GENOZEL

By SkyBlueee14

241 8 0

{DI HARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} *** "Gue yang terlalu bodoh, atau lo yang gak punya hati?" *** Sisw... More

Prolog
Genozel-1
Genozel- 2
Genozel- 3
Genozel- 4
Genozel- 5
CAST GENOZEL

Genozel- 6

8 1 0
By SkyBlueee14

Maaf guys kalau masih ada salah dalam penulisan tanda baca, atau penulisan kata :):)

Jangan lupa vote + komen nya yaa!!🙏🏻 Share juga yuk ke teman-teman kalian...

Absen dulu yuk!!🖐🏻

Happy reading! Enjoy!

***

Gemi turun ke bawah untuk makan malam, terlihat anggota keluarganya sudah berkumpul. Ada ibu, ayah, dan dua kakak laki-lakinya. Fyi, Gemi anak bontot dari 3 bersaudara. 

Kakak pertama nya bernama Abas, usianya 25 tahun, saat ini bekerja di salah satu perusahaan swasta. Dan, kakak keduanya bernama Jaki, usianya 20 tahun, dan saat ini sedang mengeyam pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. 

Hadi, sang ayah merupakan manager di salah satu restaurant yang menyajikan makanan khas indonesia dan cukup terkenal di Jakarta. Anna, sang ibu merupakan seorang ibu rumah tangga. 

Meskipun begitu, Gemi tidak menganggap dirinya sebagai orang kaya, dia menganggap dirinya berkecukupan, tidak lebih dan tidak kurang. Terkadang ada saja oknum yang suka mengaggap dirinya kaya, lantaran ayahnya seorang manajer.

"HEYOOO EPRIBADIHHH" teriak Gemi sambil mengambil tempat di sebelah kakak pertamanya. 

"Berisik jir!" sahut Jaki, ia mengusap telinganya yang berdengung mendengar teriakan menggelegar adiknya tersebut. Gemi tersenyum cengegesan, "Maap ya bang Jak, sengaja."

Yup, Gemi lebih suka memanggil kedua kakaknya dengan sebutan 'Abang', dibandingkan dengan 'kakak'.

"Di kira rumah kita segede rumah Rafi Ahmad  kali ya, seenaknya teriak-teriak begitu." ucap bang Abas. Ibunya yang melihat hanya geleng-geleng kepala, udah menjadi hal yang biasa. 

"Udah-udah, ayo kita makan aja. Ayah udah laper banget nih." ucap sang ayah, sambil mengusap-ngusap perut setengah buncitnya. 

Mereka pun menghentikan perdebatan dan mulai menyantap hidangan makan malam yang sudah di siapkan. Acara makan malam itu sesekali di selingin obrolan ringan seputar kegiatan mereka seharian ini. 

***

Waktu sudah menunjukan pukul 22:30 WIB. Sudah memasuki jam-jam nya overthinking? (Just kidding), sudah saatnya Gemi tidur maksudnya guys. Gemi terbiasa tidur di bawah jam 12 malam. 

Sebelum tidur, Gemi melakukan ritualnya terlebih dulu, yaitu bermain Handphone. Kalian pasti mengira ritualnya adalah skincare-an kan? Salah besar! Gemi hanya menggunakan facial wash dan juga mosturizer sebelum tidur. Sesederhana itu si Gemi.

Jangan berpikir si Gemi ini cewe pick me, yaa!! Dia cuma terbiasa aja memakai kedua itu, dan prinsip Gemi 'Kalo kulit gue baik-baik aja ngapain coba-coba skincare. Takut jadi ga cocok'

Balik lagi ke Gemi yang saat ini sudah terlarut dalam kegiatannya bermain handphone. Membuka IG, Tiktok, Shopee, WA, begitu terus sampai ia bosan dengan sendirinya. 

Ting!

Hanzpradipta_. meminta untuk mengikuti anda

"HAH?!" Gemi bangkit dari posisi terlentangnya. Gemi mengucek matanya berulang kali, memastikan pandangannya tidak salah. "KAK HANZ NGE FOLLOW GUE?!?!" ucapnya setengah berteriak. 

Dia menggigit ujung guling di pelukannya, untuk meredakan teriakannya. Udah tengah malem, kalo dia teriak-teriak bisa kena omel lagi dengan abang-abangnya. 

"Aaaa, ini beneran ga si?!""Jangan bilang kalo ini prank?!" 

Gemi membuka aplikasi instagram miliknya, dan mengecek akun yang baru saja meresahkan dirinya tersebut. "Bener ternayata, ini akunnya kak Hanz." gumamnya. 

Akunnya tidak di private seperti kebanyakan orang. Yang Gemi tau, most wanted seperti Hanz kebanyakan pasti mem-private akun mereka. Tapi kali ini tidak, terbuka lebar-lebar, siapapun bisa melihatnya. 

