Wild Husband

By athasaa_

257K 4.6K 413

WARNING!21++ Berisikan konten dewasa dan pemerkosaan •If you don'tike it, you can skip it• •Contains scenes o... More

PROLOG
1. Beginning
2. Catch Her (21+?)
3.First Time 21+
4. 21+
5. Afraid
6. Blurry
7. Escape
8. Rape 21+
9. Jungkook is rude(?)
10. Marriage
11. First Night 21+
12. First Night 21+ (2)
13. Bridle
14. Happy Days
15. Repeated (18+)
16. Given Up (21+)
17. Wild 21++ (2)
18. Pregnant (?)
19. Tadpoles grow
20. Care
21. News
22. Time
24. Hurts
25. Gift
26. Necklace
27. Check Up
ATTENTION.
28. Little Wife
29. Overt
30. Warmth
31. Lap
32. Garden Incident
33. Scared Again
34. Inpatient
35. Worried
36. Back Home
37. Gentle
38. Sweet
39. Visit
40. Envelop
41. Cookies
42. Problem (?)

23. Violate

2.6K 112 8
By athasaa_

"Tidak masalah jika kau tidak mencintaiku ataupun membenciku, yang terpenting adalah bagaimana perasaan ku. Sampai kapan pun kau juga tidak akan bisa kabur dariku, chagi"

----------------

Pagi hari ini sama seperti biasanya, tidak ada yang berubah. Jungkook telah pergi ke perusahaan nya, begitupun dengan Yoonjung. Sesudah sarapan bersama suaminya wanita hamil itu kembali menyendiri didalam kamar mewah ini ketika Jungkook sudah pergi.

Kepala nya terasa sedikit pusing pagi ini, rasa mualnya juga semakin menjadi-jadi setiap hari nya, terlebih jika di pagi hari.

Bahkan Jungkook sempat menyaksikan istri kecilnya memuntahkan semua isi perutnya pagi hari tadi. Pria itu hendak tidak berangkat ke kantornya, namun Yoonjung meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Jungkook akan mengunjungi proyek yang ia kolaborasikan dengan Go Company, perusahaan mendiang ayah mertuanya yang kini istrinya yang telah menjadi ahli warisnya, namun dengan senang hati ia yang mengurusnya dengan otak cerdasnya.

Melihat keadaan istri nya dengan wajah yang pucat dan terus-menerus memuntahkan isi perutnya yang kosong membuatnya enggan untuk meninggalkan nya, namun ini sangat penting. Proyek ini harus membutuhkan pantauan nya walaupun hanya beberapa kali, pergi meninggalkan istri kecilnya dengan sangat berat hati.

Jungkook tentunya meminta ahjuma Soomin untuk menghibur Nyonya mansion itu ketika dirinya berada diluar mansion. Ia juga memantau Yoonjung lewat kamera pengawas yang terhubung di ponselnya untuk lebih memastikan wanita kecil itu benar baik-baik saja walaupun banyak bodyguard di mansion yang ia bayar dengan mahal.

"Umhh..... Kepalaku pusing" Rintihnya pelan.

Yoonjung merintih samar-samar namun tetap ia abaikan, jemarinya tetap melanjutkan bermain ponsel nya itu. Dengan sedikit penasaran ia membaca komentar orang-orang mengenai berita kehamilan nya.

"Mereka terlalu mencampuri urusan orang lain" Gumam nya sembari membaca puluhan ribu komentar tersebut.

Dari sini ia mengerti, seberapa kaya raya dan terkenal nya suaminya itu. Yoonjung bisa menyimpulkan seperti itu walaupun ia tidak tahu betul apa saja aset kekayaan yang dimiliki Jungkook. Pada intinya kekayaan dan kuasanya berada dimana-mana, tidak hanya di Seoul ini saja.

Betapa beruntungnya anak itu. Lihat lah, ayah nya seorang Jeon Jungkook, dan ibunya begitu manis.

Masih banyak lagi komentar pujian yang orang-orang lontarkan untuknya, namun Yoonjung lebih memilih mengabaikannya. Akun sosial media nya pun diserbu oleh banyak nya orang, mengucapkan pujian untuk nya dan selamat atas kehamilannya.

Pikiran nya teringat sesuatu, Jjamppong. Itulah yang melintas di otaknya secara tiba-tiba, entah mengapa rasanya ingin sekali menyantap nya saat ini juga.

