaga aku berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat ketika aku mendudukkan diri di atas sofa tersebut.

"Aku tak kuat menggendong lama, sebentar aku panggilkan orang lain untuk membantu ku yaa." ucap Jay Park sempat melihat ke arah lantai utama sebelum ia kembali menghampiriku lalu berjongkok di hadapanku. "Naiklah ke atas punggungku!" pinta lelaki itu yang langsung aku turuti dengan sekuat tenaga.

"Apa kau kuat?" tanyaku yang langsung dijawab, "Kuat, jika menggendongnya dalam posisi ini." benar adanya, lelaki itu seperti lebih kokoh jika mengandalkan keseluruhan tubuhnya ketimbang hanya menggendongku menggunakan dua tangannya. Berusaha aku tak menganggu konsentrasi Jay Park saat menuruni satu per satu tangga di rumah ini, hingga akhirnya kami sampai di kamar milikku.

Jay Park letakkan tubuhku dengan perlahan ke atas kasur, lalu membantuku kembali mengenakan pakaianku. Setelah itu, Jay tuntun aku berbaring di atas kasur lalu ia pasangkan selimut di tubuhku sebelum ia dudukkan dirinya di pinggiran kasurku. Jay Park usap air mata yang tanpa sadar mengalir membasahi wajahku.

Tanpa sadar, tanganku meremas tangan Jay Park yang beralih mengelus tengkukku untuk ia layangkan kecupan manis di dahiku. Entah mengapa malah memecah tangisku semakin menjadi-jadi, Jay yang bingung atas tangisanku pun mulai menampilkan ekspresi merasa bersalah. "Kok menangis lagi?" tanya lelaki itu. Aku tanpa sadar memberikan tatapan lemah padanya sambil mengadu untuk kedua kalinya, "Tubuhku sakit sekali Jay, aku harus meminum obat jika tidak aku tak bisa tidur semalaman penuh".

Jay anggukkan kepalanya sebelum bangkit dari kasur ini dan meninggalkan kamarku untuk mengambil obat pereda rasa sakit yang aku maksud. Namun, saat  aku tengah menunggu kehadiran Jay Park kembali, masuk seorang laki-laki dengan ekspresi yang menahan kesal begitu besar di wajahnya. Lelaki berkulit putih itu mendekat ke arahku dengan tangan yang bergetar dan mengepal seolah ingin memukulku.

Aku yang ketakutan pun tanpa sadar menangis sambil meminta maaf padanya, "Sunghoon maafkan nuna, nuna tak bermaksud menarik Sunoo dalam permasalahan bersama Jake. Sungguh, nuna minta maaf pada-" belum selesai aku memohon dengan sangat pada lelaki itu, Sunghoon dudukkan dirinya di pinggiran kasurku sambil mengelus wajahku dengan lembut. Sangat berbeda dengan sikap yang aku sangka akan ia berikan padaku. 

"Nuna baik-baik saja?" tanya Sunghoon begitu pelan setelah berusaha meredam amarahnya yang sebelumnya terlihat menggebu-gebu. Namun, bukannya menjawab pertanyaan lelaki itu, aku malah, "Maafkan nuna, Sunghoon." meminta maaf lagi kepada lelaki itu atas keadaan Sunoo yang babak belur setelah berhasil menyelamatkanku dari Jake.

Perlahan, senyuman tipis terukir di wajah tampan Sunghoon yang menghapus air mata menggunakan jemari tanganku, "Ini bukan salah nuna, si keparat Jake saja yang tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Apa ia juga menyakiti nuna?" tanya Sunghoon yang langsung aku jawab dengan memperlihatkan memar di bagian kaki, tangan, hingga perutku.

"Keparat itu memang harus dikasih peringatan!" rutuk Sunghoon semakin membakar amarah dalam dirinya. Aku yang ketakutan pun kembali menutup selimutku hingga datanglah Jay Park dengan segelar air putih di tangannya. Lelaki itu ikut mendudukkan diri di pinggiran kasur, sementara Sunghoon membantu diriku bangkit untuk mendudukkan diri di atas kasur ini.

Jay berikan sebutir obat padaku dan langsung aku teguk bersamaan air putih pemberiannya. Setelah meminum airnya sampai habis, bukannya menuntun tubuhku kembali berbaring di atas kasur ini. Sunghoon malah membawa tubhku ke dalam pelukannya hangat, aku yang kebingungan pun hanya bisa menatap Jay Park yang ikut tersenyum sambil mengelus puncak kepalaku pelan.

Cukup lama, Sunghoon memeluk tubuhku sementara Jay telah meletakkan gelas yang ia bawa menuju nakas samping tempat tidur ini. Berusaha aku nyamankan posisi pelukan kami hingga ku rasakan Jay Park ikut memeluk tubuhku dalam posisi yang lain. Tak banyak kata yang mereka ucapkan, namun setelah puas. Sunghoon bertanya pada Jay Park, "Mau kau atau aku yang menemaninya malam ini?".

Jay Park pun menjawab, "Aku saja, kau lebih baik temani kekasihmu itu di-" belum selesai Jay berbicara. Sunghoon langsung menggelengkan kepalanya dan meminta, "Kau saja yang menemaninya, aku tidur bersama nuna malam ini. Jake lebih takut padaku ketimbang dirimu!" ucap Sunghoon sempat membuat Jay berpikir sejenak.

