Black Hand

By porumtal

462 63 68

Sometimes fate can feel so bad. Making weak souls tired of people living life. But stay afloat, until your d... More

Prolog
Black Hand | Part.1
Black Hand | Part.2
Black Hand | Part.3
Black Hand | Part.4

Black Hand | Part.5

11 4 0
By porumtal

Suara dering ponsel Taehyung terdengar ketika dia baru akan menyantap sarapannya pagi itu. Menatap sekilas, nama Changkyun tertera di layar ponsel membuat Taehyung segera
mengangkat panggilan itu.

“Ne, Changkyun-a” Sahut Taehyung setelah mengeser tombol dial berwarna hijau.

“Tae, apa kau sudah melihat berita pagi ini?” Tanya Changkyun dari seberang.

“Berita? Pagi ini?” Ulang Taehyung sembari bangkit dari duduknya.

Tubuh pria Kim itu kini mengarah ke ruang televisi dan langsung menyalakan benda elektronik tersebut. Taehyung pun segera menyetel siaran berdasarkan yang Changkyun sebutkan dari ujung telepon sana dan langsung kaget melihat berita yang ditayangkan.

“Kookie?” Ujarnya nyaris tanpa suara.

Changkyun diseberang hanya diam, sama sekali tak merespon ucapan Taehyung.

“Im Changkyun, apa pemuda yang dikabarkan menjadi korban Black Hand itu Jungkook yang kita kenal?” Tanya Taehyung memastikan.

“Ne, dia Jungkook” Changkyun membenarkan.

“Bagaimana bisa...” Suara langkah kaki mendekat membuat Taehyung segera memutar tubuhnya.

Son Hyunwoo sudah berdiri di belakangnya, menatap dingin tepat kearah Taehyung. Tangan pria kekar itu meraih remote tv dari tangan Taehyung, kemudian mengganti chanel begitu saja tanpa permisi

Hyung kau...”

“Apa?” Balas Hyunwoo tak membiarkan Taehyung melanjutkan ucapannya.

“Tidak...tidak apa-apa” Taehyung kembali ke arah ruang makan, menyambar tasnya dan langsung bergegas keluar rumah. Pria Kim itu bahkan tak
menyadari, kalau Hyunwoo menatap kepergiannya dengan senyum aneh yang tercetak di bibirnya.

BLACK HAND


Suara isak tangis terdengar di aula duka tempat Jungkook di semayamkan. Beberapa teman dan saudara terlihat hadir disaa.

Diantara mereka ada Namjoon, Jooheon, Taemin dan juga Taehyung serta Changkyun tentunya.

“Kapan terakhir kau bersama Jungkook?” Tanya Changkyun pada Jimin.

“Semalam kami masih bersama, aku bahkan memintanya menginap. Tapi Jungkook menolak”

Jelas sekali ada penyesalan di wajah Jimin saat mengucapkan kalimat tersebut. Mungkin pria Park itu tengah berandai-andai, kalau saja dia bisa menahan Jungkook dan memaksa sang
sahabat tetap tinggal di umahnya, agar kejadian naas ini tidak terjadi.

“Apa...polisi mengatakan sesuatu?” Kali ini gantian Taehyung yang bertanya.

“Menurut adik Jungkook, polisi mengatakan kalau pelaku pembunuhan Jungkook adalah Black hand”

Taehyung dan Changkyun spontan saling menatap.

“Aku bingung, mengapa polisi lama sekali bertindak?” Jimin berujar penuh rasa frustasi tanpa tahu kalau Changkyun dan Taehyung lebih frustasi darinya.

Kedua pria berbeda marga itupun saling memberi isyarat dengan mata, sebelum sama-sama bangkit dengan gerakan nyaris bersamaan.

“Jimin-a, kami pergi sebentar ya” Changkyun berujar tepat saat dwi manik Jimin mengarah kepadanya.

Pemuda Park mengernyitkan alis “Kemana?”