Yoonjung ingat, sudah satu bulan lebih ia tidak memakan makanan itu. Terakhir memakan nya sebelum acara wisuda yang ia laksanakan, saat berkuliah ia hampir setiap Minggu membeli nya di pedagang kaki lima yang berada di dekat kampus nya. Itu menjadi salah satu makanan Yoonjung, penjual kaki lima tersebut juga sudah hafal dengan nya, anak yang manis dan baik.

"Ahjuma, aku merindukan Jjamppong mu" Gumam nya pelan.

Yoonjung sadar dengan sesutau yang terjadi padanya, ini adalah hal umum yang tentu ia mengetahuinya. Mengidam, inilah yang sedang ia alami.

Tangan kecil nya mengusap pelan pada perut ratanya "Um, apakah ini yang dimaksud dengan mengidam? Hihihii, aku mengalaminya" Kekeh nya kecil.

Dirinya sudah sepenuhnya berusaha menerima malaikat kecil yang tumbuh didalam rahim nya, awalnya memang seakan sangat tidak terima dengan kenyataan ini. Namun dia menyadarinya, bayi itu tidak mempunyai salah sedikitpun, itu bukan ulahnya. Melihat banyak wanita diluar sana yang sangat ingin menimang-nimang bayi membuatnya bersyukur atas kehamilannya.

Tangan nya terus menerus memberi usapan kecil pada perut ratanya, ia menunduk dan terkekeh. Tidak percaya dengan hal ini, membayangkan dirinya yang dalam waktu dekat akan menjadi seorang eomma.

"Aegia... Kau menginginkan jjamppong, uh?" Ucapnya lembut.

Tidak ada yang menyahut, namun Yoonjung terlihat sangat antusias. Ia mengambil dua lembar uang hasil pemberian Jungkook yang masih tersimpan di dompet nya hasil.

Langkah kecil nya menuju anak tangga, turun secara hati-hati dan memegangi Railing tangga tersebut. Kakinya melangkah pelan menghampiri Ahjuma Soomin yang sedang sibuk merapikan dapur sehingga tidak menyadari akan kehadiran nya.

"Ahjuma..." Panggil nya lembut.

Mendengar suara lembut yang ia sudah tahu siapa pemilik suara tersebut ia menoleh dengan tersenyum hangat mendapati ibu hamil tersebut "Nee, Nyonya. Membutuhkan sesuatu?"

Yoonjung mengulum bibir dalam nya "Umh, aku begitu menginginkan jjamppong"

Wanita berumur itu menghampiri Nyonya rumah nya sambil tersenyum hangat yang sedang duduk dengan manis di meja makan, ia senang mendengar apa yang dikatakan oleh wanita kecil itu.

"Nyonya, sepertinya kau mengidam" Kekeh nya kecil.

Wanita kecil itu mengangguk pelan, terlihat sangat manis. "Aku bisa membuatkan nya untukmu, Nyonya. Tunggu sebentar, aku ak-"

"Ah, Tidak. Aku tidak bermaksud untuk menolak jjamppong buatan mu, Ahjuma. Sungguh, aku hanya ingin jjamppong di dekat kampus ku dulu"

"Nee, aku mengerti. Aku akan membelikan nya untukmu" Ia mengerti sebagai sesama wanita, dirinya juga pernah mengalami masa-masa seperti ini. Terlebih melihat Nyonya rumah yang sedang mengandung calon penerus Tuan mereka, membuatnya merasa bahagia.

"A-ah, tidak perlu, ahjuma. Aku akan meminta tolong pada Ahjussi Kang untuk membelikan nya. Ahjuma, kau cukup menemaniku saja"

Yoonjung berjalan pelan menuju pintu utama mansion ini, terdapat dua bodyguard yang menjaganya dengan ketat. Begitu mendapati Yoonjung mereka membungkuk kan badan singkat dan memberi sapaan.

"Aku ingin bertemu dengan Ahjussi Kang" Ucapnya lembut dengan salah satu bodyguard itu.

"Baik, Nyonya. Aku akan memanggilkan nya" Ucapnya sopan.

Yoonjung menunggu, dan terlihat satu bodyguard Jungkook itu kembali dengan Ahjussi Kang yang berada di sebelah nya.

Merasa terpanggil oleh Nyonya mansion ini dengan sigap pun ia menghampirinya, ia berfikir bahwa wanita kecil itu akan meminta nya mengantarkan ke suatu tempat "Ada apa, Nyonya?" Tanya nya sopan.

