Miss Dandelion

By yusufalvaro00

110K 14.9K 1.1K

Setelah mengetahui bahwa dirinya mengandung, Larasati Kirana sangat kebingungan. Ia memang punya kekasih, nam... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Epilog

Lima Belas

2.4K 316 31
By yusufalvaro00


Rosmala kemudian pamit pulang setelah menemani Laras makan malam. Suta belum menunjukkan batang hidungnya hingga jam delapan malam.

Tadinya, Laras merasa tidak enak kalau harus makan duluan. Namun sang ibu mertua memaksanya. "Kamu kan lagi hamil, Ras. Emang rasanya nggak enak kalo ngeduluin suami, tapi bayi dalam kandunganmu itu juga nggak bisa nunggu kan? Hidupnya aja masih bergantung sama kamu, loh. Udah makan dulu sama Ibu ya. Nanti kalo Suta udah pulang, baru kamu temenin makan."

Akhirnya, Laras mengalah.

Sambil makan malam yang menunya adalah lodeh nangka muda, tahu, tempe, sambal terasi dan bakwan jagung, Rosmala menanyakan perkembangan kehamilan Laras.

" Mual sih nggak sampai, Bu. Cuma pusing banget aja setiap pagi." Keluh Laras. Entah mengapa, rasanya dia lega sekali bisa berbagi beban dengan seseorang. Terlebih, orang itu adalah ibu mertuanya sendiri. Laras jadi merasa punya ibu di tempat yang jauh.

Selama ini, ketika bekerja di Jakarta, Laras berusaha mengatasi semuanya sendirian. Menjadi anak sulung dari empat adik, membuatnya harus bisa mengambil keputusan sendiri, mengatasi semua permasalahannya sendiri. Karena Laras terbiasa menjadi tempat adik- adiknya bergantung.

"Dulu ibu sih waktu hamil Suta juga nggak begitu banyak keluhan." Ujar perempuan itu dengan ekspresi menerawang di wajahnya. "Tapi memang waktu itu nggak ada waktu buat mengeluh. Hidup kami nggak sebaik sekarang. "

Laras tersenyum. Ketika itulah, telinganya menangkap langkah kaki yang menghentak beradu dengan permukaan lantai granit rumah tersebut. Suta tegak di antara ruang tengah dan ruang makan. Mengatasi dua orang perempuan yang sedang bercengkerama di meja makan.

"Suta, baru pulang?" sambut Rosmala santai. "Sini gabung. Ini Laras yang masak, loh. Kamu mesti coba, pasti cocok sama seleramu!"

Suta hanya memicingkan matanya. Pemandangan di depannya itu sama sekali tidak membuatnya senang. "Nggak usah. Makasih. Aku sudah makan." Kemudian, tanpa bersalaman atau berpamitan dengan sang ibu, Suta balik kanan dan berjalan ke arah kamar mereka di dekat tangga menuju lantai dua.

***

Suta yakin sekali bahwa meski tidur sekamar, bahkan satu ranjang dengan Laras, ia tidak akan tertarik untuk ambil kesempatan.

Laras tidak jelek. Bahkan bisa dibilang cantik dan manis. Ia punya pesona kecantikan khas perempuan Jawa. Yang kalem dan eksotis. Tubuhnya yang sintal juga bukan selera Suta. Apalagi, Laras ternyata selalu tidur mengenakan daster selutut yang terbilang gombrong.

Suta mendecih. Mencibir dalam hati. Seleranya jauh dari itu. Segera terbayang tubuh ramping seputih susu milik mantan kekasihnya yang selalu mengenakan lingerie terbaik dan terseksi untuk memuaskan Suta.

Ketika sedang di Jakarta, Suta memang kerap menemani Felisha di apartemen yang dibeli pria itu di kawasan Setiabudi Tower Center alias STC. Biasanya, Suta akan tinggal di sana hingga Felisha harus terbang melintasi separuh bumi untuk mengadakan peragaan busana di belahan bumi lain. Terlebih, dua tahun belakangan, perempuan itu menandatangani  kontrak untuk Zuhair Murad . Tentu saja harus Suta yang bolak- balik terbang ke Paris.

Akan tetapi, Suta tidak pernah keberatan, karena bersama Felisha, ia merasa menemukan tujuan hidupnya.

Felisha selalu ambisius saat mengejar sesuatu yang diinginkannya. Hal itu pula yang menjadi pesona perempuan  juga adalah spokesperson untuk sebuah produk kecantikan internasional.

Suta yakin, hanya seorang perempuan biasa bertubuh sintal yang tidur di sampingnya ini, tidak akan membuatnya lepas kendali.

Hanya saja, ketika pagi tiba keesokan harinya, Suta sudah memeluk tubuh sintal itu dari belakang. Tak hanya itu, Suta bahkan tanpa sadar sudah menciumi tengkuk Laras yang beraroma wangi--- bukan, melainkan sedap--- yang menguar dari tubuh perempuan itu.

Aromanya seperti bunga yang bercampur dengan rempah- rempah dan bedak bayi. "Hmmm... Your smell is very good, Baby...." Geramnya. Tanpa sadar, ia sudah membalikkan tubuh Laras dan berada di atas tubuh wanita itu, mengungkungnya dengan posesif, hingga di detik selanjutnya, Suta berseru kaget, karena tubuhnya terbanting ke samping.

***

Tentu saja Laras merasa ada yang aneh ketika samar- samar, ia merasakan pelukan dua lengan kokoh yang tiba- tiba melingkari perutnya ketika dirinya berada antara sadar dan tak sadar.