“Ada sesuatu yang harus kami kerjakan” Bukan Changkyun, melainkan Taehyunglah yang menjawab pertanyaan Jimin barusan.

“Aku ikut...” Jimin baru akan bangkit, namun cepat tangan Changkyun menahan bahu temannya tersebut.

“Tetaplah disini! Kami tidak akan lama” Penuh penekanan,

Changkyun berujar yang sama sekali tidak bisa dibantah oleh Jimin.

“Baiklah kalau begitu”

Meski sebenarnya dia penasaran dengan kemana dua temannya itu akan pergi, pada akhirnyaJimin hanya bisa menurut untuk tetap berada di aula pemakaman seperti yang Changkyun perintahkan.

Melihat Jimin mengangguk Changkyun dan Taehyungpun segera beranjak pergi dari tempat itu. Keduanya berlalu dengan langkah tergesa, membuat Jimin yang melihat hanya bisa mengantar kepergian mereka dengan tatapan penasaran.

BLACK HAND

“Jadi kau kehilangannya pukul delapan malam tadi?” Yoongi bertanya pada Kihyun yang baru saja melaporkan kegagalan misinya semalam.

Pemua pendek berpipi tembam itu terlihat diam beberapa detik, sebelum akhirnya mengangguk pelan sebagai respon pertanyaan Yoongi kepadanya.

“Lalu bagaimana denganmu?” Kali ini Yoongi bertanya pada Minhyuk.

Minhyuk mengigt bibir bawahnya sebentar, sebelum menggeleng pelan dan berujar syarat putus asa.

“Aku juga kehilangan jejak Jung Hoseok semalam. Lebih kurang di jam yang sama dengan Kihyun”

Yoongi memukul meja pelan sembari melenguh frustasi.

“Bagaimana mungkin kita bisa kehilangan tiga orang itu dalam waktu yang bersamaan?” Yoongi akhirnya memuntahkan rasa penasarannya.

Minhyuk dan Kihyun hanya diam mendengar ucapan Yoongi barusan. Sama seperti Yoongi, duo November itu juga sebenarnya penasaran dengan kebetulan yang mereka hadapi.

“Ya! Apa mungkin mereka bertiga adalah Black Hand?” Tanpa aba-aba, Minhyuk melontarkan pendapatnya pada dua sahabatnya.

“Eeey, apa itu mungkin?” Yoongi tampak tak sependapat.

“Sebenarnya tidak mungkin...” Minhyuk membalas “...tapi, kalau seperti ini ceritanya. Bukakah mereka bertiga jadi sama-sama
mencurigakan?” Tambah Minhyuk kemudian.

Yoongi kali ini sependapat, jadi dia mengangguk pelan. Tidak lama pandagannya ia bawa pada Kihyun, yang sama sekali tidak buka suara.

Pria yang dijuluki hamster galak itu justru tampak termenung seraya mengigit ujung kuku jarinya.

“Ada yang menganggu pikiranmu?” Sangat paham dengan gestur Kihyun yang satu itu, Yoongipun akhirnya bertanya pada Kihyun.

Kihyun cukup kaget, tapi lelaki bermarga Yoo itu cepat mengendalikan ekspresi di wajahnya.

“Huum...” Kihyun mengangguk “...memang ada yang menganggu pikiranku saat ini” Aku lelaki manis itu kemudian.

“Apa itu?” Kali ini bukan Yoongi, melainkan Minhyuklah yang bertanya.

Jiwa keponya membuncah, saat tahu ada yang
menganggu peikiran seorang Yoo Kihyun. Kihyun tidak langsung menjawab melainkan menatap kearah Minhyuk dan Yoongi secara bergantian.

Ada hal menarik yang ia dapat saat mengikuti Hyunwoo semalam dan hal itu sangat mengusik hatinya hingga saat ini.

