Cinta Sang Prajurit (END)

By zardnst

159K 11.4K 829

Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk voteny... More

Karakter
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
info
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Minta Saran
Bab 38
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
info
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
promosi
sad info
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
info info
Bab 76
Bab 77
Bab 78
Bab 79
Bantu ramein
Bab 80
Bab 81
Bab 82
Bab 83
Bab 84
Bab 85
Bab 86
info info
Bab 87
promo lagi
Bab 88
Bab 89
Bab 90
Extra Bab Part 1
Extra Bab Part 2
info lagi
Mampir mampir

Bab 39

1.3K 103 2
By zardnst

Selamat menikmati..



















































































































"Eh kalian, bunda kemana git?" Tanya chika yang datang membawa laporan pasien.

"Masih operasi chik, sini duduk dulu ada yang mau gua bicarain sama lu." Ucap gito dan beranjak dari duduknya lalu membiarkan chika duduk dekat shani.

Gito berjalan menuju meja bundanya, dia mengambil bangku bundanya untuk duduk berhadapan dengan chika dan shani.

"Mau ngomong apaan git?" Tanya chika bingung.

"Lu tau soal masalah aran." Ucap gito.

"Gak tau git, sudah sebulan gua sama dia gak ada komunikasian. Gua juga gak tahu dimana dia, gitu juga keluarganya mereka gak tahu kemana aran." Jelas chika yang masih menunggu kabar aran.

"Lu mau bantu gua gak, ini mengenai aran soalnya." Ucap gito dengan wajah serius.

"Bantu apaan git?" Tanya chika.

"Sebenarnya aran itu ada masalah di mabes, dia saat ini ditahan untuk tidak bertemu dengan siapapun. Kalau lu mau bantu gua bujukin aran biar berubah jadi lebih baik lagi, gua janji akan menjamin kebebasan aran." Jelas gito memberi sebuah penawaran untuk chika.

"Emang kasus aran apaan sampai dia harus ditahan?" Tanya chika yang masih belum paham sama keadaan aran yang sebenarnya.

"Ada kasus yang gak bisa gua jelaskan detailnya, karena ini kasus rahasia. Gua cuma minta lu buat bujukin dia berubah menjadi lebih baik lagi, tapi kalau dia masih sama belum berubah juga setelah gua lepaskan. Gua akan serahkan dia ke pengadilan militer, dan bisa saja dia akan dihukum lebih berat lagi." Ucap gito menjelaskan efek tidak ada perubahan dari aran.

"Kalau dia berubah jadi lebih baik lagi, kita semua sebagai sahabat lu akan merestui hubungan kalian." Sambung gito memberi penawaran menarik untuk chika.

"Lu bisa pikirkan ini, tapi kalau bisa jangan kasih tahu ke keluarga dia. Karena gua hanya mau lu aja yang tahu kalau aran di penjara militer saat ini." Lanjut gito menjelaskan keberadaan aran.

"Lu bisa kasih tahu salah satu kasus yang menjerat aran masuk penjara militer?" Tanya chika.

"Dia sebenarnya baik-baik saja, tapi bodohnya dia malah terjebak dalam ide bodoh rekannya yang bernama cristian. Dan mereka berbuat kerusuhan di dalam internal mabes TNI AD, tapi dia gak separah cristian yang ingin membocorkan data militer indonesia ke pihak teroris." Jelas gito masalah yang dihadapi oleh aran.

"Separah itu git masalah aran?" Kali ini shani yang bertanya.

"Iya ci, dia sudah buat masalah untuk menjatuhkan tim delta. Dan menjelekkan semua anggotanya, itu atas hasutan dari cristian. Tapi sayangnya mereka salah memilih lawan, jadinya mereka berdua masuk penjara militer dan yang menjerumuskan dia kesana ya kami berenam." Jelas gito menjawab pertanyaan dari shani.

"Gimana chik? Kalau kamu mau bantu gito dan teman-temannya, aran bisa bebas tapi kamu harus memastikan dia benar-benar tidak terjerumus kembali ke dalam masalahnya itu." Kali ini shani yang membujuk chika.

"Gua gak maksa sih chik, silahkan lu pikirkan semuanya. Kalau lu sudah buat keputusan langsung lu kasih tahu ke gua chik." Ucap gito tersenyum ke arah shani dan chika.

"Baiklah git, gua akan coba mikirin tawaran dari lu. Gua juga ingin melihat aran, dan tenang saja gua gak akan kasih tahu keluarganya aran." Jelas chika.

