KKN 110

By Elsabet09

115K 10.9K 4.2K

Sebenernya KKN itu apa sih? Kuliah Kerja Nyata? Kenalan Ketemuan Ngilang? Kisah Kasih Nyata? atau Kejebak Ken... More

0.0 UDARA⭐
1.1 Pengumuman
1.2 Kesan Pertama
1.3 Survei
1.4 KKN, is begin?
1.5 Kekuatan Doa
1.6 Hari Pertama Kerja
1.7 Traktiran Januar
1.8 Kedatangan Tamu
1.9 Cerita Malam
2.0 Posyandu
2.1 Free Day
2.1.1 Asing
2.2 Hari Sendu
2.2.1 Haidar dan Dhisti
2.3 FGD
2.4 Dejavu
2.4.1 Agenda Malam
2.5 Rukun Tetangga
2.6 Nervous
2.6.1 Sosialisasi
2.6.2 Who dis?
2.7 Hari Raya
2.8 TTS
2.9 Accident
2.9.1 Girls Talk
2.9.2 Rapat
3.0 Posbindu
3.1 Guest Star
3.1.1 Cilok or Cinlok
3.2 Sakit
3.3 Minggu Kerja
3.4 Ada apa?
3.4.1 Makan Siang
3.4.2 The Truth Untold
3.5 Invisible
3.6 Yang Tak Terucap
3.7 Calon Mantu
3.8 Pasar Malam
3.9 K-Fest
4.0 Sepenggal Cerita Hari Ini
4.1 Diskusi & KRS

4.2 Grocery Shopping

1.8K 172 56
By Elsabet09

Maaf ya guys kalo B aja. Udah lama gak ngedraft soalnya. Happy reading and sorry for typo!

***

Hari demi hari berganti begitu cepat. Tinggal menghitung hari pula sekumpulan mahasiswa yang dipertemukan melalui kegiatan KKN ini akan berpisah dan kembali menjalani kehidupan mereka seperti sedia kala sebelum mengikuti kegiatan mengabdi atau KKN yang diwajibkan pihak universitas selama 1,5 bulan ini. 

Walaupun begitu mereka tidak mau berlarut dalam kesedihan karena perpisahan. Pasalnya jaman sekarang kan sudah canggih, mereka pun juga masih bisa bertemu di kampus atau di luar nanti. 

Mereka sekarang hanya ingin menjalani dan menghargai setiap moment kebersamaan sebelum nantinya benar-benar tidak akan bersama lagi 24/7 seperti sebulan terakhir. 

“Gauri lama banget sih, udah di tungguin tuh” seru Yeshika yang akhir-akhir ini hobi marah-marah. Sepertinya mau datang bulan. 

Gauri yang masih di dalam kamar membalas nyaring teriakan Yeshika “Sabar, lagi pake blush on” katanya. 

“Kagak usah cantik-cantik Gau, nanti Aji cemburu kalo lo di godain buaya buntung” ujar Kirana lumayan keras. 

Sedangkan Aji yang mendengar hanya tersenyum tipis. 

“Contohnya si Nadhif” lanjut Lita yang dimana bertepatan Nadhif yang masuk kembali ke ruang tengah setelah dari tadi menunggu di ruang tamu. 

“Apaan nyebut-nyebut nama gue?” tanyanya penasaran. 

“Kagak” balas Lita. 

“Tenang aja Ji. Kalo si Nadhif macem-macem ke Gauri gue bisa langsung gedik kepalanya kok” ucap Dhisti yang masih duduk di depan Aji menunggu kepangan rambutnya selesai. 

Tadi sih Dhisti niatnya mau digerai saja rambutnya, tapi Aji menawarkan untuk mengepang rambutnya karena pasti nanti akan gerah. 

Dhisti tentunya tidak menolak karena memang dia juga tidak betah jika kelamaan kegerahan karena rambutnya. 

“Apa salah Iqbal ya Allah..” cicit Nadhif seolah tersakiti. 

Aji yang mendengar penuturan Dhisti hanya tertawa pelan. Lagian Gauri juga tidak minat kan dengan Nadhif? Aji tidak perlu risau jika si buaya buntung itu menggoda wanitanya. 