“Hey, Yoo Kihyun” Minhyuk menjentikan tangannya tepat di depan wajah Kihyun karena melihat Kihyun hanya melamun.

“Ya! Ada cerita aneh yang kudengar dari Hyunwoo semalam” Tiba-tiba Kihyun kembali berujar.

“Cerita aneh?” Minhyuk dan Yoongi membeo.

“Eoh”

“Cerita apa?” Penuh rasa ingin tahu tingkat tinggi, Minhyuk bertanya pada Kihyun.

“Itu....”

BLACK HAND

Kau yakin?” Changkyun bertanya pada Taehyung yang duduk di sampingnya.

Saat ini kedua pria bestatus mahasiswa itu duduk berdampingan di taman aula pemakaman, membahas dugaan yang tersirat di kepala mereka.

“Iya, aku yakin” Mengangguk lemah, Taehyung menjawab pertanyaan dari Changkyun.

“Kalau memang begitu, apa kita harus mengatakan pada Jimin?” Tanya Changkyun kemudian.

Taehyung menoleh cepat ke arah Changkyun, lengkap dengan gurat tak setuju yang tergambar jelas di wajahnya.

“Dan membuatnya merasa bersalah, karena jadi penyebab kematian Jungkok?” Balas Taehyung beberapa detik kemudian.

Changkyun mendesah putus asa. Seketika pria berlesung pipi itu merasa bodoh, karena sudah melontarkan frasa tidak masuk akal seperti tadi.

“Lalu bagaimana?” Pertanyaan Changkyun dibalas gelengan pelan oleh Taehyung.

Adik tiri Son Hyunwoo itu juga tidak memiliki ide di kepalanya. Taehyung merasa pikirannyabuntu.

“Tapi...kenapa bisa Jimin?” Seolah baru menyadari hal tersebut, Changkyun kembali bertanya pada Taehyung “Dia ada di
rumahnya saat Jungkook diserang, bukan?”

“Hey! Apa kau lupa. Penyebab nasib buruk itu, bisa berasal dari banyak orang. Mungkin Jimin hanya salah satunya” Jelas Taehyung.

“Maksudnya?” Changkyun bukanlah mahasiswa yang bodoh.

Nilai akademiknya saja sangat mengaggumkan. Tapi penjelasan dari Taehyung sedikit rumit dan itu tidak mampu direspon cepat oleh otak cerdasnya.

“Mungkin Jimin adalah penyebab tak langsung terbunuhnya Jungkook. Sepertimu yang menjadi penyebab tak langsung meninggalnya Dodo noona”

Seperti ada godam besar yang menghantam dada Changkyun, tepat saat Taehyung menyelesaikan kalimatnya. Peristiwa saat dirinya melihat jasa Dodo yang terbujur kaku dengan tangan yang terbakar, kembali berputar di kepala sepupu Shin Wonho tersebut.

“Maafkan aku” Melihat raut wajah Changkyun yang berubah tak baik, Taehyung spontan merasa bersalah.

“Tidak...tidak apa-apa” Balas Changkyun coba tersenyum.

Keduanya diam sesaat, sembari melempar tatapan lurus pada rumah duka yang ada di hadapan mereka. Mereka tenggelam
dalam pikiran masing-masing, hingga____

“Ini mulai menyebalkan”

___tiba-tiba Taehyung memecah sepi dengan kalimat bernada kesal tersebut.

Changkyun yang mendengar otomatis menoleh pada sang sahabat dan mendapati raut frustasi di wajah Taehyung.

“Changkyun-a, haruskah aku merelakan penglihatanku?” Tanya Taehyung kemudian.

“Maksudmu?” Changkyun tak mengerti.

“Jika aku buta, bukankah aku tidak akan melihat lagi semua ini” Tangan Taehyung menunjuk udara di sekitarnya.

Netra Changkyun mengikuti arah telunjuk Taehyung. Sekilas sahabat baiknya itu seperti menunjuk udara kosong, tapi Changkyun yakin kalau Taehyung bermaksud menunjuk untaian
benang hitam yang terlihat di matanya.

