Obsessed: Recall

By 3ternallabs

733 147 152

Story by @PeachPeachy11 Main Cast: Kim Taehyung as Moony Kim Bae Suzy as Paris Bae DPR IAN as Sydney Yu Park... More

Trailer & Cast
Prologue
What Appears Will Not Release
Paparazzi, Biggest fan, or Anti-fan?
Animal
What's Your Motive?
A Killer
Paris
A Fox and A Tiger
Beneficial Information Searching
Recall
Belle Et l'attention est centrée sur elle

Call Out My Name

43 10 6
By 3ternallabs

Isi kepala Paris dipenuhi tanda tanya sejak Manajer Kim meneleponnya tiba-tiba agar datang ke agensi, lebih tepatnya ruang rapat. Terus berusaha mencoba mengingat kesalahan apa yang telah diperbuat. Namun, apa daya, ingatannya begitu buruk sehingga tidak bisa mengingat sesuatu dengan baik.

Degup jantung yang kian bertalu-talu, Paris menghela napas samar sembari membuka pintu ruang rapat dengan pelan. Menelisik sekitar, sepi. Perasaan lega itu setidaknya memberikan rasa sedikit lebih tenang sembari memilih tempat duduk pada salah satu kursi rapat.

Atensinya jatuh pada daun pintu rapat terbuka. Melihat Manajer Kim dengan menenteng sebuah map menghampiri sehingga Paris membenarkan posisi duduknya. "Apa yang terjadi, Manajer Kim? Di mana anggota LunaVibe yang lain? Kenapa hanya aku saja yang datang? Apakah aku melakukan kesalahan fatal?"

Manajer Kim sudah terbiasa dihujani pertanyaan bertubi-tubi. Paham betul mengapa Paris seperti itu. Manajer Kim menggeleng kecil seraya mengerutkan bibirnya. "Kau tidak melakukan kesalahan apapun, Paris. Rekan-rekanmu ada jadwal masing-masing. Namun, ada yang harus aku katakan padamu."

Kalimat pernyataan terakhir Manajer Kim membuat Paris berpikir liar dan melalang buana. Belum sempat menanyakan maksud dari kalimat tersebut, kedua netranya melihat eksistensi dua pria masuk ke dalam ruang rapat dengan pakaian rapi: setelan jas hitam dan kemeja putih.

"Paris, mulai hari ini kau akan ditemani oleh pengawal pribadi baru, dia bernama—"

Belum selesai Manajer Kim berkata, Paris lebih dulu bangkit dari kursi dan menatap Sydney, "Apakah Sydney berhenti sebagai pengawal pribadiku, Manajer Kim?"

"Tidak," sahut Manajer Kim lalu mendekati pria yang berada di samping Sydney. "Pria ini bernama Moony Kim. Dia akan menjadi rekan Sydney dalam menjagamu. Tidak ada salahnya menambah pengawal pribadi untukmu mengingat popularitas LunaVibe semakin besar, apalagi dirimu juga seorang aktris ternama."

Kini Paris paham dengan tindakan Manajer Kim, kembali duduk dengan hati yang tenang, dan menjatuhkan pandangnya pada Moony dan Sydney bergantian. "Baiklah, Sydney dan Moony."

Manajer Kim mengeluarkan papan nama kecil dari dalam map dan memberikannya pada Moony. "Paris mengalami gangguan daya ingat. Ia tidak bisa mengingat sesuatu dalam jangka panjang. Pakai papan nama ini di baju hingga ia hapal siapa namamu."

"Ah, pantas saja Sydney tidak memakai papan nama seperti ini. Ternyata Paris sudah hapal diluar kepala." Moony menatap sekilas Sydney yang tampak kesal lalu tersenyum pada Manajer Kim. "Aku akan mengenakannya sampai Paris akan mengingat namaku dengan baik."

