Tradisi

By kayu_manis2

24.9K 325 79

Tradisi yang terus berlanjut More

1
2
3
4.

5

2K 54 6
By kayu_manis2

Kandungan Icha mulai menginjak bulan ke 9 tinggal menghitung hari Icha akan melahirkan. Kang Ardi menyiapkan perlengkapan persalinan karena takut jika tiba-tiba Icha melahirkan. "Kang jarik yang dari ibu sudah disiapkan?" Tanya Icha "sudah akang siapkan, sekarang kamu duduk aja" Jawab kang Ardi sambil mengelus perut Icha.

"Iya kang, kirain belum. Akang mandi dulu katanya mau mandi di sungai bareng Rangga. Keburu sore akang" "Iya, ini mau berangkat. Akang berangkat dulu" Setelahnya kang Ardi ke sungai dengan Rangga yang sudah menunggu di depan rumahnya. Keduanya berjalan dengan santai "kang, Kiki bilang dia mau ikut mandi di sungai nanti" "Boleh biar rame juga" Tak lama keduanya sampai di sungai yang biasa mereka datang untuk mandi.

Keduanya langsung melepas pakaiannya dan masuk ke sungai. "Eh, kang katanya kalau istrinya mau lahiran suaminya ngga boleh ngecrot ya... Kang?" "Bener, ngga boleh ngecrot buat nanti bantu lahiran" "Bantu gimana kang?" "Akang juga ngga tau, tapi akang ngga boleh crot terus harus diurut pelernya tiap hari dari Icha 7 bulan, tapi masih boleh crot waktu itu sampai kandungan nya 8 bulan udah ngga boleh crot" "Jadi akang harus urut peler akang tiap hari?" "Bener, walaupun ngga di suruh pun akang tetep ngurut peler sama kontol akang. Karena emang tiap hari kontol sama peler akang urut"

Perlahan kang Ardi mulai mengurut pelernya "wah kang peler akang tambah gede ya.. Dari yang terakhir Rangga liat" "Iya, karena emang akang urut jadi makin gede apalagi sekarang kan ngga boleh crott" Perlahan kang Ardi mulai mengurut pelernya. "Terus kang, aku bantu urutin kang" Kang Ardi, Rangga mengurut peler kang Ardi secara perlahan "ughhh pelan Rangga, bagus terus urut peler akang ughhh biar kamu bisa belajar ahhh" "Iya kang, Rangga juga pengen punya kontol sama peler kaya punya kang Ardi"

"Iya kan akang sudah sering urut kontol Rangga juga, jadi Rangga juga harus urut tiap hari biar lebih cepet gedenya" Rangga masih mengurut peler kang Ardi. Beberapa kali precum kang Ardi keluar seperti pancutan pejuh saking banyaknya precum yang keluar. Tak lama terdengar suara kiki yang memanggil Rangga "disini Ki, di balik batu" Kiki perlahan mendekat setelah mendengar balasan dari Rangga.
"Wah, lagi bantuin kang Ardi ngurut" "Iya, sekalian belajar gedein kontol sama peler" Kiki segere melepas pakaiannya dan masuk ke sungai. "Wah Rangga jangan mau kalah sama Kiki, lihat kontol sama pelernya udah lumayan gede. Yang rajin kalau ngurut kontolnya, udah diajarin " Goda kang Ardi waktu tau kontol Kiki lebih besar sedikit dari Rangga "gede dikit kang, liat aja habis ini kontol Rangga kaya punya akang sama pelernya" Balas Rangga tak terima "masih kecil kang, ngga kaya punya akang ukurannya. Masih diurut tiap hari" Balas Kiki "bagus Ki, lanjutin ngurut nya kalau bisa jangan suka crot kalau lagi diurut ditahan"

Mendengar saran dari kang Ardi, Kiki mengiyakan karena ia masih suka crott saat mengurut kontolnya. Sedangkan kang Ardi masih di urut oleh Rangga "UGHHH pelan Rangga disitu ngilu" Rangga sedikit mengurut agak cepat di daerah vas deferens dan epididimis. "Tapi kontol akang langsung ngeluarin precum kang keenakan hehehe" "Iya, tapi pelan agak ngilu peler akang masih penuh pejuh" Kontol kang Ardi terus mengeluarkan precum karena memang ia tidak di perbolehkan crott kang Ardi menahan kontolnya untuk tidak crott walaupun urutan Rangga terkadang membuat ingin pancut.

