JIN HAREM UNIVERSE

By myfacelookstank

5.3K 392 42

[[⚠️⚠️warning 21++⚠️⚠️ yang artinya Ada adegan bar bar jadi tolong bijak]] Cerita tentang perhareman jin 5 sh... More

JIN OMEGAVERSE 1
JIN OMEGAVERSE 2
JIN OMEGAVERSE 3
JIN OMEGAVERSE 4
WILL DELETE VERY SOON!!
JIN OMEGAVERSE 5 (END)
VILLAIN'S KARMA 1
VILLAIN'S KARMA 3
VILLAIN'S KARMA 4
VILLAIN'S KARMA 5 (END)
PERSONAL ASSISTANT 1

VILLAIN'S KARMA 2

229 19 2
By myfacelookstank







Jimin mengusap air matanya kasar. Pikirannya mengabur. Jimin merasa dia tidak mampu lagi untuk berfikir bersih.

Jimin bergerak menuju rooftop sekolah memandang sekolah yang dulu dia kagumi. Sekolah impian yang dia usahakan mati-matian sehingga dia benar-benar bisa sekolah di sini dengan beasiswa.

"Terlalu bagus." Jimin berguman.

Sekolah ini memiliki reputasi luar biasa. Orang luar akan berdecak kagum mendengar setiap prestasi yang di torehkan. Para lulusannya juga tidak ada yang gagal. Ini adalah sekolah impian.

Jimin menyeringai lucu. Mereka hanya tidak tahu jika penghuninya adalah iblis-iblis kejam yang tidak memiliki nurani.

"Ini terlalu bagus. Aku benar-benar ingin merusaknya sedikit saja." Jimin kembali bersuara.

Tangannya meraih ponsel di sakunya. Kelopak matanya bergerak turun. Dia membuka kotak pesan dan memperhatikan pesan-pesan yang dia kirimkan untuk seseorang. Tidak ada balasan. Jimin benar-benar tidak mendapatkan balasan satupun dari banyaknya pesan yang dia kirim. Tapi Jimin tidak pernah mengeluh. Dia tidak pernah mengharapkan pesannya di balas. Dia hanya ingin menumpahkan setiap keluhan hatinya. Tapi sekarang berbeda. Dia benar-benar berharap setidaknya pesannya dibaca.

Jimin mengetik pesan lagi. Tapi berbeda dengan sebelumnya, dia menulis, 'Aku akan berhenti mengirim pesan. Tolong jaga ibu mulai sekarang. Dia akan sangat kesepian.' sebagai judul.

Jimin mengatakan semua yang terjadi. Bagaimana dia dirundung dan dia yang tidak sanggup lagi menerima setiap rundungan yang di lakukan Seokjin.

Jimin yakin pesannya dibaca. Walaupun selama ini di abaikan, hubungan mereka tidaklah terlalu dangkal.

Akhir kalimat Jimin mengetikan. "Aku yakin kalian akan merawat ibu dengan baik. Aku pergi."

Setelah itu jimin menyembunyikan hpnya di balik sebuah tumpukan meja rusak yang ada di sudut rooftop. Jimin kembali mendekati rooftop dan berdiri di sana. Tatapannya menyapu suasana cerah dari interaksi murid-murid yang masih belum menyadari keberadaannya.

Jimin menarik nafas panjang. Dia tidak akan melakukannya tanpa membuat keributan.

Jimin menutup mata. Dia menunggu beberapa saat sampai seseorang menyadari keberadaannya. Hanya sekejap sebelum dia mendengar suara pekikan yang keemudian menjadi keeributan.

Dadanya berdetak kencang. Senyum samar muncul di bibirnya yang bergetar. Sudah saatnya.

Teriakan panik itu membuat Jimin sadar jika ini adalah waktu yang tepat. Dia mengambil nafas panjang terakhir dan tanpa ragu menjatuhkan diri dari bangunan tinggi itu.

Suara teriakan kencang masih bisa Jimin dengar sebelum akhirnya dia merasakan sakit yang luar biasa dari seluruh tubuhnya.

