Behind Every Laugh

By plpurwatika

6.2K 457 111

#30DaysWritingChallenge More

#1 Love Yourself
#2 Say Your Love!
#3 See you soon!
#5 My Olive
#7 Sorry
#8 One Day to Remember
#9 Selfie
#10 Ojek tak Bermesin
#11 Cinta
#12 Bukan Benci Biasa
#13 Surat Cinta?
#14 Sate Cinta-eh, Sate Ayam
#15 Bukan Benci Biasa (2)
#16 Trust Me
#17 Damn you, Arka.
#18 I Miss You.
#19 Kotak Cokelat
#20 Ongkos
One Call Away
KISS
#21 Dia yang Tidak Pernah Menangis

#6 (Judulnya Nyusul)

249 23 4
By plpurwatika

"Heh cupu!" Aku menggebrak meja kantin yang sedang ditempati cewek tidak tahu diri itu dengan tiba-tiba. Cewek itu mengangkat pandangannya, lalu menatapku takut-takut. Perhatian seluruh orang di kantin langsung terarah pada kami. Aku melipat tanganku ke depan. "Berani banget lo deketin cowok gue!"

Aku bisa melihat dia gemetar ketakutan. Halah. Sok lemah. "Gu—Gue ..."

"Haduh. Capek gue dengerin lo. Udah cupu, gagu lagi. Ngomong yang jelas!" Aku mengakhiri kalimatku dengan menggebrak meja lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya sampai tanganku terasa panas.

"Bukan begitu Cher ...." Dia berbicara dengan suara bergetar. Cewek di depanku ini benar-benar menyebalkan. Cupu. Namaku yang super imut jadi tidak imut lagi saat dia menyebutnya. "Gue sama dia emang nggak sengaja sekelompok kemarin. Tapi itu bener-bener nggak sengaja. Bukan kemauan gue."

"Halah, alesan!" Aku lalu berbicara kepada semua orang yang saat ini telah mengerubungi kami. "Kalian semua denger ya, kalo ada satu orang pun yang masih mau temenan sama dia." Aku menunjuk cewek cupu itu. "Gue jamin masa-masa SMA kalian nggak bakalan tenang."

Semua langsung menanggapinya dengan anggukan. Bagus. Aku ini memang keren banget.

Tiba-tiba saja aku merasakan lenganku ditarik oleh orang yang masih gaje. Aku ingin berteriak marah kepadanya. Tapi saat aku menyadari siapa orang yang menarikku keluar kantin, aku tidak jadi marah-marah.

"Kamu ngapain sih?" Orang itu, Azka, menatapku tajam. Dia itu kenapa sih? "Maksud kamu apa bilang kayak gitu ke orang-orang? Jahat banget sih kamu!"

Aku menghela nafas sambil menggelayut manja di lengan Azka. "Sayang, kamu tuh nggak ngerti. Dia itu suka sama kamu."

"Ya, yang penting aku kan nggak suka sama dia. Udahlah kamu jangan berlebihan gitu."

"Berlebihan gimana sih?" Aku mendengus kesal. "Ya, sekarang kamu nggak suka. Tapi, kalo dia deketin kamu terus kan lama-lama kamu bisa suka."

"Dia nggak deketin aku." Azka berkata dengan nada yang tidak bisa terbantahkan. "Kita nggak segaja sekelompok. Nggak sengaja karena itu bu Rita yang pilih. Kalo kamu mau marah, harusnya kamu marah sama bu Rita, bukan sama Indri!"

Oh jadi namanya Indri. "Kok kamu jadi belain dia sih?" Aku menghentakkan kakiku kesal.

"Terserah kamu deh!"

Aku hanya menatap kesal kepergian Azka. Dia kenapasih? Marah-marah terus. Akukan hanya tidak ingin kehilangannya. Kenapasi dia tidak mengerti, betapa aku sangat mencintainya?

♥♥♥

Azka. Sudah hampir satu tahun aku berpacaran dengannya. Menurutku dialah satu-satunya yang dapat mengerti dan sabar dengan sifatku yang—sebenarnya aku malas mengakuinya—kekanak-kanakakkan sekali. Aku mengenalnya sejak SMP. Dulu, dia itu bandel sekali. Suka bolos. Suka keluyuran tidak jelas. Lalu entah mengapa aku jadi dekat dengannya. Mengetahui alasan dia sering begitu. Menjadi tempatnya berbagi cerita. Perlahan namun pasti, dia berubah ke arah yang lebih baik. 

Ngomong-ngomong soal Azka, akhir-akhir ini aku tidak berkomunikasi sama sekali dengannya. Entahlah. Mungkin dia masih marah. Aku tidak mengerti. Padahal yang kulakukan sudah benar, kan?

Hari ini, kuputuskan untuk meminta maaf padanya. Walaupun aku masih belum terlalu yakin kalau aku yang salah, tapi aku akan minta maaf. Aku sangat merindukannya. Jadi kusingkirkan semua egoku deminya. Demi hubungan kita.

Aku menyusuri koridor sekolah ke arah kelas Azka. Koridor lumayan sepi karena bel pulang sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Tapi aku yakin Azka masih di kelasnya. Dia kan, ketua kelas yang sangat bertanggung jawab. Pasti dia memastikan dan menunggu sampai giliran piket hari itu selesai melakukan tugasnya dengan benar.

Ketika aku akan masuk ke kelas Azka dan mendapati Azka hanya berdua saja dengan seorang cewek di kelas, aku mengurungkan niatku dan langsung berlindung di tempok terdekat. Bersembunyi sambil mencuri dengar pembicaraan mereka.

