Plop.
'Huh?'
Sejun menemukan Fenrir terjatuh dari sakunya sendiri.
'Blackie kita sudah tumbuh dan bisa bergerak dengan baik sekarang?'
Sejun tidak berusaha menangkap Fenrir, hanya menontonnya.
Tidak peduli seberapa kerasnya dia mencoba berlari dengan langkahnya yang lamban, dia tidak bisa pergi jauh, jadi dia membiarkannya.
Kemudian,
Kking?
Fenrir tiba-tiba menghilang ke tanah tidak jauh di depan.
"Blackie!"
Sejun bergegas ke tempat Fenrir menghilang.
Plop.
"Huh?!"
Tanahnya runtuh, dan Sejun juga tenggelam dalam kegelapan.
Kemudian...
"Ketua Park telah jatuh, meong!"
Kueng!
[Ayah menghilang!]
"Sejun hyung! Aku akan menyelamatkanmu!"
(Sejun-nim!)
Piyo!
[Sejun~nim, aku ikut!]
Kelompok yang menunggu di ruang penyimpanan kosong bergegas menuju tempat Sejun menghilang.
Namun, tanah yang menelan Sejun dan Fenrir sudah kembali normal.
"Gali tanahnya, meong!"
Kelompok itu mulai menggali untuk menemukan Sejun dan Fenrir.
***
Rolling.
Thud.
Fenrir, setelah berguling menuruni gua miring untuk beberapa saat, mendarat telentang.
Sesaat kemudian.
Kking...
Fenrir sadar kembali.
'Dimana ini?'
Fenrir melihat sekeliling.
Tetapi,
Kking.
'Aku tidak bisa melihat apa pun.'
Dia hampir tidak bisa melihat ke depannya; di luar itu ada kegelapan yang gelap gulita.
Saat Fenrir melihat sekeliling,
Rolling.
Thud.
Sejun, seperti Fenrir, muncul di sampingnya, berguling ke bawah gua.
Kking?!
'Kamu datang juga?!'
Fenrir sangat senang melihat Sejun; dia merasa lega.
Kemudian,
Kkingcha. Kkingcha.
Dia naik dengan penuh semangat ke dada Sejun yang tak sadarkan diri dan,
Tap. Tap.
Kking!
'Bangun!'
Dia memukul wajah Sejun dengan cakar depannya yang lucu untuk membangunkannya.
Kemudian,
Creeping.
Kegelapan mulai mendekati Sejun dan Fenrir sedikit demi sedikit.
Kking! Kking!
'Jangan datang! Jangan sentuh dia!'
Fenrir menggonggong keras ke arah kegelapan, mengancamnya.
Namun,
Swoosh.
Kegelapan terus mendekat,
Kking!
'Aku bilang jangan mendekat!'
Fenrir meluncurkan dirinya ke dalam kegelapan.
Swoosh.
Dan kemudian, Fenrir ditelan kegelapan.
Swoosh.
Begitu juga dengan Sejun.
***
- "Apa yang terjadi?"
Fenrir, ditelan kegelapan, melihat sekeliling untuk memahami situasinya.
Namun tidak ada perbedaan dari sebelumnya.
Namun, jika ada satu perubahan...
- "Aku dalam bentuk roh?"
Fenrir sekarang berada dalam wujud roh. Kegelapan telah memisahkan roh Fenrir dari tubuhnya.
Kemudian,
Step. Step.
- "Aku Night Walker, selamat datang di dunia malam."
Makhluk yang lebih gelap muncul dari kegelapan hitam.
Kemudian,
- "Menjadi bagian dari malam."
Saat Night Walker berbicara, ratusan ribu tangan muncul dari kegelapan untuk mengikat Fenrir.
- "Hmph! Konyol!"
Aku mungkin kekurangan kekuatan fisik, tetapi apakah aku kekurangan kekuatan mental?! Jika kamu hanya mempertimbangkan kekuatan mental, Fenrir berada pada level di mana dia bisa berdiri berhadapan dengan para dewa bahkan pada jarak sepuluh banding satu.
Tentu saja, Fenrir menjadi yang pertama.
Boom.
Dengan sedikit peningkatan kekuatan mental, tangan kegelapan bahkan tidak bisa mendekati Fenrir.