Tak lama Gauri keluar kamar dengan pakaian dan riasan yang sudah rapi. Dia hanya memakai kaos dan celana panjang serta mencatok lurus rambutnya. 

“Kuy lah keburu siang” katanya sembari merapikan rambutnya. 

“Dah selesai. Sana berangkat” ujar Aji setelah selesai dengan kepangan rambut Dhisti. 

“Makasih Aji. Nanti gue beliin boba” balas Dhisti lalu bangkit untuk bersiap pergi. Sedangkan Aji hanya mengangguk sebagai balasan. 

Ngomong-ngomong hari ini Dhisti, Gauri, Nadhif dan Haidar akan berbelanja sembako untuk diberikan ke warga sekitar posko nanti hari minggu. 

Awalnya Yeshika dan Kirana yang akan pergi. Namun Yeshika sepertinya kelelahan karena acara lomba semalam yang mereka adakan untuk anak-anak di sekitar posko yang baru selesai sekitar jam 11 dan selesai beberes jam 1 dini hari. 

Yeshika dari hari sebelumnya bersama Naura memang paling sibuk mempersiapkan acara kemarin. Jadi hari ini kelompok 110 membiarkan Yeshika dan Naura untuk beristirahat sebelum besok harus melakukan kegiatan lagi yaitu mempersiapkan acara puncak k-fest. 

Sedangkan Kirana tidak jadi berangkat karena katanya keluarganya akan mengunjunginya di posko karena kebetulan keluarganya akan pergi berkunjung ke rumah saudaranya dan katanya jalan utama yang akan mereka lewati tak jauh dari jalanan utama dekat posko mereka. 

Jadinya Dhisti di percayakan untuk mengambil alih tugas Yeshika dan Kirana, dimana Gauri entah dapat angin dari mana mengajukan diri untuk ikut pergi belanja sekaligus menggantikan Kirana.

Sebenarnya Lita juga mau menggantikan berbelanja bersama Dhisti, tapi karena Gauri lebih dulu mengajukan diri jadi dia mengalah. Lagian hal langka Gauri mau ikut bepergian keluar desa. Dia lebih sering memilih menjaga posko disaat yang lain bepergian keluar. 

“Catatan yang kemarin udah kamu bawa kan Dhis?” tanya Naura memastikan. 

Dhisti mengangguk, “udah, tenang aja. Yaudah kita berangkat dulu ya” pamit Dhisti. 

“Eh lo pada kalo mau nitip sesuatu chat di grup aja ya nanti” kata Nadhif sebelum menyusul Dhisti dan Gauri yang sudah melangkahkan kaki keluar dari posko. 

Sedangkan Haidar sudah menunggu di dalam mobil. Lelaki yang sudah bersiap di balik kemudi mobil miliknya sendiri mengenakan pakaian serba hitam seperti gangster. 

“Gauri udah pamit belum sama ayang bebnya?” goda Haidar saat melihat presensi Gauri keluar dari posko dan duduk di teras sebentar untuk memakai sepatunya. 

“Bacot lo Dar” balas Gauri acuh. 

Aji yang ternyata ikut keluar dari posko menghampiri Gauri dan membisikkan sesuatu. 

“Aku udah transfer ke DANA kamu siapa tau kamu mau jajan” bisiknya yang membuat Gauri agak terkejut. Walaupun bisikannya pelan namun ternyata Dhisti mendengarnya. 

“Anjay. Aji berasa papa gula euy. Mau juga dong pa uang jajannya” ucap Dhisti menadahkan tangannya meminta uang. 

“Ya ntar gue TF seribu. Dah sana masuk mobil” kata Aji sembari mendorong Dhisti pelan. 

“Seribu dapet apa njir. Buat ke kamar mandi aja kagak cukup” nyinyir Dhisti tetap melangkah masuk ke dalam mobil. 

“Buat beli permen karet yosan dapet 2 biji. Udah sana masuk” balas Aji. 

“Iye-iye ah. NANA AYO CEPET!” seru Dhisti memanggil Nadhif yang entah nyangkut dimana tidak keluar-keluar. Padahal perasaan tadi dia juga langsung ikut keluar posko. 