“Kenapa aku?” Pertanyaan yang sudah sering Changkyun dengar dari Taehyung, kembali dilontarkan sang sahabat hari ini.

“Ada jutaan orang di dunia ini, kenapa harus aku yang memiliki kemampuan menyebalkan ini?”

Changkyun hanya bisa bungkam, ketika mendengar kalimat bernada frustasi yang dilontarkan Taehyung. Ia ingin menghibur, tapi Changkyun bahkan tidak tahu harus mengatakan apa pada sahabat baiknya tersebut.

“Hah, harusnya Hoseok hyung ada di sini” Sangking frustasinya, Changkyun tanpa sadar bergumam dengan suara sedikit keras.

“Hoseok hyung?” Ulang Taehyung memastikan sosok yang barusan Changkyun sebut.

“Oh? Eoh. Hoseok hyung”

“Siapa dia?”

“Dia...hanya seorang yang kukenal tanpa sengaja” Jawab Changkyun mengenang pertemuan pertama antara dirinya dan Hoseok.

“Kau ingatkan saat aku bilang aku hampir bunuh diri? dan seseorang meyakinkan aku untuk tetap hidup. Orang itu adalah Hoseok hyung” Papar Changkyun.

“Hoseok hyung memilki banyak kata bijak, yang mampu membuat aku selalu mendapatkan ketenangan. Karena itu, aku berharap dia ada di sini sekarang” Jelas Changkyun kemudian.

Tanpa sadar Taehyung terkekeh pelan.

“Maaf, aku pasti membuatmu pusing” Tukas Taehyung tidak enak.

“Tidak apa-apa. Setidaknya aku senang ada disini menemanimu” Changkyun berujar sambil menepuk pelan pundak Taehyung.

“Lalu apa yang akan kita katakan?”

“Hah? Mengatakan apa?” Tak paham konteks pertanyaan dari Taehyung, Changkyun balas bertanya.

“Pada Jimin. Dia pasti bertanya kita kemana, saat kita kembali”

“Biar aku yag urus, kau diam saja nanti” Changkyun sebenarnya belum memiliki ide di kepalanya, tapi lelaki Im itu tetap saja menjawab agar perasaan Taehyung tidak semakin memburuk.

BLACK HAND

Eeeey...” Minhyuk bereaksi usai mendengar cerita Kihyun yang sedikit tak masuk akal untuknya. “...kau ini kebanyakan membaca cerita dari author Porumtal, ya? Bukankah sudah kukatakan padamu untuk mengurangi membaca karya author satu itu, terlebih yang bergenre misteri. Lihat...sekarang pikiranmu jadi kacau begini” Tambah pria Lee itu lagi, kali ini sambil mendorong bahu Kihyun pelan.

Tidak ada reaksi dari Kihyun, sebab lelaki berpostur mungil itu sudah tahu akan mendapat tanggapan seperti saat ini. Lagian siapa juga yang akan percaya dengan kisah seseorang yang bisa
melihat benang hitam? Di zaman teknologi serba canggih seperti sekarang.

“Tapi aku benar-benar mendengar Son Hyunwoo membicarakan hal itu” Kihyun tidak mau memaksa teman-temannya percaya,
tapi peristiwa semalam benar-benar membekas di kepala Kihyun.

Sesaat sebelum Kihyun kehilangan Hyunwoo, wartawan bermarga Yoo itu sempat mendengar lelaki kekar tersebut menghubungi seseorang. Kihyun tentu tidak tahu siapa yang Hyunwoo hubungi. Tapi kalimat

“Jadi dia juga bisa melihat benang hitam, seperti adik tiriku” masih sangat kental dalam ingatan Kihyun. Sepertinya saat itu Hyunwoo sedikit kaget dengan berita yang ia dengar dari orang yang ada di seberang telepon, jadi tanpa sadar pria bermarga Son itu meninggikan suara.