"Beneran most wanted ya dia?" Gemi menatap takjub dengan followers-nya, yang mencapai 8k. Di sana juga terdapat beberapa postingan yang banyak memunculkan wajah tampan Hanz. 

"Beli followers ga sih?" Gemi masih ga percaya. "Kok orang-orang pada bisa kenal sama kak Hanz ya?" 

Gemi mengamati satu persatu postingan Hanz dengan teliti, tidak ada yang terlewat satu pun dari pandangannya. Hingga tak sengaja ia menekan layar dua kali.

"IHH GUOBLOKKK LO GEM!! JADI KE LIKE KAN FOTONYA!" kesalnya pada dirinya sendiri. Mau di unlike pun notifnya sudah masuk ke yang punya postingan. Jadi, yaudah Gemi biarkan aja kebodohannya itu. 

Setelah puas melihat-lihat, Gemi baru ingat dia belum mem-follback. Lalu dengan segera dia mem-follback, dan mematikan handphonenya. Dia merebahkan badannya dan bersiap untuk tidur.

***

Pagi hari telah tiba, waktunya kembali beraktivitas seperti sedia kala. Gemi sudah bersiap-siap dengan seragam putih abu-abunya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, melihat apakah masih ada yang kurang dari penampilannya. 

Ia merapikan sedikit tatanan rambut sebahunya yang di gerai. Tak lupa tahap terakhir dia menyemprotkan parfume  ke seluruh tubuhnya. Kemudian ia membawa sepatu converse-nya untuk dipakai di bawah. 

Saat dibawah ia langsung menuju dapur dan di sana terdapat ada ayah dan ibunya. 

"Pagi bu, yah," sapa Gemi, kemudian mendudukan dirinya di seberang sang ayah yang sedang menyesap perlahan teh yang baru di buat ibu. 

"Pagi sayang, sarapan dulu nih sebelum berangkat," ibu menyodorkan sepiring nasi goreng yang masih mengepul. "Ibu sama ayah ga sarapan?" tanya Gemi.

"Ibu sama ayah udah makan gorengan tadi beli di depan." jawab ibu. 

"Iya nih, tadi ayah udah makan nasi uduk sama gorengan." ucap ayah sambil menunjuk perut buncitnya. "Liat peru ayah udah kayak balon," sambungnya.

"HAHAHA, DIET YAH!" ucap Gemi dengan nada meledek.

"Ih ngapain diet-diet. Udah tua begini, ga ada yang mau lagi," ucapannya mengundang senggolan ibu di sebelahnya. "Udah tua masih aja genit!" "Inget anak udah ada 3! Udah pada gede-gede lai!" ucap ibu dengan kesal.

Gemi hanya bisa cekikikan sambil menyantap nasi gorengnya selagi hangat. 

Ting!

Gemi melihat handphone-nya yang berbunyi. Biasanya sih kalo pagi-pagi gini Rean yang nge-chat dia. 

Whatsapp

Rean Gem, mau berangkat jam berapa?

Instagram

Hanzpradipta_. Mau berangkat bareng? Kebetulan gue udah deket sama rumah lo.

"HAH?!!" teriak Gemi spontan, membuat kedua orang tuanya berjengit kaget. 

"Kenapa sih Gem teriak-teriak gitu. Bikin ayah kaget aja!" dumel ayah Hadi.

"G-gapapa yah." jawab Gemi dengan gagap. "Duh anjir, gue jawab apa nih!" ucapnya dalam hati.

Melihat 2 pesan yang masuk berbarengan, membuat Gemi bingung harus membalas seperti apa. Biasanya sih dia memang berangkat sama Rean, tapi ini?? Kak Hanz udah deket rumah gue!

Wait?! Gemi menyerngit bingung.

"Tau darimana dia alamat rumah gue?" ucap Gemi setengah berbisik. 

Ting!

Hanzpradipta_. Gue di depan rumah lo

"THE FUCK?!"  teriak Gemi dalam hati. Gemi segera merapikan tas dan segala perlengkapannya.

"Udah mau jalan Gem?" tanya sang ibu. "Iya bu, takut telat." jawab Gemi seadanya. 

"Bareng Rean atau mau ayah anter?" tanya ayah yang saat ini masih sibuk dengan handphone-nya. Ntah apa yang sedang pria paruh baya lakukan itu. 

Gemi bingung harus menjawab apa, "Hmm, bareng Rean yah."

Ting!

Hanzpradipta_. Gem??

"Oh udah di depan Reannya?" tanya ibu, ia bersiap bangkit dari duduknya untuk mengantar Gemi ke depan. 

"E-eh ibu mau kemana?" tanya Gemi setengah panik. Ibu menyerngit bingung, "Ya mau ke depan lah nganter kamu, biasanya juga gitu kan."