“Kenapa pake transfer segala deh? Aku masih ada uang. Aku balikin nanti” kata Gauri merasa tak enak. 

“Gak papa sekali-kali. Pake aja kalau nanti mau beli sesuatu. Uang kamu disimpen aja” balas Aji seraya merapikan rambut Gauri. 

“Aku gak mau beli apa-apa nanti” ucap Gauri meyakinkan. 

“Yaudah simpen aja kalo gitu. Aku gak mau ya kalo dibalikin lagi!” titah Aji mutlak. 

“Berasa dinafkahin” ujar Gauri pelan. 

“Ya ini latihan, tapi maaf kalo masih sedikit” canda Aji. 

“WOY JANGAN PAMER KEMESRAAN DI DEPAN JOMBLO. KUALAT NTAR LO BERDUA” teriak Haidar yang sudah duduk manis di balik kemudinya. 

“Jangan teriak-teriak bedon” sahut Dhisti menggeplak punggung Haidar. 

“Adaww. Ya ya maaf. AYO CEPET BERANGKAT. SI NADIPA JUGA PANGGILIN, LAMA BANGET NGAPAIN SIH? BERAK APA YA?”

“Haidar lo berisik banget  sumpah” sahut Nadhif yang baru keluar dari posko langsung masuk mobil melewati Gauri dan Aji yang masih berdiri di tempatnya. 

“Yaudah aku berangkat dulu ya.” pamit Gauri setelah Nadhif melewatinya begitu saja. 

“Hati-hati. Jangan lupa ajak mereka makan nanti” balas Aji mengusak rambut Gauri pelan. 

***

Setiba di pusat perbelanjaan, lebih tepatnya pusat belanja grosir yang lumayan jauh dari tempat mereka KKN karena memerlukan waktu tempuh 1 jam lebih untuk tiba disana, keempat muda mudi itu segera melakukan pencarian barang-barang yang akan mereka beli. 

Sebelumnya kedua belas mahasiswa KKN 110 sudah berdiskusi untuk menentukan apa saja jenis sembako yang harus dibeli untuk  selanjutnya nanti akan diberikan ke warga desa. 

Naura juga secara khusus sudah mencatatkan belanjaan mereka pada secarik kertas yang dibawa oleh Dhisti sekarang. 

Dia dan Gauri yang memilih-milih barang sedangkan para lelaki bertugas mendorong troli belanjaan. 

“Kayaknya kita perlu troli lagi deh” ucap Gauri setelah dua troli yang dibawa mereka sebelumnya sudah penuh dengan belanjaan mereka. 

Dhisti ikut melihat ke arah troli yang dimaksud Gauri, “Cepet amat dah penuhnya” heran Dhisti. 

“Ya segala macem lo masukin gimana gak cepet penuh?” balas Haidar mengangkat beberapa snack titipan teman-temannya. 

“Yaudah ambil lagi aja. Yuk Dar, ambil dua sekalian” ujar Nadhif tak mau ambil pusing. 

Kedua lelaki itu segera melangkah ke arah pintu masuk pusat perbelanjaan itu untuk mengambil dua troli belanjaan lagi. 

Sementara itu Gauri dan Dhisti memilih untuk melanjutkan mencari barang yang harus mereka beli supaya cepat selesai. Soalnya mereka sudah sangat lapar dikarenakan belum sarapan tadi pagi. 

“Kalo butuh bantuan tuh bilang” ujar Nadhif sembari meraih snack favorit Gauri yang terletak di rak paling atas. 

Gauri yang kaget otomatis langsung balik badan dan kepalanya bertubrukan dengan dada bidang Nadhif. 

“Aduh,” 

“Mau ambil berapa?” tanya Nadhif. 

“Dua” 

Nadhif segera meletakkan dua snack milik Gauri itu ke dalam trolinya. 

“Eh fotoin gue dong Gau, biar ala-ala boyfriend material gitu”

“Idih, mau buat caper sama siapa lo? Inget Winda!” sergah Gauri. 

