DARKENED

kkenzobt

54.1K 2.7K 190

⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Saat kecil cita-cita Ashlyn adalah menjadi peneliti yang... Еще

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18

14

1.4K 153 10
kkenzobt




Ashlyn menghabiskan waktunya di lab untuk membuat elixir. Walaupun hasilnya tak sebagus waktu itu, tapi ini merupakan elixir tingkat tinggi.

"Seberapa banyak yang akan kau buat?" Mark melihat botol-botol kecil yang telah Ashlyn buat beberapa hari ini.

"Aku akan memastikan setiap orang untuk mendapatkan satu."

"Ashlyn. Kau tau? Mereka tidak akan kembali menjadi manusia hanya dengan elixir."

Wajah Ashlyn terlihat murung. "Aku tau." Jika hanya dengan elixir mereka bisa normal, maka ayahnya sudah melakukannya sedari dulu. Tapi setidaknya ini bisa membantu mereka.

Mark mengelus kepala Ashlyn. "Jangan memaksakan diri. Kau juga perlu istirahat."

"Paman." Ashlyn menoleh dan melihat ke arah Mark yang berdiri di sebelahnya. "Apa yang terjadi dengan Fanaya sekarang?"

.

.

.

Ashlyn dikerubungi oleh para spesimen ayahnya yang tidak menginginkannya pergi. "Ashlyn akan pergi meninggalkan kami?"

"Jangan pergi Ashlyn."

"Aku masih ingin bersama Ashlyn."

Ugh, sikap mereka benar-benar tak sesuai umur. Bagaimana bisa mereka begitu menempel padanya padahal ia belum terlalu lama tinggal di rumah ini?

Ashlyn tersenyum, menenangkan mereka. "Aku akan segera kembali. Aku akan menemukan cara agar kalian tidak kesakitan lagi."

Mereka memeluk Ashlyn, seakan tak ingin ditinggalkan oleh wanita itu. "Cepat kembali Ashlyn."

Ashlyn tertawa, dia benar-benar seperti sedang mengurus adik besar. "Iya, jangan lupa minum elixir yang ku berikan pada kalian."

Sementara itu, Kylian yang menutup tubuhnya dengan tudung panjang hanya berdiri diam sembari bersandar di tempok melihat bagaimana teman-temannya itu berinteraksi dengan Ashlyn.

Ashlyn turun dari lantai dua dan bertemu dengan Mark dan Silvy. "Paman, Bibi, aku berangkat sekarang."

"Ya, dan ingat pesanku. Jangan membuat masalah dengan kerajaan." Ucap Mark, mengingatkan.

"Baik paman. Aku akan memberimu kabar jika sudah menemukan titik terang."

Untuk mencari bekas ekperimen ayahnya, Ashlyn pergi ke Fanaya yang ada di selatan. Ia sudah mendapat izin dari Mark dan Silvy. Bagaimanapun mungkin ia bisa menemukan titik terang jika mengunjungi tempat tersebut. Ia juga harus melihat kondisi rumahnya. Tapi yang ia tak tau adalah kenapa Kylian ikut dengannya?

Pria yang menggunakan tudung untuk menutupi warna kulit dan rambut mencoloknya itu hanya diam mengikuti langkah kaki Ashlyn. Sejak kejadian waktu itu, mereka belum berbicara lagi. Tapi Ashlyn sudah mendapat informasi dari Mark bahwa Kylian telah mendapatkan ingatannya kembali.

Berbekal peta yang diberikan oleh Mark, Ashlyn mencari jalan. Masa kecilnya selalu ia habiskan di dalam labratorium dan itu menyebabkan dirinya buta arah.

Beberapa jam Ashlyn berjalan, ia kembali melihat peta. Benarkah ini arah selatan? Sebaiknya ia bertanya pada orang sekitar. Ia bertanya pada seorang pedagang buah.

"Permisi, apakah anda tau dimana bekas pusat penelitian Fanaya berada?"

"Itu ke arah sana." Penjual buah tersebut menunjuk ke kanan.

"Terima kasih."

Ashlyn kembali melanjutkan langkahnya. Ia melirik Kylian yang masih tenang berjalan di belakangnya. Akhirnya setelah sekian lama berjalan, Ashlyn bisa melihat bukit yang ia kenali.

Ia menghela nafas lega. Sebentar lagi ia sampai. Ia ingin istirahat tapi disaat bersamaan ia lebih ingin cepat sampai tujuan.

