Lantai 99 Menara Hitam.
- "Kaiser, sepertinya Sejun akan kembali menggunakan gelang yang kamu berikan padanya. Dia akan segera tiba di sini."
- "Apa?!"
Kaiser dikejutkan oleh kata-kata Kellion, menyiarkan langsung situasi Sejun di Menara Putih.
'Ini buruk!'
Ketika Kaiser memberi Sejun Gelang Kembalinya Naga, masih ada setitik kebencian yang tersisa dalam dirinya.
Dia tidak suka jika Sejun hanya mendengarkan Aileen.
Karena itu, dia mengukir sihir balik pada gelang yang diaktifkan pada koordinat relatif, bukan koordinat absolut.
Tentu saja, dia tidak menyangka saat itu Sejun akan pergi ke menara lain.
Sementara Kaiser menyadari kesalahannya,
- "Hah?! Mengapa Sejun muncul di lantai 99 Menara Putih, bukan Menara Hitam? Di situlah kekuatan sihir Ajax..."
Kellion kaget melihat Sejun muncul di tempat yang tidak terduga. Untung saja Theo terlihat merawat Sejun.
Kemudian,
- "Kaiser, apakah kamu benar-benar mengukir sihir pengembalian untuk diaktifkan pada koordinat relatif pada gelang Sejun?!"
Kaiser mulai ditanyai.
- "Apa?! Sihir pengembalian harus didasarkan pada koordinat absolut! Bagaimana kamu bisa memberi Sejun gelang yang diukir dengan koordinat relatif?!"
- "Mengapa kamu menggunakan koordinat relatif?!"
Berkat itu, Kaiser sibuk dimarahi oleh para naga.
- "Tidak. Saat itu, kami tidak tahu Sejun akan pergi ke menara lain..."
Kaiser dengan sungguh-sungguh mencoba mencari alasan kepada para naga.
Kemudian,
- "Kakek."
Suara dingin Aileen membuat Kaiser merinding.
- "Aileen... Ini..."
Kaiser bergegas menjelaskan situasinya, tapi
- "Aku tidak akan berbicara dengan Kakek lagi!"
Aileen yang marah memotong pembicaraannya dengan Kaiser.
- "Cucu perempuan..."
Kaiser kecewa dengan pernyataan Aileen yang memutuskan pembicaraan.
- "Sejun harus segera kembali..."
Kaiser berdoa agar Sejun cepat kembali. Sejun adalah satu-satunya yang bisa menyelesaikan masalah ini.
***
"Um..."
Sejun sadar kembali, merasakan tekanan pada tubuhnya.
Pat. Pat.
Dia menemukan Theo dan Cuengi sedang memijat wajah dan perutnya.
Theo menyembuhkan dengan sihir penyembuhannya, sementara Cuengi membantu Sejun pulih dengan pijatan sihir fisik.
"Ketua Park, kamu sudah bangun, meong?!"
Kueng?!
[Ayah, kamu baik-baik saja?!]
Theo dan Cuengi bertanya dengan suara cerah saat melihat Sejun bangun.
"Ya, menurutku aku baik-baik saja sekarang. Ah! Bagaimana dengan Blackie?!"
Sejun segera mencari Fenrir. Jika dia mola-mola biasa, maka Fenrir adalah mola-mola super. Dalam kasus terburuk, dia mungkin sudah...
'Aku minta maaf, Blackie, karena tidak bisa melindungimu.'
Saat Sejun hendak melepaskan Fenrir di dalam hatinya,
"Blackie ada di sana, meong!"
"Hah?!"
Theo menunjuk ke arah tempat Ajax berada.
"Blackie, kamu tidak bisa mati! Pemulihan!"
Di sana, Ajax terlihat menggunakan sihir pada Fenrir.
Namun,
Kiing...
Kondisi Fenrir dengan cepat memburuk karena sihir di sekitarnya.
"Pemulihan!"
Ajax menggunakan sihir pada Fenrir lagi.
Sihir pemulihan Ajax seperti alat bantu pernapasan oksigen bagi Fenrir.
