Surrogate Mother || MewGulf

By Gween_Kanawut

34.1K 4.2K 786

Kana sekretaris pribadi yang menyewakan rahimnya pada pasangan suami istri yang menginginkan keturunan dalam... More

Chapter 1 🌻
Chapter 2 🌻
Chapter 3 🌻
Chapter 4 🌻
Chapter 5 🌻
Chapter 06 🌻
Chapter 07 🌻
Chapter 08 🌻
Chapter 09 🌻
Chapter 10 🌻
Chapter 11 🌻
Cahpter 12 🌻
Chapter 13 🌻
Chapter 14 🌻
Chapter 15 🌻
Chapter 16 🌻
Chapter 18 🌻
Chapter 19 🌻
Chapter 20 🌻
Chapter 21 🌻
Chapter 22 🌻
Chapter 23 🌻
Chapter 24 🌻
Chapter 25 🌻
Chapter 26 🌻
Chapter 27 🌻
Chapter 28 🌻
Chapter 29 🌻
Chapter 30 🌻

Chapter 17 🌻

1.1K 147 13
By Gween_Kanawut

RUANG RAWAT INAP KANA...

" setelah kami memeriksa hasil dari perkembangan tuan Kana. Semua sudah baik-baik saja dan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kabar baik untuk kalian bahwa tuan Kana sudah di perbolehkan pulang setelah sekian lama tinggal di rumah sakit ini. Bahkan tuan Kana sudah menjadi bagian dari rumah sakit ini." Dokter.

" apa Anda yakin dokter. Bahwa kondisi Kana sudah baik-baik saja." Mew.

" tentu saja tuan Mew. Saat ini kalian berkemaslah, hari ini adalah momen yang sangat di nanti oleh tuan Kana. Bukan begitu tuan Kana??"

" itu benar sekali dokter. Saya sudah merasa bosan berada di rumah sakit ini. Saya merindukan suasana rumah."

" satu hal yang harus kalian ingat bahwa setelah Anda keluar dari rumah sakit ini. Tolong jaga kondisi Anda dengan sangat baik. Jangan melakukan hal yang sangat berlebihan. Karena kami masih harus memantau kondisi Anda sampai benar-benar pulih kembali."

" saya akan selalu ingat pesan Anda dokter." Mew.

" baiklah, tuan Mew."

" ya dokter."

" bisakah Anda ikut saya sebentar, karena ada sesuatu yang harus saya katakan pada Anda."

" ya dokter."

" tuan Kana, saya permisi dan semoga hari Anda menyenangkan setelah keluar dari rumah sakit ini."

" terima kasih dokter."

" Kana, saya harus menemui dokter. Apa kamu tidak apa jika saya tinggal."

" pergilah, saya baik-baik saja presdir."

" jangan pergi kemana pun sebelum saya kembali."

" di mengerti."

" chup.. saya pergi dulu." Kecupan di pucuk kepala Kana.

" ya presdir."

Mew pun pergi meninggalkan ruang rawat inap Kana.

" apa yang ingin mereka bicarakan?!" Bingung Kana.

Knock! Knock!

Ketukan pintu di ruang dokter yang menangani kasus Kana selama ini.

" masuklah."

" permisi dokter."

" duduklah tuan Mew."

" terima kasih dokter."

" hari ini tuan Kana sudah di izinkan untuk kembali ke rumah. Ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Anda tuan Mew."

" katakan saja dokter. Saya akan mendengarkannya."

" ini tentang rahim tuan Kana."

" ada apa dengan rahimnya?! Apa terjadi sesuatu saat Kana melahirkan beberapa tahun lalu?"

" ya. Anda benar tuan Mew." Dokter menjeda ucapannya beberapa detik.

" saat saya menangani kasus persalinan tuan Kana beberapa tahun silam. Saya menemukan sesuatu di dalam rahimnya saat kami sedang melakukan tindakan operasi pada tuan Kana saat itu."

" apa maksud dokter." Sedikit tegang.

" satu hal yang menjadi penyebab tuan Kana mengalami penurunan kesahatan dalam proses kehamilannya adalah Kista yang menjadi satu dalam rahim tuan Kana. Kista yang tak terdeteksi saat melakukan pemeriksaan kehamilan itu karena di tutupi oleh janin hingga semakin lama Kista itu semakin membesar dan menyebabkan kesehatan tuan Kana menurun drastis."

" oh ya Tuhan... " menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

" tapi dokter. Saat saya melakukan pemeriksaan sebelum Kana hamil. Dokter di sana tidak bicara bahwa Kana mengidap penyakit Kista atau sejenisnya. Lalu bagaimana saat Kana menjalani operasi penyakit itu justru sudah menyarang di tubuhnya?"

