Miss Dandelion

By yusufalvaro00

110K 14.9K 1.1K

Setelah mengetahui bahwa dirinya mengandung, Larasati Kirana sangat kebingungan. Ia memang punya kekasih, nam... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Epilog

Enam

2.3K 270 8
By yusufalvaro00

Dengan dibantu Pak Gun, Suta turun dari mobil. Hotel  tempat acara tersebut akan digelar, sudah sangat ramai oleh para tamu yang berseliweran. Seorang staf hotel mendatanginya, menawarkan untuk mengantar Suta masuk ke tempat acara.

Acara tahunan gala dinner yang diadakan oleh Rosemary Foundation itu memang selalu menarik perhatian kalangan kaya dan juga kalangan sok kaya.

Suta bisa mengenali banyak orang. Rata- rata adalah teman orangtuanya, sebab, Suta jarang mau ikut menghadiri acara- acara sosial yang digelar demi untuk tujuan pamer terselubung begini.

Kali ini dia mau hadir karena ibunya menelepon untuk menggantikan beliau. Rosmala sendiri sedang ikut tur kapal pesiar melintasi Selandia Baru dengan para teman- temannya. Sementara Elida menolak muncul di acara yang menurutnya sama sekali tidak berkelas.

Meski sebenarnya, Suta tahu, jika sang kakak saat ini memang sedang menghindari untuk bertemu dengan seseorang yang pernah membuatnya sakit hati di masa lalu.

Meski harus menggelindingkan kursi rodanya di tengah- tengah orang berpenampilan trendi dan gagah, serta menggandeng pasangan yang cantik luar biasa, Suta tidak berkecil hati. Dengan ekspresi wajah keras dan kaku, ia berusaha masuk ke lift khusus untuk penyandang disabilitas, didampingi salah satu staf hotel yang berdiri berjarak tiga langkah di belakang kursi rodanya.

Pak Gun menyingkir entah ke mana.

Suta tidak mengizinkan pria itu ikut masuk bersamannya, lantaran tak ingin terlalu dipandang iba oleh banyak orang yang dengan terang- terangan menatapnya.

"Suta," Suta menoleh. Ia mengenali suara bariton itu. Milik Randi, salah satu sahabatnya. "Eh, gue nggak nyangka elo bakalan datang." Sambut pria itu.

Tiga bulan ini Suta memang menghindari untuk bertemu siapa pun. Bahkan termasuk para sahabatnya. "Lo udah baik?"

"Lumayan," pria itu mengangguk. Tetap dalam ekspresi datar dan dingin. "Sendirian?"

"As you see,"

Randi menggeleng. Senyum asimetris khas pria itu terkembang. Semenjak kecelakaan, tabiat Suta tak ubahnya seperti lansia kesepian. Mirip Mr. Frederickson dalam film animasi Disney Up.

"Lo sendiri datang sama siapa? Sama Karen?"

Randi tersenyum kecut. Semua tahu, hubungan Randi- Karen itu seperti lagu Hot N Cool milik Katy Perry. Kalau lagi Hot, mereka tak terpisahkan, mirip tahi lalat di kulit. Kalau lagi cool, bisa saja mereka pura- pura tidak saling kenal satu sama lain.

Sebenarnya, selain Randi, ada empat lagi sahabat Suta yang seharusnya juga ikut menghadiri acara ini. Ada Alfian, Kennan, Ezra, dan Garda.

"Alfian lagi ada di Aussie, sebab Alisa mau kawin. Kennan belum balik dari Spanyol, Ezra kayaknya bentar lagi datang. Garda, sama kayak lo. Belakangan hobi ilang- ilangan. Nah sekarang, gimana persisnya keadaan lo? Kenapa tiba- tiba lo mau muncul ke permukaan?"

"Nyokap nggak bisa datang. Elida nggak mungkin berada dalam satu acara dengan keluarga Adhityawarman." Ujar Suta datar. Mereka ditempatkan di meja yang sama.