Tiba-tiba pandangan Ashlyn menjadi gelap. Ia merasakan sebuah dada keras menyentuh punggungnya dan sebuah tangan baru saja menutup kedua matanya. "Apa yang kau lakukan?!" Ia menarik lepas tangan Kylian yang menutupnya. Wanita itu sudah akan memarahinya tapi ia lebih dulu tersadar bahwa mereka sudah ada di belakang pusat penelitian.

Ashlyn melihat Kylian yang masih diam seakan tak bersalah.

"Tunggu, jadi kau bisa melakukannya? Lalu kenapa kau tidak melakukannya dari awal?!" Jika Kylian bisa teleportasi ke tujuan, kenapa sedari tadi ia harus bercapek-capek hingga kehilangan arah?

"Kau tidak bertanya."

Ashlyn menghela nafas lelah. Kakinya sudah pegal dan ia tak ingin menghabiskan energi untuk marah-marah tak jelas. Lagi pula ia memang tak bertanya pada Kylian, jadi dia tak bisa menyalahan pria itu. Ya, walaupun ia tetap sedikit kesal.

Ashlyn melihat sekeliling. Ini adalah belakang pusat penelitian, tak jauh dari tempat mereka berdiri merupakan hutan. Menurut yang Ashlyn dengar dari Mark, tempat tersebut telah disegel dan dijaga oleh kesatria.

Bangunan yang dulu berdiri kokoh tersebut telah banyak hancur. Mungkin karena ledakan besar waktu itu.

Ashlyn berjalan ke samping, menuju rumahnya yang ada di sebelah pusat penelitian. Langkahnya terhenti saat melihat kondisi rumahnya yang diselimuti oleh tanaman merambat. Ini baru setahun lebih tapi kenapa itu seakan telah tumbuh belasan tahun?

Ashlyn menuju pintu masuk. Tangannya menyentuh tanaman merambat tersebut dan tanaman tersebut menggeliat. Beberapa sulur menghampirinya, seakan menyapanya. Tiba-tiba Ashlyn teringat sesuatu.

"Lily?"

Seakan mengerti, sulur tersebut mengusap pipi Ashlyn. Ia bahkan sempat melupakan eksperimen besar pertamanya itu. "Apakah kau sehat? Maaf meninggalkanmu lama."

Kylian melihat interaksi aneh Ashlyn. Sekarang wanita itu sedang berbicara dengan tanaman. Tapi Kylian sekarang merasakan sihir dalam tanaman tersebut. Padahal tadi itu hanya seperti tanaman biasa yang menyelimuti rumah.

Ashlyn masuk ke rumah yang sudah setahun lebih kosong. Tempat tersebut terlihat berantakan, seperti bekas diobrak-abrik. Debu sudah menyelimuti lantai dan perabotan. Membuat jejak kaki mereka tertinggal di lantai.

Hari ini Ashlyn terlalu lelah untuk bersih-bersih. Wanita itu naik ke kamarnya, sedangkan Kylian masih melihat sekeliling. Ini pertama kalinya ia masuk ke rumah Eder. Matanya menangkap bingkai yang sudah tidak dalam posisi sempurna. Di sana menampilkan foto Eder dan Ashlyn saat kecil. Keduanya terlihat tersenyum bahagia.

"Aaaa!"

BRAAKK!

Kylian menoleh ke atas dimana suara teriakan Ashlyn terdengar. Dengan cepat pria itu berpindah tempat. Ia sudah berprasangka buruk, tapi suara gelak tawa membuat Kylian merasa lebih tenang.

Di sana, Ashlyn sedang terbaring sembari tertawa saat seekor anak naga yang seukuran anak kambing sedang bermain di tubuhnya. Hewan itu tiba-tiba lari ke bawah tempat tidur saat melihat Kylian.

"Oh kenapa kau lari?" Ashlyn melihat ke kolong tempat tidur. "Keluarlah." Ia berusaha mengeluarkan hewan tersebut tapi sepertinya dia tidak mau keluar.

Ashlyn pun menyerah. Sekarang ia harus memikirkan cara untuk membersihkan kamar berdebu miliknya.

.

.

.

Ashlyn tak tau bahwa ia harus menghabiskan banyak waktu hanya untuk membersihkan satu kamar. Ia merebahkan dirinya di ranjang. Rasanya begitu nyaman karena seharian ia begitu lelah.