“Apa kau mendengar hal lain lagi? Maksudku, selain tentang benang hitam itu” Yoongi yang awalnya tidak bereaksi apa-apa, mulai menunjukan ketertarikannya atas cerita Kihyun.

“Ya! Apa kau percaya dengan cerita Kihyun?” Minhyuk yang melihat bagaimana seriusnya wajah Yoongi, langsung melempar frasa tanya tersebut pada si pria Min.

“Tidak...” Yoongi menggeleng “...tapi apa salahnya kalau kita coba mendengar lagi” Lanjut pria minim senyum itu lagi dan berhasil membuat Minhyuk yang awalnya mau bertepuk tangan jadi
menghentikan aksinya.

Kihyun diam beberapa detik, mencoba mengingat detail percakapan Hyunwoo yang semalam ia dengar.

“Aku tidak terlalu ingat detailnya, tapi....” Kihyun mengigit pipi bagian dalamnya pelan “...dia sempat menyebut nama Son Eunseo dan Chae Dodo”

“Chae Dodo” Beo Minhyuk

“Son Eunseo?” Yoongi menimpali.

Kihyun mengangguk pelan, lantas membuka laptop yang ada di hadapannya. Beberapa menit sebelum mereka membahas pengintaian mereka, Kihyun sempat mencari sesuatu di halaman
google dan menemukan hal cukup menarik.

“Lihat!” Layar laptop Kihyun arahkan pada kedua rekan merangkap sahabat baiknya.

Dua nama yang kusebut adalah korban pertama dan korban ke empat Black hand” Jelas Kihyun tepat ketika iris kembar Minhyuk dan Yoongi mulai membaca artikel yang ia tunjukan.

Yoongi dan Minhyuk bahkan secara bersamaan mengangguk pelan. Kini keduanya tahu kenapa begitu familiar dengan nama yang baru Kihyun sebut.

“Dan kalian tahu...” Kihyun kembali menarik atensi kedua rekannya “...Son Eunseo itu teryata adikya Son Hyunwoo”

Informasi yang diberikan Kihyun cukup mengagetkan bagi Minhyuk dan Yoongi, terlebih mereka –memang- tidak mengikuti kasus ini dari awal. Trio wartawan itu baru meliput kasus Black
hand saat korban psikopat itu sudah menyentuh angka empat orang.

“Kemudian, setelah aku mencari tahu. Hyunwoo sedang berada di luar kota saat adiknya meninggal. Jadi...bukankah itu artinya dia
bukan Black hand?” Lagi Kihyun mengurai hipotesanya.

Yoongi mengangguk, karena merasa penjelasan Kihyun cukup masuk akal. Sedangkan Minhyuk masih tenggelam dalam artikel yang ia baca. Lelaki bermarga Lee itu seperti tengah mencari petunjuk kasus yang sedang mereka selidiki.

“Kihyun-a”

Mendengar Minhyuk memanggil namanya, Kihyun yang semula menatap Yoongi berlahan membawa pandangannya pada sang sahabat.
“Apa kau bisa mencaritahu lebih banyak tentang si Son Hyunwoo ini?” Sebuah senyum aneh tercetak di wajah Minhyuk dan itu membuat tanda tanya imajiner menghiasi kepala Kihyun juga Yoongi

BLACK HAND

Seperti janji mereka, Taehyung dan Changkyun benar-benar kembali setelah pembahasan serius mereka di luar aula duka tersebut. Sosok Jimin masih di sana, duduk tenang di tempat sama saat mereka keluar tadi.

“Jadi...apa yang kalian lakukan?” Tanya Jimin tepat saat Taehyung dan Changkyun sudah mendudukan tubuhnya di sisi pria Park tersebut.

“Kami mengikuti benang hitam” Jawab Changkyun asal.

“Hah? Kenapa?”