"Kalau gitu git, ci. Aku pamit duluan ya, tolong git kasih bunda dokumen itu. Soalnya tadi pagi bunda minta dokumen pasien yang gua tanganin kemarin." Sambung chika dan berpamitan ke gito juga shani.

Chika pun pergi meninggalkan ruangannya indah, di dalam ruangan itu tinggal shani dan gito saja.

"Git, kamu yakin melibatkan chika dalam masalah ini?" Tanya shani yang masih bingung.

"Yakin ci, karena ini cara terbaik untuk membuat aran berubah." Jelas gito tersenyum.

"Terus, bagaimana dengan cristian? Apa kalian tidak membuat dia berubah juga?" Tanya shani kembali.

"Dia tidak ci bisa dibuat berubah ci. Zean, adel, daniel dan olla sudah berusaha membujuk tian untuk berubah. Tapi tiannya tidak ada niat untuk berubah, dan dia memilih untuk berkhianat serta bungkam." Jelas gito tentang cristian yang sudah terlalu bebal untuk berkhianat.

"Kamu yang sabar ya, semenjak kepergian rian. Mereka berdua malah berulah seperti ini." Ucap shani memegang lembut tangan gito.

"Iya ci, aku tetap berusaha membuat mereka kembali seperti dulu. Tapi sepertinya itu percuma saja ci." Ucap gito sedikit lesu.

"Gak papa, kamu sudah berusaha. Kalau memang mereka gak mau berubah itu bukan salah kamu." Ujar shani menguatkan gito.

Mereka melanjutkan ngobrol berdua sambil menunggu indah, melody dan gita selesai operasi. Berbagai hal random mereka obrolin, canda tawa terdengar di dalam ruangan itu.

Tepat pukul 11, gracio dan kedua putrinya datang ke ruangan indah.

"Assalamu'alaikum." Ucap gracio lalu masuk ke dalam.

"Wa'alaikumsalam." Balas shani yang masih duduk disana dan gito tertidur di atas paha shani.

"Eh shani, kamu sudah lama disini?" Tanya gracio kaget.

Gracio masuk bersama kathrin dan gracia dibelakangnya.

"Eh cici." Ucap kathrin dan gracia bersamaan.

"Shani sudah lama yah, ini sampai gito ketiduran juga yah." Ucap shani.

"Hai gege, hai atin." Sapa balik shani.

"Ci bang gito sudah lama tidurnya?" Tanya kathrin yang duduk di sebelah shani.

"Baru setengah jam kok tin." Balas shani.

Gracio duduk di bangku kerja indah, sedangkan gracia duduk di sofa tunggal samping kathrin.

"Shan, bunda sudah lama operasinya?" Tanya gracio.

"Sudah yah, dari jam 9an itu kayaknya yah." Jawab shani sambil mengelus kepala gito.

"Ci, gege mau nanya sama cici." Ucap gracia.

"Tanya aja ge." Balas shani.

"Gini ci, menurut cici sean itu gimana?" Tanya gracia.

"Ya cici gak tau ge, yang cici tahu dia baik sama tanggung jawab." Balas shani yang bingung sama pertanyaan gracia.

"Tumben ci ge nanya begitu?" Tanya kathrin.

"Cici cuma sedikit ragu aja tin sama sean, akhir-akhir ini dia sibuk banget sama kerjaannya." Jelas gracia sedikit lesu.

Sean itu pekerja keras, adiknya daniel itu benar-benar kalau sudah berhadapan sama yang namanya berkas dan dokumen pasti bakal lupa sama waktu.

"Tenang aja ge, kalau dia selingkuh daniel yang mukul dia." Ucap gito yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Eh bang gito." Ucap gracia kaget.

"Abang sudah dengar kok keresahan kamu itu, tenang aja kalau sean macam-macam abang sama daniel yang ngurusnya." Jelas gito yang kembali duduk di samping shani.

"Makasih bang gito." Ucap gracia tersenyum.

Dia bahagia karena gito selalu membuat gracia tenang saat dia merasakan keresahan tentang pacarnya.

"Ge, kamu itu harus sabar. Sean itu gila banget sama kerjaan, jadi kamu gak perlu khawatir kalau dia selingkuh. Karena selingkuhan dia itu cuma berkas dan dokumen kantor." Ucap gito yang berdiri ingin keluar dari ruangan.

"Iya bang." Balas gracia masih dengan senyumannya.

Gito berjalan keluar ruangan, dia berencana mau ke kamar mandi sambil jalan-jalan keliling rumah sakit.