Namun, situasi Ajax sedang tidak bagus. Dia berada dalam kondisi tersegel dan tidak memiliki kekuatan magis.
Membuka segel Ajax berarti dia tidak akan kekurangan kekuatan sihir, tapi itu akan menempatkan Sejun dan Fenrir dalam bahaya yang lebih besar.
Sejun dengan cepat memahami situasinya.
"Ayo kembali ke lantai 83 menara."
Setelah mendaftarkan titik jalan di lantai 99 Menara Putih, Sejun memutuskan untuk kembali turun ke lantai 83.
Saat ini, tanpa akta tanah Menara Hitam, ini adalah tindakan terbaik.
Klik.
Sejun menggendong Ajax dan Fenrir,
"Ajax, lanjutkan merawat Blackie di dalam penyimpanan kosong."
"Oke! Hyung! Pemulihan!"
Clang.
Dia memasukkan keduanya ke dalam ruang penyimpanan kosong dan menutupnya. Bagian dalam penyimpanan kosong adalah dimensi independen, tidak terpengaruh oleh sihir di sekitarnya.
Maka dari itu, setelah meminta Ajax untuk terus merawat Fenrir,
"Ayo pergi juga."
Sejun, bersama Theo dan Cuengi, pindah ke waypoint lantai 99 menara.
Pat. Pat.
Karena Sejun terus menerima pijatan dari Theo dan Cuengi, dia tidak bisa bergerak cepat.
Step. Step.
Dalam perjalanan berjalan perlahan menuju titik jalan,
"Wow. Ini sangat luas."
Sejun kagum saat akhirnya menyadari bidang Elixir: Tomat Ceri yang Dipenuhi Kekuatan Sihir yang Kuat yang menarik perhatiannya.
Ladang itu penuh dengan tomat ceri putih yang bergelantungan dalam tandan.
Dia ingin menetap dan memanen tomat ceri tapi
"Meong..."
Theo, yang terlalu banyak menyerap kekuatan sihir dengan Pengurasan Energi untuk melindungi Sejun, menjadi semakin kelelahan.
'Aku harus bergegas.'
Saat Sejun mempercepat langkahnya,
[Elixir: Tomat Ceri yang Diberi Kekuatan Sihir yang Kuat berterima kasih atas jejak petani dan meminjamkan kekuatan mereka.]
[Potensi stat Kelincahan Anda meningkat dari 1008 menjadi 1009.]
Tomat ceri itu berbalas dengan suara langkah kaki Sejun.
Tak lama setelah,
"Fiuh. Kami sudah sampai."
Sejun mencapai titik jalan di lantai 99 Menara Putih.
Namun,
"Aku belum pernah melihat kalian sebelumnya, siapa kamu?!"
Di sana, bos lantai 99 Menara Putih menjaga titik jalan.
[Raja Raksasa Les]
Raksasa putih Les. Entitas yang hampir sekuat Raja Minotaur. Musuh yang tidak bisa ditangani oleh Theo maupun Cuengi.
Boom!
"Hanya mereka yang mendapat izin dari Tuan Ajax..."
Saat Les mengancam Sejun dengan memukul tanah dengan tinjunya,
Clang.
Sejun dengan cepat membuka ruang penyimpanan yang kosong,
"Ajax, tolong katakan sesuatu."
Dia meminta mediasi,
"Les, Sejun hyung adalah seseorang yang aku putuskan untuk menjadi kakak laki-lakiku, jadi ingatlah itu."
Dengan satu pernyataan dari Ajax, situasi teratasi.
"Ya! Tuan Sejun, silakan lewat sini."
Les dengan sopan membimbing Sejun menuju kristal merah.
Tap.
Sejun meletakkan tangannya di atas kristal merah.
Kemudian,
[Titik jalan di lantai 99 Menara Putih telah disimpan.]
[Memuat titik arah Menara Putih lainnya yang disimpan.]
[Titik jalan Menara Putih Tersimpan]
– Menara lantai 83
Pesan muncul.
"Bagus."
Saat Sejun hendak memilih lantai 83,
[Titik jalan di lantai 99 Menara Hitam telah terdeteksi dari titik jalan yang disimpan.]