“Buat update IG doang. Gue belum update feeds selama KKN ini. Jadi gue minta tolong ya cantik fotoin gue, entar gue fotoin balik” jelas Nadhif. 

Walaupun aslinya ogah, tapi Gauri tetep mengeluarkan ponselnya untuk memotret Nadhif yang bahkan tidak bergaya tapi sudah fotogenic. Mana mau gaya apapun terlihat keren dan tampan. 

“Mana liat dong” pinta Nadhif mendekat Gauri. 

“Bagus-bagus, gak usah ngeraguin hasil foto gue” balas Gauri memperlihatkan hasil jepretannya. 

“Weittss ganteng banget dah gue. Thanks Gauri. Jangan lupa kirim ya nanti” ujar Nadhif sembari mengusak rambut Gauri. 

Gauri sempat tertegun sesaat dengan perlakuan Nadhif. Namun dengan cepat dia menghalau pikiran yang tidak-tidak. 

Sementara itu di rak sebelah ada Dhisti yang sedang fokus memilih berbagai jenis wafer atau biskuit yang juga akan masuk ke dalam jenis sembako yang akan di bagikan. 

“Perasan rambut lo tadi di kepang deh, kok sekarang udah digerai aja?” tanya Haidar. 

“Karetnya putus” balas Dhisti singkat. 

“Masih banyak belanjaannya?” 

“Gak terlalu sih. Tapi gue haus deh, beli minum dulu yuk” ajak Dhisti. 

“Kuylah”

"Let’s go.”

Haidar tertawa pelan karena dia diam-diam memotret Dhisti. 

Meanwhile, tanpa diketahui Haidar, Dhisti juga melakukan hal yang sama padanya, yakni memotret diam-diam dari belakang.

***

Sementara di posko 110 para mahasiswa yang tidak bertugas untuk belanja hanya bersantai ria sambil menunggu kedatangan teman-teman yang sedang belanja sekaligus menunggu kedatangan keluarga Kirana. 

“Jam berapa deh Ran keluarga lo kesininya?” tanya Lita sambil mengupas mangga yang diberikan bu Sunny sebelumnya. 

“Gak tau gue. Entar juga nyampe” balas Kirana. Dia tengah main shopee tanam. 

“Tolong ambilin panadol di kotak obat Gauri dong” titah Raihan yang dari pagi seperti kurang enak badan. 

Lelaki itu dari pagi hanya berbaring di ranjang atas yang ada di ruang tengah. 

“Kamu sakit, Han?” tanya Naura khawatir. 

“Pusing kepala gue” kata lelaki Surabaya itu memijit kepalanya. 

“Bentar aku ambilin” lanjut Naura gercep. 

“Bisa sakit juga lo, Han?” pungkas Aji. 

“Ya menurut lo aja njing. Gue manusia, bukan pohon mangga” sahut Raihan seenaknya. 

“Lo udah makan belum Han?” tanya Yeshika menyela, dia juga khawatir. Naluri keibuannya selalu muncul saat teman-temannya sakit. 

“Udah tadi pagi” 

Tak lama Naura keluar kamar wanita dan segera memberikan obat kepada Raihan. 

Yeshika memberikan botol tumblernya yang sudah berisi air minum untuk membantu Raihan minum obat. 

“Mau mangga gak lo?” tanya Lita menawari. 

“Gak. Gue mau tidur aja” balas Raihan singkat dan merebahkan tubuhnya lagi. 

Kalau kalian bertanya dimana Januar dan Samuel, kedua lelaki itu sedang di belakang. Tepatnya Samuel sedang berak, dan Januar menemani sambil bermain game di jendela belakang yang biasa mereka buat nongkrong. 

KKN 110 SUKASITU SQUAD

Haidar
Ji, cewek lo nih nempel mulu sama si buaya buntung

Gauri
Apasih njing, fitnah aja

Haidar 
Siapa yg fitnah, fakta di lapangan memang begitu kok. Bukan begitu saudara @Dhisti

Dhisti
No coment

Lita
Wah Gau, Aji mukanya udah kesel nih

Kirana
Gau, Aji mau makan tanaman Gau

Raihan 
@Lita @Kirana dah mirip istri abu lahab lu berdua, pembawa kayu bakar

Yeshika
Gau, jangan lupa sebelum pulang beli es dulu buat Aji biar pikirannya adem

Haidar 
@Naura, gak mau join? 

