After Sunset

Par KimRarha27

1.4K 177 74

Yechan sang Evil's Hunter akhirnya menemukan kekasih Dari masa lalu, Jaehan yang ternyata keturunan Dari Star... Plus

Bab 1 : first sign
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21

bab 17

82 7 0
Par KimRarha27

Rasa sakit tak tertahan menggerogoti kepala Yechan, dengan keras Yechan menarik rambutnya atau memukul-mukul kepalanya...samar-samar ingatan mematikan itu datang kembali.

"Appa...aku mohon...perintahkan para pengawal melepaskan Yechan ! Lepaskan dia Appa, aku berjanji akan meninggalkannya."
Dengan wajah dan tubuh yang sudah di penuhi luka, Yechan yang tengah berlutut lemah dengan nafas tersengal. Keperihannya bertambah kala melihat Jaehan yang kedua tangannya di pegangi pengawal-pengawal ayahnya, berlutut memohon agar diri nya di lepaskan.

Tentu Yechan dan Jaehan tau betul itu hanya sebuah kesia-siaan belaka. Ayah Jaehan adalah raja dari bangsawan Kesatria bintang yang terkenal berwatak keras dan teguh pada pendirian nya. Hanya tetesan air mata dan rengekkan manja anak nya tidak akan pernah menggoyahkan sedikitpun prinsip nya atau keputusan yang telah dia buat.

"Sudah cukup terlambat anak ku, kuperintahkan kau sejak lama untuk meninggalkan bangsa hunter ini tapi kamu malah membangkang. Kini...tak ada waktu untuk mundur barang selangkah." Ucap Tegas raja Kim seraya mendongakkan kepalanya menatap langit yang kala itu mengkelabu petir pun bersahutan, seperti ikut menangisi nasib buruk Jaehan dan Yechan hari itu.

"Appa...aku mohon !! Dengarkan aku, aku tidak akan menemui nya lagi. Aku tidak akan sudi mengenalnya bahkan dalam kehidupan kedua ku. Tapi jangan sakiti dia, lepaskan Yechan. Setelah ini aku akan patuh...aku akan..."

Belum juga habis permohonan Jaehan, Ayahnya sudah memberi isyarat kepada seorang prajurit untuk mengayunkan pedangnya.

Sebuah pedang besar dengan ukiran naga dan macan di gagangnya sebagai tanda kekuasaan dan kekuatan juga mata pedang yang dengan mata telanjang saja bisa di lihat begitu tajam dan runcing. Di ayunkan tanpa keraguan.

"Maaf kan aku pangeran" bisik prajurit yang ternyata adalah paman yang menjemput saat Jaehan bertemu Yechan kala itu. Dengan setengah hati yang hancur namun tidak bisa menolak titah Raja nya prajurit itu tanpa ragu menghujamkan pedang itu ke dada Yechan.

Tentu Jaehan yang melihat itu menjerit sejadi nya. Melihat Kekasih nya mati di depan matanya sendiri, menarik kedua tangan yang di cengkram hingga terlepas. Jaehan berlari menghampiri Yechan yang sudah nyaris meregang nyawa.

"Yechaaaaaaannnnnn......aku mohon bertahan lah. Jangan tinggalkan aku...ku mohon !!"

Meraih tangan sang kekasih yang sudah berlumur darah nya sendiri, tetes demi tetes air mata  Yechan tak bisa lagi di tahan. Menahan sakitnya pedang yang menembus dadanya, juga kenyataan yang harus dia hadapi untuk meninggalkan kekasihnya sendirian.

"Ma...maaf kan aku Jaehan. Berjanji lah kamu akan hidup bahagia setelah ini. Setidak nya kali ini biar aku yang mati." Ucap terakhir Yechan sebelum menghembuskan nafas terakhir nya.

"Tidaaaaaakkkkk....bangun Yechan ! Katakan kamu bercanda seperti biasa. Banguuunnnn !!! Aku tidak bisa hidup tanpa mu. Yechaaaaaaannnnnn !!"

Seseorang yang dari tadi menatap perih Yechan dan Jaehan menghampiri  keduanya. Dengan berlinangan air mata dia merangkul pundak Jaehan.

"Sudah lah hyung, Yechan sudah pergi !" Seru nya

"Andwae....andwaeeeeee....Jang Seung min-ah kata kan pada eomma ku. Aku minta maaf."

"Ma...maksud hyung ?"

Tidak menjawab, tidak berkata apa-apa lagi. Jaehan mengkhunus pedang yang masih menancap di dada Yechan. Dan dengan kekuatan tersisanya...dia menancapkan pula pedang itu ke dadanya sendiri, menembus bukan cuma tubuhnya. Tapi takdir yang dia tau bila dia jalani tanpa Yechan hanya akan mebuatnya seperti mayat hidup.