"GAK USAH!" teriak Gemi reflek. 

"Apa sih Gem? Ga usah teriak-teriak juga kali, ibu ga bolot," ucap ibu sedikit sebal. "Tapi biasanya si Rean langsung masuk aja tuh Gem. Kok ini ga masuk-masuk ya orangnya?" tanya ibu penasaran.

"Udah mau telat bu! Makanya Gemi suruh tunggu di luar." "Udah ya, kalo gitu Gemi jalan dulu." Gemi menyalimi tangan kedua orang tuanya secara bergantian. 

"ASSALAMUALAIKUM!"

"WA'ALAIKUMSALAM! GA USAH TERIAK-TERIAK!" balas ibu. "Itu kamu juga teriak-teriak bu," sahut ayah dengan santai. Ibu mendengus sebal, dan berlalu ke arah ruang keluarga untuk menonton TV. 

***

Gemi berjalan perlahan ke arah pemuda yang saat ini sedang duduk bersandar di motornya. "Beneran jir, dia jemput gue!" ucapnya dalam hati. 

Hanz yang melihat kedatangan Gemi tersenyum tipis, "Hai Gem, pagi!" 

"H-hai juga kak Hanz," jawab Gemi setengah gugup. Gimana ga gugup jir, di jemput most wanted yang tiba-tiba ada di depan rumah!

Hanz menyerahkan satu helm bogo berwarna dark silver, "Nih Gem, di pake." Gemi terdiam membisu menatap Hanz di depannya. 

Hingga dia tersadar Hanz langsung memasangkan helmnya ke kepalanya. "Biar cepet, lo ngelamun aja dari tadi." ucap Hanz. "E-eh sorry kak, masih sedikit ngantuk gue, jadi gak fokus."

Hanz tersenyum kecil, "Santai aja," kemudian dia menghidupkan motornya, dan membantu Gemi untuk naik ke atas motor tersebut. Setelah memastikan Gemi duduk dengan nyaman, Hanz pun segera melajukan motornya, sebelum matahari semakin terik. 

***

Ting!Tong!Ting!Tong

"IYAA SEBENTAR!" teriak seseorang dari dalam. 

"Halo tante, Geminya masih tidur ya?" tanya Rean. Yup, orang yang datang adalah Rean.

"Loh Rean? Kok kamu disini? Bukannya tadi udah berangkat bareng Gemi?" ucap ibu Gemi.

Rean bingung, "Hah? Aku aja baru dateng tan, gimana caranya berangkat sama Gemi,"

"Tapi tadi dia udah berangkat nak Rean, dan katanya sama kamu" ucap ibu merasa bersalah. Pasalnya putrinya itu memang bilangnya bersama Rean.

Rean terdiam memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, "M-mungkin Gemi sama temannya tante. Kalo gitu Rean berangkat dulu ya tan, takut telat, hehe."

Ibu Gemi tersenyum tak enak, "Maaf ya na Rean, jadi ngerepotin nak Rean." "Nanti kalo udah pulang ibu marahin si Gemi."

"Eh jangan tan, Rean gapapa kok, kan udah biasa nyamper Gemi tiap pagi," ucap Rean sambil tersenyum manis. "Kalo gitu Rean pamit ya tan." Rean meninggalkan pekarangan rumah Gemi dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. 

"Gemi, Gemi, bisa-bisanya boong sama ibu ya kamu." ibu bergumam lirih, menatap kepergian Rean tak tega.

***

Sesampainya di kelas, Gemi dikerubungi oleh Elsa dan Nilo. Mereka berdua terkejut saat tau Gemi berangkat bersama Hanz si primadona sekolah. Beruntung parkiran masih sepi, lantaran suasana masih pagi. 

"LO HARUS JELASIN KE KITA GEM! KOK BISA LO BARENG KAK HANZ?!" ucap Nilo menuntut, dia sangat shik shak shok, melihat pemandangan mengejutkan di pagi hari ini.

"Iya anjir! Kok bisa Gem?" sambung Elsa, mendudukan dirinya di bangku depan Gemi. 

"Gue juga gatau jir! Tiba-tiba semalem dia follow instagram gue--"

"WHATT!!!" teriak Nilo mengagetkan seisi kelas yang sudah mulai ramai dengan teman-temannya.

"BERISIK WOY! MASIH PAGI!" sahut Ade di pojok kelas, dia yang sedang memanfaatkan waktu sedikit sebelum bel masuk untuk tidur, menjadi terganggu karena suara Nilo.

"Lanjut Gem," ucap Elsa. "Dan lo jangan motong-motong kayak tadi Nil!" lanjutnya sambil menatap Nilo dengan tajam.