Perasaan tak nyaman yang dikirannya  hanya mimpi belaka itu, terasa begitu nyata, lebih- lebih, ketika ia merasakan ada semacam benda tumpul yang menekan bagian belakang tubuhnya-- tepatnya bokongnya. Lalu ia merasakan tengkuknya dicium, lalu dihirup, kemudian disesap.

Ya Tuhan, ia harus segera berjuang untuk membuka mata, yang mana belakangan itu menjadi hal yang amat sulit baginya. Semenjak usia kehamilan Laras bertambah, ia jadi sulit tidur. Semalam, ia baru bisa memejamkan mata saat jarum jam menunjukkan angka dua.

Ia benar- benar memaksa dirinya untuk membuka mata yang rasanya seperti direkatkan dengan lem tembak, ketika merasakan bobot tubuh yang menekan tubuhnya sendiri.

Matanya terbelalak lebar, ketika mendapati Suta yang sudah mengungkungnya. Pria itu nyaris menekan tubuh Laras dengan tubuhnya yang besar dan kokoh, reflek Laras adalah mendorongnya sekuat tenaga. Hingga Suta terbanting dan terguling ke samping sambil melempar umpatan.

Untung saja kasur di kamar itu berukuran satu. Alias lebarnya 200x200 sentimeter, tentu saja Suta tidak akan menggelinding ke bawah bila reflek pria itu bagus.

Laras sendiri merasa ngeri membayangkan apabila tubuh suaminya itu meluncur bebas dan jatuh ke lantai. Meski lantai itu sendiri dilapisi karpet tebal. Akan tetapi, harga diri Suta pasti bakalan terluka.

Jatuh ke lantai di depan orang lain, meski itu istri sendiri, tentu saja tidak ada keren- kerennya!

***

Sepanjang hari itu, mood  Suta jelek sekali. Dia bahkan tidak mau melihat muka Laras. Suta meminta Fitri berpindah ke meja sekretaris. Dan hal itu tentu saja langsung bikin kantor heboh banget.

"Lo ngapain si bos deh, Ras? Kok jadi gue yang kena getahnya?!" tuntut Fitri agak jengkel.

Bos Suta memang enak dilihat, itu pun  kalau dia lagi baik moodnya. Kalau pas lagi busuk- busuknya seperti sekarang ini, Fitri juga malas.

"Saya nggak ngapa- ngapain tuh, Mbak. "Laras mencoba memasang wajah tak bersalah. "Datang- datang, saya langsung disuruh pindah ke ruangan Mbak Linda. "

Itu memang benar, dan karena Laras tahu betul bahwa suasana hari suaminya sedang sangat buruk, dia tidak banyak bertanya.

"Lo kali kerjanya nggak oke, Ras!" timpal Cynthia agak tajam. Sejak masuk ke Ranjana, Laras bisa merasakan bahwa gadis itu memang tidak menyukai Laras. Entah mengapa.

Bicaranya selalu ketus. Tak jarang pula Laras mendapati Cynthia yang tengah memandanginya diam-diam, kemudian cepat- cepat mengalihkan tatapan ketika Laras menangkap basah.

"Alah, emang kelakuan bos lo aja yang aneh!" Dhea menengahi. Meski terlihat jutek, sebenarnya perempuan berusia nyaris kepala tiga itu sangat baik. Laras sudah menyukainya sejak hari pertama bekerja di sini.

"Barangkali dia masih kesal dengan berita pertunangan mantan pacarnya," Yunita ikut menanggapi.

"Felisha? Dia sih memang jalang!"

Diam- diam, Laras menyimak pembicaraan mengenai suaminya itu. Laras memang tidak terlalu update sama perkembangan artis- artis dalam negeri yang sepertinya setiap minggu selalu ada wajah baru yang muncul di layar kaca.

Tapi yang jelas, dari obrolan yang disimaknya saat makan siang itu, Laras tahu, bahwa Felisha yang mereka sebut- sebut itu adalah seorang model.

Pengetahuan Laras tentang model malah nol sama sekali. Ia hanya tahu Gigi Hadid dan Bella Hadid. Pengetahuannya tentang kedua model itu pun lantaran teman sebangkunya  yang dulu heboh ketika Zayn Malik  berpacaran dengan Gigi Hadid. Sementara Bella Hadid menjalin hubungan Abel "The Weeknd" .

Tentang model- model zaman ini, Laras sudah tak terlalu mengikuti. Tapi nama Felisha Brigitta Pasambuna memang terdengar tidak asing di telinganya.

Di tengah- tengah obrolan itu, tiba- tiba saja, ponsel Fitri bergetar. Wajahnya tampak sebal ketika akhirnya jempolnya dengan malas menggeser ikon tombol hijau. "Ya, Pak?"

"Oh gitu? Bentar . Iya, kami lagi makan di pantri... Baik. Ya, saya mengerti."

Tatapan Fitri seketika mengarah pada  Laras yang juga sama tegangnya. "Lo dipanggil bos ke ruangannya. Ada yang penting katanya. "

****





Continue Reading

You'll Also Like

314K 4.2K 21
Harry Hook x reader imagines. They get better as the book goes on because I had more practice with writing. Some of them I haven't read over because...
137K 6.6K 57
Solaris Black, Sirius's daughter can't cope with what happened during the war and losing her father before she even had time with him. War does thing...
196K 6.3K 26
aspen d'angelo is set to appear as a special guest on billie eilish's upcoming 'happier than ever' world tour. what will happen when their management...
32.2K 1.2K 45
Y/N Girard is a promising young woman, looking to make it in the entertainment world as a movie director. One day, Y/N bumps into a mysterious woman...