Grrrr.
Swoosh.
Fenrir yang telah merentangkan kaki pendeknya dan bangkit mendengar suara dengkuran Sejun.
Kking?
'Apakah ini pagi?'
Fenrir mengira hari sudah pagi melihat Sejun tidur di sampingnya, tapi ternyata tidak.
Hanya saja Sejun tidur lebih awal, dan Fenrir memakan royal jelly hitam, yang membuatnya lebih kuat dan mempersingkat waktu pingsannya.
Namun,
Kking! Kking!
'Hai! Aku lapar! Beri aku makan!'
Tap. Tap.
Tanpa menyadarinya, Fenrir membangunkan Sejun dengan memukul wajahnya menggunakan kaki depannya untuk sarapan.
"Ugh... Apa?"
Sejun membuka matanya, agak kasar dibandingkan dengan pijatan Theo, karena cakar depan Fenrir.
Saat Sejun membuka matanya,
Kking? Kking!
'Kamu sudah bangun? Cepat beri aku makanan!'
Chuk.
Fenrir dengan cepat duduk di depan Sejun, mengibaskan ekornya dengan penuh semangat, meminta makanan.
"Blackie kita lapar? Aku mengerti."
Sejun mengeluarkan ubi kering dan memberikannya pada Fenrir.
Chomp. Chomp. Chomp.
Selagi Fenrir menikmati ubi kering,
"Ketua Park, apakah kamu sudah bangun, meong?"
Theo yang tadinya tidur di pangkuan Sejun, bangun dan bertanya.
"Ya. Wakil Ketua Theo, tapi kenapa aku ada di sini?"
Sejun, penasaran kenapa dia terbaring di tempat tidur, bertanya pada Theo.
"Meong..."
Masalah besar, meong! Theo, yang tidak dapat mengatakan bahwa dia telah menjatuhkannya, membuat ekspresi gelisah. Apa yang harus aku lakukan, Aileen noona?
Theo mengirimkan SOS pada Aileen.
[Administrator Menara mengatakan jangan khawatir.]
[Administrator Menara mengatakan ada cara untuk mengalihkan perhatian Sejun.]
Aileen berkata dengan percaya diri.
Dan
- "Di mana Sejun kita?!"
Kaiser memanggil Sejun dari luar.
Aileen telah mengirim Kaiser langsung ke Sejun.
'Puhuhut. Aileen noona, kamu luar biasa, meong!'
[Administrator Menara mengatakan wajar jika Naga Hitam hebat menjadi luar biasa.]
'Benar, meong! Aileen noona hebat dan luar biasa, meong!'
Saat Aileen dan Theo sedang mengobrol,
"Ya! Aku disini!"
Sejun buru-buru bangun dan keluar.
Kking?!
'Kemana kamu pergi?!'
Thud. Thud.
Fenrir pun bergerak mengikuti Sejun yang menjadi pelindungnya.
Namun,
Kking!
'Ayo pergi bersama!'
Saat jarak di antara mereka semakin jauh, Fenrir tidak bisa mengimbangi Sejun dengan langkahnya.
Kking! Kking!
'Hai! Bawa aku bersamamu!'
Thud. Thud.
Fenrir memanggil Sejun, dengan sungguh-sungguh mengejarnya.
***
- "Apakah ini Tablet Dewa Pencipta?"
Tier, yang mengikuti Kaiser, menemukan Tablet Dewa Pencipta diletakkan di depan rumah Sejun.
Dan
[Perintah Pertama – Hanya Petani Menara yang dapat mencegah kehancuran.]
Sebuah perintah tertulis di sana.
'Ini tidak mungkin.'
Tier mengira bahwa melawan kehancuran adalah misi dari sembilan suku naga yang hebat.
Karena mereka pikir itu adalah misi mereka. Bagaimanapun, merekalah yang terkuat.
Sembilan suku naga yang hebat, menguasai sembilan atribut.
Naga Emas, berkuasa atas petir.
Naga Merah dan Naga Biru, berkuasa atas api dan air.
Naga Coklat dan Naga Perak, menguasai bumi dan angin.