Setelah Sunghoon kembali membaringkan tubuhku di atas kasur, Sunghoon berkata, "Sunoo bukan kekasihku lagi". Yang sukses mengejutkan diriku maupun Jay Park yang berdiri menghadap ku. Jay tepuk pundak Sunghoon  pelan sebelum berpamitan denganku, "Tidur yang nyenyak dan istirahatkan dirimu. Tak usah pikirkan apapun yang terjadi di luar kamar ini, okay?" yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala sambil menggenggam tangan Jay yang sebelumnya mengelus wajahku lembut, "Terima kasih banyak, Jay".

Setelah itu, Jay keluar dari kamar ini. "Matikan lampunya ya!" pinta Sunghoon saat ia berjalan ke sisi kasur yang lain untuk ikut membaringkan tubuhnya di kasur ini bersamaku. Dalam remangnya suasana kamar ini, tatapanku bertemu dengan tatapan Sunghoon yang berbaring menghadapku.

Tanpa diminta untuk menceritakan, Sunghoon mengutarakan alasannya mengakhiri hubungan dengan Sunoo, "Aku yang memaksa Sunoo pertama kali berhubungan badan denganku, aku pula yang memaksa Sunoo menjadi kekasihku dan bergabung dalam lingkungan ini." jujur Sunghoon tak terlalu membuatku terkejut karena aku memang sudah menduga sejak awal kalau dialah pengganggu Sunoo selama ini.

"Sunoo sebenarnya lelaki tulen yang menyukai wanita, tapi ia tak menampilkan sikap dan perilaku seperti lelaki pada umumnya. Wajah Sunoo sangat cantik dan menggemaskan, itulah sebabnya aku nekat melakukan apapun untuk mendapatkannya." jujur Sunghoon lagi tak kunjung mengalihkan perhatianku dari wajah tampannya.

"Awalnya aku hanya ingin bermain-main saja dengannya, namun setelah berbulan-bulan kami menghabiskan waktu bersama semakin membuatku tenggelam dalam penyimpangan ini." jujur Sunghoon memancinh diriku memberikan senyum tipis padanya.

"Itulah sebabnya Jay mengajakku bergabung dalam lingkungan ini. Dia berniat menyadarkan aku dan mengajakku keluar dari zona nyamanku sebagai penyuka sesama jenis. Sialnya, aku tertarik pada nuna dalam pandangan pertama setelah melihat foto siapa pemeran utama untuk situs ini. Nuna berhasil memberikan kesan nikmat dan nyaman yang berbeda dari selama ini aku rasakan bersama Sunoo. Aku sama sekali tak menyesal telah bergabung dalam HARIUM." cerita Sunghoon secara tak langsung seperti mengatakan kalau akulah penyebab kandasnya hubungan mereka.

Tanganku yang bergetar pun terulur ke arah wajah Sunghoon untuk aku elus dengan lembut, "Sunghoon, bolehkah nuna tidur dalam posisi memelukmu?" tanyaku entah mengapa malah menanyakan hal tersebut pada lelaki itu. Membuat Sunghoon tertawa pelan dan menuntun tubuhmu mendekat ke arahnya.

Sunghoon berikan aku pelukan hangat sambil mengelus belakang kepalaku lembut, "Tak usah meminta izin, langsung peluk saja nuna." ucap lelaki itu begitu lembut.

Aku nyaman kan posisi kami saat ini hingga Sunghoon kembali bercerita, "Sikap posesif yang selama ini aku berikan pada Sunoo memang sengaja Jungwon atur sebagai penambah daya tarik situs ini. Padahal aku senang sekali saat mengetahui akulah yang merasakan nuna pertama kali, tapi aku harus bersikap seolah aku membencinya. Bukankah aktingku selama ini berhasil?" tanya Sunghoon refleks melepaskan pelukanku di tubuhnya untuk ku tatap mata lelaki itu.

"Sungguh? Kecemburuanmu selama ini hanyalah akting? Aku pikir kau memang sangat menyukai Sunoo!" tanyaku masih tak percaya saking tak terduganya kenyataan tersebut.

"Coba nuna pikirkan, kenapa aku bergabung ke lingkungan ini jika memang aku gay sejati? dan untuk apa aku memaksa Sunoo ikut bergabung juga jika aku benar mencintainya? Hubunganku dengan Sunoo hanya berlandaskan nafsu semata, sejak awal aku memang tertarik pada nuna berkat foto yang Jungwon berikan pada seluruh anggota HARIUM. Kami masternya dan kami memang telah merencanakan situs ini dengan matang." kejujuran Sunghoon ini malah memecah tangisku sampai mrmbuatku sulit menarik napas. Sunghoon yang sadar atas kesedihanku pun berusaha menenangkanku dengan membawaku kembali ke dalam pelukannya.

"Jangan kasar lagi, Sunghoon. Nuna takut.." lirihku begitu memohon pada lelaki itu.

TBC

20 KOMEN BARU LANJUT, BISAKAN?

Continue Reading

You'll Also Like

1.1K 98 12
Sometimes you have to look at the story from the Antagonist's point of view. ⚠WARNING⚠ - Toxic words 🚫 - (Kinda) Mature content πŸ”ž Hope ya'll like i...
18.2K 1.2K 5
Pembalasan dendam seorang pria sederhana bernama Jung Jaehyun. . . . [18+] / Dewasa. Bisa dipastikan akan banyak adegan 'pembunuhan'. Jadi harap bagi...
6.6M 340K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...