"Iya sih. Gue rasa, nyokap lo juga harus bertenggangrasa. Mengingat kejadian lima tahun lalu. Dan hubungan keluarga lo dengan keluarga Sung, memang nggak bisa diabaikan."

Sebenarnya, Suta malah tidak begitu kenal dengan keturunan Sung. Hanya saja, dulu Gandhik Wiratsana bermain golf dengan Patrick Sung, mereka juga punya kerjasama bisnis di bidang property, membuat salah satu dari keluarga Wiratsana harus setor muka.

Saat tengah asyik mengobrol dengan Randi, tiba- tiba terdengar kehebohan dari arah pintu masuk. Lampu- lampu blitz dari kamera paparazzi yang khusus diundang untuk meliput acara ini, berkilatan tanpa henti. Seperti kilatan cahaya petir di langit malam.

"Itu kayaknya Vega Zilgwina sama suami eksekutifnya," ujar Randi dengan gaya penggosip ulung. Dua wanita dan dua pria yang ditempatkan dalam satu meja dengan mereka juga berbisik heboh.

"Oh ya?"

"Hmmm..." Sahut Randi. "Gatra Senoadji. Sekarang di Golden Epona."

"Golden Epona?"

"Ya," gumam Randi. "Belum pernah dengar?"

"Meski hidup di goa, nggak mungkin orang nggak tahu Golden Epona! Ekspansi bisnis mereka sangat masif. " Komentar Suta asal. Dalam otaknya, sedang berputar ingatan tentang sang sekretaris.

Laras mengatakan pernah bekerja di Golden Epona.

Tidak bisa dipungkiri, sosok Gatra memang gambaran pria idaman sejuta wanita. Dengan tubuh tinggi, tegap dan atletis, serta fitur wajah menawan di atas rata- rata, membuat orang yang khilaf saat bersamanya mungkin bisa dimaklumi. "Gosipnya, pernikahannya dengan Vega sedang nggak baik- baik saja." Satu info dari entah siapa itu menyambar telinga Suta.

"Ya, karena mereka sudah  lima tahun menikah, tapi belum dikasih momongan juga! "

"Usia mereka memang terpaut delapan tahun. Vega lagi berada di puncak karirnya, sebelum meredup dan digantikan sama talenta muda yang belakangan banyak sekali muncul."

"Gosipnya Gatra punya sugar baby di luaran! Dan si sugar baby ini lagi hamil anak dia!"

"Yang bener?"

"Gosipnya sih gitu. Tapi si cewek ini tiba- tiba menghilang. Udah dua bulan orang dia nyariin."

"Ah, bukannya elo yang sok tahu?!" .

"Sepupu gue kerja jadi marketing ekspedisi di GE!"

Kamera blitz berkilat lagi. Kali ini menyambut kedatangan seorang model cantik yang menggandeng sosok gagah Garda Antasena Senoadji, alias adik dari Gatra Senoadji.

Baik wajah Randi mau pun Suta langsung menggelap, ketika mengetahui siapa yang digandeng pria itu ke acara gala dinner celaka itu.

Tak lain dan tak bukan adalah Felisha Brigitta Pasambuna.

***

"Hamil? Kamu yakin, Ras?" suara kaget Putri lebih mencerminkan kekhawatiran, ketimbang rasa tidak percaya.

"Aku udah cek ke dokter juga, Put. Dokter bilang umur kandungan udah sepuluh minggu. Alias dua bulan lebih."

"Terus rencanamu apa, Ras? Itu nggak mungkin disembunyiin, kan?"

Laras sendiri sudah putus asa. Saat ini jam baru menunjukkan pukul sebelas. Dan Laras kabur ke kamar mandi untuk menelepon Putri karena merasa tidak kuat lagi memendam semuanya sendirian. Untuk masalah rahasia, Putri memang sangat bisa diandalkan.

Dia ingin menghubungi Sisil atau Meita. Tapi Sisil tidak bisa ditemuinya, sementara Meita... Laras masih maju mundur soal itu. Karena ini bukan masalah sembarangan. Ini aib. Dia hamil. Tanpa suami. Sekali lagi,  tanpa suami!