"Kamu mau kemana?" Tanya shani melihat gito jalan menuju pintu.

"Mau ke kamar mandi ci, sekalian mau jalan-jalan lihat pasien yang dirawat." Ucap gito memegang knop pintu.

"Yaudah cici ikut." Ucap shani berdiri menyusul gito.

"Kalian nempel banget." Ucap gracio, kathrin dan gracia bersamaan.

Gito dan shani yang melihat itu hanya tersenyum malu, bisa-bisanya ayah dan kedua adiknya ucapin hal yang sama.

"Ge, tin, kalau bunda udah kesini telpon abang ya." Ucap gito.

"Iya bang." Balas kathrin.

Gito dan shani pergi keluar dari ruangan indah, dia melihat dhike bersama shanju ngobrol berdua.

"Eh bang dhike." Ucap gito kaget.

"Lah git, ngapain lu disini?" Tanya dhike yang ikutan kaget.

"Lah ini ruangan bunda gua bang." Ucap gito menunjuk ke arah ruangan dia keluar tadi.

"Terus lu ngapain disini bang?" Kini giliran gito yang bertanya.

"Mau nemuin istri gua dong." Ucap dhike dengan sombongnya.

"Jangan bilang istri lu kak shanju?" Tanya gito gak percaya.

"Iya, gua suaminya ghaida." Balas dhike masih dengan sikap tengilnya.

"Oh lu suaminya kak ghaida, tapi gua anak bosnya kak shanju." Kini giliran gito yang membalas ketengilan dhike.

Dhike dan gito terus bertingkah kayak anak kecil, shanju dan shani hanya geleng kepala melihat kelakuan mereka berdua.

"Aaarrggghhhh." Teriak gito dan dhike bersamaan.

Yaps, kuping mereka langsung ditarik sama shani dan shanju karena masih aja ribut kayak anak kecil.

"Ci lepas sakit ci." Ucap gito yang masih menahan sakit.

"Yang sakit yang." Ujar dhike yang sama-sama merasakan sakit ditelinganya karena jeweran dari istrinya.

"Makanya jangan kayak anak kecil." Balas mereka berdua bersamaan.

"Iya." Ucapa dhike dan gito.

Jeweran itu langsung di lepas sama shanju dan shani, gito juga dhike langsung memegang kuping mereka karena kesakitan.

"Ayo tadi katanya mau ke toilet." Ajak shani dengan wajah datarnya.

"I-iya ci." Balas gito sedikit takut lihat shani marah.

"Yaudah kak ghaida sama bang dhike kami duluan ya." Ucap shani berpamitan kepada ghaida dan dhike.

"Iya shan." Balas shanju.

Shani dan gito pun berjalan meninggalkan shanju sama dhike. Gak jauh mereka berjalan, dhike memanggil gito.

"Gitoo." Panggil dhike.

Gito yang namanya dipanggil langsung berbalik ke arah dhike.

"Apa bang?" Tanya gito.

"Sore nanti temuin jenderal abimana, tadi ajudannya nitip pesan buat lu karena mereka gak ketemu sama lu di mabes." Jelas dhike menyampaikan pesan yang diberikan kepadanya untuk gito.

"Oke bang aman." Balas gito.

Gito pun langsung jalan kembali bersama shani, saat selesai dari toilet. Shani masih aja mendiamkan gito, tidak ada obrolan diantara mereka berdua. Hanya ada keheningan saat mereka berkeliling rumah sakit.

"Ci udah dong, aku minta maaf ci." Ucap gito memulai obrolan mereka

"Hmm." Hanya deheman yang shani balas.

Mereka tetap berjalan, shani sesekali menyapa pasien yang ada disana. Gito hanya diam melihat interaksi shani dengan para pasien.

Gak lama, mereka sudah sampai ke ruangan indah kembali.

"Assalamu'alaikum." Ucap shani membuka pintu ruangan.

"Wa'alaikumsalam." Balas mereka bersamaan.

Shani dan gito masuk, disana sudah ada indah, melody, gracio, gita, kathrin, dan gracia. Mereka kumpul semua di ruangan indah.

"Mi, papi mana kok gak datang bareng kitty?" Tanya gito yang sudah duduk di samping melody dan memeluk lengan melody.

"Papi sama kitty lagi ada meeting jadi gak bisa ikut." Balas melody dengan lembut.

"Kalian sudah makan?" Tanya indah.

"Belum bun." Ucap gito dan shani bersamaan.