Namun,
- "Ugh! Apa ini?! Lepaskan-!"
Berbeda dengan Sejun. Dia ditangkap oleh sepuluh tangan kegelapan dan diseret ke dalam kegelapan.
Sejun benar-benar kekurangan kekuatan mental dan fisik, seekor mola-mola sejati.
- ......
Tak lama kemudian, Sejun ditelan kegelapan, suaranya tak terdengar lagi.
- "Beraninya kamu! Makhluk rendahan sepertimu berani menyentuh orang yang memberiku makan?!"
Marah dengan serangan terhadap Sejun, Fenrir bertambah besar dan menjadi raksasa.
Inilah dunia roh. Bagi Fenrir, memperbesar tubuhnya adalah tugas yang mudah jika ia menginginkannya.
Dengan demikian, Fenrir kembali ke bentuk aslinya.
- "Aku Fenrir, serigala yang memburu dewa. Aku perintahkan kamu untuk binasa."
- "Hah?! Fenrir-nim? Tunggu sebentar..."
Night Walker, yang terlambat menyadari identitas Fenrir, memanggilnya tapi
Woooooo-!
tenggelam oleh auman Fenrir.
- "Fenrir~nim? Mengapa kamu akan...?"
Kita berada di pihak yang sama... Night Walker mengirimkan ekspresi ketidakadilan pada Fenrir saat dia menghilang.
- "Hmph! Berani menyentuh orang padahal kamu bahkan tidak layak untuk digigit!"
Fenrir, sama sekali tidak menyadari bahwa ia telah melakukan "pembunuhan tim".
- "Keluar."
Fenrir mengambil Sejun dari kegelapan yang menelannya.
Saat Night Walker, yang bertugas menyegel malam dengan kehancuran, menghilang,
Swoosh.
Malam, yang disegel oleh Night Walker, dilepaskan, dan kegelapan gua mulai memudar.
Keeerooong.
Kkirorong.
Saat roh mereka yang terpisah kembali ke tubuh mereka, Sejun dan Fenrir tertidur lelap.
Beberapa saat kemudian,
Boom.
Langit-langitnya pecah, dan Theo, Cuengi, Ajax, kelelawar emas, dan Piyot, yang telah menggali ke dalam bumi, muncul.
"Ketua Park, bangun, meong!"
Press. Press.
Menemukan Sejun tergeletak di tanah, Theo mengusap wajah Sejun dengan energi penyembuhan.
Kemudian,
"Ugh."
Sejun sadar kembali dan membuka matanya.
"Ketua Park, kamu baik-baik saja, meong?!"
"Ya aku baik-baik saja. Tapi kenapa aku disini? Ah!"
Aku sedang mengejar Blackie ketika tanahnya roboh!
"Hah?! Di mana Blackie?!"
Sejun buru-buru mencari Fenrir.
Kemudian,
Kkirorong.
Dia menemukan Fenrir, berbaring telentang di atasnya, tidur nyenyak dalam posisi santai.
Klik.
Sejun dengan hati-hati mengambil Fenrir dan memasukkannya kembali ke sakunya.
'Anak yang baik.'
Sebelum sadar kembali, Sejun mengalami mimpi buruk yang mengerikan.
Tangan yang tak terhitung jumlahnya muncul dari kegelapan, menyeretnya ke dalam jurang.
Dia berjuang, tetapi tidak bisa melepaskan diri.
Saat dia ditarik ke dalam kegelapan, memikirkan kematian,
'Blackie menyelamatkanku.'
Itu hanya mimpi, tapi terasa begitu nyata. Meski begitu, ikan mola-mola Fenrir yang menyelamatkannya sepertinya tidak mungkin...
Meski begitu, Sejun bangga dengan sosok impian yang melindunginya.
'Aku akan memberi Blackie camilan ubi kering saat dia bangun.'
Saat Sejun mengira dia tidak benar-benar berada dalam bahaya tetapi mengalami mimpi menakutkan,
Kueng!
[Ayah, ada ubi di sini!]
Cuengi memanggil Sejun.
"Ubi jalar?"
Mengikuti panggilan Cuengi, Sejun bangkit dan melihat sekeliling,
"Hah?! Ubi jalar asli?!"