" mungkin saat itu, dokter yang memeriksa kesehatan tuan Kana tidak menemukan kejanggalan di dalam rahim tuan Kana atau bisa saja Kista itu masih sangat kecil dan tak terdeteksi oleh oleh alat yang di pakai oleh dokter itu, tuan Mew."

" haah....." helaan nafas berat Mew " lalu bagaimana keadaan Kana saat ini dokter. Apa Kista itu masih ada di dalam rahimnya?" Khawatir.

" saat melakukan proses persalinan Caesar saya dan tim dokter lainnya memutuskan untuk mengangkat Kista yang ada di dalam rahim tuan Kana. Namun kapan saja Kista itu bisa saja datang kembali di dalam rahim tuan Kana. Jadi sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan rutin untuk kasus ini demi kesehatan tuan Kana."

" saya akan melakukan yang terbaik untuknya, dokter."

" saya senang mendengar hal itu tuan Mew."

" apa ada lagi yang harus saya lakukan dokter."

" hanya itu saja yang saya sampaikan pada Anda tuan. Karena sebelumnya saya tidak pernah bicara pada saudara tuan Kana tentang kasus ini. Saya takut jika beliau merasa terkejut dengan apa yang saya katakan dan menjadi beban untuk nya kembali."

" tidak masalah dokter. Saya yang akan bicara padanya nanti. Kalau sudah tidak ada lagi. Saya undur diri, ingin mengurus data kepulangan Kana."

" baiklah tuan Mew dan ingat pesan saya."

" ya dokter, terima kasih untuk semuanya." Mew pergi menuju ruang Administrasi untuk mengurus kepulangan Kana.

(mohon maaf ya kalau slah dalam pengucapan krna ak bukan anak kedokteran atau sejenisnya. Kalian bisa koreksi kalau aku salah.)

Setelah Mew mengurus kepulangan Kana, Mew kembali masuk ke dalam ruang rawat inap Kana dan mengemas barang-barang Kana.

" presdir."

" ya."

" apa yang dokter katakan pada presdir. Apa ada masalah serius?!"

" tidak. Dokter hanya menitip pesan pada saya untuk menjaga mu dengan baik."

" apa presdir yakin?"

" tentu saja. Apa kau sudah siap kembali ke rumah?"

" jelas saja saya sudah siap. Sejak lama saya menginginkan hal ini."

" gantilah pakaian mu lebih dulu. Apa perlu saya bantu."

" tidak perlu, biar saya pakai sendiri saja."

Mew sempat membeli pakaian untuk Kana sebelum datang ke ruang rawat inap Kana setelah bertemu dengan dokter.

" ya baiklah."

Satu menit hingga 10 menit akhirnya Kana keluar dari dalam kamar mandi dan mengenakan pakaian yang baru saja Mew beli untuknya.

Anggap aja di rumah sakit yau bukan di alam terbuka ️☺️

" presdir. Ayo kita pulang." Ucap Kana sibuk membetulkan pakaiannya tanpa melihat ke arah Mew yang diam terpaku.

Tak ada sahutan, Kana pun menoleh ke arah Mew.

" presdir. Apa presdir baik-baik saja." Kana bicara sambil menghampiri Mew.

Tak ada sahutan lagi, Kana mulai menyentuh bahu Mew.

" presdier..."

" ah-ya. Em.." gugup Mew dengan tingkah anehnya.

" apa presdir baik-baik saja?"

" ya. Saya baik-baik saja. Sangat cantik." Gumam Mew dalam hati di akhir kalimat.

" ayo kita pulang. Saya rindu dengan suasana rumah."

" ya. Ayo kita pergi. Tapi sebelum kita kembali, saya harus menjemput Noah. Hari ini gurunya memberi kabar pada saya bahwa Noah akan di pulangkan lebih cepat dari waktu yang di tetapkan dari sekolah."

" ayo kita pergi. Saya ingin melihat bagaimana keadaan sekolah Noah dan menjemput Noah untuk pertama kalinya saat ia sekolah. Pasti sangat lucu sekali. "

" ayo kita pergi." Mew berjalan lebih dulu menyisakan Kana di belakang tubuhnya.

Mew mencoba menenangkan debaran jantungnya yang seakan ingin copot dari posisinya.

" ada apa dengan ku. Kenapa rasanya dada ini sangat sesak bahkan jantung ini seakan ingin berhenti berdetak saat melihat Kana memakai pakaian seperti itu." Ucap Mew dalam hati.