Naga Hijau dan Naga Ungu, menguasai alam dan racun.
Naga Hitam dan Naga Putih, berkuasa atas kegelapan dan cahaya.
Oleh karena itu, Tier hanya berpikir untuk menjadi yang terhebat di antara sembilan suku naga, memimpin mereka, dan mengalahkan kehancuran.
'Tapi... bukan kita?!'
Saat Tier terkejut,
"Oh? Siapa ini...?"
Sejun yang keluar bertanya saat melihat patung Naga Ungu yang baru.
- "Ha ha ha. Ini adalah Tier Peten. Pemimpin Naga Ungu."
Kaiser memperkenalkan Tier.
"Ah. Tier~nim, halo. Aku Park Sejun, Petani Menara Menara Hitam."
- "Itu kamu... Dimana Becca?"
Menyembunyikan gejolak emosinya, Tier bertanya dengan dingin tentang keberadaan Veronica, mengabaikan sapaan Sejun.
"Becca?"
- "Ya! Veronika!"
"Ah... Becca adalah Veronica. Silakan tunggu sebentar."
Menanggapi pertanyaan Tier, Sejun buru-buru mencari Veronica,
"Sayang sekali kami tidak bisa menentukan pemenangnya."
"Kyoot kyoot kyoot. Tepat. Ayo bertarung lagi lain kali."
"Ya. Tapi menggunakan kekuatanku membuatku lapar."
"Kyoot kyoot kyoot. Ayo pergi dan makan siang secepatnya. Aku yakin Sejun akan membuatkan sesuatu yang enak untuk kita."
"Benarkah?! Hehe. Aku tak sabar untuk itu."
Veronica sedang berjalan mendekat, berbicara secara ramah dengan Iona diletakkan di telapak tangannya.
Kontes mereka berakhir seri, hanya menyisakan satu semut api yang hidup.
Karena semut api yang terakhir adalah ratu semut api. Mereka tidak bisa memusnahkan semut api.
Jadi, mereka memutuskan untuk sementara berbagi peringkat kedua dalam hierarki, menunggu kontes berikutnya.
Tentu saja, Pink-fur dan Cuengi didorong ke posisi keempat dan kelima dalam hierarki.
- "Becca!"
Tier memanggil Veronica yang mendekat.
"Eh?! Tier~nim?!"
Veronica terkejut menemukan patung Naga Ungu yang seharusnya berada di lantai 99 menara Ungu.
- "Ya, ini aku! Becca, kenapa kamu datang ke Menara Hitam?! Siapa yang menganiaya dan memaksamu masuk rumah sakit jiwa?! Apakah orang ini?!"
Tier bertanya sambil menatap Iona di tangan Veronica. Iona adalah sebuah kemungkinan.
Kecurigaan pertama seharusnya tertuju pada Sejun, Petani Menara,
'Tapi, itu jelas bukan dia.'
Tier segera menyadari betapa tidak pentingnya Sejun saat melihatnya.
Tier dengan cepat menghilangkan Sejun dari daftar tersangka.
"DdalKyuk. Kyuk. Kyuk."
Terkejut dengan aura kuat Tier yang tiba-tiba diarahkan padanya, Iona mulai cegukan.
"Iona!"
"Jangan menggertak Iona, meong!"
Sejun dan Theo dengan cepat melangkah ke depan Iona dan Veronica.
Dan
- "Sejun!"
- "Tier, tarik auramu!"
- "Apakah kamu lupa isi kontraknya?!"
Tiga naga dikejutkan oleh tindakan Sejun dan mengepung Tier.
Kemudian,
"Tier~nim, aku datang ke Menara Hitam atas kemauanku sendiri, tanpa paksaan apa pun. Aku minta maaf."
Veronica melangkah maju dengan cepat, ketika situasinya meningkat karena dia.
- "Apa?! Kenapa... Kenapa kamu melakukan itu?!"
Tier bertanya tidak percaya dengan kata-kata Veronica.
"Sulit sekali hidup di Menara Ungu."
"Apa?! Menara Unguku tidak mungkin..."