Naura
Gau, kata Aji duduknya jauhan sama Nadhif. Minimal 10 meter

Haidar
WAKAKAKA

Aji
Fitnah lo pada

Januar
Jgn emosi gt dong Ji, smpe bantingin tutup panci

Aji
Apasehh?? gak sengaja jatuh tutup pancinya grgr gue kaget ada cicak

Kirana
Ah yang bener, Ji??? 

Nadhif
Wehh ada apa nih rame-rame??? 

Lita 
Ghibahin lo

Dhisti
Samuel mana dah kagak ada nongol? 

Samuel
Lagi Berak. Kenapa? Mau pap? 

Gauri
SAMUEL ANJENG, GUE LAGI MAKAN JADI KAGAK NAPSU

Samuel
Hehehe, maaf

Aji
Gauri, language! 

Gauri
Maaf

Haidar
Wakakaka. Gauri bener-bener berhenti makan

Gauri
Diem lo Dar! 

Yeshika
Belanjanya udah selesai? 

Dhisti
Udah, enih lg makan abis itu tinggal pulang

Naura
Hati-hati pulangnya nanti. 

Nadhif
Siap Nau.

Tak lama terdengar suara klakson mobil dari arah luar posko, sepertinya keluarga Kirana sudah sampai. 

“Keluarga lo kayaknya udah sampe, Ran” ujar Yeshika setelah mendengar suara klakson mobil tadi. 

“Iya emang, yuk keluar” jawab Kirana segera beranjak dari posisinya untuk menyambut keluarganya. 

Tadi adiknya sudah chat kalo sudah dekat jadi bisa dipastikan itu benar suara mobil keluarganya. 

Semua orang yang ada di dalam rumah ikut Kirana keluar, termasuk Aji, Januar dan Samuel yang tadi sedang di belakang. 

Dari mobil innova hitam yang terparkir di halaman garasi pak Dewo keluar 5 orang yang terdiri dari 3 lelaki, dan 3 perempuan. 

“Nyokapnya Kirana yang mana? Kok pada kaya masih muda dua orang itu?” tanya Aji berbisik pada Januar. 

Sedangkan Januar yang juga sama tidak tahunya hanya mengendikkan bahunya. 

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam”

“Ran, ajak keluarga lo masuk” bisik Yeshika pada Kirana. 

“Silahkan masuk om, tante” ucap Aji sopan. 

Kirana menggiring keluarganya untuk masuk ke dalan rumah yang mereka jadikan tempat tinggal selama sebulan lebih ini. 

Satu persatu mahasiswa KKN juga tak lupa bersalaman dengan anggota keluarga Kirana. 

“Wah, nyaman juga rumahnya. Masih bagus juga lagi. Beruntung banget kalian” ujar lelaki berperawakan tinggi, entah itu siapanya Kirana anak-anak KKN masih clueless. 

“Alhamdulillah pakde, yang punya rumah ini dokter, tapi sekarang lebih pilih menetap di Medan” jelas Kirana. 

“Oalah pantesan”

“Mbak, kamar mandine ngendi? Kebelet pipis aku.” tanya lelaki yang lebih muda, sepertinya itu adik Kirana. Soalnya Kirana pernah beberapa kali bilang bahwa adiknya sudah kuliah. 

“Di belakang. Lewat samping juga bisa” jawab Kirana. 

“Koe mau rak bar pipis nang SPBU to, Le? Kok wes kroso pipis neh? (Kamu tadi kan udah pipis di SPBU kan, Le? Kok udah kebelet pipis lagi?” tanya wanita cantik yang duduk di samping lelaki muda dengan bahasa Jawa yang medok. 

Dari wajahnya sih kelihatan masih umur 20-30an ya, tapi tidak tau sih aslinya berapa. 

“Kebelet neh, bu” jawab lelaki muda yang sekilas mirip orang keturunan tionghoa itu. 

“Adikmu anterin dulu Ran, ngompol nanti” titah perempuan cantik satunya lagi. 