Gua itu dipenuhi tanaman merambat ubi jalar, menutupi dinding dan langit-langit.
Kemudian,
Crack.
Saat Sejun mencabut tanaman merambat untuk memanen ubi,
[Anda telah memanen 30 Ubi Jalar Malam.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Memanen Lv. 8 sedikit meningkat.]
[Anda memperoleh 2.100 poin pengalaman.]
[Poin pengalaman tidak terakumulasi karena pencarian pekerjaan belum selesai.]
Pesan muncul.
"Hehehe. Menemukan mereka. Ubi Jalar Malam."
Sejun tertawa sambil memeriksa pilihan Ubi Jalar Malam.
[Ubi Jalar Malam]
→ Ubi jalar yang ditanam di dalam menara, rasanya enak karena telah menyerap cukup nutrisi.
→ Memiliki ciri tumbuh hanya pada malam hari.
→ Konsumsi membantu Anda tidur nyenyak, dan selama tidur, salah satu statistik antara Kekuatan, Stamina, Agility, Kekuatan Sihir meningkat secara acak sebesar 3.
→ Penumbuh: Petani Menara Park Sejun
→ Tanggal Kedaluwarsa: 150 hari
→ Nilai: A
"Hah?!"
Meski tidak ada hubungannya dengan kekuatan kegelapan yang Sejun cari, pilihannya lebih baik dari perkiraan. Kecuali satu hal...
- "Memiliki ciri-ciri tumbuh hanya pada malam hari."
Apakah disebut Ubi Jalar Malam karena tumbuh pada malam hari? Tapi tidak ada malam di Menara Hitam?
"Kalau begitu, bagaimana ini bisa tumbuh?"
Saat Sejun bingung...
[Anda telah mencapai prestasi luar biasa dalam memulihkan malam ke Menara Hitam.]
[Sebagai hadiah atas pencapaian besar ini, Anda telah memperoleh <Judul: Orang yang Memulihkan Malam>.]
[Sebagai hadiah atas pencapaian luar biasa, semua statistik meningkat 100.]
[Hadiah akan diberikan kepada mereka yang membantu dalam pencapaian besar sesuai dengan kontribusinya.]
"Hah?! Aku?!"
Kapan aku melakukannya? Sejun bingung dengan pesan yang menyatakan dia telah mengembalikan malam ke Menara Hitam.
Namun,
Kkirorong.
Satu-satunya yang bisa menjawab, Fenrir, sedang tertidur.
"Apa yang terjadi di sini?"
Sejun berpikir sejenak lalu berkata,
"Ah. Sekarang bukan waktunya untuk ini. Teman-teman, bantu aku."
Creak. Creak.
Dia dan teman-temannya fokus memanen Ubi Jalar Malam.
Saat Sejun muncul di luar setelah memanen Ubi Jalar Malam,
"Hah?! Hari sudah gelap?"
Dia disambut oleh langit yang agak gelap. Malam telah tiba.
"Apa, meong?! Kenapa langitnya gelap, meong?!"
Kueng!
[Menakutkan!]
Piyo?!
[Mengapa langit menjadi gelap?!]
Theo, Cuengi, dan Piyot, yang belum pernah melihat langit gelap di Menara Hitam, menempel pada Sejun karena ketakutan.
Kemudian,
(Pip-pip! Ini bagus!)
Kelelawar emas, yang menyukai kegelapan, merasa senang.
"Ah. Hari mulai gelap."
Terakhir, Ajax tidak menyukai datangnya malam itu.
Karena Menara Putih, tidak seperti Menara Hitam, hanya memiliki malam dan tidak ada siang.
"Ayo kembali sekarang."
Sejun membawa teman-temannya kembali ke lantai 99 menara.
Dia ingin menikmati malam pertama Menara Hitam di rumah.
***
Menara Hitam Lantai 99.
- "Ah. Bagus!"
- "Ayo, isi gelasnya!"
- "Phrhrhrhr. Kellion, sepertinya suasana hatimu sedang bagus?"
- "Tentu saja. Berkat Sejun akhir-akhir ini, Ajax dan aku bisa akrab."
Saat para naga dengan gembira meminum Samyangju di air mancur,
- "Hah?!"
- "Apa ini?!"