Tier terkejut dengan kata-kata Veronica, mengira Menara Ungu adalah yang terbaik.
Kata-kata Veronica berarti sulit untuk tinggal di sana karena racunnya, tetapi Tier menafsirkannya secara berbeda.
'Menara Ungu yang aku kelola lebih rendah daripada Menara Hitam?!'
Yah... sampai batas tertentu, itu benar, meski itu bukan niat Veronica.
- "Tier, jika kesalahpahaman sudah teratasi, pergi sekarang. Sejun, apakah kacang hitamnya sudah siap?"
Meninggalkan Tier yang kecewa, Kaiser bertanya pada Sejun.
"Ya. Tapi... sekarang kalian berempat... "
Kata Sejun sambil melirik ke arah Tier.
Ada enam kacang hitam. Perkelahian di sini harus dihindari...
- "Hahaha. Jangan khawatir. Tier telah memutuskan untuk tidak membeli apa pun dari Menara Hitam."
- "Uhahaha. Benar. Dia bilang dia sama sekali tidak akan membeli."
- "Phahaha. Tepat."
Para naga senang karena Tier tidak bisa membeli kacang hitam.
"Apakah begitu? Kemudian..."
Sejun merasa lega dengan perkataan para naga dan hendak mengeluarkan kacang hitam itu dengan tangan kirinya
Kking!
'Buah hitam!'
Fenrir, yang dengan penuh semangat mengikuti Sejun, menjadi bersemangat saat melihat kacang hitam itu.
Dan
Chuk.
Kking! Kking!
'Aku sedang duduk! Berikan aku buah hitam itu secepatnya!'
Fenrir duduk di depan Sejun, meminta kacang hitam.
"Mengerti. Di Sini."
Swoosh.
Sejun diam-diam mengeluarkan sepotong royal jelly hitam dari sakunya dengan tangan kanannya
Pop.
dan memasukkannya ke dalam mulut Fenrir.
Dan
Kking...
'Aku bertahan agak lama, lo...'
Fenrir pingsan setelah bertahan sedikit lebih lama dari sebelumnya.
"Piyot, tolong baringkan Blackie di tempat tidur."
Piyo!
[Ya!]
Flap. Flap.
Piyot terbang bersama Fenrir ke tempat tidur.
Dengan kepergian Fenrir,
"Ini enam kacang hitam."
Sejun menjual kacang hitam kepada para naga.
Chuk. Chuk. Chuk.
Para naga masing-masing mengambil dua kacang hitam dari tangan Sejun dan menyerahkan kantong uang mereka.
Dan Tier, yang hanya bisa menyaksikan ini terjadi.
'Benar! Aku ingat sekarang, kacang hitam ditanam oleh Petani Menara Menara Hitam!'
Apa yang telah aku lakukan?! Tier menyesali kontraknya sekali lagi
[Administrator Menara mengatakan bahwa jika Veronica membeli kacang hitam dengan uang dan memberikannya kepada Kakek Tier, itu bukan pelanggaran kontrak.]
Ratu Dalam Negeri, Aileen, menyarankan cara agar Tier bisa membeli kacang hitam.
- "Oh! Maka itu akan berhasil. Terima kasih, Aileen."
Tier berterima kasih kepada Aileen atas saran bagusnya.
[Administrator Menara mengatakan bahwa Kakek Tier kemudian harus menyiapkan banyak Koin Menara untuk membeli kacang hitam.]
- "Ya. Terima kasih, Aileen, aku sudah menyiapkan banyak Koin Menara."
Tier menjawab dengan suara hangat.
[Administrator Menara berkata bagus sekali.]
[Administrator Menara mengatakan ada sekitar 1000 botol Samyangju yang tersisa di tempat pembuatan bir dan menyarankan untuk membelinya melalui Veronica.]
- "Benarkah? Ada 1000 botol Samyangju?! Becca, kemarilah sebentar."
Mendengar perkataan Aileen, Tier memanggil Veronica.
"Ya..."
Veronica mendekati Tier, gugup dia mungkin akan dimarahi.
Setelah beberapa saat,
"Um... Sejun~nim, bolehkah aku membeli Samyangju?"