“Kalo gak keberatan biar saya antar” ujar Januar menawarkan diri. Teman-temannya cukup kaget dengan inisiatif Januar, apalagi Kirana. 

“Tuh, Le. Mau diantar masnya” lelaki remaja yang akrab di panggil Lele itu segera mengikuti Januar. 

“Wildan gak ikut Lele?” tanya lelaki paruh baya yang Kirana panggil pakde tadi. 

“Gak” jawab anak remaja yang sepertinya masih SMA itu sepertinya agak pendiam itu. 

“Oh ya guys, ini ibu gue, namanya Airin, tadi adik gue, panggil aja Lele. Ini pakde gue, pakde Yudha, ini istrinya tante Bela, ini anak mereka Wildan” ucap Kirana memperkenalkan satu persatu anggota keluarganya yang datang. 

Aji dan Raihan agak terkejut karena sempat mengira bahwa Bela lah ibu Kirana, soalnya kalo Airin dari wajahnya seperti masih seusia Chelsea Islan. Tidak menyangka sudah berbuntut dua. 

Hari ini harusnya ayah Kirana ikut, tapi katanya karena ada urusan mendadak tentang kerjaan dan tidak bisa ditinggalkan memutuskan untuk tidak ikut. Soalnya rencananya setelah dari posko KKN 110, keluarga Kirana akan mengunjungi kerabatnya lagi yang daerah  rumahnya tidak jauh dari posko KKN Kirana. 

“Halo om, tante. Kita teman-temannya Kirana selama KKN disini. Saya Samuel yang juga ketua di kelompok KKN ini,” kata Samuel sopan mulai memperkenalkan diri yang diikuti yang lain. 

“Ini kalian rumahnya yang paling jauh mana?” tanya Yudha. 

“Yang perantauan sih om, saya Surabaya, tadi yang baru masuk asal Banten, terus yang nganter Lele ke kamar mandi orang Jakarta” balas Raihan. Setelah minum obat sepertinya keadaannya sudah membaik. 

“Oalah, berati yang lain juga gak jauh-jauh dari kampus ya rumahnya?” tanya Bela. 

“Iya tan, paling 1-2 jam jaraknya kalo ke kampus” balas Lita. 

Mereka akhirnya berlanjut untuk mengobrol santai. 

“Kiran, pacarmu yang mana jadinya? Kata ibumu punya pacar kamu di KKN” tanya Yudha berniat menggoda. 

Semuanya melirik Kirana dengan tatapan bertanya termasuk teman-temannya. 

“Lah elu ada pacar Ran? Cinlok sama siapa lu?” tanya Lita penasaran. 

Kirana yang merasa dapat tatapan bertanya dari semua orang nampak tersenyum kikuk soalnya tidak tau mau merespon apa. Dia sempat melirik Januar yang juga memberikan tatapan aneh padanya. 

Apalagi dengan status mereka yang tak jelas membuat Kirana bingung mau menjawab apa. 

Sedangkan ibunya yang setiap hari dia curhati hanya tersenyum karena telah membocorkan curhatannya. 

“Loh kalian juga gak tau?” tanya Bela. 

“Gak tan, Kirana mainnya rahasia-rahasiaan sama kita” ujar Yeshika. 

“Jangan-jangan Kirana sama Yoga” celetuk Naura. 

“Enggak” jawab Kirana tegas.

“Mbak, request aku, pacarmu harus bisa basket kaya mas Mahen. Biar aku ada temen main basket” ujar Lele tiba-tiba. Januar yang sebelumnya tampak tak bergeming memberikan respon berbeda. 

“Apaan sih bocil. Gak usah banyak request” balas Kirana tak enak setelah melihat respon Januar saat Lele menyebut nama Mahen. 

Ternyata Mahen sudah sangat dekat dengan adik Kirana. Sampai adik Kirana sendiri masih mengingatnya sampai sekarang. 

“Urusannya mbakmu biar diurus sendiri, Le. Kamu gak usah banyak ikut campur apalagi request. Mending kamu cari pacar sendiri aja sana yang bisa diajak main basket” timpal Airin pada anak laki-lakinya. 