Ah ya, aku baru ingat. Cewek itu kan Rissa! Cewek yang digosipkan lebih cantik daripada aku. Dasar gosip sesat. Aku sering dengar kalau Rissa memang menyukai Azka. Aku tidak terlalu tau apakah mereka dekat atau tidak di kelas. Yang aku tahu, aku harus memberi peringatan pada Rissa secepatnya.

"Mau kemana sih, Ka?" Rissa berkata dengan nada menjijikkan di telingaku. Dasar sok cantik! "Buru-buru banget."

"Mau pulang lah." Azka menjawab cuek. "Emang lo mau di sini sampe besok?"

Rissa tertawa sok imut. "Lo lucu banget sih. Bikin makin suka."

Kurang ajar!

Aku mengurungkan niatku untuk masuk ke kelas Azka saat Azka menimpali perkataan Rissa dengan malas, "Terserah lo deh!"

"Azka sebentar!"

"Apaan lagi?"

"Lo lagi marahan ya sama pacar lo yang sombong banget itu?" Apa katanya? Aku sombong? Wajarlah, ada yang pantas untuk aku sombongkan. "Siapa namanya? Gue lupa."

"Cherry." Azka menjawab singkat. "Lagi marahan atau nggak, itu bukan urusan lo deh kayaknya."

Haha. Rasakan!

"Lo kapan sih putus dari dia?" What the ... "Gue capek tau nunggu-nunggunya."

"Lo ngomong apasih?"

"Azka. Listen." Rissa berbicara dengan nada sok bijak lalu meletakkan kedua tangannya di pundak Azka yang dengan segera ditepis oleh Azka. "Harusnya lo itu putus dari Cherry dan jadian sama gue. Gue itu bisa ngertiin lo. Nggak kayak Cherry yang egois. Lagian apasih bagusnya si Cherry itu? Oke. Namanya dia emang bagus. Tapi sifatnya? Sombong. Belagu. Sok kuasa. Sok paling cantik. Emang dia siapa?"

"Denger ya, mau lo jelek-jelekin dia kayak apa pun di depan gue, itu nggak bakal ngerubah apa pun. Dia bakal tetep baik di mata gue. Dan dengan cara lo yang kayak gini, lo yang jadi semakin jelek di mata gue."

Ah rasanya aku terharu sekali. Ingin aku memeluk Azka sekarang juga. Dia jarang sekali memujiku, sejujurnya. Tapi aku mengerti sekarang, kalau dia benar-benar mencintaiku.

Bisa kulihat Rissa tersenyum sinis. "Cewek kayak gitu yang bisa bikin lo tergila-gila?" Cih. Ingin rasanya aku menampar cewek itu sekarang juga!

"Satu. Walaupun omongannya sering nyebelin dan nggak pernah dipikir dulu, Cherry itu nggak pernah ngomongin orang di belakang. Kalo dia nggak suka, ya, dia langsung ngomong di depan orangnya. Nggak kayak lo."

Aku tersikap. Rasanya terharu sekali.

"Dua. Cherry itu penyelamat gue. Dia yang ngerubah gue ke arah yang bener. Kalo lo bilang dia nggak bisa ngertiin gue, lo salah besar! Justru cuman dia yang bisa ngertiin gue di saat semua orang nggak peduli sama gue."

Oh, rasanya aku tidak percaya kalau orang yang sedang dibicarakan Azka itu adalah aku.

"Tiga. Dia itu bukan perusak hubungan orang lain kayak lo. Dan yang jelas, kalo dia udah sayang sama orang lain itu tulus banget. Nggak kayak lo. Kayak gue nggak tau aja, lo pengen jadian sama gue demi popularitas doang kan? Cherry nggak pernah kayak gitu."

Aku bisa melihat Rissa hanya menunduk kesal karena semua perkataan Azka. Aku tau, harga diri cewek itu pasti hancur ditolak mentah-mentah oleh cowok. Aku jadi kasihan.

Azka. Aku tidak meyangka dia membelaku habis-habisan. Rasanya aku ingin menangis. Terharu. Aku baru mengerti dengan istilah, bukan seberapa banyak dia bilang 'gue sayang lo', tapi seberapa banyak dia bilang 'gue sayang dia' di depan orang lain.

"Nggak ada yang mau diomongin lagi, kan?" Azka tidak menunggu jawaban dari Rissa. "Gue duluan ya."

Azka keluar dari kelasnya, lalu berbelok dan terlihat kaget saat menemukanku. "Kamu ngapain?"

Tanpa pikir panjang aku langsung memeluknya. Dia membalas pelukanku.

"Kamu denger semuanya?" Azka berkata setelah aku melepaskan pelukanku. Aku mengangguk. "Aku nggak boong soal yang tadi."

Wajahku merona. "Aku tahu."

Azka mencubit pipiku. "Jangan langsung kegeeran deh."

"Aku bakal ngerubah sifat jelek aku." Aku berkata tanpa sadar. Azka menatapku dalam. "Demi kamu."

"Jangan demi aku." Aku meliriknya bingung. "Tapi demi diri kamu sendiri."

"Demi kamu." Aku bersikeras. "Demi ngeyakinin kamu dan semua orang, kalo aku emang pantes di samping kamu."

"Udah deh, aku emang nggak pernah menang kalo debat sama kamu."

Aku tertawa kecil. "Aku sayang kamu." Ketika Azka ingin membalasnya, aku menambahkan. "Nggak usah jawab karena aku udah tau, kalo kamu juga sayang sama aku."

ヾ(@^∇^@)ノTHE ENDヾ(@°▽°@)ノ

#30DaysWritingChallange 

Day 6:  3 things you like about your personality

KAGAK DANTA NJIR. MAAP YA:(

Kuota gue abis btw-_-





Bojonegoro, 6:2 Juli 2015.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
316K 9.4K 64
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
160K 313 9
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...
1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...