"Manajer Kim." Panggil Paris kala sang manajer hendak keluar dari ruang rapat. "Apa jadwal kegiatanku saat ini?"

"Istirahatlah selama dua hari. Nanti akan aku kabari melalui Sydney atau Moony mengenai jadwal kegiatanmu," respon Manajer Kim atas pertanyaan Paris.

***

"Apa yang kau lakukan?"

Syndey memergoki Moony yang sedang membantu Paris mengemas pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam koper. Moony berbisik pada Paris agar lekas menyelesaikan kegiatannya tersebut sedangkan ia berdiri mendekati Sydney yang berada di bingkai pintu kamar.

"Apa yang mereka lakukan? Seperti anak-anak saja," ujar Paris melihat Moony dan Sydney menjauh dari kamarnya.

Kedua pria bermarga Kim dan Yu saling berdiri berhadapan dengan air wajah tak suka. Sydney menatap detail tubuh Moony lalu tertawa kecil.

"Kau akan melakukan apa pada Paris? Apakah tidur bersamanya hingga kau membawanya pergi dari sini dan tidak memperbolehkanku ikut karena takut terganggu oleh aktivitas nakalmu itu?" tanya Sydney guna mengorek informasi dari tindakan yang Moony ambil.

Moony tidak bereaksi apapun. Tetap tenang dan sedikit mencodongkan tubuhnya. Dengan suara kecil bertanya pada Sydney. "Karena unit apartemen ini sangat bahaya. Lantai kamar mandi sangat licin terdapat busa sabun atau sampo. Kau ingin membunuh Paris, ya?"

"Kalau iya, kenapa? Apa ada masalah?" Sydney berucap dengan nada menantang seraya menatap wajah Moony dengan lekat. Sama sekali tidak meragukan sedikit pun apa yang telah dirinya ucapkan.

Respon Moony atas pertanyaan provokasi itu adalah cukup tersenyum samar lalu menepuk pelan bahu Sydney dan berbisik. "Langkahi mayatku dulu, baru kau bisa membunuh Paris."

"Semoga sukses!" seru Moony dengan mengacungkan ibu jari kirinya memberikan dukungan semangat pada Sydney yang kini tengah terbakar amarah atas perlakukan pria Kim pada dirinya.

***

"Kau ingat tempat ini, Paris?"

Moony menegur Paris yang terpaku di tengah ruang tamu yang begitu luas saat tiba di vila miliknya. Vila tersebut memiliki impresi klasik yang dipadukan apik dengan warna-warna tanah. Perabotan dan dekorasinya dominan terbuat dari kayu, terlebih bangunan tersebut sangat tinggi dan luas. Layaknya masuk ke dunia lain, Paris merasa takjub dengan tempat itu. Perasaan senang dan sakit berbaur di dalam dirinya. Berbalik menatap Moony dengan pandangan pudar efek dari sakit kepala yang dirasakan.

"Apa yang terjadi padaku?" lirih Paris sembari mengerutkan dahinya. Tidak ingin terlihat lemah di hadapan Moony yang sedang menarik langkah mendekati dirinya.

"Itu terjadi karena kau lupa." Moony mengusap pelan puncak kelapa Paris lalu menarik lengan baju wanita itu guna membawanya kesuatu tempat dengan niat yang telah siapkan.

Sebelum masuk ke dalam ruangan dengan pintu kayu tinggi itu, Moony merapikan helain rambut Paris dan menyelipkannya dibalik daun telinga. "Aku akan membuatmu mengingat namaku. Panggil namaku, Moony Kim."

"Moony Kim," patuh Paris atas perintah yang Moony berikan dan melihat pria itu sedang membukakan pintu besar nan tinggi, mempersilakan dirinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

Kaki Paris bergerak dengan sendirinya, menelusuri kamar luas dan rapi itu dengan seksama hingga atensinya jatuh pada pribadi Moony yang sedari tadi setia berdiri di sampingnya. "Kenapa kau membawaku ke tempat ini?"

