[Anda telah tiba di lantai 81 Menara Hitam.]
[Anda telah pindah dari lantai paling atas, lantai 99 menara, ke lantai 81.]
[Anda telah turun 18 lantai.]
[Karena efek dari <Judul: Retrogresor>, semua statistik meningkat sebesar 18.]
Sejun tiba di lantai 81.
Splash.
Hal pertama yang disambut Sejun adalah air yang sangat banyak.
"Hah?!"
Sejun terkejut dengan lingkungan sekitar yang tidak terduga,
Gulp.
dan tanpa sadar menelan air yang mengalir ke mulutnya.
Kemudian,
[Sebuah misi telah terjadi...]
Pesan pencarian muncul, tapi
"Ugh."
Dia tidak bisa bernapas! Pernapasan adalah yang utama; tidak ada waktu untuk memeriksa pesan itu.
Sejun buru-buru muncul ke permukaan untuk mencari udara.
15 meter ke permukaan.
Airnya cukup dalam, tapi
Swish-swish-swish.
Hanya dengan tiga tendangan, Sejun mencapai permukaan. Heh, bagi perenang tingkat lanjut Park Sejun, ini bukan apa-apa.
Tentu saja, ini lebih tentang stat kekuatan daripada kemampuan berenangnya.
Mengingat stat kekuatannya hampir mendekati 1000, patut dipertanyakan apakah dia benar-benar termasuk dalam kelas renang tingkat lanjut.
"Puha!"
Setelah muncul ke permukaan, Sejun menarik napas dalam-dalam.
Clink.
Sambil mengatur napas di permukaan, dia memanggil ruang penyimpanan kosong dan membuka pintunya.
Kemudian,
"Ketua Park! Aku merindukanmu, meong!"
Saat pintu terbuka, Theo terbang menuju wajah Sejun.
"Hei...argh!"
"Puhuhut. Itu menggelitik...meong?!"
Theo tidak sengaja menerima kentut perut dari Sejun.
Grab.
"Kamu kecil..."
Sejun meraih tengkuk Theo yang menggeliat karena digelitik,
Splash.
"Meong?"
menggunakannya sebagai tabung darurat, mencelupkannya ke dalam air. Berkat bakat afinitas air Theo, yang digunakan untuk kedap air, dia mengapung dengan baik di permukaan.
Swish.
"Ketua Park, kenapa di sini seperti ini, meong?"
Theo membalikkan tubuhnya di atas air, menunjukkan perutnya pada Sejun, dan bertanya. Dia tampak seperti berang-berang.
"Aku tidak tahu. Mari kita cari tahu sekarang."
Sejun menjawab dan mengecek pesan yang belum bisa dia baca karena sesak napas.
[Quest: Untuk alasan yang tidak diketahui, sungai di sekitarnya meluap, membanjiri pertanian dan mengubahnya menjadi danau. Kembalikan lahan pertanian yang terendam banjir ke keadaan semula dalam waktu satu minggu.]
Hadiah: Diakui sebagai pemilik sah peternakan Menara Hitam di lantai 81
Kegagalan: Pertanian pohon pir akan hilang.
"Alasan yang tidak diketahui?"
Kurang lebih seperti itu... mungkin ada kekuatan besar di balik ini.
"Tetapi bagaimana cara kita menguras air dalam seminggu?"
Untuk sesaat, pikiran Sejun melayang, mencoba mencari cara untuk mengeringkan danau.
Kemudian,
Boom.
Tiba-tiba, sebuah perahu raksasa terlempar ke dalam air dari tempat penyimpanan yang kosong.
Kueng!
[Perahu Cuengi sedang berlayar!]
"Hore! Pergi!"
Piyo!
[Ayo pergi!]
Kking!
'Aku tidak mau pergi!'
Di atas kapal ada Cuengi, Ajax, Piyot, dan Blackie.
Melihat danau di luar, Cuengi telah mengeluarkan perahu Cuengi dari tempat penyimpanan yang kosong.
Kueng!
[Ayah, aku menaiki perahu Cuengi!]
Float-float.
Cuengi menggunakan telekinesis untuk mengangkat Sejun keluar dari air dan naik ke perahu Cuengi.
"Terima kasih."