“Tentu saja untuk tahu kemana arah benang itu” Lagi dengan mudahnya Changkyun mengarang cerita.

“Lalu? Bagaimana hasilnya?”

“Jejak benangnya memudar, jadi kami tidak menemukannya” Kali ini Taehyung angkat bicara agar Changkyun tidak terlihat mencurigakan.

Dan untungnya berhasil. Jimin percaya sepenuhnya dan lelaki imut bermarga Park itu bahkan tidak lagi bertanya.

“Oh ya, tadi hyungmu kesini” Jimin berujar saat ingat kalau ia sempat melihat sosok Hyunwoo datang.

“Hah!? Benarkah?” Taehyung berseru kaget.

“Eoh, dia datang bersama sepupumu juga” Lagi Jimin memberi informasi sembari menunjuk Changkyun dengan ujung dagunya.

Taehyung menatap ke arah Changkyun, begitu juga sebaliknya. Dua pria berbeda marga itu jelas bingung dengan kehadiran Hyunwoo dan Wonho di sini.

“Apa Jungkook mengenal Wonho hyung?” Taehyung bertanya pada Changkyun.

“Tidak tahu. Tapi apa Jungkook mengenal Hyunwoo hyung?” Kali ini giliran Changkyun yang bertanya pada Taehyung.

Taehyung menggeleng menjawab pertanyaan dari Changkyun barusan. Dia sama sekali tidak tahu tentang kedekatan Jungkook dan dua bawahan Seokjin tersebut.

“Dia adalah pelanggan di bengkel Seokjin hyung” Melihat kebingungan yang melanda dua temannya, Jimin lagi-lagi memberi informasi.

“Benarkah?” Dan seperti koor dua pria itu berujar secara bersamaan.

“Iya...” Jimin cukup kaget, tapi dia tetap menjawab “...tapi aku tidak tahu apa dia dekat dengan hyung-hyung kalian juga atau tidak”

Taehyung diam-diam menyenggol lutut Changkyun pelan dan mendapati itu lelaki berlesung pipi bermarga Im itu hanya mengangguk samar

“Ya! Apa kau masih harus di sini?” Tanya Chagkyun pada Jimin.

“Iya, kenapa?” Balas Jimin.

“Aku harus pulang untuk mengerjakan tugas. Bisa aku pergi lebih dulu?” Tanya Changkyun.

“Aku juga...” Taehyung ikut berujar “...aku baru ingat harus membuat riset tugas profesor Kang. Jadi sebaiknya aku juga pergi”

Jimin menatap curiga kedua temannya, namun sebelum dia melontarkan pertanyaan Taehyung dan Changkyun justru sudah bangkit dan berlalu begitu saja meninggalkannya.

Keduanya berjalan sedikit tergesa, berharap mereka bisa mengejar langkah Wonho dan Hyunwo. Yah meski itu sedikit mustahil, sebab dua pria berotot itu sudah cukup lama berlalu dari rumah duka.

Taehyung dan Changkyun juga sudah nyaris tidak berharap bertemu dengan duo barbel itu, tapi___

“Wonho-ya, kau tidak mengada-ngada dengan apa yang kau katakan, kan?”

___suara Hyunwoo terdengar dari dekat pintu masuk, membuat langkah kaki Changkyun dan Taehyung segera terhenti.

Mereka spontan menarik tubuhnya untuk bersembunyi di balik dinding dan menajamkan pendengaran agar bisa menguping pembicaraan Wonho dan Hyunwoo.

“Kau meragukanku?” Alih-alih menjawab, Wonho justru balas bertanya pada Hyunwoo.

“Kau tidak menjelaskan dengan benar. Bagaimana aku bisa tidak meragukanmu?” Balas Hyunwoo dengan nada suara syarat rasa frustasi.

Wonho berdecak kesal “Kalau aku bilang aku mendengar langsung pembicaraan mereka, apa kau akan percaya?”