"Untuk melatih daya ingatmu."

"Daya ingatku? Memangnya apa hubungan daya ingatku dengan tempat ini?" tanya Paris selagi masih bisa mengingat dengan baik sebelum ingatan tersebut hilang menjadi kenangan buram yang sulit ia ingat kembali.

Sebelum menjawab pertanyaan yang ditujukan pada dirinya, Moony memilih duduk pada tepi tempat tidur. Menyanggah dirinya dengan kedua tangan berada di belakang sebagai penopang dan menatap Paris dengan lekat. "Entah sengaja atau tidak sengaja, suatu hal pasti terhubung. Begitu juga dengan dirimu, diriku, dan bangunan tua ini. Kau harus ingat, Paris. Caraku mengatasi daya ingatmu itu berbeda dengan Sydney. Sydney bukan orang baik seperti yang kau kira selama ini."

"Apa maksudmu?" Paris mulai berpangku tangan menatap Moony. Dialog tersebut menarik perhatiannya terlebih ketika Moony menyebut nama Sydney. "Memangnya kau tahu apa tentang Sydney?"

Pertanyaan Paris membuat Moony tersenyum membasahi bibir bawahnya dengan lidah lalu ikut berpangku tangan seperti yang wanita cantik itu lakukan. "Memang benar yang aku tahu hanya sedikit tentang Sydney. Namun, poin-poin itu cukup membuktikan bahwa dia bukanlah pria baik yang selama ini kau kenal. Aku lebih tertarik padamu bukan padanya. Sudahi percakapan ini jika kau menyebut namanya lagi."

"Aku akan mengurungmu satu hari penuh di kamar ini hingga kau mengingat namaku dengan baik tanpa papan nama." ketegasan Moony membuat Paris memberontak. Melihat wanita itu mendekatinya sembari berkacak pinggang.

"Aku hapal namamu!" pekik Paris tak terima pada Moony yang akan mengurung dirinya di dalam kamar.

"Siapa?" Moony menantang Paris yang sedang menatapnya dengan penuh kebencian.

Paris tidak bisa menjawab. Berbalik badan dan mendengus kesal. "Aku hanya ingat margamu."

"Tidak apa-apa. Setidaknya ada sedikit perkembangan." Moony menepuk bahu Paris dengan pelan lalu beranjak keluar dari kamar tersebut.

Ketika dua daun pintu kamar tertutup begitu rapat, seketika rasa takut menjalar disetiap darah Paris. Ia berlari menuju pintu dan memukul permukaan pintu dengan keras. "Tolong jangan kurung aku!"

Moony yang masih setia berdiri di depan pintu besar itu menyunggingkan senyuman lalu berbalik badan menarik langkah menjauhi. "Masa lalu terulang kembali. Namun, dengan alur yang berbeda."

***

Nyonya Kim menangkup wajahnya dengan satu tangan yang bertumpu di atas meja bartender. Terlukis senyum manis pada wajah cantinya. Maniknya menangkap sosok Sydney yang mendekatinya dengan tatapan tajam dan terpusat, mencerminkan ketegangan pada pria Yu tersebut.

Sydney semakin dekat dengan wajah tegas, kegeraman terpancar dari garis rahangnya yang tegang dan sorot netranya yang menusuk. "Bagaimana keponakan Anda bisa tahu dan mengacaukan misi yang telah diberikan?"

"Keponakan?" tanya Nyonya Kim pada Sydney. "Maksudmu, Moony Kim?"

"Sungguh keluarga yang sangat rumit dan mengerikan." Sydney berdecak kesal mendengar respon Nyonya Kim seraya melihat wanita itu menyodorkan segelas minuman alkohol padanya.

Nyonya Kim menyesap habis minuman alkoholnya. Menatap Sydney dengan intens dan tersenyum samar. "Apa kau tahu mengapa aku menggunakan jasamu, Sydney?"

