Pesona Paman Seno

By Valerie_Ophelia

2.6M 39.5K 1.1K

Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dend... More

Prolog
Mulai Beraksi
Pura-Pura Polos
Tarik Ulur
Menarik Perhatian Seno
Perhatian Rindu
Terganggu?
Film Horor
First Kiss
Canggung
Ruangan Seno
Ruangan Seno #2
Hampir Tercyduk
Menjalin Hubungan
Menjemput Seno
Bermain Sebentar
Terlambat Pulang
Terbuai
Enak, Paman!
Sandiwara
Pembelaan Seno
Mesra Bersama Paman
Semakin Lengket
Getaran Asing
Manja
Pertama Kalinya
Pertama Kalinya #2
Terjatuh
Susah Tidur
Lengket
Tidak Pulang
Kesal
Sembunyi
Saling Cinta
Kamar Rindu
Melepas Rindu
Melebur Bersama
Tak Cukup Sekali
Tanda Merah
Bertemu Kembali
Pesan Misterius
Masih Rahasia
Permintaan Seno
Bertengkar
Menjauh
Panggilan Video
Mengikuti Rindu
Sendirian
Berdua Saja
Masuk Angin?

Gagal

34.9K 572 18
By Valerie_Ophelia

PESONA PAMAN SENO | Gagal

Seno tersenyum sumringah begitu mendapat lampu hijau dari Rindu. Pria itu kemudian menggeser tubuhnya agar semakin turun. Lalu menaikkan kaos yang Rindu kenakan hingga menampilkan gundukan yang sedari tadi menggodanya.

Wajahnya perlahan mendekat, dengan jantungnya yang bergemuruh hebat. Namun belum sempat dia menikmati benda favoritnya itu, suara pintu rumah yang ditutup dengan begitu kencang membuat dirinya terlonjak. Begitu juga dengan gadis yang ada di bawah kungkungannya.

"Sial." desis Seno mengelus dadanya kesal.

Tak berbeda jauh dengan Seno, Rindu juga melakukan hal yang sama. Tanpa perlu menebak, mereka sudah tahu siapa yang melakukan hal itu.

"Bibi seram sekali ketika marah." celetuk Rindu sembari membenahi penampilannya. Hal itu membuat Seno mendesah kecewa.

Pria itu memberengut,"Kenapa ditutup?" tanyanya.

Rindu merasa lucu dengan ekspresi Seno saat ini. Gadis itu tertawa kecil sembari menutupi bibirnya dengan punggung tangannya.

"Kita tidak mungkin melanjutkannya, Paman. Ada Bibi di luar." kata Rindu menjawab pertanyaan dari Seno.

Seno masih terlihat kesal dengan kejadian barusan. Seharusnya saat ini dia bisa kembali menikmati kelembutan tubuh Rindu jika tidak ada gangguan dari Hanum. N*fsu telah membuatnya lupa jika apa yang akan dia lakukan pada Rindu adalah sebuah kesalahan.

"Seharusnya kita pergi saja ke bengkel agar tidak ada pengganggu." Seno menekan kata terakhirnya tanpa sadar. Yang membuat Rindu tersenyum dalam hati karena sang bibi dianggap pengganggu oleh suaminya sendiri.

"Paman lupa kalau hari ini bengkel libur? Bibi bisa curiga jika kita nekat pergi ke sana." timpal Rindu logis. Ini akhir pekan, tentu saja bengkel milik Seno sedang libur.

Menghela napas berat, Seno akhirnya menyingkir dari atas tubuh Rindu. Terduduk lesu di tepi ranjang sembari berusaha meredam gejolak di dalam dirinya.

Melihat hal itu, Rindu tersenyum tipis di balik punggung Seno tanpa pria itu sadari. Gadis itu lantas ikut bangun dan memeluk mesra sang paman dari belakang. Lalu menumpukan dagu runcingnya di pundak lebar Seno.

"Tenang, Paman Sayang. Nanti malam setelah Bibi tertidur, kita bisa melanjutkannya lagi." Rindu membelai dada Seno dengan s3nsu4l. Sembari meninggalkan kecupan di rahang pria itu.

Gila. Akhir-akhir ini Rindu semakin berani menunjukkan kenakalannya pada Seno. Gadis itu benar-benar terobsesi ingin membuat sang paman bertekuk lutut di hadapannya. Sehingga dengan mudah dia akan meminta pria itu meninggalkan bibinya.

"Lebih baik sekarang Paman segera keluar dari kamar Rindu. Sebelum Bibi mencari keberadaan Paman di sini. Rindu benar-benar takut menghadapi kemarahan Bibi jika sampai dia menemukan Paman ada di kamar Rindu." tutur Rindu dengan wajah memberengut.

Lagi-lagi Seno menarik napas beratnya dengan gusar. Dibelainya tangan mungil Rindu yang berada di dadanya. Sebelum dia kecup dengan penuh kelembutan. Dan jujur saja, perlakuan itu berhasil membuat jantung Rindu bergetar.

"Baiklah. Paman akan keluar dari kamar kamu. Tapi ingat janji kamu tadi, Sayang." balas Seno pada akhirnya. Dia akhirnya setuju untuk pergi.

Rindu mengangguk sembari mengeratkan pelukannya pada tubuh Seno."Rindu akan menunggu Paman di sini nanti malam." jawab gadis itu berbisik.

Sudut bibir Seno tertarik membentuk senyum miring. Dia merasa senang karena Rindu begitu mengerti akan dirinya. Lantas Seno kemudian mengurai pelukan Rindu. Dan beranjak dari kamar gadis itu. Meninggalkan Rindu yang tersenyum simpul karena berhasil membuat Seno menuruti permintaannya.