Di sela istirahatnya, perut Ashlyn tiba-tiba terasa berat. Kadal bersayap itu sekarang ikut berbaring di atas tubuh Ashlyn.

Ashlyn ingat hewan itu merupakan salah satu hewan di laboratorium yang ditangani oleh paman Rusel. Ia tak menyangka akan bertemu dengannya lagi. Apakah jika ia berhasil masuk ke dalam lab, ia akan menemukan sesuatu yang lain?

Ngomong-omong, ia sedari tadi tak melihat Kylian.

Sementara itu Kylian sedang duduk di atas atap rumah. Cuaca malam terlihat cerah. Matanya melihat jauh ke arah istana yang tampak kecil. Suara-suara itu kembali berbisik, memintanya untuk segera membalaskan dendam.

Kylian menoleh ke arah gedung laboratorium yang sudah hampir tak berbentuk. Segel terlihat mengelilingi tempat tersebut dan dua penjaga berdiri di depannya.

Kenangannya dengan Eder kembali terputar. Ia telah banyak melewati kesulitan. Jika mau, ia tak ingin mengingat saat tubuhnya tercabik dan ia hampir kehilangan nyawa.

"Kylian, pergilah dan hiduplah dengan bahagia."

Itu adalah pesan terakhir Eder padanya. Profesor.. apa itu kebahagiaan?

Setelah lama menghabiskan waktu di luar, Kylian masuk ke kamar Ashlyn untuk melihat keadaan wanita itu. Dia sedang tertidur dengan naga di sebelahnya. Kylian menatap wajah yang sedang tertidur damai. Dia adalah putri Eder yang merupakan sumber kebahagian profesor itu.

Kenapa Eder bisa begitu bahagianya hanya karena satu orang ini?

Tangan Kylian terangkat di atas tubuh Ashlyn. Dia bahkan tak pernah mewaspadai sekitarnya. Dan dia sangat mudah hancur dengan kepalan tangan.

Naga kecil yang awalnya tertidurpun terbangun dan menunjukkan sikap waspada terhadap Kylian. Ia menggeram, seakan mengetahui ada tanda bahaya. Karena tak ingin membuat Ashlyn terbangun, pria itu pun memilih pergi.

Keesokan harinya, Ashlyn bersiap untuk pergi ke laboratorium. Ia melihat dari jendela yang berdebu, tempat itu tersegel dengan sihir kuat dan dua penjaga berdiri di depan. Sebelum itu, sepertinya ia harus memikirkan bagaimana cara ia masuk ke sana tanpa ketahuan? Ia bukan penyihir petarung dan tak tau cara melepaskan segel sekuat itu.

Ashlyn menoleh ke arah Kylian yang berdiri tak jauh darinya. "Apakah kau bisa berteleportasi ke dalam lab?"

"Mungkin." Jawab Kylian. Ia juga belum pernah mencoba memasuki tempat yang bersegel.

"Benarkah?" Ahslyn langsung menghampiri Kylian dan meraih lengan pria itu. "Kalau begitu ayo kita pergi." Setelahnya Ashlyn berpikir sejenak. "Bagaimana caranya? Apakah aku harus memelukmu?"

Tanpa diduga, Ashlyn benar-benar memeluk Kylian. Wanita itu melingkarkan tangannya di pinggang Kylian dan memejamkan mata. Setelahnya, ia kembali membuka mata tapi mereka masih ada di tempat yang sama. Wanita itu mendongak, melihat keterdiaman Kylian.

Baru saja Ashlyn ingin berucap, tapi tangan Kylian telah lebih dulu meraih belakang kepalanya dan membawa kepala Ashlyn ke dadanya. Tubuh mereka perlahan menghilang, dan sebelum itu naga kecil yang sedari tadi bersembunyi itu terbang ke arah mereka dan menghilang bersama.


Bersambung...

Продолжить чтение

Вам также понравится

2M 102K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
[GTAE] Hell-(o)f a Love kwonjitae

Любовные романы

2.2K 230 6
[MATURE] [UP ONCE IN A WEEK] "Ah... sekarang aku tahu bagaimana caranya membungkam mulut berisik yang selalu menggangguku ini," lirih Jiyong tepat di...
Bricia's world Potta

Фэнтези

1.1M 94.5K 47
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
Mommy? yuzii

Фэнтези

750K 67.9K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...