"Kang, kiki ikut urut kontol sama peler akang boleh" "UGHHH boleh ki, tapi pelan pelan ya..." "Sip kang" Tak lama kiki juga ikut mengurut kontol kang Ardi "wah kang ngga kontol sama peler sama-sama keras, pasti akang ngga boleh crott sama mbah har" "Kok kamu tau Ki?" "Iya kang, soalnya sama kaya kang Rendi dulu waktu teh Tari mau lahiran kontol sama peler kang Rendi sama kaya punya akang keras gitu dan ngilu kalau diurut" "Bener ngilu kalau diurut jadi kamu pernah ngurut kontol kang Rendi juga" "Iya kang, penasaran soalnya kang Rendi ngurut di depan aku waktu di rumah. Jadi, coba ngurut kontol kang Rendi"

Kiki dan Rangga mengurut peler kang Ardi masing-masing memegang peler dan mengurut bersama "UGHHH ARGGHH pelan ngilu peler kang Ardi" Mereka juga sedikit menekan epididimis kang Ardi "keras banget kang epididimis akang, penuh sama calon anak akang hehehe" Goda Kiki "iya Ki hehe, kan kamu tau kalau ngga boleh crott sampai mbk Icha lahiran UGHHH" "Tahan kang, biar produksi pejuh akang tambah banyak" Kiki menekan epididimis kang Ardi "ARGHHHH Ki, jangan disitu Ki ARGHHH EPIDIDIMIS KU" Kiki mengurut kedua epididimis kang Ardi sedikit keras dan lambat membuat kang Ardi kelojotan.

"Tahan kang, akang Rendi aku yang urut kang karena mbh har yang suruh jadi sekarang aku coba lagi di peler akang. Kata mbah har boleh agak keras agar saluran pejuh lancar juga merangsang peler produksi pejuh lebih banyak" Kang Ardi menahan sekuat tenaga "UGHHH ANAK-ANAKKU" "tahan kang nanti waktu kang Ardi ngentot waktu teh Icha mau lahiran pasti pejuh akang luber-luber" Hampir 15 menit peler kang Ardi di urut Kiki, peler kang Ardi terlihat membesar seakan pejuhnya makin melimpah di dalam pelernya. Tidak hanya pelernya, epididimis kang Ardi juga keras penuh dengan pejuh yang siap dikeluarkan.

Melihat perubahan itu kiki menghentikan mengurut peler kang Ardi "mantap kang peler akang makin besar bengkak sama pejuh akang yang mau keluar" Komen Kiki sambil menampar kedua peler kang Ardi secara perlahan, langsung membuat kang Ardi ngilu plus kesakitan. sekarang pindah untuk mengurut kontol gede kang Ardi "kontol kang Ardi emang paling gede panjang akang mau 19 tahun kontol akang udah 29 cm di tambah uratnya keluar semua idaman banget bentuk kontol akang" "Karena akang tiap hari masih ngurut kontol sama peler akang jadi lumayan juga ukuran nya, kamu jangan males buat ngurut juga. 15 tahun kontol kamu udah 18 cm peler nya juga udah gede tinggal ngentot kamu udah jadi ayah ki. Rangga juga diurut tiap mau tidur mumpung masih masa pubertas biar cepet gede kontol sama pelernya"

Mereka berdua menyimak perkataan dari kang Ardi dan mengangguk paham. Setelah mereka bertiga mengurut kontol dan juga pelernya, mereka menyelesaikan mandi sore di sungai. "Kang, kalau mbk Icha dah lahiran akang urut kontol kiki lagi ya.. Kang, urutan kang Ardi enak ngga sakit ngilu dikit tapi langsung berasa kang perubahan nya" "Siap, nanti akang urut lagi. Tidur dirumah akang aja biar lebih enak buat ngurut kontolnya"

Kiki berpisah karena arah rumahnya dengan kang Ardi dan Rangga berbeda. Dan kang Ardi juga sudah pulang ke rumah, kang Ardi masuk ke kamar dan melihat Icha sedang tiduran di kasur "udah mandinya kang" "Udah dek" Kang Ardi melepas baju nya untuk ganti ke kain jarik, karena Icha akan melahirkan baik Icha maupun kang Ardi harus menggunakan kain jarik di rumah. "Kontol sama peler akang tambah gede kang, tadi sebelum berangkat ngga segede ini" "Iya, tadi diurut sama kiki kaya kang Rendy pas teh Tari mau lahiran. Peler akang jadi tambah penuh dek" Kang Ardi mendekat ke Icha "iya kang, peler akang tambah keras sama kaya peler akang sebelum malam pertama. Tapi, ini lebih keras pasti lebih banyak calon anak kita kang di dalam sini" Icha mengelus pele kang Ardi dan sediki menekan karena sudah sangat penuh dengan pejuh.