[Selamat!]
[Anda telah mencapai prestasi dalam menyelesaikan Menara Hitam dan Menara Putih.]
[Sebagai hadiah atas pencapaian tersebut, Anda telah memperoleh <Judul: Orang yang Mencapai Puncak Dua Menara>.]
[Dengan <Judul: Orang yang Mencapai Puncak Dua Menara>, titik jalan di lantai 99 dari kedua menara terhubung.]
[Dengan <Judul: Orang yang Mencapai Puncak Dua Menara>, efek dari <Judul: Retrogressor> juga diaktifkan di Menara Putih.]
Pesan baru muncul.
"Hah?!"
Apa? Sejun bingung dengan pesan tak terduga itu.
Sejun tidak menyadarinya, tapi menandai titik jalan di lantai 99, di mana tidak ada tempat lain untuk didaki, berarti dia telah membersihkan menara aslinya.
Tentu saja, para naga, yang tidak tertarik pada hal-hal seperti itu, tidak mengetahui hal ini.
Begitu pula dengan makhluk-makhluk yang menjadi penghuni menara saat dunia runtuh. Biasanya, dunia akan runtuh sebelum ada orang yang bisa memanjat seluruh menara.
Sejun adalah kasus yang benar-benar unik. Mungkin yang pertama sejak menara itu dibuat.
Kemudian,
[Memuat titik jalan Menara Hitam yang disimpan.]
[Titik jalan Menara Hitam Tersimpan (10)]
– Menara lantai 99
– Menara lantai 98
...
.
Daftar titik jalan Menara Hitam muncul sebelum Sejun.
"Wakil Ketua Theo, Cuengi, masuklah ke ruang penyimpanan kosong."
"Dimengerti, meong!"
Kueng!
[Dipahami!]
Setelah mengirim keduanya ke dalam penyimpanan kosong,
Press.
Sebelum pingsan, Sejun dengan cepat menuju lantai 99 Menara Hitam.
[Pindah ke lantai 99 Menara Hitam.]
Sejun berpindah dari lantai 99 Menara Putih ke lantai 99 Menara Hitam.
***
- "Sejun sepertinya kembali turun ke lantai 83 melalui titik jalan."
Saat Kellion berbicara, melihat Sejun menghilang di titik jalan,
- "Tetapi jika Sejun kembali, bukankah kita harus segera mengamankan akta tanah Menara Hitam?"
- "Bagaimana kalau memanggil Iona?"
- "Haruskah kita?"
Kaiser, Ramter, dan Tier sedang memikirkan bagaimana cara memperoleh akta tanah tersebut.
Kemudian,
- "Hah?!"
- "Eh?!"
- ...?!
- "Energi apa ini?!"
Semua naga menoleh ke utara.
Kemudian,
- "Itu Sejun!"
Mereka terbang dengan cepat menuju titik jalan.
***
[Anda telah sampai di lantai 99 Menara Hitam.]
"Fiuh. Aku benar-benar berhasil kembali."
Sejun melihat sekeliling dan menghela nafas lega ketika,
Moo!
[Sejun~nim, selamat datang kembali!]
Raja Minotaur yang menjaga titik jalan menyapa Sejun.
"Ya."
Clang.
Saat Sejun merespons dan membuka ruang penyimpanan kosong untuk memeriksa kondisi Fenrir,
"Itu Ketua Park, meong!"
Kueng!
[Ayah!]
"Itu Sejun hyung!"
Theo, Cuengi, dan Ajax bergegas keluar dan berpegangan pada Sejun.
Kemudian,
Kking!
'Hai! bawa aku bersamamu!'
Plop!
Fenrir yang kini hidup kembali setelah mendapat perawatan dari Ajax, berlari dan melompat ke pelukan Sejun.
Plop.
Sejun menangkap Fenrir,
"Blackie, kamu baik-baik saja sekarang?"
Dia memeriksa seluruh tubuh Fenrir.
Kking?! Kking!
'Mengapa kau melakukan ini?! Hentikan!'
Fenrir marah pada Sejun karena memeriksa tubuhnya secara menyeluruh.
