My Little Baby (END) โœ“

Por AyyaKanawut

52.2K 7.7K 2.4K

Di usia nya yang baru menginjak 27 tahun Mew Manuel Damarion Harus siap di jodohkan oleh orang tua nya, alasa... Mรกs

Perkenalan Tokoh
01 || Di Kejar Nikah ๐Ÿ“
02 || Gara-gara Mochi ๐Ÿ“
03 || Calon menantu ๐Ÿ“
04|| ingin mengikat ๐Ÿ“
05 || resmi mengikat ๐Ÿ“
06 || Kantor Manuel ๐Ÿ“
07 || Bayi sakit ๐Ÿ“
08 || Kembali ๐Ÿ“
09 || Rencana ๐Ÿ“
10 || Kelulusan ๐Ÿ“
11 || Pernikahan ๐Ÿ“
12 || first time ๐Ÿ“
13 || Istri Kecil ๐Ÿ“
14 || tingkah Gasena ๐Ÿ“
15 || Ikan putih-putih ๐Ÿ“
16 || Gasena anak baik ๐Ÿ“
17 || Ice cream ๐Ÿ“
18 || Manuel & Gasena
19 || Gasena Agresif ๐Ÿ“
20 || sakit lagi? ๐Ÿ“
21 || Mulai nakal ๐Ÿ“
23 || Keseharian ๐Ÿ“
24 || Gasena & Adek bayi ๐Ÿ“
25 || Keluarga kecil (END) ๐Ÿ“

22 | Gasena rewel ๐Ÿ“

1.5K 251 64
Por AyyaKanawut

Manuel menghela napasnya pelan, dasi yang terikat di lehernya sedikit ia longgarkan, jas kerjanya pun di lepaskan lalu di lempar ke kursi yang berada di depan meja rias.

Matanya kini kembali menatap sang terkasih, Gasena. Bayi kecil Manuel itu suasana hatinya sedang buruk pagi ini, Manuel tidak di izinkan bekerja lagi.

"Gasena," panggil Manuel dengan pelan, Gasena mendongak tatapan itu terlihat sangat sendu. "Tuh, om sudah tidak sayang asen." Gasena berucap dengan pelan, menahan untuk tidak menangis.

"Om hanya panggil nama Asen saja, itu kan memang nama Asen? Gasena nataniel Damarion." Manuel kembali menyebutkan nama Gasena kini lebih panjang dari sebelumnya.

"Bukan, Gasena siapa? Ini sayang loh Om tidak suka Gasena-Gasena panggil sayang om." Gasena kali ini merengek, tangan kecilnya memainkan jari milik Manuel. Manuel menggelengkan kepalanya, satu tangan bebasnya memijat pangkal hidung.

"Om dengar tidak asen berbicara!!? Manusia besar ini tidak mengerti dengan asen, om panggil sayang-sayang Om!" Kesal Gasena karena Manuel tidak juga mengeluarkan suaranya.

Manuel berjongkok di depan Gasena yang duduk di pinggir kasur, Manuel mengusap pipi Gasena lembut. "iya, Sayangnya Om, anak baik kesayangan Om, Cintanya Om, bayinya Om, istri kecilnya Om." Manuel memanggil semua panggilan yang biasa di pakainya agar Gasena tidak rewel lagi.

"Hihi...," Gasena terkekeh manis ketika keinginan sederhananya di kabulkan oleh Manuel, Gasena mengalungkan tangannya di leher Manuel kemudian memegang rambut suaminya itu. "Rambut Om hitam sekali," gumam Gasena kemudian anak manis mendekatkan hidungnya ke rambut Manuel.

"Huum wangi Hihi," kekehan kembali Gasena keluarkan setelah mencium harum rambut Manuel, bukan rambut saja tubuh Manuel pun sangat harum itu sebabnya Gasena betah berdekatan dengan suaminya.