" presdir! Kenapa jalannya cepat sekali." Teriakan Kana karena di tertinggal jauh oleh Mew.

Kana tak bisa memaksakan dirinya untuk melangkah lebih cepat karena kondisinya yang baru saja pulih.

Mew tak mendengar justru ia semakin menjauh dari Kana.

" hahh.... apa yang pria itu lakukan. Apa dia mencoba ingin membunuh ku kembali." Helaan nafas berat Kana mencoba mengimbangi langkah kaki Mew.

Saat Mew sudah sampai di parkiran mobil ia seperti melupakan sesuatu. Mencoba mengitari mobil mengingat apa yang ia lupakan saat ini.

" astaga. Sepertinya aku melupakan sesuatu. Tapi apa ya??" Bingung Mew.

Hingga....

" PRESDIR!!! KENAPA MENINGGALKAN SAYA SENDIRI!! Hahh hahh hah..." Teriakan Kana yang sudah lelah mengejar Mew.

" astaga!!" Kaget Mew dan segera berlari ke arah Kana.

" maafkan saya. Saya tidak sadar bahwa saat ini saya sedang bersama dengan mu."

" jika presdir ingin tau!! Rasanya lutut saya ingin copot saat ini juga."

" sungguh saya minta maaf, saya tidak fokus dan melupakan mu di belakang sana."

" apa yang sedang presdir pikirkan. Bagaimana bisa melupakan saya di sana."

" maaf, maafkan saya. Ayo kita masuk ke dalam mobil."

" haishh menyebalkan." Kesal Kana.

Mew memapah tubuh Kana menuju mobilnya.

" pakai sabuk pengaman mu agar aman." Ujar Mew sambil memakaikan sabuk pengaman Kana.

" hm.." singkat Kana karena masih kesal dengan Mew.

Di dalam mobil tiba-tiba suasana menjadi sangat canggung. Kana hanya diam sambil memandangi deretan bangunan bertingkat yang sudah lama tak ia lihat. Sedangkan Mew fokus pada kemudi dengan jantungnya yang terus saja berdebar tak karuan.

" presdir."

" hm."

" sebaiknya Anda kembali. Saya sudah jauh lebih baik dan terima kasih untuk semua waktu Anda yang telah di habiskan untuk merawat saya dan juga Noah."

Inilah yang tak ingin Mew dengar dari mulut Kana. Ia sudah sangat nyaman berada di sisi pria cantiknya dan tentunya dengan putranya yang seolah sudah menerima kehadirannya walau Noah masih menganggap dirinya sebagai paman Tampan.

" Kana."

" hm."

Mata mereka saling bertemu karena saat ini mereka terjebak di lampu merah.

" apa tidak ada kesempatan untuk saya mengisi hati mu kembali??"

Kana tertegun dengan pertanyaan Mew. Mereka sudah menghabiskan waktu cukup lama untuk saling mengenal satu sama lain lagi. Selama ini Mew selalu menemani dirinya dan menjaga Kana serta Noah dengan sangat baik. Hatinya masih milik presdir nya seorang, tapi Kana takut untuk meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

" presdir. Mungkin presdir akan menemukan cinta lain selain saya. Saya rasa, saya sangat tidak pantas untuk orang seperti Anda. Maafkan saya sudah menyita waktu Anda begitu banyak."

" waktu yang saya habiskan bersama dengan mu dan juga Noah tidak ada bandingannya dengan perjuangan mu selama ini. Bisakah saya tetap berada di sisi mu dan juga Noah?? Apa kesempatan saya sudah habis untuk menebus segala kesalahan yang sudah saya perbuat pada mu?? Apa perjuangan saya masih kurang untuk meyakinkan hatimu, Kana?!"

" presdir. Maafkan saya.. saya... hiks hiks.." Kana menangis mengingat apa yang terjadi pada dirinya selama ini.

Baru saja Mew ingin melepas sabuk pengamannya untuk menenangkan Kana, suara klakson mobil membuat dirinya terkejut.

Bim!! Bim!!

Mew langsung menepikan mobilnya. Memeluk tubuh Kana yang menangis tersedu-sedu.

" tenanglah. Saya tau ini sangat berat untuk mu. Mungkin semua kejadian yang terjadi dalam hidup mu menyisakan luka yang begitu dalam. Tapi bisakah kau percaya bahwa saya akan melindungi mu dan juga Noah. Saya akan melakukan apapun demi kamu dan juga Noah. Bisakah saya masuk ke dalam dunia mu dan juga Noah??"

" hiks hiks presdir... Kana mencintai presdir hiks hiks.. Kana mencintai presdir sejak lama." Menangis dalam pelukan Mew.