Sejun berterima kasih pada Cuengi dan melihat sekeliling.
"Ini adalah gunung berapi."
Sejun melihat perkebunan pohon pir yang dikelilingi pegunungan, dengan permukaan air yang naik hingga setinggi pegunungan.
"Tapi dimana sungainya? Cuengi, ayo naik ke langit."
Kueng!
[Mengerti! Mengambang! ]
Atas perintah Sejun, Cuengi mengangkat perahu Cuengi tinggi-tinggi ke angkasa,
"Wow."
mengungkapkan sungai besar yang hampir bisa disebut laut. Perkebunan pohon pir di gunung berapi berada tepat di tengah sungai yang mengalir dengan lembut.
"Tetapi bagaimana sungai itu bisa meluap sampai ke sini?"
Sejun berbicara, bingung.
Perbedaan ketinggian antara gunung berapi di sekitarnya dan permukaan sungai lebih dari 30 meter. Sekalipun sungai meluap, mengisi cekungan ini dengan air tidaklah mudah.
Meski begitu, ada satu hal yang jelas. Karena ada sungai di dekatnya, memecahkan gunung untuk mengalirkan air bukanlah suatu pilihan.
"Kemudian..."
Sejun berpikir sejenak.
"Cuengi, mau main air?"
Sejun membiarkan Cuengi bermain air dalam keadaan membesar.
Karena cekungan di dalam gunung berapi itu cukup luas, maka tidak masalah asalkan Cuengi tidak menginjak pohon pir.
Kueng!
[Bagus! Cuengi akan tumbuh sebesar mungkin!]
Saat Cuengi membesar,
Gush, gush, gush.
Sejumlah besar air mulai meluap.
Cuengi terus tumbuh melampaui 30m, mencapai hingga 45m.
"Wah...cuengi kita sudah berkembang pesat ya?"
Dalam waktu singkat Sejun dikejutkan oleh Cuengi, yang telah tumbuh 10m lebih tinggi dari sebelumnya,
Gush, gush, gush.
Air terus meluap. Cukup banyak air yang tumpah ke sungai.
Kueng!
[Ini menyenangkan!]
Splash, splash.
Cuengi, yang telah membesar hingga mencapai ukuran penuh untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mulai bermain air dengan sungguh-sungguh.
Gush, gush, gush.
Air berkurang dengan cepat setiap kali Cuengi bergerak.
Meski bisa mengalirkan lebih banyak air, Cuengi bermain dengan lembut agar gunung tidak runtuh.
Beberapa saat kemudian.
Saat Cuengi bermain di air, permukaan air dengan cepat turun, dan pucuk-pucuk pohon pir yang terendam mulai muncul dari dalam air.
"Pirnya sangat besar."
Ukuran buah pir yang terendam air hampir sebesar bola sepak.
"Cuengi, bagus sekali. Mari kita menyusut kembali sekarang."
Kueng! Kueng!
[Mengerti! Cuengi ingin bermain di perahu Cuengi sekarang!]
"Baiklah. Cuengi, pergilah bermain di perahu Cuengi."
Sejun membiarkan Cuengi, yang berperan paling besar dalam menguras air, bersenang-senang.
Kueng!
[Perahu Cuengi berangkat!]
Piyo!
[Ya! Kapten Cuengi!]
Kking! Kking!
'Aku tidak mau! Masukkan aku ke dalam sakumu!'
Piyot dan Blackie yang tidak banyak membantu dalam mengalirkan air menjadi awak kapal Cuengi,
"Anak-anak, ayo mulai bekerja."
Sejun, Theo, dan Ajax mulai mengalirkan air.
"Es batu."
Saat Sejun membekukan air,
Suck. Suck.
Theo memasukkan bongkahan es itu ke dalam tasnya,
"Kering!"
Ajax mengeringkan air dengan sihir.
Sementara ketiganya bekerja keras,
Kueng!
[Tidak menyenangkan tanpa air!]
Karena air menghilang akibat pekerjaan mereka, sehingga menyulitkan pergerakan perahu,
Kueng!
[Mengambang !]
Cuengi mengangkat perahu Cuengi ke angkasa untuk bermain air besar, mengarah ke sungai.
"Cuengi, sambil bermain di luar, tolong periksa kenapa sungai meluap."