"Yaudah tuh, tadi sudah bunda pesanin buat kalian." Ucap indah menunjuk ke arah nasi kotak yang ada di meja kerjanya.

Shani dan gito pergi mengambil nasi buat mereka berdua.

Setelah itu mereka duduk, kali ini gito dan shani duduk sedikit berjauhan.

Mereka berebam bingung melihat gito dan shani, yang biasanya duduk nempel kayak layaknya prangko. Malah ini mereka berdua duduk berjauhan.

Saat gito membuka nasi kotaknya, hp gito langsung bergetar.

Drrrttt

Drrrttt

Gito langsung mengambil hp itu dan mengangkat teleponnya.

Pov telp.

Daniel.

Hallo ada apa niel?

Git lo dimana?

Dirumah sakit, ada apa itu?

Gawat git, cristian memberontak saat gua sama olla misahin dia sama aran.

Sudah kalian tahan mereka berdua?

Sudah git, mereka sudah kita pindahin selnya. Sekarang lo datang dulu kesini, bisa bahaya kalau dia berontak kembali saat dia sendirian di selnya.

Iya bentar gua kesana sekarang.

Oke git kita tungguin.

Tuttt

Telepon langsung dimatiin sama daniel, gito yang ingin makan pun mengurungkan niatnya. Dia langsung menutup kembali kotak nasinya itu.

"Bun, yah, mi, gito langsung ke markas ya." Ucap gito merapihkan pakaiannya.

"Loh makan dulu nak." Ucap indah.

"Nanti aja di kantor bun, ada hal urgent yang harus gito kerjakan sekarang." Ucap gito memakai jas kerjanya.

"Masalah apa nak?" Tanya melody.

"Tahanan gito memberontak mi, gito harus mengurus dia. Soalnya surat penangkapan dia masih belum gito tanda tangani, kejadian ini belum bisa gito serahkan kepada para jenderal yang menangani persidangan militer mi." Jelas gito kejadian yang harus dia selesaikan.

"Tapi kamu pulangkan?" Tanya gracio.

"Kayaknya gak deh yah, gito mungkin akan berangkat ke papua." Ucap gito yang ingin beranjak dari tempat duduknya.

"HAH." teriak mereka semua bersamaan.

"Kok pada kaget?" Tanya gito heran.

"Gak ada, bunda gak izinin kamu berangkat ke sana." Tegas indah melarang anaknya berangkat.

"Kan ini misi negara bun." Ucap gito heran.

"Iya misi negara, kalau ke papua bunda gak kasih izin titik." Ucap indah dengan tegas dan tatapan gak bersahabat.

"Yaudah iya bun, nanti gito bicarakan sama komandan semuanya." Ucap gito mengalah.

"Pokoknya kamu harus pulang malam ini." Tegas indah lagi.

"Shani kamu jemput gito pulang nanti." Titah indah agar gito dijemput sama shani.

"Lah, kan gito bawa mobil bun." Ucap gito.

"Gak ada, pokoknya kamu dijemput sama shani." Ucap indah dengan keputusan mutlaknya.

"Iya bunda iya, gito nanti pulang dijemput sama ci shani." Ucap gito mengalah.

"Good boy." Ucap indah tersenyum.

"Yaudah kalau gitu gito pamit ya. Assalamu'alaikum." Ucap gito langsung pergi keluar karena buru-buru.

"Wa'alaikumsalam." Balas mereka bersamaan.

Gito langsung menuju parkiran, ternyata olla juga menunggu di dekat mobil gito.

"Loh, lo juga ditelepon la?" Tanya gito heran.

"Iya git, makanya gua tunggu lo disini." Ucap olla.

"Yaudah yuk gerak." Ucap gito.

Gito dan olla pun masuk ke mobil, mereka langsung menuju mabes karena bahaya berontaknya cristian bisa memancing prajurit lain menuju barak mereka.

Saat di jalan, gito tidak lupa ngirim pesan ke shani untuk datang jam 5 sore aja ke markas.

Gito langsung menancap gas mobilnya dengan begitu dalam, mobil membelah jalanan jakarta.

Cuma butuh 20 menit buat mereka sampai disana, dan langsung menuju barak tim mereka.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya mereka berdua..

Anggota gito langsung menatap ke arah mereka dengan wajah sedikit lesu.

"Ada ap-.." Ucapan itu terpotong.




































































Sekian dulu ya..

Terimakasih yang sudah hadir..

Jangan lupa untuk votenya biar makin ramai..

Continue Reading

You'll Also Like

30K 1.8K 10
How we meet again after 13 years