Hyunwoo terdiam, membuat Taehyung dan Changkyun yang masih setia menguping terjebak dalam rasa gugup.

“Ya Son Hyunwoo, aku tidak mengada-ngada! Jung Hoseok orangnya. Dia adalah Black hand. Aku bisa menjamin hal itu dengan nyawaku”

Taehyung baru akan bertanya pada Changkyun, apa Hoseok yang dimaksud Wonho adalah Hoseok yang mereka bicarakan beberapa menit yang lalu. Tapi melihat bagaimana wajah Changkyun yang berubah jadi tegang, membuat Taehyung tidak jadi melakukannya. Lelaki Kim itu sudah mendapat jawabannya, bahkan tanpa repot-repot bertanya.

Apa kau mau bukti lain?” Pertanyaan Wonho dibalas anggukan pelan dari Hyunwoo.

“Kalau begitu datang ke alamat ini nanti malam. Aku akan menceritakan semua yang kuketahui padamu”

Wonho berlalu setelah memberikan Hyunwoo secarik kertas. Pria yang berprofesi sebagai montir itu melewati tempat persembunyian Changkyun dan Taehyung, tapi untungnya tidak
sampai menoleh ke tempat dua pria tersebut.

Beberapa detik setelah sosok Wonho menghilang, Taehyung dan Changkyun kembali menatap ke arah Hyunwoo. Pria Son itu masih di sana. Berdiri sambil menatap secarik kertas yang Wonho
tinggalkan.

“Taehyung-a” Changkyun berujar setengah berbisik.

Tanpa menjawab, Taehyung menoleh pada sang sahabat.

“Kita harus mencari tahu kemana Wonho hyung dan Hyunwoo pergi malam ini” Tukas Changkyun masih dengan fokus yang mengarah pada Hyunwoo.

“Hah? Tapi...”

“Aku harus memastikan...” Changkyun kini menoleh pada Taehyung “...Hoseok hyung bukan Black hand”

B

LACK HAND


"Hari ini sangat indah ya, Hoseokie”Hoseok tidak menjawab, pria bermarga Jung itu hanya menatap malas pada sang kakak yang berjalan di depannya sambil menyesap matcha latte.

Punggung tegap pria yang lebih tua empat tahun darinya itu terlihat begitu angkuh di penglihatan Hoseok

“Ya! Kenapa kau hanya diam saja?” Hoseok kaget, saat tiba-tiba sang kakak menoleh padanya.

Raut wajahnya tampak tidak senang dan tentu saja Hoseok bisa menangkap itu dengan jelas.

“Kau marah pada hyung, ya?”

Hoseok masih diam.

“Jung Hoseok” Intonasi suara sang kakak naik satu oktaf.

“Hyung aku lelah” Hoseok berujar syarat putus asa.

“Lalu?”

“Bolehkah aku mati saja?”Berharap akan ada wajah iba yang diukir sang kakak di paras tampannya, Hoseok justru kecewa saat lelaki itu justru tersenyum remeh padanya.

“Boleh, tentu saja boleh. Pergi mat, sana! Dengan begitu kau bisa bertemu Eunso dan meminta maaf padanya”Sangat ringan dan tanpa beban. Kakak Hoseok berlalu begitu saja usai mengutarakan  kalimat tidak berperasaan tersebut pada Hoseok.

“Sialan!” Pada akhirnya, Hoseok hanya bisa mengutuk ketidak berdayaannya.


BLACK HAND


Sekarang sudah tahu siapa aku?
_Black Hand_

To be continue....
Langsa, 25 April 2024
Porumtal...

Versus with Haebaragi13 cek akunnya dan temukan fanfic Wild  disana

Terimakasih yang sudah bertahan membaca sampai tahun ini. Sehat terus...see you next chapter reader-nim


Continue Reading

You'll Also Like

153K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
499K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
224K 17.8K 26
[ Complete ] DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIAS...
1M 84.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...