Manuel menjawil hidung Gasena gemas, Gasena menunjukan senyum manisnya. "sekarang Om tanya, om tidak boleh bekerja kan? Om harus apa Sayang?" tanya Manuel lagi, entah mengapa ketika mengobrol dengan Gasena suara Manuel dengan otomatis mengecil.

Gasena memeluk leher Manuel dan dagunya di simpan pada bahu Manuel juga, Manuel menarik tubuh Gasena dan menggendongnya Ala koala. Untung usia kandung Gasena masih Kecil, Manuel tidak perlu khawatir Gasena sakit perut.

Gasena itu tidak mengalami hal-hal yang biasa di alami oleh orang Hamil pada Umumnya, Gasena makan dengan lahap bahkan Gasena tidak mengalami Morning sickness. Hanya saja tingkat kenakalan Gasena itu meningkat pesat jika itu orang lain Manuel yakin tidak akan tahan dengan sifat Gasena.

Manuel akan menjaga Gasena lebih baik lagi mungkin untuk sekarang belum waktunya mendidik Gasena karena Kehamilan Gasena lebih sensitif dari biasanya, seperti halnya tadi jika tidak sedang hamil Gasena tidak pernah protes Manuel memanggil dengan nama aslinya.

"Om, Gendong ayun-ayun Asen suka!" Seru Gasena meminta Manuel bergerak ke kiri dan kanan, Manuel menuruti permintaan si manis kemudian bergerak agar Gasena nyaman dalam Gendongannya.

Gasena mengayunkan kakinya ke depan dan belakang, Matanya menelisik sekitar kamar entah apa yang sedang di pikirkan oleh otak Cantiknya itu. Manuel harus bersiap dengan kelakuan Nakal Gasena selanjutnya, Gasena sedikit melonggarkan pelukannya.

"Om, Om sayang dengan Asen tidak?" tanya Gasena tiba-tiba Manuel mengangkat alisnya bingung. "sayang, om sayang dan Cinta dengan Bayi kecil ini." Manuel menjawab dengan mengecup pipi Gasena pelan, Gasena terkekeh kecil mendengar. 

🍓🍓🍓

"Handle setiap pekerjaan yang bisa di wakilin aja Off, gue usahain besok masuk kerja. Makasih pengertiannya." Manuel berbicara dengan Off di telepon, Off mengabari jika ada beberapa jadwal yang di batalkan otomatis karena Manuel tidak datang ke kantor.

"Okey, kalau gak ada hal penting jangan telepon Gue." Manuel mematikan sambungan teleponnya sepihak, Manuel memasukan ponsel ke saku celana dan menghela napasnya pelan.

Manuel menoleh ke arah ruang televisi dan seperti dugaannya tidak ada Gasena disana, sangat cepat anak itu menghilang benar-benar harus di jaga dengan benar jika tidak akan seperti ini.

Manuel berjalan ke arah luar dan tidak menemukan Gasena disana, Manuel berjalan mencari keberadaan Gasena. "Sayang," panggil Manuel melihat setiap sudut rumah besarnya, Manuel menghampiri Gerbang sekarang.

Keningnya mengerut bingung saat tidak ada penjaga gerbang padahal gerbang terbuka seperti ini, Manuel mendengkus entah kemana perginya pekerjanya itu.

Manuel keluar dari rumahnya dan melihat ke arah samping di depan rumahnya ada Banyak manusia, Tetangganya itu terlihat sedang memarahi seseorang tapi terhalang oleh banyaknya kerumunan.

Manuel mendekat karena melihat sekilas ada pekerjanya disana, Manuel menyingkirkan beberapa orang dengan sopan. Betapa terkejutnya Manuel melihat Gasena yang berjongkok di sana, Manuel berjalan cepat menghampiri Gasena.

"Hey, sayang." Panggil Manuel sangat pelan, Gasena mendongak dan langsung memeluk Manuel dengan tubuh yang sedikit bergetar entah kenapa. "Tenang sayang, om disini." Manuel mengusap rambut Gasena lembut.