"Iya dek, pasti nanti pejuh akang luber luber pas ngentot adek waktu mau lahiran. Akang harus tahan ngga crott dulu biar pas ngentot adek, adek bisa langsung hamil lagi hihihi" "Ih, akang yang ini aja belum lahir. Udah mau bikin lagi, pokoknya nanti akang kalau ngentot crott di luar dulu aja biar adek ngga hamil dulu. Kalau anak kita dah agak besar baru akang boleh tembak dalem lagi" Perkataan Icha membuat keduanya tertawa.

Seminggu setelah mandi di sungai, Icha mulai mulas dari pagi tapi masih bisa ia tahan. Masuk ke siang menjelang sore, baru ia mengakatan ke kang Ardi jika ia mulai mulas dari yang tadi pagi. Bergegas kang Ardi memanggil mbah Har, dan tak berselang lama kang Ardi bersama mbah Har tiba di rumah. Icha mengelus perutnya karena rasa mulas yang kadang datang dan kadang pergi. "Ayo nduk, kamu tiduran di lantai saja. Le gelar karpetnya di lantai biar istrimu bisa tiduran di lantai" Bergegas kang Ardi menggelar karpet di dalam kamar keduanya "lepas jarik mu le, biar istri mu mbah yang bantu lepas jariknya"

Mbah mar membantu melepas jarik yang digunakan oleh Icha, kemudian mbah har mengecek vagina Icha untuk melihat pembukaan persalinan nya. "Masih lama nduk, yang tenang yang sabar juga" Kata penyemangat dari mbah har sambil mengelus perut besar Icha. Terkadang mbah har juga sedikit mengurut permukaan perut Icha sambil meraba sang jabang bayi. "Bagus nduk, bayinya sudah di bawah tinggal tunggu waktunya aja. Le, gimana kuat 2 bulan ngga keluar pejuh?" Tanya mbh har ke kang Ardi "kuat mbah, paling cuma precum aja yang keluar kalau ngaceng sange pengen ngentot mbah"

"Bagus, kamu bisa tahan pejuhmu. Sekarang coba maju dan buka kaki mu, biar coba mbah cek sekalian di urut" Kemudian kang Ardi mendekati posisi mbah har duduk. Dan melakukan apa yang mbah har perintah "bagus pelermu makin gede le, pejuhmu akan melimpah saat nanti kamu ngentot. Kamu udah ngga sabar buat ngentot sama istrimu le?" "Iya mbah, Ardi udah ngga sabar. Pejuh Ardi juga banyak UGHHHH mbah ngilu peler Ardi" jawab kang Ardi sambil mendesah saat pelernya diurut mbah har

"Tahan le, ini memang sedikit ngilu selain pejuhmu sudah lama belum dikeluarkan juga mbah pengen kamu jadi ayah yang tangguh Tahan rasa ngilunya" "Iya... Mbah UGHHH" jawab kang Ardi sambil mencoba menahan rasa ngilu di pelernya. Mbah har masih terus mengurut peler kang Ardi hingga kang Ardi penuh dengan keringat di sekujur tubuhnya. "Udah ngga tahan banget kontolnya, dari tadi precum nya terus keluar" "Iya mbah udah pengen banget ngentot"

"Sekarang rangsang istrimu biar cepat juga proses lahirannya" Kang Ardi langsung mendekat ke Icha. "Gimana dek, akang pengen ngentot adek. Adek tahan ya..... Biar dedek bayinya cepat keluar" "Iya kang, keluarin semua pejuh akang di rahim Icha kang" Tangan kang Ardi meraba liang peranakan Icha sambil bermain di sekitar klitoris. Icha mendesah keenakan "AHH mas terus" Kang Ardi terus merangsang Icha hingga vagina Icha basah. "Masukin le, genjot istrimu perlahan" Kang Ardi mulai mendekatkan kontolnya di memek Icha. "Dek akang masukin ya..." Icha hanya membalas dengan anggukan "UGHHHH rapet banget dek" Perlahan kontol Ardi mulai masuk ke memek Icha.