"Jika kau meminta ku untuk hidup bahagia ...itu berarti hanya hidup dengan mu... Yechan."

Ingatan itu...ingatan yang membuat sekujur tubuh Yechan gigil dan sakit malam itu, malam disaat Jaehan menemukannya demam. Tak ada yang bisa membuatnya serasa mati dua kali, selain mengingat apa yang terjadi di kehidupan nya yang lalu.
.
.
.
                              * * *
Seolah tidak pernah datang sebelum nya, Jaehan terus menerawang ke seluruh sudut ruangan. Duduk tenang di sofa sambil memperhatikan Yechan yang sibuk menyiapkan sekedar makanan dan kopi untuk menemani mereka berbincang.

"Hyung seperti baru kesini." Ucap Yechan saat menghampiri Jaehan yang duduk tenang menunggunya selesai membawakan makanan dan minuman.

"Hanya sedikit canggung kali ini, aku merasa kita seperti..."

"Berkencan ?"

Yechan meneruskan kata-kata Jaehan dan selalu berhasil membuatnya tersipu malu. Jaehan tersenyum tanpa mengangguk apalagi berkata iya.

"Benarkah aku tidak apa-apa disini ? Bagaimana jika Hyuk muncul tiba-tiba, dia akan mencekik ku lagi."

Yechan langsung menutup mulut Jaehan lembut, agar Jaehan berhenti membicarakan Hyuk.

"Berhentilah membicarakan orang lain di tengah kencan kita. Bukan kah itu menggangu ?"

"Kencan ???"

Entah berlagak bingung atau memang benar bingung. Jaehan malah bertanya kembali.

"Kan Hyung merasa kita seperti sedang berkencan."

"Itu kamu yang bilang, Yechan."

"Tapi benar kan ?!!"

"Berhentilah menggoda ku, Yechan !"

"Kenapa, aku suka menggoda Hyung. Melihat kedua pipi hyung akan berubah memerah karna malu, itu menyenangkan."

Jaehan langsung menutup kedua pipinya itu. Tentu dengan senyum manis khas nya yang selalu tersungging saat dia merasa salah tingkah.

"Aku akan habis oleh Hyuk jika dia dengar kamu bicara begitu."

"Aaisshhh...hyung. berhentilah bicara soal Hyuk saat kita bersama, itu mengganggu."

"Kenapa kamu merasa terganggu ? Bukan kah kalian tidak ada hubungan apa-apa?"

"Karna itulah, berhenti membicarakan nya ! Bicarakan soal kita saja, atau...aku akan.."

"Akan apa, Yechan ? Apa yang akan kamu lakukan jika aku menyebut nama Hyuk lagi ?"

"Coba saja jika ingin tau, asal Hyung Tidak menyesal."

Seperti menantang, Jaehan tak gentar menyebut nama Hyuk lagi. Meski niatnya hanya untuk menggoda Yechan, bahkan dia tidak tau akibatnya akan sefatal itu.

"Hyuk akan sangat cemburu jika a..."
Belum sempat menyelesaikan kata-kata nya, Jaehan terbungkam tak bisa bicara saat bibir Yechan menempel di bibirnya sejenak.

"Yechan..."
Jaehan terlihat kaget sembari menutup bibirnya dengan tangan nya.  Namun tidak marah, dia hanya sedikit tidak siap dengan sesuatu yang tiba-tiba seperti itu.

"Hyung tidak suka, hyung marah ?"

"Bukan begitu, aku hanya terkejut karna kamu melakukan nya tiba-tiba."

"Jadi hyung suka ?"

"Di bilang suka, kita bukan siapa-siapa. Bahkan kamu tidak menyatakan sesuatu seperti..."

"Jhoahae yo, Jaehan hyung saranghae yo."

"Yechan jangan bercanda..."

"Aku serius, Hyung. Apa Hyung tidak bisa melihat nya ? Bukan kah sikap ku terlihat jelas, aku begitu menyukai hyung. "

Kali ini Jaehan tidak menjawab dengan kata-kata. Dia berinisiatif mencium bibir Yechan lebih dulu, tidak perduli Yechan akan membalasnya atau menafikkan nya.

Sedikit lumatan lembut di bibir Yechan, membuat Yechan memejamkan matanya dan perlahan membuka bibirnya. Membalas lumatan itu tak kalah lembut, hati-hati memperlakukan nya untuk pertama kali. Setidaknya di kehidupan ini, pagutan-pagutan tanpa mencari dominan berlangsung tidak terlalu lama.

Kedua mata itu kini saling menatap penuh binaran cinta di sorot matanya.

"Na do saranghae, Yechan."

Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Jaehan.

"Ah...sebelum lupa."