"Kamu Om—nya?!" Manuel mendongak saat ada yang bertanya, tetangga depan rumahnya itu sedang berkacak pinggang dengan wajah yang merah padam. "Saya suaminya," jawab Manuel tanpa malu mengakui jika dirinya suami dari Gasena.

"Hadeh! Anak zaman sekarang gak ada yang bener sama sekali, sudah tau menikahi anak kecil bukannya kunci di dalam rumah jangan di biarkan berkeliaran seperti ini! Jika sudah begini siapa yang mau bertanggung jawab?!" tanyanya dan Manuel Semakin kebingungan.

Manuel melihat ke arah Satpamnya meminta penjelasan. "Adek memecahkan kaca rumah itu tuan," ujarnya dengan menunjuk ke arah rumah yang di tunjuk, Manuel melihat dan benar saja kacanya pecah berantakan.

Manuel menundukan kepalanya menatap Gasena, Gasena masih terlihat ketakutan. Manuel memberikan kecupan di kening Gasena, kepala Gasena mendongak dan Manuel mengusap Pipi Gasena lembut. "ingin menjelaskan dengan Om, kenapa Hm?" tanya Manuel meminta agar Gasena berbicara.

"Asen minta maaf Om, Asen tidak sengaja memecahkan kaca itu. Asen dan manusia-manusia kecil sedang bermain Bola tadi dan kaki asen menendang tidak sengaja ke arah rumah manusia cerewet itu, Asen minta maaf om." Gasena menjelaskan mengapa bisa seperti itu.

"Asen hukum saja Om, tapi jangan marah dengan asen om." Manuel memberikan kecupan di kening Gasena lagi dan kembali memeluk Gasena lebih erat dari sebelumnya, Manuel mengeluarkan Dompet miliknya.

"Berapa untuk ganti rugi kaca rumahnya?" tanya Manuel meminta agar tetangganya itu berhenti mengoceh. "Halah, tidak semua hal bisa di selesaikan dengan uang!"

"Tapi uang menyelesaikan semuanya, katakan saja dan beritahu saya berapa ganti rugi yang harus saya berikan dan anda harus meminta maaf atas ucapan-ucapan kasar anda pada istri saya." Manuel berbicara dengan nada tegasnya, Manuel jelas melihat wajah wanita itu ketika di tawarkan uang jadi sedikit berubah.

"25jt apa sanggup kamu membayarnya?!" tanyanya dengan angkuh, Manuel melihat dompetnya jika memberikan Black Card miliknya sangat di sayangkan. Manuel mengambil ponselnya sekarang, Manuel melihat wanita itu lagi. "Berikan saya nomer rekeningnya, akan saya bayar sekarang juga."

"Tuan, 25jt itu terlalu mahal saya yakin harga kaca di rumahnya hanya seharga 10jt an." Satpam memberitahu Manuel jika tetangganya itu mengambil kesempatan. "Tidak masalah Pak, asalkan dia mau meminta maaf pada istri saya karena sudah mengatakan hal-hal di luar batas dan sebelum itu bubarkan dulu kerumunan ini."

Wanita itu meminta semua tetangganya untuk bubar, Manuel juga meminta wanita itu untuk meminta maaf pada Gasena. "Adek, maafkan saya ya. Saya tidak akan seperti itu lagi," ujarnya dengan sangat ramah berbeda seperti tadi.

"Tidak mau memaafkan manusia cerewet!" Seru Gasena beranjak dari jongkoknya kemudian menghentakan kaki sebentar dan berlalu pergi meninggalkan Manuel, Manuel melihat pengasuh Gasena. "tolong di awasi dulu saya ingin menyelesaikan masalah ini." Pengasuh Gasena mengangguk paham.

Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan memberikan nomer rekeningnya untuk Manuel Menganti rugi semua kekacauan ini, Manuel segera mentransfer uangnya setelah berhasil wajah wanita itu terlihat sangat bahagia.

"Saya harap kedepannya anda bisa lebih sopan lagi ketika berhadapan dengan istri saya," ujar Manuel memberikan peringatan sebelum pergi, Wanita itu menunduk dan pergi dari hadapan Manuel.