Kepala Jimin berdengung. Dia terbatuk beberapa kali. Darah menyembur banyak. Matanya semakin berat. Jimin tidak bisa bertahan lebih lama.

Maafkan aku ibu...

***

Kericuhan tentu saja terjadi setelah peristiwa naas yang terjadi. Beberapa siswa yang melihat kejadian itu secara langsung bahkan memerlukan pendampingan psikolog.

Sudah tiga hari berlalu tapi berita yang tersebar masih sangat sulit di tekan. Beberapa yang merekam sudah terlanjur membagikan videonya di media sosial. Benar-benar sangat sulit untuk membersihkan semuanya.

Semua orang menyimpulkan Jimin nekad melakukan semua itu karena sudah tidak kuat dengan rundungan yang dia terima. Mereka sepakat menjadikan seokjin sebagai tersangka kuat yang menjadi alasan untuk Jimin melakukan tindakannya itu.

Semua orang juga berfikir jika setelah kejadian meengerikan yang Jimin alami, Seokjin akan merasa bersalah dan tidak akan melakukan kesenangan gilanya lagi. Tapi ekspetasi mereka terlalu tinggi. Jangakan merasa bersalah, Seokjin bahkan menyalahkan dan mengutuk Jimin akibat perbuatan yang menurutnya sangat bodoh itu.

Yang membuat semua orang semakin tidak percaya adalah walaupun beritanya menjadi viral, kasus Jimin hanya di tutup sebagai kasus bunuh diri biasa. Tidak ada investasi lanjut untuk mengetahui penyebab pria itu melakukan tindakan nekatnya. Membuat semua orang semakin menyadari kuatnya kekuasaan yang Seokjin miliki di tangannya.

"Kau baik-baik saja?" Hoseok bertanya.

"Untuk apa?"

"Kasusnya. Semua orang membicarakanmu."

Seokjin berdecih. "Apa yang kalian harapkan? Aku akan terpuruk?"

Hoseok terdiam.

"Dengarkan aku. Aku tidak melakukan apapun. Semua yang terjadi kepadanya adalah murni karena pikiran bodohnya. Kenapa kalian beharap aku bereaksi banyak?"

Hoseok menghela nafas. Dia sedikit menyayangkan sifat simpati lemah yang temannya miliki itu.

"Terserahmu." Hoseok mengalah. Walaupun dia takut kepada seokjin, tidak bisa dipungkiri jika mereka sudah berteman sejak mereka masih kecil. Hoseok sendiri merupakan anak dari asisten pribadi ayah seokjin. Tentu saja hubungan mereka baik.

Hoseok sudah menganggap seokjin seperti saudaranya sendiri. Beberapa kali dia berusaha menyadarkan sikap keterlaluannya tapi Seokjin benar-benar lebih keras dari batu. Terlalu sulit.

Mereka akhirnya mengalihkan topik pembicaraan mereka. Tidak lagi menyinggung tentang masalah Jimin lagi yang bisa membuat suasan hati Seokjin memburuk.

"Aku dengar ada murid baru. Dua orang."

"Benarkah? Aku tidak mendengar apapun." Seokjin mengerutkan dahinya. Biasanya apapun yang terjadi di sekolah, pasti ada saja yang akan menyampaikan hal itu kepadanya. Tapi sekarang dia bahkan tidak mendengar apapun. Dia tidak bisa menyelidiki seperti apa murid baru yanga akan datang. Apakah mereka cukup kuat atau memiliki nasib buruk untuk menjadi sasaran kegilaan Seokjin.

"Aku juga dengar mereka dari kota seoul. Orang kota." Hoseok berbisik.

Seokjin memutar bola matanya. "Ini tidak seperti Busan merupakan kota yang kecil."

Hoseok terkekeh.

"Bagaimana mereka?"

"Aku tidak tahu. Aku tidak mendengar gosip apapun."

"Payah."

