PENGASUH

By Cratelius

144K 13.5K 1.2K

[Completed] Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu caba... More

Note;
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
53
54
55
56
57
58
End

51

1.2K 148 9
By Cratelius

Keluarga dan tahanan

-

Tak terlalu populer dan hanya sebagai tim cadangan yang selalu diberi tugas biasa. Aldo, Sello, dan Raizan adalah tim yang di anak tirikan saat masih berada di akademi.

Tak pernah dilirik hingga mereka merasa bahwa mereka sama sekali tak berguna di sana, sama sekali tak pernah dipanggil oleh pusat untuk menjalankan misi.

Perubahan mulai terasa saat Gracia telah menjadi boss cabang organisasi, mengambil Aldo sebagai bawahannya. Salah satu anak didik yang secara khusus ia bimbing saat itu bersama dengan anak didik lainnya.

Meski dididik sedemikian rupa, Aldo masih memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Selama hidup sebagai pembunuh bayaran, tak pernah ada nyawa yang melayang ditangannya. Bukan berarti Aldo tak pernah membunuh. Ia pernah, dan sangat sering.

Metode Aldo sedikit berbeda dari Raizan dan Sello.

Jika Sello menyukai hal mutilasi dan Raizan menyukai hal kekerasan tangan secara langsung, maka Aldo menyukai hal yang berbau dengan mental.

Pelecehan? Tidak, Aldo tak pernah melakukan hal mengerikan seperti itu. Yah, walau dari awal perbuatan mereka semua memang mengerikan.

Kembali lagi dengan rasa kemanusiaan. Aldo memiliki hati nurani yang cukup tinggi, itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa Flora bisa bersama dengan Aldo sekarang ini.

Disebuah gedung konstruksi yang belum selesai, tepat di lantai yang paling atas Aldo sedang mengobati luka-luka Flora. Beruntung hanya kulit dan dagingnya saja yang terkoyak. Sudah sebuah mukjizat tulang Flora tak ada yang patah, hanya ada memar dan terkilir saja.

"Aku dengar cewe ini yang diincar mereka," ucap Raizan yang duduk bersandar ditiang konstruksi tidak terlalu jauh dari Aldo dan Flora.

Aldo hanya mengangguk dan berdeham, mengiyakan perkataan Raizan yang memang benar adanya. Flora adalah incaran generasi emas.

"Kalau kita ketahuan sama mereka, bisa-bisa kita yang dieksekusi," timpal Sello yang ikut khawatir jika enam kakaknya mengetahui tentang hal ini. Beruntung jika hanya dipukul, kalau ikut dibunuh?

Hal manusiawi yang mereka lakukan malam ini begitu berisiko, tapi Aldo tetap keras kepala. Ia tetap ingin menyelamatkan Flora, merawatnya hingga sembuh.

"Lo, temennya Marsha 'kan?" Tanya Aldo dengan suara pelan agar dua adiknya yang sedang duduk tak jauh dari mereka itu tidak mendengar.

Flora yang kesadarannya belum kembali sepenuhnya hanya mengangguk, menyatakan bahwa dirinya adalah teman dekat Marsha, anak Ragustiro.

"Banyak yang terjadi karna perbuatan lo, tapi gue yakin bukan seperti ini yang lo mau, iya 'kan?"

Kepala Flora berusaha menggeleng tapi Aldo tak memperhatikan. "Kakak-kakak gue, termasuk gue itu adalah pembunuh bayaran. Salah satu teman dekat mereka itu pernah lo bunuh," sambung Aldo. Kini tangannya sudah selesai mengobati luka darah dikulit Flora.

Aldo membenarkan posisi duduknya dan memegang pergelangan kaki Flora yang tidak berada di tempatnya, memijatnya sebentar sebelum memutarnya dengan kuat hingga kembali pada posisi semula.

Flora menjerit kesakitan, tapi perlahan mulai lega karena rasa ngilu dikakinya terasa hilang. Tapi tetap saja, itu sangat menyakitkan.

"Jessi, lo pasti pernah dengar 'kan?"

Ah, Flora paham alur nya sekarang. Bahkan setelah matipun, Jessi tetap memberikan beban dipundak Flora.

"Semua orang mau ngebunuh lo karna lo ngebunuh Jessi," papar Aldo kembali sembari menatap wajah Flora yang terluka, "lo tahu sendiri 'kan?"

"Kenapa, lo, nolongin, gue?" Tanya Flora terbata-bata karena masih susah untuk bernapas dan menggerakkan mulutnya. Tangan kanan Flora memegang perutnya, menahan luka karena tertusuk pecahan kaca.

Aldo tersenyum tipis, kembali tangannya mengambil kain yang sudah diberi alkohol untuk mengobati luka Flora. "Karna gue tau manusia bisa berubah."

"AGHH—, AKHH."

Flora merintih kuat ketika Aldo menekan luka diperut Flora dengan kain yang ia ambil tadi, mengusap-usapnya lalu mengikat pinggang ramping Flora dengan kain lain agar kain yang sedang menutupi lukanya tidak terlepas.

"Minta maaf sama mereka," tambah Aldo setelah selesai mengikat kain di pinggang Flora.

Flora menggeleng, menolak permintaan Aldo yang sebenarnya menginginkan hal baik untuk Flora. "Permintaan, maaf gue ... ga akan, bikin Jessi hidup lagi."

Kepala Aldo terangguk-angguk pelan lalu dirinya segera berdiri, mendekati dua adiknya yang sedang berbicara dengan serius.