"Genjot Perlahan le, ingat istri mu mau melahirkan biar lebih cepet pembukaan nya" "Iya, mbh" Perlahan kontol kang Ardi mulai keluar masuk di vagina Icha. Dan menahan badannya agar tidak menekan perut hamil Icha. Sedangkan dari belakang mbah har mengurut kembali peler kang Ardi "UGHHH MBAH NGILU" "Tahan le, kamu harus bisa tahan. Apalagi kamu mau jadi ayah" Kang Ardi menahan ngilu sekaligus keenakan karena sedang menggenjot sang istri. "Akhhh kang perut Icha mules" "Ndak apa apa nduk, biar pembukaan kamu cepet tahan ya nduk" kang Ardi terus menggenjot kontolnya.

30 menit kang Ardi ngentot dengan sang istri, kang Ardi masih belum menunjukkan ia akan ejakulasi. "Bagus le, terus genjot istrimu jangan tahan kalau mau crott keluarkan semua calon anakmu" "iya mbah, ARGHHHH" rasa ngilu di peler kang Ardi seakan tidak memberikan efek. Rasa mulas kembali datang ke kandungan Icha "UGHH MBAH perut Icha mulas" karena jabang bayi nya terus bergerak karena genjotan sang ayah "tahan dulu nduk, suamimu masih sangat perkasa" kata mbah har sambil mengelus perut Icha. "ARGHH MBAH, ANAK-ANAKKU MAU KELUAR MBAH" "TERUS JANGAN DITAHAN LE" mbah har terus mengurut peler kang Ardi dari belakang.

"IYA MBAH, ARGHHH KELUAR NAK KELUAR YANG BANYAK ARGHHHH MBAH ARGHHHH MBAH KELUAR MBAH ANAKKU"

CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT

Sebanyak 20 pancutan pejuh kang Ardi memenuhi rahim Icha hingga meluber ke paha. "Bagus le, sekarang pindah ke belakang istrimu. Tidurkan dia di dadamu" setelah pancutan terakhir kang Ardi pindah seperti yang mbah har katakan. "Ughh mbah perutku tambah mulas" mbah har langsung mengecek pembukaan Icha tinggal sebentar lagi pembukaan Icha telah sempurna. "Bagus le, pejuhmu kental dan banyak. Jangan putus untuk terus memijat keperkasaan mu, dan ajarkan ke anak-anak mu" "baik mbah"

Tak lama pembukaan Icha telah sempurna dan air ketuban juga pecah "ughhh mbah" "terus dorong nduk" "ughhh huft huft" "le, dorong perut istrimu perlahan dari atas" "ughh mbah" "terus nduk kepalanya sudah keliatan" "eghhhh ughhhh hah hah hah" "kamu pasti bisa dek, dedek bayi mau keluar kamu bisa" "eghhhh hah" "bagus nduk, kepalanya sudah keluar. Kalau mulas lagi kamu dorong yang kuat" "hah ughhhh"

OEK OEK OEK OEK

Tangisan keras yang menandakan bayi kang Ardi dan Icha telah lahir. "Laki-laki le ganteng kaya ayahnya" mendengar bahwa laki-laki jenis kelamin anak mereka, keduanya menangis haru. Tak lama mbah har memotong ari-ari anak kang Ardi dan memandikan sang bayi.

"Mau dikasih nama siapa kang?" Tanya Icha setelah ia di bersihkan dan di pakaikan jarik oleh mbah har. "Namanya Rama, biar gagah seperti cerita Ramayana"

Continue Reading

You'll Also Like

5K 587 18
"KAMI SEMUA SELAMAT TAPI TIDAK DENGAN......" "SI GADIS CARAMEL."
24.7K 296 6
Di pos penjaga pantai
16.1K 62 5
Semua bermula karena keteledoran Pak Ziko, hingga akhirnya dia menjadi bulan-bulanan OB kantornya sendiri.
30.4K 455 6
Untuk mendapatkan kepuasan segala hal akan dilakukan. Termasuk hawa nafsu, dengan cara yang tidak sewajarnya pun akan di lakukan. Demi kepuasan dan k...