"Kamu baik-baik saja. Blackie, kamu sudah melalui banyak hal, jadi makanlah ini."
Setelah memeriksa tubuh Fenrir, Sejun memberinya sepotong ubi kering. Dari pengalaman, dia tahu bahwa bangun dari ketidaksadaran sering kali disertai rasa lapar.
Kking!
'Itu yang kuning dan kenyal!'
Chomp. Chomp. Chomp.
Seperti dugaan Sejun, Fenrir dengan lahap memakan ubi kering tersebut.
"Blackie kami makan dengan enak. Aileen, aku kembali."
Sejun membelai Fenrir sambil memberi tahu Aileen tentang kepulangannya.
[Administrator Menara mengatakan dia senang kamu telah kembali dengan selamat.]
[Administrator Menara mengatakan dia sangat mengkhawatirkanmu.]
"Terima kasih sudah khawatir. Aileen, tapi apakah gelang ini seharusnya hanya dibawa ke lantai 99 menara?"
Sejun bertanya sambil menunjuk Gelang Kembalinya Naga.
[Administrator Menara mengatakan sepertinya Kakek sedang mempermainkan gelang itu.]
"Sebuah tipuan?"
[Administrator Menara...]
Sementara Aileen menjelaskan bahwa Kaiser telah menggunakan koordinat relatif dan bukan koordinat absolut untuk sihir pengembalian,
- "Hahahaha. Apakah Sejun kita sudah tiba?!"
Kaiser yang pertama terbang dan menyapa Sejun.
Namun,
"Sejun kita? Setelah hampir membunuhku, dan kamu mengatakan itu?"
Di depan Kaiser bukanlah Sejun yang lembut seperti biasanya, tapi Sejun yang berubah menjadi gelap.
- "Sepertinya Sejun marah."
- "Dia berhak untuk itu."
- "Jika itu aku, aku akan segera meninggalkan menara."
Naga yang mengikuti berbisik di belakang, memperhatikan Sejun dan Kaiser dengan penuh minat.
- "Ugh...Aku akan memperbaiki gelangnya kan..."
"Tidak. Itu tidak cukup. Kaiser, beri aku 10.000 sisikmu."
- "Baiklah."
"Dan bagaimana dengan darah naga?"
- "Kami belum menyelesaikan wadah untuk menampung darah naga..."
"Kaiser, sampai wadahnya siap, kamu tidak boleh berbicara dengan Aileen."
- "Apa?! Itu benar."
Kaiser menjawab seolah dia tidak punya pilihan.
- "Kaiser, kamu harus bekerja keras untuk berbicara dengan Aileen lagi."
- "Jadi, apakah perlu waktu sekitar dua minggu untuk membuatnya?"
- "Mustahil. Ini akan memakan waktu setidaknya satu bulan, bukan?"
Kellion, Ramter, dan Tier sedang mengobrol dengan gembira, menatap Kaiser. Sepertinya mereka tidak punya niat membantu.
Namun,
"Kalian bertiga juga perlu membantu. Jika tidak..."
Mereka segera mendapati diri mereka terdorong untuk membantu. Meskipun Sejun tidak melanjutkan berbicara, ketiga naga itu mengerti dengan baik.
Jika mereka tidak membantu...
'Ajax tidak mau bicara padaku lagi, kan?'
'Sejun tidak akan membiarkanku mengeringkan pir lagi, kan?'
'Sejun tidak akan menjual labu apa pun padaku, kan?'
Sejun yang telah bertransformasi benar-benar tangguh.
Saat para naga bergegas membuat wadah untuk darah naga,
"Hehehe. Wakil Ketua Theo, apakah kamu melihatnya?"
Sejun yang berpura-pura marah menghadapi para naga, mengendurkan wajah tegasnya dan berbicara dengan sikap bangga.
"Ketua Park sungguh luar biasa, meong! Aku mengagumimu, meong!"
Pat. Pat.
Theo memuji Sejun dan mulai memijat wajahnya. Aku mengaguminya, tapi wajahnya berubah jelek, meong!
Hari 373 di menara. Sejun dengan selamat kembali ke lantai 99 Menara Hitam.