Manuel berjalan lebih dulu di ikuti satpam rumahnya. "Tuan apa saya perlu mengunci gerbang?" tanya satpam itu dengan hati-hati. "Tidak perlu, istri saya bukan tahanan biarkan dia melakukan apapun yang ingin di lakukannya saya akan bertanggungjawab penuh jika ada kejadian seperti ini lagi."

Manuel melarang karena untuk apa juga mengunci gerbang, Gasena bukan tahanan juga. Manuel membiarkan Gasena kemanapun asalkan tidak membuat Diri Gasena terluka, Manuel juga tau Gasena itu tidak suka di kekang apalagi di larang.

Manuel berjalan ke arah pintu rumah, pengasuh Gasena menunduk hormat ketika Manuel menghampiri Gasena. Seperti sudah paham ketika ada Manuel pengasuh Gasena pergi, tidak menganggu aktivitas Manuel dan Gasena.

Manuel duduk di samping Gasena, Gasena yang sedang mengunyah langsung memalingkan wajah membelakangi Manuel. Entah apa salah Manuel kali ini, Manuel harus mencari tau.

"Sayang," panggil Manuel dengan lembut. "om diam saja Asen marah dengan Om, agar om tidak hukum Asen!" Seru Gasena mengatakan yang sejujurnya, Manuel terkekeh kecil.

"Coba lihat Om sini, Om tidak akan Hukum sayang kok." Manuel mengusap bahu Gasena dan Gasena dengan perlahan berbalik, Gasena menelisik Manuel. "Benar? Om tidak akan Hukum Asen kan?" tanya Gasena meyakinkan.

"Gak sayang, sini Om peluk pasti tadi terkejut ya mendengar omelan?" Manuel menarik lembut tangan Gasena, Gasena langsung memeluk Manuel. "Iya Om, manusia cerewet itu banyak-banyak sekali berbicara Asen pusing dengarnya." Manuel terkekeh lagi.

"Sayang, lain kali jika bermain keluar katakan pada om ya? Supaya Om tidak khawatir, om tidak akan marah jika Asen menjadi bayi yang baik." Manuel memberikan nasihatnya dengan mengusap rambut Gasena, Gasena mendongak menatap suaminya.

"Asen bayi Om?" tanya Gasena dan Manuel mengangguk pelan. "hihi... Om Asen bayi dan perut Asen ada bayi juga Om jadi bayi ada dua-dua kan Om?" Gasena berucap dengan mengangkat dua jarinya, Manuel terkekeh sangat menggemaskan bayinya ini.

"Iya, ini bayi kesayangan Om dan sekarang sedang membawa bayi juga jadi Bayi punya Bayi." Manuel Gemas menjelaskannya dirinya sangat merasa seperti pedofil tapi tidak masalah ketika memiliki istri seperti gasena siapa yang tahan.

🍓🍓🍓

Gasena mendongak menatap suaminya, mereka berada di kamar sekarang ingin istirahat tapi manuel ada sedikit pekerjaan jadi menyelesaikan pekerjaan dulu dengan Gasena di pelukannya.

"Om," panggil Gasena dan Manuel menunduk pelan, Manuel mengangkat alisnya bingung. "om Asen ingin mermaid yang memiliki ekor kuda!" Seru Gasena dan Manuel tentu saja terkejut.

"Om tidak bisa ya? yasu—"

"Iya sayang, nanti Om Carikan di laut ya mermaid ekor kuda." Gasena mendengkus sekarang. "Ish!! Putus saja Om, Asen tidak mau dengan Om lagi Kita putus." Gasena mengembungkan pipinya sekarang.

"Kita kan tidak pacaran, om bukan pacar tapi suami bayi kecil ini." Manuel kembali menjawab ucapan aneh Gasena, senyum Gasena merekah dan Manuel semakin waspada melihatnya. "Asen ingin tanya Om!" Seru Gasena membenarkan letak duduknya.