Kueng!
[Mengerti!]
Splash.
Cuengi menjawab dan melayangkan perahu Cuengi di sungai.
Kueng!
[Petualangan baru!]
Piyo!
[Ya!]
Kking...
'Aku ingin pulang ke rumah...'
Perahu Cuengi mulai bergerak perlahan menyusuri sungai.
***
Di lantai 99 Menara Merah.
"Udon~nim, kaktus ditemukan di lantai 53."
"Ha...sudah sampai ke lantai 53..."
Atas laporan pembawa pesan, Udon, petani menara Menara Merah, menghela nafas dalam-dalam.
Hujan yang biasa turun sebulan sekali.
Pada titik tertentu, hujan mulai turun setahun sekali, kemudian setiap sepuluh tahun sekali, dan kemudian berhenti sama sekali.
Saat hujan reda, suhu Menara Merah semakin panas.
Konsekuensi dari memanasnya menara adalah penggurunan, dimulai dari lantai pertama dan secara bertahap bergerak ke atas.
Saat ini, semua yang ada di bawah lantai 10 telah sepenuhnya berubah menjadi gurun.
Dan kaktus, monster mirip tumbuhan yang menyerupai kaktus, adalah penyebab utama penggurunan.
Di mana pun kaktus berkumpul, kawasan itu dengan cepat menjadi gurun karena mereka menyerap kelembapan di sekitarnya.
Namun, betapapun telitinya kaktus dibasmi, jika ada gurun, kaktus akan segera membentuk kelompok dan naik ke lantai atas.
Dan mereka melakukannya dalam jumlah yang lebih besar.
Sisi baiknya, kaktus menyimpan kelembapan yang diserap dalam tubuhnya sebagai air murni.
Berkat ini, di Menara Merah, kaktus menjadi sarana yang berguna untuk mengamankan air.
"Panggil semua prajurit kurcaci! Kami akan menaklukkan kaktus."
"Ya!"
Udon yang sedang berpikir keras memerintahkan bawahannya untuk memanggil pasukan.
Menaklukkan kaktus menyebabkan kerusakan yang signifikan, dan lebih banyak kaktus akan muncul setelahnya.
Namun, tidak ada cara lain untuk memperlambat penggurunan.
"Aku ingin melihat hujan..."
Udon menatap langit yang kering.
Clank, clank.
Mengenakan baju besi merah, Udon turun ke lantai bawah.
***
"Kita hampir selesai."
Ucap Sejun sambil memandangi air yang mencapai mata kaki.
Kemudian,
"Puhuhut. Ketua Park, aku membuangnya, meong!"
Slap.
Theo, yang kembali setelah membuang sekantong es ke sungai, menempel di kaki Sejun.
Kemudian,
"Puhuhut. Serahkan padaku sekarang, Ketua Park, meong! Teman-teman, ikuti aku, meong!"
Seperti yang dibanggakan Theo pada Sejun,
Gurgle, gurgle.
Air mulai mendekati Theo.
Akhirnya, Theo menggunakan bakat afinitas airnya sebagaimana mestinya.
Saat Theo mengalirkan air dari pertanian,
"Perpindahan Tanah!"
Sejun menggunakan cangkul Myler untuk menghantam tanah,
Boom, boom.
meninggikan lahan di sekitar lahan pertanian untuk mencegah masuknya air.
Setelah semua air dari peternakan benar-benar terkuras,
[Perkebunan pohon pir telah dikembalikan ke keadaan semula.]
[Pencarian telah selesai.]
[Anda diakui sebagai pemilik sah akta tanah pohon pir di lantai 81 Menara Hitam.]
[Keterampilan Akta Tanah: Informasi Pertanian Lv. Maks diaktifkan.]
Pencarian telah selesai.
"Baiklah. Bagaimana kalau kita memanen buah pirnya sekarang?"
Pluck.
Sejun, sekarang pemilik pertanian, sedang memanen buah pir.
Kemudian,
[Anda telah memanen Pir dengan Kekuatan dan Stamina Ringan.]
[Poin pengalaman kerjamu sedikit meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Memanen Lv. 8 sedikit meningkat.]
[Anda telah memperoleh 70 poin pengalaman.]