" saya juga mencintaimu Kana. Saya berjanji bahwa tidak akan ada yang bisa melukai mu dan juga Noah. Saya janji itu."

" ya presdir hiks hiks.."

" Kana." Mew melepaskan pelukannya dan mereka saling bertatapan.

" maukah kau menikah dengan ku dan menua bersama ku?? Membina rumah tangga bersama sampai sisa hidup ku dan membesarkan Noah bersama-sama."

Ini adalah momen yang sangat Kana nantikan, dirinya ingin menjadi bagian dalam hidup pria yang ia cintai selama ini.

" ya.. hiks hiks.. Kana mau presdir. Hiks hiks..."

Grep!

" terima kasih hiks terima kasih sudah menerima ku menjadi bagian dalam kehidupan mu dan juga Noah. Terima kasih Kana.." pelukan kegembiraan Mew hingga meneteskan air mata haru nya.

Selama ini perjuangannya tak sia-sia. Penebus dosanya pada pria cantiknya juga tak sia-sia.

" kita akan beri tau Noah tentang kabar bahagia ini. Semoga Noah mau menerima ku sebagai Dady nya."

" jika presdir lupa.. bahwa presdir memanglah Dady nya Dady kandung Noah."

" selama ini saya tidak berperan sebagai Dady yang baik untuknya. Saya hanya paman tampan yang selama satu tahun ini ia kenal."

" Noah pasti akan menerima presdir sebagai Dady nya karena ikatan batin antara orang tua dan anak sangatlah erat."

" saya hanya ingin mendengar Noah memanggil saya Dady. Hanya itu saja sudah cukup bagi saya."

" Noah akan memanggil presdir dengan kata Dady."

" saya juga ingin kau memanggil saya Dady bukan presdir lagi."

" aow! Apa harus seperti itu??"

" ya. Tentu saja. Kita akan menikah besok."

" APA!!!" Kaget Kana.

" apa kau tidak suka?!"

" t-tidak. Bukan seperti itu. Hanya saja ini terlalu cepat dan mendadak untuk saya."

" mungkin bagi mu ini sangat mendadak. Tapi bagi saya ini adalah hal yang sangat saya inginkan sejak lama. Bahkan saya sudah berjanji pada diri saya sendiri bahwa jika saya menemukan mu. Saya harus menikahi mu saat itu juga. Tapi takdir berkata lain dan keinginan saya baru bisa tercapai hari ini."

" sangat sombong sekali." Cibir Kana.

" ya. Itu adalah saya dan sifat sombong saya masih sangat melekat pada diri saya."

" ya.. ya... ya... lakukan saja apa yang ingin presdir lakukan."

" bukan presdir tapi Dady." Menekan kata Dady membuat Kana terpaku.

" ya D-dady." Gugup Kana.

" hahahaha.. kau sangat lucu sekali. Baiklah ayo kita jemput Noah." Mengusak rambut hitam legam Kana yang sudah memanjang.

" eung.."

Mew kembali menyalakan mesin mobil, melesat pergi menuju sekolah Noah.








KINDERGARTEN SCHOOL.....

" kenapa paman tampan lama cekali jemput Noah yau.." si kecil menunggu Mew di ruang bermain seorang diri.

" sepertinya anak-anak sudah di jemput orang tuanya masing-masing. Aku harus mengunci setiap ruangan yang ada di sekolah ini seperti biasa." Sang Guru yang tengah memeriksa setiap ruangan di sekolah elite itu satu persatu.

Saat guru cantik itu membuka ruang bermain anak setelah mengunci beberapa ruangan lainnya ia menemukan Noah sedang duduk seorang diri di kursi.

" loh Noah??"

" bu gulu!"

" kenapa Noah masih di sekolah. Bukankah jam pulang sekolah sudah satu jam lalu??"

" paman tampan belum menjemput Noah ibu gulu."

" apa ibu perlu menelepon paman Noah??"

" cepat tepon paman tampan. Noah cudah bocan menunggu paman tampan di cini ibu gulu."

" oke tunggu sebentar ya. Ibu akan menelepon paman Noah."

" eug eug."

Mew baru saja tiba di sekolah Noah. Saat ia hendak keluar dari mobil ponselnya bergetar.

" hallo."

" hallo tuan. Apa Anda tidak membaca pesan resmi yang di keluarkan oleh pihak sekolah bahwa anak-anak akan di pulangkan cepat hari ini."

" saya sudah membacanya, saya sudah tiba di sekolah. Maafkan saya datang terlambat karena ada urusan penting yang harus saya tangani."