"Ahjussi, aku tidak memintaku untuk mengantarkan ku. Ah, aku hanya meminta mu untuk membelikan jjamppong di belakang Seoul University. Terdapat penjual kaki lima disana"

Pria berumur itu mendengarkan penjelasan sang Nyonya "Baik, Nyonya. Aku akan membelikannya sekarang juga"

"Ah, ini uang nya. Tolong pesankan dua porsi jjamppong yang begitu pedas"




***




Ahjussi Kang, sopir pribadi yang ditugaskan Jungkook khusus untuk mengantar istrinya jika akan berpergian. Pria berumur itu sudah kembali membawa dua porsi jjamppong yang sudah di pesan oleh Nyonya nya.

"Nyonya, ini uang lebih nya" Ucap nya sopan menyodorkan lembar uang tersebut.

Yoonjung mengerutkan kening nya "Um? Tidak, tidak usah. Ambil lah, itu untukmu"

"Tidak, ini terlalu banyak. Aku tidak berhak menerima ini, Tuan bisa marah jika mengetahui nya" Ucap nya sopan.

"Untuk apa marah? Ini pemberian dariku, ambil lah. Tidak usah merasa takut" Ucap nya meyakinkan.

Ahjussi itu menerimanya dengan ucapan terimakasih nya, terlihat jika wanita berusia dua puluh dua tahun itu sangat rendah hati. Dari cara berucapnya terlihat bahwa dia memiliki moral yang sangat tinggi.

Yoonjung melangkah ke meja makan dengan suasana hati yang begitu bahagia, di kedua tangan nya terdapat masing-masing satu porsi Jjamppong.

"Ahjuma, ini untukmu satu. Ayo, temani aku makan"Ajak nya ramah.

Tidak enak rasanya jika menolak ajakan wanita kecil itu, terlebih ia sedang mengidam. Yoonjung hampir tidak pernah terlihat sebahagia hari ini, suasana hatinya sangat bagus hari ini. Tuan harus mengetahuinya Pikirnya.

Dua porsi jjamppong itu sudah tertuang kedalam mangkuk masing-masing. Yoonjung sudah memakan nya beberapa suapan, namun ahjuma Soomin baru saja mencobanya "Nyonya, ini sangat pedas. Tuan berpesan padaku jika kau tidak boleh mengonsumsi sedikitpun makanan pedas" Peringat nya sopan.

Yoonjung tetap mengunyah jjamppong itu, memang ini sangat pedas, namun sangat berat hati rasanya untuk berhenti mengunyah nya "Ah? Gwaenchana, hanya kali ini saja"

Wanita paruh baya itu memandang Yoonjung yang masih asik mengunyah makanan nya, mulutnya penuh seperti ikan buntal. Dia ingin sekali menghentikan Yoonjung, namun merasa berat hati. Beberapa hari ini nafsu makan nya begitu menurun karena kehamilan nya, namun siang ini ia begitu lahap memakan jjamppong yang ia idam-idamkan.

Ya Tuhan, lindungilah dia Batin nya berdoa.

Merasa sedikit khawatir dengan hal ini, namun bagaimana lagi, ia tidak boleh merusak mood ibu hamil itu.

Selesai menyantap habis makanan nya, Yoonjung dengan suasana hati yang gembira memasuki kamar nya. Ia membiarkan ahjuma Soomin membereskan nya sendiri, dirinya merasa begitu mengantuk saat ini juga. Tidak lupa dengan meminum susu kehamilan nya.

"Ughh.... Aku kenyang" Gumam nya.

Perutnya terasa penuh, tanpa sadar pun matanya terpejam lamban-lamban.

Beberapa jam ia tidur dengan pulas, sore hari ini ia terbangun dengan kepala yang terasa sedikit sakit, "Kepala ku, akh..." Rintihnya memegangi kepalanya.

"Um, mungkin dengan berendam di air hangat bisa mengurangi rasa sakit nya"

Kakinya melangkah ke il ke arah kamar mandi tersebut, ia menyalakan kran air pada bathtub. Tangan kecil nya melepas satu persatu pakaian nya sendiri, ia memasukkan seluruh tubuh mungil nya pada bathtub berisikan air hangat tersebut.

Dengan begini tubuhnya menjadi hangat dan lebih rileks. Yoonjung mencoba untuk mengusap perut ratanya, memandangi perut rata tersebut dengan amat dalam. Didalam sana terdapat makhluk kecil yang sebentar lagi akan lahir ke duni ini, dirinya akan menjadi seorang ibu.

"Kau suka berendam didalam air hangat, umh?" Kekehnya kecil.

Dia tidak terlalu sering mengajak berbicara janin itu, Jungkook lah yang selalu mengajak berkomunikasi bayi nya. Terlihat seperti apa dia menyayangi calon anak nya itu, tiap malam ia selalu mengusap nya dan mengecup-mengecup berulang kali.