"Samyangju? Mengapa kamu membutuhkan Samyangju?"
Karena Veronica tidak menyukai alkohol, Sejun bertanya.
"Ini... tugas untuk Tier~nim."
Veronica diam-diam menunjuk ke arah Tier.
"Ah... mengerti."
Sejun membawa Veronica ke tempat pembuatan bir dan menukarnya dengan Samyangju.
Dan
"Tier~nim, ini dia."
Veronica menyerahkan Samyangju yang dibelinya dari Sejun kepada Tier.
- "Ya. Bagus sekali."
Tier menjawab dengan suara yang sangat ceria.
Gagasan membawa Veronica kembali ke Menara Ungu lenyap dari benak Tier.
Faktanya, meskipun Veronica memutuskan untuk kembali ke Menara Ungu, dia berencana membujuknya untuk tinggal di Menara Hitam.
Saat perdagangan dengan naga berakhir,
Grr.
Sebuah suara keluar dari perut Sejun.
"Ah. Aku butuh makan."
Sejun bergegas ke dapur untuk mulai memasak.
Menu makan siangnya adalah bubur telur kimchi. Hari ini, dia berencana membuat masakan kimchi saja.
Sssss.
Sejun merebus tepung beras dalam panci berisi air.
Sementara tepung beras berubah menjadi bubur,
Chop. Chop. Chop.
Dia mengeluarkan kimchi utuh, mencincangnya halus,
Sizzle.
Dan menggorengnya dalam wajan.
Setelah kimchi digoreng, dia menambahkannya ke dalam panci untuk membuat bubur.
Stir. Stir.
Dia mencampur kimchi dan bubur dengan sendok.
Sesaat kemudian,
Kueng?!
[Apa yang Ayah buat?!]
Peep!
[Baunya enak!]
Ppyak?!
[Apakah Paman membuat sesuatu yang enak lagi?!]
Hewan-hewan yang tadinya malas tidur di dalam gua setelah sarapan, mulai mengintip ke dapur karena tertarik dengan bau masakan.
"Sudah siap. Makanlah ini sambil menunggu."
Kata Sejun sambil mengeluarkan daun bawang panggang dari api.
Sarapan disantap di tempat yang penuh kenangan, sehingga makan siang akan ditemani dengan sajian nostalgia.
Itu adalah hidangan nostalgia dari daun bawang panggang.
Crunch. Crunch.
Para hewan mulai menikmati daun bawang panggang yang Sejun tumpuk di piring.
"Oh! Ini sungguh enak!"
Veronica yang sedang mencicipi masakan barunya, dengan penuh semangat mengunyah tiga daun bawang sekaligus.
Tap. Tap.
Sementara itu, Sejun sedang memecahkan buah telur dan menambahkan isinya ke dalam bubur ketika,
- "Apa itu?"
Sambil meminum Samyangju bersama naga lainnya, Tier, yang mengikuti aroma menyegarkan yang menyegarkan hatinya, bertanya saat melihat daun bawang panggang.
Patung Naga Ungu ditingkatkan agar bisa berbau juga.
"Ini daun bawang panggang. Tier~nim, maukah kamu mencobanya?"
Veronica dengan hati-hati menawarkan daun bawang panggang ke Tier.
- "Hmph!"
Tier mendengus, menandakan dia tidak terkesan.
"Jika kamu tidak menyukainya, aku akan..."
Sebelum Veronica bisa memasukkan daun bawang panggang ke dalam mulutnya, tanpa memaksa lebih jauh,
- "Kapan aku bilang aku tidak menyukainya?!"
Swoosh.
Tier dengan cepat mengambil daun bawang panggang dari Veronica dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Jadi, Tier, melalui sihir gerakan spasial di mulutnya, memegang daun bawang panggang di tangannya.
Chew.
Tier, yang berada di Menara Ungu, memasukkan daun bawang panggang ke dalam mulutnya.
Kemudian,
Sssah...
"Hah?! Menyegarkan?"
Daun bawang yang mendetoksifikasi membuat dada Tier yang sebelumnya pengap terasa sedikit lebih nyaman.