Manuel mematikan iPad dan mulai fokus pada Gasena sekarang Giliran mendengar celotehan bayinya. "Jika Asen tidak bertemu dengan Om, pasti Om akan menikah dengan manusia lain ya?" tanya Gasena mulai dengan pertanyaan yang Manuel yakin apapun jawabannya akan salah.

"Om kan awalnya tidak mau menikah sayang, jika tidak ada Asen ya Om hingga sekarang tidak mau menikah tapi mama pertemukan Om dengan istri kecil om ini." Manuel menjawil hidung Gasena, hati-hati sekali Manuel berbicara. 

"Satu lagi Om!" Gasena semakin semangat menanyakan Hal-hal yang membuat Manuel bingung menjawabnya. "Jika Asen perempuan Om masih mau tidak menjadi suami Asen?" tanya Gasena lagi terlihat sekali antusiasnya.

"Om suka Gasena, apapun itu yang paling Om suka Gasena Nataniel Damarion." Manuel menjawab dan Gasena mendengkus lagi. "ish!! Om tidak asik sekali, kenapa jawabannya seperti itu?!" tanya Gasena berkacak pinggang.

"Om suka makan batu tidak?" Manuel menggelengkan kepalanya saat Gasena bertanya. "Om sukanya makan apa?" tanya Gasena lagi, Manuel terkekeh kecil.

"Gasena, Om suka makan Gasena." Manuel kembali menjawab dengan menarik pinggang Gasena, Gasena dengan semua pertanyaannya membuat Manuel Gemas. "Ihh!! Kenapa Om ti—Hmpp!!" Manuel menarik tengkuk Gasena dan mencium Bibir itu, Gasena berontak dan malah membuat tubuh keduanya terjatuh di kasur.

Manuel mengunci kedua tangan Gasena di atas kepala satu tangan Manuel yang lainnya mengusap dagu Gasena dan memperdalam Ciumannya, Gasena berusaha mengigit bibir bawah Manuel tapi tidak berhasil.

"Awh!!" Pekik Gasena karena Manuel yang berhasil mengigit bibir Gasena, Manuel melepaskan kurungannya dan di hadiahi sebuah pukulan kencang. "OM ASEN TIDAK BISA BERNAPAS TAU!!" Teriak Gasena kencang.

"Pertanyaan seperti itu sayang dapat dari mana Hm?" tanya Manuel mengusap Pipi Gasena lembut, Gasena mengembungkan pipinya. "Tiktok, katanya untuk berantem tapi Om tidak asik!" Seru Gasena  melipat kedua tangannya dan memalingkan wajah, Manuel tidak bisa memicu pertengkaran.

Manuel terkekeh lagi, Manuel menjawil hidung Gasena. "Om tidak ingin sayang marah, jadi lebih baik kita bobo saja." Manuel kembali ke posisi awal dengan merentangkan tangan meminta Gasena menghampiri.

Gasena langsung masuk dalam pelukan Manuel mereka menidurkan dirinya di atas kasur, Manuel menarik selimut dan menyembunyikan tubuh Gasena di balik selimut sebelum tidur manuel menyempatkan untuk mengecup Gasena. "Good night and Sweet dreams Litte Baby."

Gasena korban Fyp tiktok woy😭 wkwk authornya sih yang bener, karena gak ada yang bisa di ajak berantem jadiin bahan cerita aja.

Jangan lupa ramaikan, Vote dan komen.

See you next part 👋

Seguir leyendo

Tambiรฉn te gustarรกn

3.4K 271 19
Apakah Apo akan tahu rahasia yang di sembunyikan Mile selama ini atau tidak. Bagaimana Semuanya terungkap apa apo akan sanggup kehilangan Mile untuk...
42.7K 2.9K 51
#Jangan salah lapak cerita homo#
39.1K 2.2K 19
Zhan dan Wang Yibo adalah sahabat dari orok. mereka tidak bisa dipisahkan walaupun hanya beberapa saat, dimana kedua orang tua mereka menjalin hubung...
430K 44K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...