[Anda tidak mengumpulkan poin pengalaman karena Anda belum menyelesaikan misi pekerjaan.]
Pesan itu muncul.
"Hah?"
Lembut?! Sejun terkejut dan memeriksa pilihan buah pirnya. Setelah berusaha sekuat tenaga untuk mengalirkan air... akan sia-sia jika rasanya hambar.
[Pir dengan Kekuatan dan Stamina Ringan]
→ Buah pir yang dihasilkan oleh pohon pir yang ditanam di dalam menara, yang menyerap cukup nutrisi.
→ Buah pir menjadi lunak dan membesar setelah menyerap banyak air saat terendam.
→ Jika dibiarkan di tempat kering untuk menguapkan 10L kelembapan, ia akan kembali ke ukuran aslinya dan mendapatkan kembali rasanya.
→ Konsumsi meningkatkan kekuatan dan stamina masing-masing sebesar 1.
→ Penggarap: Petani Menara Park Sejun
→ Tanggal kedaluwarsa: 150 hari
→ Nilai: A
"Fiuh. Itu melegakan..."
Sejun menghela nafas lega setelah membaca deskripsinya. Untungnya, ada cara untuk membuat buah pir menjadi enak kembali.
"Ayo kita panen dulu. Ajax, bantu aku."
"Tentu! Hyung!"
Saat Sejun dan Ajax sedang memanen buah pir,
Thump.
Perahu Cuengi yang sedang melaju menyusuri sungai bertabrakan dengan akar pohon raksasa.
Kueng?
[Flamie noona, apakah kamu di sini juga?]
Itu adalah Flamie.
[Ya. Sejun nim sedang mencari buah pir di sini?]
*****
Kueng!
[Ya! Tapi, Flamie noona, tahukah kamu kenapa sungai itu meluap?]
Cuengi bertanya kepada Flamie tentang penyebab meluapnya sungai.
[Meluap? Mengapa demikian...?]
Kueng!
[Ayah ingin tahu apa yang menyebabkan perkebunan pohon pir terendam!]
Tuan Sejun ingin tahu?! Apa yang aku lakukan?! Flamie panik dengan jawaban Cuengi. Hal itu wajar karena Flamie lah yang menyebabkan sungai meluap.
Memindahkan akarnya menyebabkan sungai meluap.
Flamie adalah pelaku di balik tenggelamnya perkebunan pohon pir.
'Jika Tuan Sejun mengetahuinya, dia akan membenciku! Apa yang harus aku lakukan?'
Flamie menjadi khawatir.
Kemudian,
'Ah!'
Flamie buru-buru menangkap monster raksasa yang lewat di dekat akarnya.
Kemudian,
[Ah! Aku tahu siapa yang melakukannya!]
Kueng?!
[Siapa ini?!]
[Orang ini!]
Flamie menunjukkan kepada Cuengi makhluk yang baru saja dia tangkap dengan akarnya.
- "Kamu jahat! Tahukah kamu siapa aku?! Aku adalah Apostle..."
Cuengi, yang telah dididik secara menyeluruh oleh Ajax dan yang lainnya kemarin bahwa Apostle Penghancur harus dilenyapkan saat terlihat,
Kueng!
[Itu orang jahat!]
Bang!
Cuengi segera menyerang Apostle Kehancuran,
Clang.
dan Apostle Kehancuran, Leviathan, ular pemanggil tsunami, salah satu dari 12 Kursi Kehancuran, menghilang, meninggalkan 7 koin hijau.
Kuehehehe. Kueng!
[Hehehe. Cuengi telah menyelesaikan kasus ini!]
Cuengi, setelah menghilangkan penyebab banjir, berseri-seri dengan pikiran untuk menyombongkan diri kepada Sejun.
[Benar. Kerja bagus, Cuengi. Tapi kamu tidak bisa memberi tahu Tuan Sejun bahwa kamu melihatku, oke?]
Kueng! Kueng!
[Mengerti! Kalau begitu, aku akan kembali!]
Cuengi menavigasi perahu Cuengi ke hulu dengan telekinesis.
[Hehehe.]
Berkat ini, Flamie berhasil tidak mengungkapkan ukuran tubuhnya kepada Sejun hari ini juga.