Kini giliran Sydney yang mengabaikan pertanyaan Nyonya Kim. Memilih untuk mengambil sebatang rokok dari dalam saku jas hitamnya lalu menyalakan ujung batang rokok tersebut. Menyesapnya kuat seraya menyipitkan kedua matanya—terasa nikmat disaat sulit seperti ini.

Sengaja Sydney memalingkan wajahnya agar asap kelabu yang menyesakkan itu tidak mengenai Nyonya Kim. Tindakan tersebut membuat Nyonya Kim tersenyum dan menepuk pelan bahu Sydney.

"Siapa nama ayahmu, Sydney? Dia berhasil mendidikmu sebagai seorang pria yang gentleman. Meskipun perasaanmu kesal, kau mampu menghargai seorang wanita." Nyonya Kim dapati Sydney menatapnya dengan sinis lalu tertawa kecil. "Alasanku menyewa jasamu karena kau selalu berhasil menyelesaikan misi pembunuhan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Aku tak khawatir membayarmu dengan biaya mahal karena kau adalah seorang pembunuh yang kompeten selalu ada puluhan cara untuk membunuh.."

Sekilas Sydney menatap Nyonya Kim kemudian menyesap sedikit minumannya. "Maka dari itu tolong kerja samanya. Anda mengurus Moony dan Manajer Kim dan aku mengurus Paris. Dalam waktu dekat aku akan membawakan kepalanya pada Anda, Nyonya Kim."

"Harley sialan," ujar Nyonya Kim diiringi dengan memukul permukaan meja karena terlalu kesal dengan pria Kim tersebut. "Harley dan keponakan kesayangannya itu biar aku yang urus. Kau fokus saja pada Paris."

"Dan ini yang kau minta padaku." Secarik kertas Nyonya Kim keluarkan dari tasnya dan menyodorkannya di hadapan Syndey. "Ini alamat vila Moony. Dia tumbuh besar disana jadi aku yakin dia membawa Paris ke tempat itu."

Alamat yang tertera pada secarik kertas itu mengalihkan perhatian Sydney, membaca sekilas lalu memasukkannya ke dalam saku jasnya. Ketika bangkit dari tempat duduk dan melangkah pergi, ucapan Nyonya Kim sukses menghentikan langkahnya.

"Panggil saja aku Nyonya Selena. Aku tidak suka mendengar panggilanmu yang begitu formal padaku."

Tidak ada tanggapan apapun dari ucapannya yang Sydney berikan. Setelah selesai mendengarkan perkataan Selena, Sydney kembali menarik langkahnya keluar dari bar tersebut.

Aura mencekam menjalar menyelimuti pribadi Sydney yang berkibar di tengah jalan, melintasi jalan raya menggunakan motor besarnya yang melaju dengan cepatan tinggi. Kehadirannya sangat menonjol di tengah kerumunan lalu lintas. Terdengar bunyi gemuruh mesin motornya yang menyatu dengan derap ban yang menyapa aspal.

Terlihat bulan malam itu lebih besar dari biasanya. Awan kelabu melintasi bulan mendukung memberikan suasana yang tegang. Menciptakan siluet yang menyeramkan, misterius, dan mempesona dalam satu waktu.





----------

Kalau kalian jadi Paris, mau ikut siapa? Sydney atau Moony?

Kalo aku ikut Harley aja wahahaha

Jangan bosan untuk membaca ini karena setiap babnya ada yang menarik <3

Terima kasih telah membaca dan dukungannya!

Continue Reading

You'll Also Like

90 90 9
seorang gadis cantik yang berasal dari keluarga art yang mencintai anak kepala sekolah yang tampan, pintar,lembut
2K 501 47
Mungkin dimata banyak orang, Fharen Hito adalah seorang aktivis dakwah, ustadz muda, anak motor, berprestasi, kaya raya bahkan menjadi incaran para s...
83.5K 8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
498K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.