Yechan mengeluarkan sesuatu dari saku nya. Kalung pelindung Jaehan, serpiha Supernova yang terjatuh di kamarnya ketika Jaehan membatu merawatnya saat dia demam saat itu.

Perlahan Yechan memakaikan nya di leher Jaehan.

"Kalung ku, bagaimana bisa ada pada mu ?"

"Hyung menjatuhkan nya hari itu, saat aku keluar melihat Hyuk menyakiti Hyung. Sebenarnya aku ingin mengembalikan nya, tapi keadaan tidak memungkinkan."

"Terlepas ini pelindungku, aku lebih mengartikan nya sebagai tanda cinta kita. Entah bagaimana, aku merasa liontin ini ada kaitannya dengan kita dia selalu mengikat kita secara tidak langsung."

Senyum Yechan merekah, tentu Yechan sudah tau sejarah kalung pusaka yang sebenarnya milik nya di kehidupan sebelumnya. Jika waktu nya tiba, Jaehan juga akan mengetahui itu.

"Benarkah ? Itu berarti kita tidak boleh terpisah lama-lama."

Jaehan memicingkan matanya, pandangan penuh curiga akan kata-kata kekasih nya.

"Apa maksud kata-kata mu itu, Yechan ?"

Mendekatkan bibir nya ke telinga Jaehan

"Kita akan tinggal bersama mulai saat ini."

Jaehan melotot, berniat lari namun sudah terlambat untuk kabur. Tangan Yechan terlalu cepat untuk nya, tubuhnya kini sudah berada di pangkuan Yechan.

"Jangan mencoba untuk kabur, Jaehan."

Jaehan merasa merinding ketika merasakan hembusan nafas Yechan di tengkuk lehernya.

"Kita baru saja menjadi sepasang kekasih, bukan kah terlalu cepat untuk tinggal bersama ?"

"Bagaimana jika...tidur bersama..."

Sebuah kecupan mendarat di leher Jaeahan. Jaehan memejamkan matanya karna merasakan sekujur tubuhnya seperti tersetrum.

"Ye... Yechan-ah..."

"Hmm..." Yechan tentu tidak akan melewatkan kesempatan itu. Menahan setengah mati gejolak dalam diri nya selama ini, lagi pula mereka adalah sepasang kekasih sejak di kehidupa sebelumnya.

Sibuk mencumbu, memberi tanda biru keunguan di sekitar leher Jaehan. Tangannya pun perlahan menyusup kedalam kaos Jaehan, mengusap lembut punggung nya.

Jaehan terlihat lebih malu-malu di awal, hanya sedikit desahan dan sentuhan-sentuhan lembut pada punggung dan perut Yechan.

"Apa Hyung juga mau melakukan nya pada ku ?"

Bisik Yechan setengah mendesah merasakan hasrat yang menjalar dari sentuha tangan kekasih nya itu.

"Apa ?"

"Kisseu markeu"

Menatap Yechan ragu, meski akhirnya mencoba juga. Tidak terlalu kuat di setiap hisapan, namun itu mampu membuat Yechan mengerang dan mendesah menyebut namanya.

Untuk kemudian, bibir mereka menyatu lagi. Lumatan dan pagutan kini menjadi perebutan dominasi, tentu Yechan memenangkan itu. Lidah Yang saling menaut dan pertukaran saliva...tak terasa entah bagaimana dan kapan. Mereka sudah melepas pakaian bagian atas.

"Yechan-ah...bisakah melakukan nya di kamar mu. Ini pertama untuk ku, bisa kah pelan-pelan?"

Dengan mudah Yechan mengangkat tubuh yang lebih kecil dari tubunya itu, menggendong bak mempelai wanita menuju kamarnya.

"Ini juga pertama untuk ku, aku tidak tau apa akan sakit untuk hyung. Tapi...aku akan melakukan nya perlahan."

Berpindah ke dalam kamar, bahkan untuk yang pertama kali mereka melakuka nya berkali-kali semalam suntuk. Seperti tidak ada kata lelah dan bosan.

"Untung lah besok aku libur, rasanya aku akan kesulitan berdiri." Gumam Jaehan sebelum terlelap.

Yechan hanya terkekeh mendengar nya, memeluk erat Jaehan yang terbaring di sampingnya.

"Hyung harus minum penghilang rasa dakit, atau painkiller lainnya."


Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1.1M 19.5K 44
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
1.4M 53.7K 55
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...
love story Par jaehan

Mystère / Thriller

3.7K 401 55
Hubungan yechanjaehan yang awalnya sangat menyedihkan dan penuh dengan kekacauan, perlahan" berubah menjadi manis dan penuh cinta 🥺😍
1.1K 151 16
Cerita tentang Yechan yang harus pindah ke sekolah baru nya dan tinggal di dorm khusus siswa laki-laki. Dia bertemu dengan Junghoon dan Kevin sebagai...