" ah baiklah jika seperti itu. Saya akan membawa Noah keluar dari gedung sekolah."

" baiklah. Terima kasih Nyonya."

" sama-sama tuan." Panggilan terputus.

"

Noah."

" ya ibu Gulu."

" ayo kita keluar. Paman Noah sudah datang ke sekolah ini dan sedang menunggu Noah."

" ayo ibu gulu."

Noah meraih tangan guru cantiknya, berjalan beriringan menuju parkiran mobil.

Dari kejauhan Noah melihat sosok yang sangat ia idolakan tengah berdiri menunggu dirinya.

" PAMAN TAMPAN!!" Teriakan Noah dan melepaskan tangannya dari tangan ibu guru cantiknya.

" Noah hati-hati nak." Teriak guru cantik melihat Noah berlari.

" sayang!!" Mew merentangkan kedua tangannya untuk memeluk putranya.

Grep!!

Pelukan erat Noah.

" paman tampan kenapa lama cekali menjemput Noah." Tanya si kecil.

Kana yang ada di dalam mobil hanya bisa memandang momen manis antara ayah dan anak yang baru ia lihat pertama kalinya dalam hidupnya.

" maafkan paman ya sayang. Menjemput Noah sangat lama karena ada urusan penting yang harus paman selesaikan lebih dulu."

" tuan,"

" ah ya Nyonya. Maaf sudah merepotkan Anda menjaga Noah."

" tidak apa tuan, saya menemukan Noah di ruang bermain anak seorang diri. Untung saja saya belum sempat mengunci pintu itu.  Kalau tidak mungkin Noah akan terkunci di dalam sana tanpa saya ketahui."

" maafkan saya, lain kali saya akan mengabari pihak sekolah jika saya sedang sibuk. Maafkan atas kesalahan saya."

" saya mengerti tuan. Karena Noah sudah bersama dengan pamannya. Saya undur diri."

" ya terima kasih."

" sama-sama tuan. Saya permisi." Guru cantik itu pun pergi.

" Noah maafkan paman ya sayang."

" eug eug.."

" ayo kita pulang, paman ingin menunjukan sesuatu pada Noah."

" apa itu??"

" kejutannya ada di dalam mobil. Apa Noah ingin melihatnya."

" ya!! Noah ingin."

" kau sangat manis sekali. Chup.." kecupan di pipi bulat Noah.

Saat mendekat ke arah mobil Mew berkata.

" sebelum paman memberiakan kejuran itu untuk Noah. Ayo kita berhitung bersama-sama."

" yeeyy!!!"

" 1..."

" 2...."

" 3...." kompak Mew Noah.

" Tada!!!" Mew membuka pintu mobil.

" BUNA!!!!" Histeris Noah melihat Buna nya ada di dalam mobil itu.

" hallo anak tampan." Senyum manis Kana.

" cepat tulunkan Noah. Noah ingin belcama Buna." Semangat si kecil berusaha turun dari gendongan Mew.

" tunggu sebentar sayang." Dengan hati-hati Mew menurunkan Noah.

" Buna!!" Senang Noah dan langsung duduk di pangkuan Kana.

" sayang.." tangan lembut Kana membelai wajah putranya yang tampan.

" kenapa Buna ada di cini?? Kenapa tidak ada di lumah cakit??" Bingung si kecil.

" Buna sudah di perbolehkan pulang oleh paman dokter. Sekarang Buna akan tinggal bersama dengan Noah dan juga paman tampan."

" woah!!! Apa itu benal Buna??"

" ya. Tentu saja. Apa Noah senang?"

" ya!! Noah sangat cenang sekali!!!"

" hahaha... manisnya putra Buna."

" apa kita boleh pergi sekarang."

" ayo kita pergi!! Le do!!" Semangat Noah.

" hahahaha..." tawa Mew Kana melihat tingkah putra mereka yang sangat menggemaskan.





Bersambung.....

Sabru, 27 April 2024...

Maaf ya aku baru up karena ak lagi gak mood untuk nulis beberpa hari ini.

Mungkin ak gak akan up setiap hari lagi atau mungkin ak akan up sesuka hati ak aj yau..

Makasih, jangan lupa voted sama komennya..


Continue Reading

You'll Also Like

188K 18.4K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...
6.2K 486 28
FOLLOW DULU BARU BACA!!! Ragu dalam menentukan pilihan hati membuat salah satu dari ketiga sahabat itu memilih pergi. Bukan berarti ia menyerah akan...
5.8K 713 26
" aku tidak bisa melihatmu seperti orang orang tapi aku bisa tebak kau pasti sangat tampan " -kavin " dan kau sangat cantik " - Julian