“Gak ah, pacaran itu ribet” jawab Lele cuek. 

“Ya udah nanti langsung nikah aja kamu” balas Airin. Kadang lelah menghadapi anak bungsunya yang kebanyakan ini itu. 

“Berarti kalian semua beda jurusan ya?” tanya Bela. 

“Iya tan, ada yang dari hukum, PGSD, akuntansi, manajemen bisnis, sastra inggris, pendidikan olahraga.. “

“Wih siapa tuh yang pendidikan olahraga?” sela Lele saat Samuel mencoba menjelaskan. 

“Le, jangan kebiasaan motong omongan orang lain!” tegur Airin tegas. 

“Maaf, Lele gak sadar” ucap Lele takut-takut. Ibunya kalo marah tuh serem. 

Melihat ketakutan Lele, Januar segera menyela, “saya yang jurusan pendidikan olahraga” katanya yang sejak tadi hanya menyimak obrolan. 

“Pantes badan kamu atletis sekali. Suka ngegym ya?” tanya Yudha yang agak tertarik untuk mengetahui tentang Januar. 

“Lumayan om, tapi kalo lagi sibuk kuliah ya cuma sepedaan atau olahraga ringan di kos aja.”

“Kamu suka sepedaan juga? Saya juga suka lho, istri saya juga. Ayah dan ibu Kirana juga, kita kadang tiap dua minggu sekali ada agenda sepedaan bareng. Kamu paling jauh bisa sepedaan berapa kilometer?” ujar Yudha antusias. 

“Saya dulu pernah paling jauh 90 km” jawab Januar enteng. 

Orang yang mendengarnya nampak terkejut bukan main, karena untuk menempuh jarak sejauh itu biasanya memerlukan waktu 3 jam nonstop. 

“Anjir, kagak kebas tuh kaki buat ngayuh sepeda?” sahut Aji shock. 

“Pantat lo kagak kempes apa Nu sepedaan lama-lama?” tanya Lita nyeleneh yang beberapa detik selanjutnya malah menepuk pelan mulutnya sendiri karena tidak bisa mengontrol mulutnya. Lupa kalau ada keluarga Kirana. 

“Itu dulu waktu gue lagi seneng-senengnya sepadaan. Paling sekarang gak bisa sampai segitu” balas Januar.

Dulu Nadhif pernah dia ajak sepedaan sekali, dan membuat Nadhif trauma karena jarak yang mereka tempuh sangat jauh sehingga membuat Nadhif yang tak terbiasa bersepeda sangat kelelahan. Belum lagi kaki dan pantatnya yang kebas. 

Mulai saat itu, Nadhif tidak mau menemani Januar bersepeda lagi. Paling kalau mau olahraga bareng itu gym atau bowling. 

“Kapan-kapan sepedaan rame-rame yuk pas CFD?” ajak Yudha. 

Januar mengangguk menyetujui, “Boleh. Nanti agendakan aja om” Sedangkan Kirana nampak tak bisa menahan senyumnya saat Januar terlihat mulai mencoba mengakrabkan diri dengan keluarganya. 

“Mas bisa basket juga berarti?” tanya Lele yang masih penasaran. 

“Lumayan Le,” balas Januar yang merendah. Padahal aslinya memang jago dia. Karena pada dasarnya Januar orangnya sangat suka berolahraga, jadi hampir semua cabang olahraga dia kuasai. 

“Kalo gitu gas kita main basket bareng kapan-kapan” putus Lele sepihak. 

“Iya boleh” sahut Januar mengiyakan ajakan Lele. 

Teman-temannya yang mendengar Januar mau saja diajak berolahraga bersama keluarga nampak menaruh curiga pada lelaki Jakarta itu. Tumben-tumbenan dia mau meladeni ajakan orang-orang yang baru dia kenal. 

Seperti Lita yang sudah berbisik-bisik pada Aji sekarang. 

“Lo curiga gak sih sama Januar?” bisik Lita pelan. 

“Iya, emang lo juga?”

“Iya. Kayaknya antara Kirana sama Januar ada something, soalnya Kirana daritadi juga ngelirik Januar mulu kalo gue perhatiin” investigasi Lita. 