Rasanya Laras ingin menguras air matanya. Hanya saja, mungkin stok cairan di tubuhnya sudah menipis atau bahkan hilang sama sekali. Semenjak mengetahui dirinya tengah berbadan dua, Laras tidak pernah lagi merasakan tidur nyenyak.

Setiap memejamkan matanya, selalu terbayang wajah ibunya, ayahnya, adik- adiknya, yang memandang Laras dengan raut kecewa. Laras buntu.

"Aku mesti gimana, Put?"

"Kalau boleh tahu, kamu udah beneran putus sama Mas Satria ya?"

"Udah. Aku udah mutusin dia sejak dua bulan yang lalu. Aku merasa seperti orang hipokrit kalau masih mau melanjutkan hubungan itu. Aku rasa hubunganku sama dia juga semakin lama semakin rapuh, Put. Entah sejak kapan."

"Maka dari itu kamu lari ke Pak Gatra?"

"Kalau nggak keberatan, tolong jangan sebut nama orang itu lagi."

"Itu dia." Cetus Putri tiba- tiba. "Kamu bilang, Pak Gatra sudah menikah tapi belum dikasih  momongan, kan? Kenapa nggak coba kamu datang ke dia terus bilang yang sejujurnya kalau kamu hamil anak dia. Pasti dia bisa kasih solusi. Siapa tahu dia bisa bawa kamu ke mana dulu sampai lahiran, trus kalau bayinya udah keluar, siapa tahu dia mau ambil sebagai anak adopsi!"

Sungguh saran yang sempurna dan masuk akal. Sayangnya, Laras sendiri tidak tahu bagaimana cara menjalankan rencana itu. Sementara dia sendiri sudah bertekad untuk tidak akan menemui pria itu.

Tapi demi menghargai buah pemikiran sang sahabat, Laras akhirnya hanya mengatakan, "Makasih ya, Put. Saranmu membantu banget. Aku bakal cari cara untuk nemuin orang itu. Kamu benar banget, biar bagaimana pun, orang itu tetap ayah bayi ini. "

Lalu ia mengakhiri panggilan. Menundukkan kepalanya yang masih terasa pusing.

Meski tidak memiliki gangguan makan, karena memikirkan masalahnya yang terasa berat, Laras tidak kuasa menelan sesuatu. Akibatnya, rasa pusing kerap mendera.

Dokter Rio telah meresepkan obat penambah darah, vitamin,  bahkan menu makanan untuk trimester pertama. Hasil pemeriksaan darah digunakan untuk mencari kemungkinan apakah Laras berpotensi mengidap diabetes gestational, jenis diabetes yang biasanya diderita perempuan hamil atau penyakit bawaan lain yang bisa menurun ke si bayi.

juga tes penyakit menular seksual dan virus seperti; cytomegalovirus yang bisa menyebalkan kebutaan pada bayi yang lahir lewat persalinan normal, virus rubella, dan toksoplasma.

Hasilnya, kesehatan Laras secara umum memang sangat baik. Tak heran, Laras harus merogoh kocek dalam-dalam untuk melakukan pemeriksaan awal kehamilan secara menyeluruh itu. Paling tidak, dia tak usah mengkhawatirkan si jabang bayi yang bertumbuh dalam rahimnya saat itu.

***






Continue Reading

You'll Also Like

171K 2.7K 78
Imagines starring you w/ your fave modern-day men & women. (enjoy!♡)
6.7M 143K 45
Falling in love never scared Maddie Davis until she fell for the one boy she swore to stay away from forever. Season 1 of My Brother's Best Friend ...
10.7M 503K 46
When you are fighting for the freedom of your people, falling in love with your enemy is not a great idea. Or is it? Ayla has to defend her castle an...
1.1M 93.9K 43
• INDIAN ARRANGE MARRIAGE • ˜"*°•.˜"*° •°*"˜.•°*"˜ "You're my peace within all the Chaos of my life" ...