"Sepertinya setelah ini semuanya akan berjalan dengan mudah. Aku akan membuat Paman Seno benar-benar jatuh cinta pada ku, dan menuruti semua permintaanku. Termasuk menceraikan Bibi Hanum." kata Rindu menyeringai lebar.

Dengan santai gadis itu memasang kembali penyangga yang sempat Seno lepaskan. Tersenyum kecut karena kali ini dia tidak bisa merasakan kenikmatan dari permainan sang paman.

Setelah semua yang terjadi, Rindu sudah tidak lagi merasa terpaksa ketika melayani Seno. Karena dia pun juga menikmati sentuhan pria itu. Dan ingin terus merasakannya lagi, dan lagi.

|•|

Pukul tiga sore, Rindu baru keluar dari kamarnya. Setelah hampir setengah hari penuh dia habiskan bergelung di atas ranjangnya yang nyaman.

Tujuan gadis itu saat ini adalah dapur. Tenggorokannya terasa kering karena sejak pagi tadi belum sempat minum atau pun sarapan. Bagaimana mungkin dia bisa mengisi perutnya ketika melihat dua orang dewasa yang ada di rumah itu saling berselisih.

Suasana rumah sore ini terasa begitu sepi. Seperti tidak ada penghidupan selain dirinya. Tak ingin memusingkan hal tersebut, Rindu lantas menarik gelas kosong yang ada di atas rak. Lalu mengisinya dengan air dingin yang sempat dia ambil dari lemari pendingin.

Belum sempat ujung bibirnya menyentuh gelas, Rindu sudah dikejutkan dengan sepasang lengan kekar yang memeluk dirinya dari belakang. Disusul dengan kecupan ringan yang ada di atas ubun-ubunnya.

"Kamu sedang apa, hm?" tanya suara itu yang tak lain adalah Seno.

Rindu mendelik karena benar-benar terkejut."Ih, Paman. Hampir saja Rindu melempar gelas ini karena terkejut."

Seno terkekeh geli mendapati tingkah Rindu yang menggemaskan. Pria itu menenggelamkan wajahnya di surai gelap Rindu yang menguarkan bau harum. Membuat pikirannya seketika rileks dan nyaman.

Dengan kesal Rindu meminum air putih miliknya hingga tandas. Lalu meletakkan gelas kosong yang ada di tangannya dengan sedikit kasar.

"Jangan marah, Sayang. Paman benar-benar tidak bermaksud mengejutkan kamu. Maafkan Paman, ya." kata Seno mencoba membujuk Rindu.

Dengan enggan Rindu mengangguk dan melipat kedua lengannya di depan dada. Iris beningnya menatap penampilan sang paman yang tampak berbeda dengan penampilannya pagi tadi.

"Paman mau kemana?" tanya Rindu tak dapat menyembunyikan raut penasarannya.

Seno tak langsung menjawab pertanyaan dari Rindu. Pria itu ikut memperhatikan penampilannya sendiri dengan wajah masam.

"Tadi Bibimu meminta Paman untuk mengantarkannya ke toko baju." jawab Seno malas.

Rindu yang mendengarnya tampak menaikkan sebelah alisnya. Lalu tersenyum sinis sembari berkacak pinggang.

"Oh, jadi Paman dan Bibi sudah berbaikan?" tanya Rindu sarkasme. Entah kenapa dia tidak suka jika Seno dengan mudah berbaikan dengan Hanum.

Melihat wajah Rindu yang terlihat tidak bersahabat Seno lantas mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi. Pria itu mengatakan jika tadi Hanum tiba-tiba saja mendatanginya saat tengah duduk di teras rumah.

Awalnya keduanya kembali adu mulut karena Hanum masih belum terima disalahkan. Tapi kemudian wanita itu bersikap seolah menjadi korban dan mau memaafkan Seno asal pria itu mau menuruti keinginannya.

Seno tentu merasa heran dengan sikap Hanum. Semakin hari pria itu merasa semakin malas menghadapi sikap istrinya yang tempramen dan manipulatif. Namun karena dia merasa lelah, Seno akhirnya memilih untuk menuruti permintaan Hanum. Semata agar wanita itu tidak membuat ulah lagi.

"Paman jangan terlalu memanjakan Bibi. Kalau seperti itu terus, Bibi tidak akan sadar jika selama ini sikapnya salah." seloroh Rindu tak terima. Tentu saja dia merasa tidak suka jika Hanum merasa senang. Dia ingin membuat wanita itu selalu diliputi rasa kesal dan sakit hati.

Seno menghela napas lelah sembari mengangguk,"Lain kali Paman tidak akan seperti itu lagi. Hanum memang harus diberi ketegasan agar dia tidak berbuat seenaknya." timpalnya setuju.

Rindu mengangguk dengan senyum puas. Tanpa merasa takut kepergok bibinya yang sewaktu-waktu bisa datang kapan saja, gadis itu merapatkan dirinya pada Seno.

"Nanti malam jadi tidak, Paman?" tanya Rindu genit.

Seno yang mendapati tingkah nakal Rindu dibuat mengulum senyum. Dengan mesra dia merangkul pinggang mungil gadis itu. Lalu membisikkan kata-kata yang membuat wajah Rindu seketika merah padam.

"Dasar Paman nakal." rengek Rindu memukul lengan Seno yang terkekeh geli melihat tingkah malu-malu kekasih kecilnya itu.



Tbc.
_

_____

Kira² dibisikin apa ya si Rindu sama Seno??🤔🤔

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 340K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
17M 756K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
196K 21.5K 47
Menculik mempelai wanita tepat di hari pernikahannya, siapa yang berani melakukan itu selain Aldebaran Blackstone. Saat mengetahui gadis yang ia suk...
978K 89.6K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...