"Ya-ya gitu deh pokoknya, bingung juga gue ceritanya. Di follow gue, trus pagi nya nge-chat ngajak bareng, tapi belum gue jawab iya, dia udah di depan rumah gue." Gemi menyandarkan kepalanya di atas meja, ia masih merasa ngantuk. 

"Trus-trus, keluarga lo tau tentang kak Hanz?" tanya Elsa, penasaran.

"Ya enggaklah! Gue ngarang cerita. Gue bilang pergi sama temen gue!" sahut Gemi. 

"Awas lo kena karma udah boong sama orang tua!" ucap Elsa menakut-nakuti. Gemi hanya diam tak menjawab ucapan Elsa. 

"Emang fakta ya kak Hanz so sweet banget. Pacar-able banget!" ucap Nilo dengan senyum lebarnya. 

Elsa menggeplak pelan wajah Nilo, "Lebay!" 

Nilo merengut sebal, "Diem deh lo! Kebiasaan suka ganggu kesenangan orang!" 

Gemi hanya diam menyaksikan perdebatan keduanya, namun tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang terlupakan, tapi apa? Gemi mencoba mengingat apa yang ia lupakan. 

1...2...3...

"ANJIR!" Gemi bangun dari posisi tidurnya dan langsung terduduk tegap. Membuat Elsa dan Nilo menatap kaget ke arahnya, "Lo ngagetin nyet!" ucap Nilo dengan sebal. 

"Kenapa si Gem?" tanya Elsa bingung. Tiba-tiba banget ni anak teriak, bikin jantungan.

"Gue lupa sesuatu!" menatap lurus dengan pandangan menerawang.

"Apa??" tanya Elsa dan Nilo kompak.

"Gue lupa bilang seseorang kalo gue ke sekolah bareng kak Hanz."

"Hah? Siapa? Kakak lo?" tebak Nilo.

"Bukan." jawab Gemi singkat.

"Terus? Ortu lo?" tebak Elsa, gantian. Gemi menggeleng lemah.

"Trus siapa jir?!" kesal Nilo. "OH JANGAN-JANGAN GEBETAN LO?!" sambung Nilo dengan heboh.

"Bukan nyet!" sahut Gemi kesal.

"Terus siapa Gemi yang cantik anaknya ayah Hadi?!" Elsa tersenyum, menahan kesal.

"Rean--"

"TUH KAN!" Nilo menunjuk Gemi

"Dia sahabat gue ya nyet! Bukan gebetan!" sambung Gemi. "Ya udah, terus? Kok lo kayak ngerasa bersalah banget sih? Tinggal minta maaf aaja beres kan?" saran Nilo.

"Gak segampang itu, dia tuh sahabat kecil gue. Selalu kemana-mana sama gue, bahkan dia selalu anter-jemput gue kalo lagi luang." jelas Gemi, "Ga bisa gue jelasin deh, yang pasti sekarang gue ngerasa bersalah banget" Gemi menunduk lesu.

"Tadi pagi dia nanya gue mau bareng dia apa engga, tapi gue malah langsung cabut sama kak Hanz." Bodoh banget sih, pasti dia nyamper gue ke rumah!" Gemi mengusak rambutnya dengan kasar. 

"Yaudah nanti minta maaf aja kalo ketemu Gem." "Menurut gue, lebih enak minta maaf langsung dari pada di chat, biar lebih clear masalahnya." saran Elsa, dia mengusap bahu Gemi menenangkan.

"Tapi kayaknya dia marah deh sama gue."

"Coba aja dulu. Kalo lo belum nyoba ga bakal tau kan hasilnya gmana?" Nilo mengangguk, membenarkan perkataan Elsa.

"Tumben lo bener Sa!" ucap Nilo, merusak suasana. "Bacot!" setelah mengatakan itu Elsa pergi duduk di bangkunya.

"Yah, gue ditinggal."

"Btw, Gem, gue saranin siapin jawaban buat ibu lo. Tau kan maksud gue?" Nilo menaikan alisnya sambil tersenyum jahil.

"THE FUCK!! IYA LAGI!" teriak Gemi dalam hati.

***

"Coba aja dulu. Kalo lo belum nyoba ga bakal tau kan hasilnya gmana?"

***

Menurut kalian, responnya Rean bakal gimana nih ke Gemi?

See u in next chapter!!

25/04/24


Continue Reading

You'll Also Like

208K 10K 56
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...
76.8K 250 11
As the title says
7.9M 462K 48
Wang Li Xun, the Crown Prince, goes out hunting for the Celestial Flower to save his mother from a terminal illness. When he nearly dies from the att...
13.1M 435K 41
When Desmond Mellow transfers to an elite all-boys high school, he immediately gets a bad impression of his new deskmate, Ivan Moonrich. Gorgeous, my...