“sepemikiran” 

“Nanti habis ini, kita sidang mereka” lanjut Lita dan diangguki oleh Aji. 

Keluarga Kirana meninggalkan posko sekitar pukul 2 siang setelah tim KKN yang berbelanja tiba pada setengah 2. 

Anak-anak KKN, kecuali Kirana jujur sangat terkejut dengan apa yang dibawa Airin untuk anak-anak KKN. 

Pasalnya selain membawakan beberapa menu makanan yang sangat lezat, Airin juga membawakan beberapa bingkisan yang berisi sarung, baju koko, mukena dan sajadah untuk diberikan kepada para RT di tempat KKN Kirana sebagai kado perpisahan anak KKN. 

Airin memang berinisatif untuk memberikan kenang-kenangan pada para RT yang desanya di tempati anaknya KKN. Lagipula semua barang yang diberikan Airin itu juga dari toko nya sendiri. Jadi tidak terlalu repot. 

Sedangkan Surya, ayah Kirana juga menitipkan beberapa hiasan interior yang dihasilkan dari toko mebelnya untuk diberikan juga sebagai kenang-kenangan. 

Anak-anak KKN sangat berterimakasih kepada Kirana khususnya untuk ayah ibunya yang sudah memberikan sponsor berupa kado perpisahan untuk warga sekitar. 

Mereka sangat merasa beruntung karena sangat dipermudahkan dalam melakukan berbagai hal apapun selama KKN ini. 

Bahkan mereka selalu mendapatkan bantuan-bantuan yang datang dari arah tak terduga untuk membantu menyokong kegiatan pengabdian mereka selama 45 hari ini. 

Dengan perjalanan KKN ini mereka mendapat pelajaran dan pengalaman hidup yang sangat berharga untuk di ceritakan dengan keluarga masa depan mereka kelak. 

***

Halo!!

Apa kabar? 

Maaf telat, Minal Aidzin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin🙏

Maaf ya aku udah lama gak update cerita ini. Karena ada 1 dan lain hal aku sulit banget bagi waktu untuk ngedraft cerita ini, padahal bentar lagi end🥲 Tapi aku akan selalu mengusahakan sebisa ku untuk bisa update dan mengakhiri cerita ini se-segera mungkin.

Makasih banyak buat yang masih nunggu cerita ini sampai sekarang, semoga sehat selalu ya❤

Kirana Family

Surya Daniswara - Airin Kartika Sari
Real Name : Suho / Kim Jumyeon (EXO) - Irene / Bae Johyun (Red Velvet)

Chakra Leo Daniswara  (Lele)
Real Name : Zhong Chenle (NCT Dream / U)

Prayudha Daniswara - Bela Andhita Sari
Real Name : Jung Yunho (TVXQ) - BoA / Kwon Bo Ah (Solois)


See u next update!

Continue Reading

You'll Also Like

CROSSROAD By Nish

Fanfiction

767 109 20
(On-going/slow update) Local Fanfiction Cast : Hoshyer & Eungyu Romance | Love Triangle | Teen-age CROSSROAD Tentang mereka berempat yang dihadapka...
123K 10.4K 29
Happy ending 🗿👍🌷 "aku akan menikahi nya " ucap eren "Apa maksudmu eren " tanya grisha " aku akan menjadikannya sebagai istriku, dengan begitu di...
5.5K 752 29
[𝙼𝙾𝙷𝙾𝙽 𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙼𝙴𝙼𝙱𝙰𝙲𝙰] 𝓦𝓪𝓽𝓪𝓷𝓪𝓫𝓮 𝓗𝓪𝓻𝓾𝓽𝓸 𝓕𝓽. 𝓙𝓪𝓷𝓰 𝓦𝓸𝓷𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 "𝚃𝚛𝚊𝚟𝚒𝚜, 𝚒'𝚖 𝚙𝚛𝚎𝚐...
1.9K 326 36
"Apaan banget deh! Annoying!" dengusnya tak suka tatkala mendengar orang yang menempati ranking satu bukanlah dirinya lagi, melainkan anak pindahan s...