"Ngobrol apa?" Tanya Aldo seraya mendudukkan dirinya ditengah-tengah Raizan dan Sello.

Sello menatap Raizan, meminta izin apakah ia boleh menceritakan hal yang baru saja mereka bahas pada Aldo. Raizan hanya mengangguk, mengizinkan kakak laki-lakinya untuk memberitahukan hal itu pada Aldo.

Merasa mendapatkan izin dari pemberi informasi, Sello langsung mengatakan apa yang sedang mereka bahas tadi.

"Katanya Kak Christy mau kesini."

-

"Ada kabar?" Kathrina menoleh pada Fiony sesaat lalu berganti pada Adel. Mereka berdua sama-sama menggeleng, menjawab bahwa tak ada kabar sama sekali yang mereka terima dari Killer Angel's.

Lima hari berlalu setelah rapat malam itu, tapi tak ada informasi lebih lanjut tentang versus yang akan mereka lakukan. Shani tak menghubungi mereka, bahkan mereka sudah tak berada di gudang tempat Kathrina bertemu mereka.

Kemarin siang Kathrina dan Azizi sudah pergi kesana, tapi tak menemukan siapapun di gudang itu.

"Ada telpon!" Teriak Olla yang berada di dapur, membuat lima saudarinya yang berada diruang berbeda langsung berlari kepadanya.

"Dari mereka?"

"Dari Abang paket," jahil Olla sembari tertawa puas. Melihat wajah panik dan antusias dari adik-adiknya benar-benar membuat Olla tertawa tanpa henti.

"Ah, candaan lu ga lucu, kak!" Kathrina menendang pelan kaki Olla, membuatnya meringis namun tetap tertawa.

Yang lain ikut mendengus, merasa kesal karena telah ditipu oleh Olla yang sama sekali tak bisa membaca suasana.

Tak hanya Azizi, bahkan Marsha yang bukan bagian dari mereka juga sama kesalnya karena merasa diprank oleh Olla.

Kalau memang benar itu adalah kabar dari Killer Angel's, itu tandanya Azizi harus ikut bertarung. Marsha sudah tahu semuanya, tentang versus, tentang masalah pusat, dan juga masalah tentang Flora.

Marsha sudah mencoba menghubungi Flora setelah ia tahu tentang mereka berenam sedang mengincar Flora, tapi entah kenapa hampir satu minggu ini Flora tak dapat dihubungi.

Oh, Marsha lupa kalau Flora menghilang.

Begitu juga dengan Ashel. Setelah bebas dari Feni, Marsha juga sudah mencoba menghubungi Ashel namun tak bisa. Marsha juga sudah bertanya pada Adel, tapi Adel mengakui kalau dirinya tak tahu ada dimana Ashel saat ini. Adel bilang mereka berdua terpisah dan belum pernah bertemu lagi setelah dibawa ke kantor polisi hari itu.

"Sha," panggil Azizi membuyarkan lamunan Marsha, "kamu kenapa? Kok ngelamun?"

Marsha menggelengkan kepalanya pelan,"ah? Oh. Enggaa, gapapa kok."

"Kepikiran soal Flora sama Ashel ya?" Terka Azizi dengan benar. Perempuan dengan rambut sebahu ini selalu peka dengan perasaan Marsha, tak seperti saat ia bersama Freya.

Saat menjadi pacar Freya dulu, Azizi bahkan rela mematahkan kaki Freya demi mendapatkan nilai sempurna dari Shani.

"Aku kepikiran sama kamu," jawab Marsha seraya memeluk tubuh Azizi perlahan, "aku takut kamu terluka nanti."

Azizi membalas pelukan Marsha, mengelus pucuk kepalanya perlahan untuk memberikan rasa tenang pada kekasihnya. "Aku ga mungkin terluka. Kamu tenang aja, ya!"

Azizi mengecup kening Marsha sekilas sebelum akhirnya ia mendaratkan bibirnya pada bibir Marsha yang lukanya sudah mengering.

"Tau tempat, dong!" Tegur Olla yang balik kesal pada dua insan tak tahan nafsu itu. Berciuman didapur, didepan mereka yang saat ini sedang jauh dari kekasihnya masing-masing. Tidak, tidak semuanya. Freya sudah putus.

"Sekalian aja gunting-guntingan didepan kami," timpal Kathrina yang ikutan kesal karena melihat Azizi terus menerus mengecup bibir Marsha dengan sengaja. Sengaja untuk membuat mereka iri.

Dasar, Azizi.

.
.
.
.
.

Kuis tak berhadiah!

Tebak, kenapa Aldo nyelamatin Flora selain karena kasihan?

Apakah Christy beneran datang?

Apa yang akan terjadi setelah ini?

Continue Reading

You'll Also Like

28.5K 2.7K 24
"Aku udah bisa ungkapin Rahasia aku ke kamu. Dan kamu ungkapin Rahasia ke aku waktu itu." × JESSI & MUTHE story × [End] ✓ [Revisi] #Bonus Track [Comp...
139K 12.7K 42
kepala pundak, delshel lagi delshel lagi.. mohon untuk tidak dibawa ke rl guys! apalagi sampe ke member ya. terimakasih🫰🏻 ❕H A P P Y R E A D I N G...
596K 60K 60
Cerita tentang kamar nomor 1408 yang gosipnya dihuni oleh monster👽
145K 11.2K 28
freya seorang ceo terkenal yg baik dan tegas bertemu dengan flora gadis yg nakal dan manja