***





Hari sudah mulai malam, kini wanita kecil itu duduk di ranjang sembari bermain ponsel nya. Ia tidak lupa untuk meminum susu dan vitamin kehamilan nya, sebab ahjuma Soomin lah yang selalu mengingatkan nya dan tak lupa untuk menyiapkan juga.

Namun perutnya tiba-tiba saja terasa seperi sedang terlilit dari dalam sana, sungguh ini begitu menyiksa nya. Yoonjung mencoba bangkit untuk berbaring di ranjang supaya rasa sakit nya hilang, ia melangkah amat pelan karena rasa sakit yabg ia rasakan pada perutnya.

"Akhh.... Ya Tuhan, kumohon hikss ini sungguh sakit" Isak nya tak kuat merasakan sakit yang ia alami.

Entah keajaiban apa, pintu kamar yang tidak terkunci itu terbuka. Terdapat ahjuma Soomin yang muncul dari ambang pintu tersebut, melihat Nyonya nya kesakitan dan menangis ia berlari menghampiri nya, "Nyonya, ada apa? Kenapa menangis" Ucap nya sedikit panik.

"Ah-ahjuma, perutku terasa sangat sakit akhh...." Rintih nya dengan mata yang terpejam dan menangis.

Wanita paruh baya itu sangat panik, ia tidak tega melihat Nyonya nya yang terus menerus merintih kesakitan "Nyonya, tahan sebentar, nee? Aku akan menghubungi tuan"

Yoonjung menyerahkan ponsel nya kepada Ahjuma Soomin, dengan begitu wanita itu tahu maksud dari perlakuan Nyonya nya. Ia lantas membuka benda pilih tersebut, segera ia menghubungkan dengan nomor Jungkook. Tidak butuh waktu lama untuk panggilan itu terjawab, pria di sebrang sana langsung mengangkat panggilan darinya.

"Um, wae, chagia?" Ucap nya dari sebrang sana.

"Maaf, Tuan. Ini aku, ahjuma" Cicit nya pelan.

Ia tahu pasti pria itu mengiranya ini adalah istrinya, namun dengan sedikit takut ia mengaku. Pasti Jungkook berfikiran bahwa ia dengan lancang menggunakan ponsel istrinya.

"Nee? Ada apa? Di mana istriku, ahjuma?"

"Tu-tuan, seperti nya Nyonya mengalami kontraksi kehamilan nya. Nyonya menangis, aku tidak tega melihat nya" Jelas nya dengan sopan.

Raut wajah Jungkook seketika berubah mendengar kabar tersebut, ia panik. Kemarin malam istrinya sudah mengalami kontraksi kecil', namun ini kembali terjadi lagi "Bagaimana bisa? Baiklah, aku akan menghubungi Binna. Tunggulah aku, aku sedang berada diperjalanan" Suara nya terdengar dingin saat ini

"Nee, Tuan" Ucap nya, begitupun panggilan tersebut segera terputus.

Sedangkan Jungkook, pria itu menambah kecepatan pada laju mobil hitam mewah nya itu. Tak lupa satu tangan nya ia gunakan untuk mencari nomor ponsel Binna, sang dokter kehamilan yang ia bayar tunggu untuk keperluan istri kecil nya.

Pikiran nya kacau, ia tidak tega dengan kondisi istri kecilnya saat ini. Melihat Yoonjung kesakitan membuatnya seperti ingin gila.

"Datanglah ke mansion ku sekarang juga, istri ku membutuhkan penanganan mu." Ucap nya terdengar sangat tegas dan lantang.

To Be Countinue.










Kasian banget si Yoonjung, siap-siap di amuk Jungkook lagi nih😮.

Continue Reading

You'll Also Like

Boot Camp By Gina

Teen Fiction

27.6M 1M 71
From Wattpad story to published book to a movie! Watch your favorite coming-of-age camp romance come to life on screen on August 2, 2024! After runn...
62.6M 3K 6
Brielle Newman A 21-year-old girl who was struggling to make life comfortable for herself and her niece, Delilah. Her sister left the baby the minute...
11.4M 152K 10
*completed NOW A PUBLISHED NOVEL!* An ancient Cursed bloodline, a world-crossed romance, tyrant kings, a princess with dragon wings, a forbidden love...
13.6K 7.8K 28
[1] A Enemies to lover story of Albert Bryan Rutherford & Fransissca Anita Irish Kebenaran yang hanya ada di dalam hati kita. Nasib akan selalu meng...