Hoseok rasanya sangat ingin menggeplak kepala belakang Seokjin. Informasinya bahkan sudah cukup banyak dibandingkan Seokjin yang sepenuhnya buta. Tapi Hoseok masih sayang nyawa. Dia hanya menunjukan wajah cemberut kesal.

"Ngomong-ngomong aku lapar. Ayo ke kantin."

Hoseok menatap Seokjin terpukau. Suasana hati pria itu benar-benar cepat berubah.

"Tapi bel masuk sebentar lagi berbunyi." Hoseok tidak setuju.

"Tidak seperti aku perduli." Seokjin menjawab menyebalkan. "Ayo!"

Hoseok mau tidak mau mengikuti langkah kaki Seokjin. Mereka berjalan dengan tenang menyusuri lorong sekolah. Tapi saat di belokan, Seokjin menabrak tubuh seseorang. "AW!" Terlalu keras. Tubuh Seokjin yang reflek terdorong mundur bahkan terasa sakit. Hoseok hanya bisa meringis melihat temannya yang terlihat masih terkejut.

Seokjin hampir saja memaki orang yang menabraknya sebelum dia menyadari jika dua orang yang berdiri di depannya itu memiliki wajah yang benar-benar asing.

"Wahhh mereka sangat tampan." Hoseok berbisik di dekat telinga Seokjin yang masih mematung.

Seokjin sendiri masih tidak percaya apa yang di lihatnya.

Dua pria itu memiliki kulit putih bersih. Wajahnya benar-benar tampan dengan mata yang tajam. Hidung mereka juga sangat tinggi dan tegas.

Rambut itu... Seokjin bahkan tidak bisa membayangkan betapa lembutnya rambut mereka. Apa sekarang sekolah mereka kedatangan model?

Seokjin mengerjapkan matanya berusaha kembali sadar dari lamunan memalukannya.

"Kalian siapa?" Seokjin bertanya.

Dua orang itu tersenyum samar. "Perkenalkan aku Jungkook dan kembaranku Taehyung."

Pantas saja... Walaupun berbeda, mereka masih terlihat sedikit mirip.

"Kami murid baru disini." Taehyung melanjutkan.

"Ahhh" Seokjin mengangguk. Tatapannya langsung beralih ke Hoseok. "Ayo ke kantin."

Hoseok yang masih linglung mengangguk. Matanya benar-benar tidak berkedip menatap dua pria itu.

Seokjin sebenarnya cukup terkesan. Tapi dia tidak benar-benar perduli. Hatinya masih untuk Yoongi seorang. Karena itu setelah mengetahui siapa dua orang itu, dia langsung merasa tidak tertarik lagi.

Seokjin melanjutkan langkahnya melewati Jungkook dan Taehyung diikuti oleh Hoseok.

"Seokjin..."

Seokjin menghentikan langkahnya dan kembali menatap Jungkook dan Taehyung.

"Kita akan sering bertemu di masa depan." Setelah mengatakan itu, Jungkook dan Taehyung juga melanjutkan langkah mereka meninggalkan seokjin yang mengerutkan dahinya bingung.

Seokjin mengedikan bahunya. Dia tidak mau ambil pusing.

"Tunggu!" Hoseok memegang bahu Seokjin dan menatap pria itu lurus. "Bagaimana mereka bisa tahu namamu?"


tbc.






_________________________________


guyss... mau bilang mulai besok aku akan upload chapter teratur di jam 10 malam waktu bagian barat. kayaknya ada masalah sama beberapa readers karena mereka bilang ga dapet notif kalo aku up ceritanya.

Aku juga mau biar lebih terjadwal gitu hehe.

Continue Reading

You'll Also Like

565K 57.4K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
YES, DADDY! By

Fanfiction

308K 1.8K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
Drie By VAnswan

Fanfiction

30.2K 3.8K 21
Mamanya bilang, Chandra harus mengalah pada adiknya, Nathan, karena Chandra adalah seorang kakak. Lalu papanya bilang, Chandra harus mengalah pada ka...
86.2K 8.1K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...