- "Kenapa hari mulai gelap?!"
- "Siapa berani?!"
Para naga menjadi tidak senang dan melihat ke atas ke langit, mengira ada seseorang yang sedang melihat ke bawah ke arah mereka dari atas.
Namun,
......
Tidak ada seorang pun di langit. Sebaliknya, mereka hanya bisa melihat langit yang gelap.
- "Hah?! Ini malam!"
Kaiser tergerak saat dia melihat langit semakin gelap.
Pada saat itu...
- "Kakek, Sejun kita yang melakukan ini!"
Aileen memberi tahu Kaiser yang membawa malam itu ke Menara Hitam.
- "Hahahaha. Seperti yang diharapkan dari Sejun kami!"
- "Benar. Siapa lagi selain Sejun yang bisa melakukan hal seperti itu?"
- "Aku cemburu. Menara kita juga akan mendapat hujan..."
- "Ramter, lihat apakah ada tanaman Sejun yang bisa membantu. Aku sedang berpikir untuk menanam Daun Bawang Detoksifikasi di Menara Ungu dengan izin Sejun."
Saat para naga sedang berbicara,
Boom.
Sejun muncul di kejauhan, menunggangi Toryong.
Sesaat kemudian,
"Heh. Dipuji lagi."
Hehehe. Sejun, setelah menerima kasih sayang yang luar biasa dari Kaiser, tersenyum puas.
Lengannya penuh sisik dan cakar, hadiah dari Kaiser karena telah membawa kembali malam itu.
Tetapi,
"Apakah ini baik-baik saja?"
Sejun, yang tidak tahu persis apa yang telah dia lakukan, namun semua orang mengatakan dia telah memulihkan malam itu.
"Nikmati saja. Hehehe."
Sejun tertawa dan pergi ke halaman depan rumahnya.
Kemudian,
Crack. Crack.
Dia terus memperbesar perisai pohon pelindung dengan memasukkannya mana,
"Wakil Ketua Theo, hentikan."
"Puhuhut. Dimengerti, meong!"
Dia menyuruh Theo memotongnya.
Meski terbuat dari Pohon Dunia dan kuat,
Swoosh. Swoosh.
Itu dengan mudah dipotong oleh cakar naga Theo.
"Cuengi dan Ajax, susun kayunya."
Kueng!
[Dipahami!]
"Oke! Hyung!"
Dia menyuruh mereka menumpuk kayu yang dipotong Theo.
Setelah kayu ditumpuk tinggi,
Snap.
Sejun menjentikkan jarinya, menciptakan api dan membakar kayu itu.
"Hehehe. Api unggun sangat cocok untuk malam yang gelap."
Crackle. Crackle.
Mendengarkan suara kayu yang terbakar, Sejun membungkus ubi dan kentang dengan kertas timah dan melemparkannya ke dalam api.
Membuat ubi dan kentang panggang.
Sejun memasukkan dua jenis ubi: Ubi Jalar Emas dan Ubi Jalar Malam yang dipanen hari ini.
Saat ubi panggang dan kentang sedang dimasak,
Apinya semakin berkobar, dan sebaliknya, langit semakin gelap.
Dan para sahabat duduk mengelilingi api unggun.
Kuehehehe. Kueng!
[Hehehe. Rasanya sungguh luar biasa jika dimakan seperti ini!]
"Benarkah?! eh. Aku tak sabar untuk itu."
"Aku juga."
Ajax dan Veronica menelan ludah sambil mendengarkan penjelasan Cuengi.
Piyo! Piyo!
[Pfft! Beginilah caramu membuat kacang api!]
Piyot menusuk kacang mentah dan memanggangnya di atas api.
"Meong. Bagus, meong!"
Theo, bermalas-malasan di pangkuan Sejun dan berjemur di hangatnya api.
Kkirorong.
Fenrir, masih tertidur di saku Sejun.
"Ini bagus."
Sejun memperhatikan teman-temannya dengan puas, menikmati saat-saat damai ketika,
[Malam telah tiba.]
[<Judul: Orang yang Memulihkan Malam> diaktifkan.]
[Semua statistik meningkat 20% pada malam hari.]
Malam telah tiba di Menara Hitam untuk pertama kalinya.